*Episode 10

Chacha sangat mengerti apa maksud dari perkataan Keke barusan. Perkataan itu adalah ancaman buat Chacha karena tidak menuruti apa yang Keke inginkan.

Dengan cepat Chacha meninggalkan ruang tamu. Meski terpaksa, ia harus tetap menuruti apa yang menjadi kemauan Keke.

"Ini pudingnya," ucap Chacha sambil meletakkan puding itu di atas meja.

"Makasih banyak ya, Dek. Udah mau ambilkan puding ini untuk tamu kaka. Kalo mau, kamu bisa gabung ngobrol di sini."

"Gak usah. Aku masih ada kerjaan di kamar."

"Oh iya deh. Kaka maklum kok. Kamu agak sibuk akhir-akhir ini. Maklum, yang mau menikah."

Chacha menarik napas berat. Rasanya ia ingin sekali menampar mulut Keke biar tidak bicara asal-asal lagi. Tapi itu tidak bisa ia lakukan. Karena nenek selalu dalam bahaya jika ia berani melawan mama dan kakak tirinya ini.

"Aku harus pergi. Permisi," ucap Chacha berusaha tetap tenang.

Chacha kembali ke kamar dengan perasaan kesal bercampur geram. Hati Chacha kini bukan hanya marah pada kakak tirinya, tapi juga pada Dimas selaku mantan kekasihnya. Bisa-bisanya Dimas mengatakan kalau dia tidak kenal Chacha. Hal itulah yang membuat Chacha sangat kesal.

Tapi, ini bukan salah Dimas. Chacha maklum kalau Dimas melakukan hal itu. Bagaimanapun, Dimas pasti sangat sakit hati saat tahu Chacha memutuskan hubungan karena ingin menikah dengan laki-laki lain. Ditambah lagi dengan mulut manis Keke yang pastinya menjelekkan Chacha dihadapan Dimas. Makin jadi, sakit hati Dimas pada Chacha.

"Nenek, Chacha rindu. Chacha butuh nenek sekarang," kata Chacha sambil menangis disudut kamar.

Ingat neneknya, Chacha segera mengambil ponsel yang ada di atas meja rias. Ia bergegas menghubungi seseorang untuk menanyakan

kabar sang nenek. Maklum, ia tidak diizinkan keluar rumah lagi sekarang.

"Ada apa, Cha?" tanya suara laki-laki dari seberang sana.

"Dokter Hendra, maaf mengganggu dokter jam segini."

"Gak papa, Chacha. Aku gak merasa terganggu kok."

"Dok, saya hanya ingin bertanya bagaimana kabar nenek saya," kata Chacha sambil menahan tangis.

"Lho, bukannya tadi siang kamu baru melihat nenekmu kan Cha?"

"Iya, tapi aku ingin memastikan keadaan nenek saja, Dok. Kerena tadi, aku tidak sempat bicara sama dokter."

"Nenek masih seperti biasa, belum ada perkembangan. Tapi kamu tenang aja, aku tidak akan menyerah untuk tetap membantu kamu merawat nenek mu. Kamu harus tetap berdoa biar usahaku berhasil, ya Cha."

"Iya, Dok." Chacha semakin tidak bisa menahan air mata agar tidak mengalir. Untung saja bicara lewat udara, kalau berhadapan kan akan sulit jadinya.

"Cha, kamu nangis?" tanya Hendra yang peka akan diamnya Chacha.

"Ngg--nggak kok, Dok. Aku gak nangis."

"Jangan bohong, Cha. Aku tahu kamu. Tiga bulan belakangan ini sudah cukup kok buat aku memahami kamu. Lagian, suara kamu juga tidak bisa membohongi aku."

"Gak kok, pak dokter. Aku gak nangis. Oh ya, bolehkah aku minta bantuan pak dokter satu kali aja," ucap Chacha dengan cepat mengalihkan pokok pembicaraan.

"Jangankan satu kali, seribu kali juga boleh, Cha. Katakan, apa yang bisa aku bantu?"

"Aku .... " Chacha menggantung kalimatnya.

"Kamu kenapa, Cha? Katakan saja, jangan sungkan."

"Bolehkah aku minta pak dokter untuk jagain nenek selama aku tidak bisa datang untuk melihat nenek, Dok?"

