Sejak kejadian itu, Chacha selalu menghindari Bastian. Ia tidak siap jika Bastian menyakiti hatinya lagi dan lagi. Sedangkan Bastian, ia juga tidak ada mencari masalah lagi dengan Chacha. Bastian juga jarang pulang ke rumah. Ia selalu pulang ke mansion setelah pulang dari kantor.
Ketika Chacha sibuk mengelap vas bunga, bel pintu berbunyi. Kebetulan, hanya Chacha yang ada di dalam rumah. Bik Maryam sedang pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan mereka.
Chacha pun bergegas membuka pintu rumah. Ia mengira, itu adalah bik Maryam yang baru pulang dari pasar. Tapi, biasanya, bik Maryam tidak membunyikan bel, ia langsung memanggil nama Chacha saat pulang dari pasar.
"Tunggu sebentar," ucap Chacha sambil membuka pintu.
"Bik Maryam kok malah bercanda sih sama aku," kata Chacha sambil membuka pintu.
Chacha terdiam saat pintu telah ia buka. Bukan bik Maryam yang ia lihat di depan pintu, melainkan mama Bastian.
"Tan--tante." Chacha berucap dengan gelagapan.
"Tante?" tanya mama Bastian yang bernama Merlin.
"Aku ini mamanya Bastian, bukan tantenya Bastian. Apa kamu lupa itu?" tanya Merlin.
"Maaf, maaf-maaf," kata Chacha sangat grogi.
"Haruskah kamu mengucapkan kata maaf sebanyak itu?" tanya Merlin.
"Aku .... "
"Sudahlah, kamu tidak perlu merasa canggung jika berhadapan dengan aku. Aku ini mamanya Bastian. Jadi, otomatis, aku ini mama mertua kamu. Tidak perlu canggung jika berhadapan dengan mama mertua," kata Merlin panjang lebar.
"Oh ya, ngomong-ngomong, tidakkah kamu mempersilahkan aku masuk ke rumah?"
"Eh, maaf tante. Silahkan masuk."
"Aish, tante lagi."
"Maaf."
"Mama. Panggil aku mama."
"Baik, Ma."
"Nah, gitu dong. Kamu itu menantu aku, ya kamu harus panggil aku mama."
"Iya, Ma."
"Hmm ... Bastian masih belum pulang?"
"Belum, Ma."
"Bastian-Bastian."
"Silahkan duduk, Ma. Chacha akan buatkan minuman untuk mama."
"Eh, tidak perlu. Kamu tidak perlu repot-repot. Sini duduk, temani mama ngobrol aja."
"Tapi, Ma .... "
"Udah, kamu gak perlu sungkan. Anggap mama sebagai orang tua kamu. Biar kamu tidak merasa canggung lagi. Ayo sini, kita ngobrol-ngobrol."
"Iy--iya, Ma."
Chacha menuruti apa yang Merlin katakan. Meskipun ia merasa agak grogi, tapi saat melihat sikap Merlin yang hangat, ia merasa kalau Merlin dan Bastian sangat jauh berbeda.
"Mama minta maaf ya, baru bisa berkunjung sekarang. Mama sibuk sama cabang butik mama yang ada di luar negeri soalnya."
"Iya, Ma. Gak papa. Seharusnya, Chacha yang minta maaf pada mama. Karena, sejak menjadi menantu mama, tidak pernah sekalipun datang mengunjungi mama."
"Mama tidak akan menyalahkan kamu kalo hal itu. Ini semua karena Bastian yang tidak pernah membawa kamu datang ke rumah. Bastian yang salah, bukan kamu."
Merlin dan Chacha terus saja ngobrol. Banyak hal yang mereka bicarakan. Chacha merasa senang dengan Merlin yang ternyata sangat hangat saat ngobrol bersama.
Merlin juga menganggap Chacha sebagai menantunya. Tidak keberatan dengan penukaran antara Keke dengan Chacha. Bahkan, Merlin merasa senang dengan penukaran itu.
Sebelum Merlin pulang, ia menyempatkan diri berpesan pada Chacha. Semuanya tentang Bastian.
"Cha, mama berharap, kamu bisa mengerti Bastian ya. Sulit berada diposisi Bastian sebenarnya. Ia harus menikah dengan kamu, orang yang belum ia kenal sama sekali. Sedangkan orang yang sangat ia cintai, malah menolak menikah setelah tahu ia tidak bisa berjalan lagi."
Chacha hanya diam saja. Ia mencoba mencerna apa yang mama Merlin katakan. Bayangan kata-kata kasar yang pedas tergambar dengan jelas diingatan Chacha sekarang.
"Cha, Bastian jauh berubah sejak ia mengalami kecelakaan dan harus berjalan dengan kursi roda. Ia selalu merasa kalau orang lain selalu merendahkan dirinya. Emosi Bastian juga terkadang sangat susah ia kontrol. Jadinya, sedikit saja salah, ia pasti akan meledakkan amarahnya sebesar-besar mungkin."
"Besar harapan mama sama kamu, Cha. Bantu Bastian untuk menyembuhkan lukanya ya. Luka fisik, juga luka hati. Bantu Bastian mengembalikan kebahagiaannya yang hilang."
"Tapi, Ma. Chacha gak bisa bantu Bastian."
"Mengapa, Cha?"
"Bastian .... "
"Kamu bisa, Nak. Mama yakin itu," kata Merlin sambil memegang tangan Chacha dengan penuh harap.
"Tapi, Ma."
"Yang kamu butuhkan hanya kesabaran dan juga kelembutan. Jika kamu sabar, kehangatan itu akan tercipta dengan sendirinya."
"Ya sudah, mama harus pulang sekarang. Mama titip Bastian sama kamu ya, Cha. Ada perlu apa-apa, hubungi mama," kata Merlin sambil beranjak dari tempatnya.
"Iya, Ma. Hati-hati di jalan," ucap Chacha sambil mengantar Merlin sampai pintu.
"Iya," ucap Merlin singkat dibarengi dengan senyum manis di bibirnya.
____
Bastian menunggu Danu di mobil. Danu sedang mengambil berkas-berkas yang tertinggal di kantor. Mereka akan pergi bertemu klien di salah satu restoran.
Saat Bastian melihat ke depan, ia tidak sengaja melihat kertas putih tergeletak di bawah tempat duduk mobil. Dengan susah payah, Bastian berusaha mengambil kertas tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Hartaty
kertas apa tuh
2023-06-10
0
Sri Supeni
awal yg bagus
2023-04-10
0
Lina Maulina Bintang Libra
untung mertua nya g jahat n mau mengerti chacha
2022-12-17
1