"Danu."
Langkah Danu yang ingin meninggalkan dapur terhenti. Ia menoleh kearah Chacha.
"Ada apa nona bos?" tanya Danu pelan.
"Bisa bicara sebentar gak?"
"Boleh. Mau bicara di mana?"
"Di sini saja," kata Chacha sambil melihat kiri kanan.
"Oke. Apa yang bisa saya bantu?" tanya Danu seakan mengerti kalau Chacha sedang butuh bantuan.
"Danu, apakah kamu punya uang sebanyak lima juta?" tanya Chacha tanpa basa-basi lagi.
"Punya nona bos. Memangnya kenapa?"
"Bisakah ... bisakah kamu meminjamkannya padaku?" tanya Chacha dengan berat hati sambil tertunduk pasrah.
"Bisa. Kapan nona bos membutuhkan uang itu?"
"Benarkah?" tanya Chacha penuh semangat.
"Iya. Katakan saja kapan nona bos mau menggambil nya dari aku."
"Bisakah sekarang, Danu? Maksudku, kamu bisa meminjamkannya padaku hari ini? Langsung transfer ke rekening ini," kata Chacha sambil memperlihatkan nomor rekening yang tertera di ponselnya.
"Oh, bisa. Tenang saja, nanti akan aku transfer saat aku keluar, nona bos."
"Makasih banyak, Danu," kata Chacha sambil tersenyum bahagia.
"Sama-sama," ucap Danu sambil membalas senyum Chacha.
Danu meninggalkan Chacha setelah mengucapkan kata sama-sama. Chacha merasa sangat amat lega ketika Danu bersedia meminjamkannya uang. Ia terus saja tersenyum sambil memeluk ponselnya.
Chacha tidak tahu kalau percakapannya dengan Danu didengar oleh Bastian. Bastian merasa sangat amat kesal ketika tahu Chacha meminjamkan uang pada Danu. Wajah marahnya terlihat sangat jelas.
Bastian masuk ke kamar, lalu mengambilkan sekebat uang lebaran seratus ribu. Lalu, ia turun kembali. Bastian menuju kamar Chacha.
"Mau ke mana bos muda?" tanya Danu yang melihat Bastian pergi kearah dapur.
"Bukan urusan kamu. Cepat siapkan mobil karena kita akan pergi sebentar lagi."
"Baik bos muda."
Bastian kembali menjalankan kursi rodanya. Sampai di depan pintu kamar Chacha, ia berpas-pasan dengan Chacha yang baru ingin keluar dari kamar.
"Bastian."
"Kamu butuh uang, bukan?" tanya Bastian langsung tanpa basa-basi sambil mengeluarkan sekebat uang dari saku bajunya.
"Ini ada uang sepuluh juta. Ambil semuanya dan jangan sampai jadi pengemis pada laki-laki lain."
Usai berkata seperti itu, Bastian melemparkan uang itu ke wajah Chacha. Uang itu pun berserakan bagai kertas tak berati.
Chacha yang tak kuasa menahan rasa marah sekaligus sedih. Perlahan air matanya mengalir tanpa bisa ia cegah. Sekuat tenaga ia tahan bibirnya agar tidak menjawab satu patah katapun. Chacha membungkuk untuk memungut uang yang berserakan di lantai.
"Murahan. Sekali murahan, tetap saja murahan. Kamu tidak perlu mengemis atau jual dirimu pada laki-laki lain. Karena aku masih punya banyak uang untuk membayar kamu."
Chacha tidak menjawab kata-kata pedas yang sangat menyakitkan itu. Ia berusaha tetap menahan amarah dengan mengigit bibirnya. Chacha terus memungut helai demi helai uang kertas yang berserakan.
Selesai ia kumpulkan semua uang itu. Ia bangun, lalu berjalan pelan mendekati Bastian. Chacha menarik napas panjang sebelum ia bicara pada Bastian. Ia juga menghapus air mata yang terus saja jatuh melintasi pipinya.
"Bastian. Ini, aku kembalikan uangmu. Aku tidak membutuhkan uang ini. Asal kamu tahu, aku tidak pernah mengharapkan sepeserpun uang dari kamu. Jika bukan karena sangat terdesak, aku tidak akan datang untuk meminjam uang pada laki-laki yang tidak punya hati seperti kamu. Aku bersyukur tadinya, karena kamu menolak meminjamkan aku uang. Karena aku tidak perlu merasa punya hutang apa-apa padamu."
Chacha mengambil tangan Bastian, lalu meletakkan uang itu ke tangan Bastian. Setelah melakukan hal itu, Chacha bergegas pergi meninggalkan Bastian. Ia tidak ingin terjadi perdebatan lagi. Dan dia tidak siap untuk mendengarkan kata-kata kasar yang Bastian ucapkan.
Kali ini, entah mengapa, Bastian tidak bicara sepatah katapun. Ia diam saja sambil melihat uang yang ada di tangannya.
Chacha yang berjalan cepat sambil menangis, berpas-pasan dengan Danu saat ia ingin keluar dari pintu.
"Nona bos .... "
Chacha tidak menjawab. Ia malah berlari untuk menghindari Danu. Merasa aneh, Danu segera mencari bos mudanya. Ia menemukan Bastian di dapur.
"Bos muda .... "
"Berangkat sekarang!"
"Baik."
Danu tidak punya keberanian untuk menanyakan apa yang terjadi. Melihat wajah Bastian yang berbeda dari biasanya, nyali Danu tiba-tiba menciut takut.
"Ke mana bos muda?" tanya Bastian saat mereka sudah berada dalam mobil.
"Mansion."
"Baik bos muda."
Danu menjalankan mobil menuju mansion keluarga Hutama. Tiba di salah satu bank, Danu menghentikan mobil. Karena ponselnya sedang bermasalah, mau tidak mau, ia harus ke bank untuk mengirim uang ke nomor rekening yang Chacha berikan.
"Maaf bos muda, bisakah bos muda menunggu di sini sebentar? Saya ada keperluan, sebentar saja."
"Baik. Jangan lama-lama."
"Baik bos muda."
Untungnya, bank sedang sepi sehingga Danu tidak perlu mengantri untuk mengirim uang. Ia melakukan pengiriman dengan cepat, lalu kembali ke mobil. Mereka melanjutkan perjalanan tanpa ada bicara sepatah katapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kurang ajar banget sampai dibuang dimukanya
2024-04-07
0
Mutiara
ktnya lumpuh tpi bisa jlan" di dalam ini gmna sih mksd nya atau pake yng buat jlan ya?😭
2023-08-03
0
Nurmala
heran sama ni novel .. katanya horang kaya... tp asisten nya sj ngirim duwit kok lewat bank..
kenp TDK lewat m bangking saja 😁
2023-06-23
0