"Lho, aku pikir bantuan apa tadi yang kamu butuhkan. Kalo cuma itu mah, soal gampang, Chacha. Kamu tidak usah cemas. Aku akan selalu siap bantu kamu jaga nenekmu. Lagian, itu juga sudah tugas aku kok, Cah."

"Terima kasih banyak pak dokter," ucap Chacha lega.

"Tidak perlu berterima kasih padaku, Chacha. Ini sudah tugas aku sebagai dokter. Oh ya, ngomong-ngomong, kamu mau kemana gak bisa jenguk nenekmu?"

"Aku ... aku ada sedikit kerjaan," ucap Chacha berbohong.

"Oh, aku pikir kamu mau nikah tadi."

"Ni--nikah." Chacha agak kaget dengan perkataan Hendra barusan.

"He he he ... gak perlu kaget seperti itu, Chacha. Aku kan cuma bercanda. Oh ya, ngomong-ngomong, aku bisa minta tolong gak ya sama kamu?" tanya Hendra.

"Tolong apa, Dok?"

"Aku minta tolong, ingatkan kalau aku itu tidak suka kamu panggil pak dokter. Aku merasa sangat tua lho Cha, kalo kamu panggil aku pak dokter."

"Oh, eh iya, aku lupa. Maaf ya pak ... maksud aku, Hendra."

"Nah, gitukan enak. Aku merasa kalau aku ini tampan jika kamu panggil aku dengan namaku itu."

"Pak dokter bisa aja."

"Ya Tuhan ... apa salah aku? Umurku baru dua puluh lima tahun sudah dipanggil bapak." Hendra terdengar frustasi di seberang sana.

"Aduh, maaf-maaf. Aku lupa lagi," kata Chacha merasa bersalah namun ia sedikit terhibur dengan tingkah Hendra yang lucu.

"Udah gak papa. Kayaknya emang takdir hidupku kamu panggil bapak," kata Hendra pura-pura kesal.

Hendra berhasil menghibur Chacha dengan tingkah lucu yang susah payah ia buat. Terbukti, Chacha bisa tertawa saat ngobrol dengan Hendra walau lewat udara.

Hendra memang dokter muda yang punya banyak kelebihan. Selain skill sebagai dokter, ia juga punya sifat humoris yang mampu membuat orang yang sedang bersedih melupakan kesedihan mereka.

Sebenarnya, dia tidak keberatan di panggil bapak. Apalagi bapak dokter. Karena memang, dia punya jabatan sebagai dokter yang membuat orang lain menghormatinya.

Episodes
1 *Episode 1
2 *Episode 2
3 *Episode 3
4 *Episode 4
5 *Episode 5
6 *Episode 6
7 *Episode 7
8 *Episode 8
9 *Episode 9
10 *Episode 10
11 *Episode 11
12 *Episode 12
13 *Episode 13
14 *Episode 14
15 *Episode 15
16 *Episode 16
17 *Episode 17
18 *Episode 18
19 *Episode 19
20 *Episode 20
21 *Episode 21
22 *Episode 22
23 *Episode 23
24 *Episode 24
25 *Episode 25
26 *Episode 26
27 *Episode 27
28 *Episode 28
29 *Episode 29
30 *Episode 30
31 *Episode 31
32 *Episode 32
33 *Episode 33
34 *Episode 34
35 *Episode 35
36 *Episode 36
37 *Episode 37
38 *Episode 38
39 *Episode 39
40 *Episode 40
41 *Episode 41
42 *Episode 42
43 *Episode 43
44 *Episode 44
45 *Episode 45
46 *Episode 46
47 *Episode 47
48 *Episode 48
49 *Episode 49
50 *Episode 50
51 *Episode 51
52 *Episode 52
53 *Episode 53
54 *Episode 54
55 *Episode 55
56 *Episode 56
57 *Episode 57
58 *Episode 58
59 *Episode 59
60 *Episode 60
61 *Episode 61
62 *Episode 62
63 *Episode 63
64 *Episode 64
65 *Episode 65
66 *Episode 66
67 *Episode 67
68 *Episode 68
69 *Episode 69
70 *Episode 70
71 *Episode 71
72 *Episode 72
73 *Episode 73
74 *Episode 74
75 *Episode 75
76 *Episode 76
77 *Episode 77
78 *Episode 78
79 *Episode 79
80 *Episode 80
81 *Episode 81
82 *Episode 82
83 *Episode 83
84 *Episode 84
85 *Episode 85
86 *Episode 86
87 *Episode 87
88 *Episode 88
89 *Episode 89
90 *Episode 90
91 *Episode 91
92 *Episode 92
93 *Episode 93
94 *Episode 94
95 *Episode 95
96 *Episode 96
97 *Episode 97
98 *Episode 98
99 *Episode 99
100 *Episode 100
101 *Episode 101
102 *Episode 102
103 *Episode 103
104 *Episode 104
105 *Episode 105
106 *Episode 106
107 *Episode 107
108 *Episode 108
109 *Episode 109
110 *Episode 110
111 *Episode 111
112 *Episode112
113 *Episode 113
114 *Episode 114
115 *Episode 115
116 *Episode 116
117 *Episode 117
118 *Episode 118
119 *Episode 119
120 *Episode 120
121 *Episode 121
122 *Episode 122
123 *Episode 123
124 *Episode 124
125 *Episode 125
126 *Episode 126
127 *Episode 127
128 *Episode 128
129 *Episode 129
130 *Episode 130
131 *Episode 131
132 *Episode 132
133 *Salam dari author
134 Pemberitahuan karya baru
Episodes

Updated 134 Episodes

1
*Episode 1
2
*Episode 2
3
*Episode 3
4
*Episode 4
5
*Episode 5
6
*Episode 6
7
*Episode 7
8
*Episode 8
9
*Episode 9
10
*Episode 10
11
*Episode 11
12
*Episode 12
13
*Episode 13
14
*Episode 14
15
*Episode 15
16
*Episode 16
17
*Episode 17
18
*Episode 18
19
*Episode 19
20
*Episode 20
21
*Episode 21
22
*Episode 22
23
*Episode 23
24
*Episode 24
25
*Episode 25
26
*Episode 26
27
*Episode 27
28
*Episode 28
29
*Episode 29
30
*Episode 30
31
*Episode 31
32
*Episode 32
33
*Episode 33
34
*Episode 34
35
*Episode 35
36
*Episode 36
37
*Episode 37
38
*Episode 38
39
*Episode 39
40
*Episode 40
41
*Episode 41
42
*Episode 42
43
*Episode 43
44
*Episode 44
45
*Episode 45
46
*Episode 46
47
*Episode 47
48
*Episode 48
49
*Episode 49
50
*Episode 50
51
*Episode 51
52
*Episode 52
53
*Episode 53
54
*Episode 54
55
*Episode 55
56
*Episode 56
57
*Episode 57
58
*Episode 58
59
*Episode 59
60
*Episode 60
61
*Episode 61
62
*Episode 62
63
*Episode 63
64
*Episode 64
65
*Episode 65
66
*Episode 66
67
*Episode 67
68
*Episode 68
69
*Episode 69
70
*Episode 70
71
*Episode 71
72
*Episode 72
73
*Episode 73
74
*Episode 74
75
*Episode 75
76
*Episode 76
77
*Episode 77
78
*Episode 78
79
*Episode 79
80
*Episode 80
81
*Episode 81
82
*Episode 82
83
*Episode 83
84
*Episode 84
85
*Episode 85
86
*Episode 86
87
*Episode 87
88
*Episode 88
89
*Episode 89
90
*Episode 90
91
*Episode 91
92
*Episode 92
93
*Episode 93
94
*Episode 94
95
*Episode 95
96
*Episode 96
97
*Episode 97
98
*Episode 98
99
*Episode 99
100
*Episode 100
101
*Episode 101
102
*Episode 102
103
*Episode 103
104
*Episode 104
105
*Episode 105
106
*Episode 106
107
*Episode 107
108
*Episode 108
109
*Episode 109
110
*Episode 110
111
*Episode 111
112
*Episode112
113
*Episode 113
114
*Episode 114
115
*Episode 115
116
*Episode 116
117
*Episode 117
118
*Episode 118
119
*Episode 119
120
*Episode 120
121
*Episode 121
122
*Episode 122
123
*Episode 123
124
*Episode 124
125
*Episode 125
126
*Episode 126
127
*Episode 127
128
*Episode 128
129
*Episode 129
130
*Episode 130
131
*Episode 131
132
*Episode 132
133
*Salam dari author
134
Pemberitahuan karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!