TTM 04

Azan subuh berkumandang sebelum jam lima, tapi aku selalu bangun jam lima pas. Tidak kurang tidak lebih. Pokoknya pas.

Begitu bangun, aku langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu melaksanakan salat. Setelah itu aku langsung mandi. Habis mandi ku tolong Ibu membersihkan tempat tidurku. (Gosah sambil nyanyi weiii bacanya)

Setelah bersiap dengan baju seragam, aku mengumpulkan beberapa piring dan gelas kotor. Memasukkannya ke dalam bak besar berwarna hitam. Biar yang nyuci Ibu saja.

Kalau sedang buru-buru, aku makan lontong sama gorengan bakwan. Kalau lagi santai, aku bisa makan dua atau tiga lontong sekaligus. Duh! Pagi ini nyesel banget cuma bisa makan satu lontong. Perutku pasti dangdutan nanti.

Begitu menginjak jalan beraspal. Pemandangan akan disuguhkan dengan berbagai warna. Ada abu-abu, merah, juga biru. Nah, loh, ada juga yang tanpa warna. Bocah yang telanjang berlari karena dikejar ibunya. Pasti karena gak mau mandi.

Dari rumahku, aku dan teman-teman berjalan lalu belok kiri. Dari sinilah perjalanan terasa panjang. Kami menuju perempatan dan harus belok ke kanan. Ada kuburan di sana. Ada juga tukang mie ayam, penjual bensin eceran dan juga penggilingan padi.

Kalau sudah melewati penggilingan itu, jantungku mulai olah raga berat. Pasalnya, aku melewati gang menuju rumah Arsha. Dari jalan utama yang aku lewati, rumah Arsha jelas terlihat. Nah, itu dia masalahnya. Jika rombongan pejalan kaki sudah lewat, maka suara motornya akan terdengar. Membahana di tengah pepohonan jati dan juga sawah.

Emang, sih. Pagi ini bukan cuma aku aja yang pake rok abu-abu, tapi tetep si Arsha ngenalin aku. Secara, tubuhku itu paling kecil diantara anak-anak SMA yang saat ini berjalan denganku.

Parahnya lagi. Ini otak, hati dan kaki, tidak bisa diajak kompromi. Hati nolak, tapi kaki begitu aja jalan dan naik saat motor Arsha berhenti. Menyebalkan memang.

"Cieeeee ...."

Halah! Itu paduan suara bisanya cuma bilang cie doang.

Sesampainya di parkiran. Aku segera turun. Untungnya helm bisa aku buka sendiri. Tidak lupa berkaca dulu di spion motor Arsha. Jangan sampai deh itu adegan benahin rambut terulang lagi.

Takut Arsha tau kalau aku ada kutu rambutnya. Canda, ding.

Tempat parkiran ini berseberangan dengan sekolahku. Dari sini aku melihat geng ceria itu sedang asik ngobrol sambil haha hihi. Entahlah, tapi aku ingin melakukan sesuatu.

"Jangkung! Bareng, yuk!" Aku mengulurkan tangan dengan nada genit seperti merayu. Mataku berkedip satu tapi bukan karena genit. Kelilipan woiii.

"Nah, kan! Makanya jangan sok ganjen!" Arsha menyingkirkan tangan yang sedang mengucek mataku.

Aduhaiii ... Adegan yang tidak jauh beda dari drama korea. Bikin baper sampe laper.

Tetew! Anda salah.

Bagiku, ini bukan adegan romantis. Lebih kepada adegan kurang beruntungnya hidupku. Udah makan lontong cuma satu, ditiup pula sama Arsha.

"Kamu habis makan apaan? Bau banget!"

"Kecium, ya?" Dia menutup telapak tangannya sendiri lalu mengendus. Lidahnya menjulur seperti orang ingin muntah.

"Makan apaan?" Aku meninggikan suara ditambah mata yang gede hampir seperti jengkol.

"Sambal goreng pete."

"Allah Karim! Pantesan aja. Duh, kenapa aku harus kelilipan segala, sih? Kenapa gak kelelep aja sekalian. Biar baunya gak cuma dari mulut tapi dari lubang bawah!"

"Teman durjana!" Arsha menjitak kepalaku. Aku berusaha menghindar tapi tangan dia yang panjang itu berhasil meraihnya. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Pertengkaran itu menjadi sebuah candaan saat kami tertawa karena hal aneh itu. Gak lucu tapi tertawa, lucu kan jadinya.

Apa lagi Arsha yang pandai mengambil kesempatan. Selain menjitak, dia pun mengelus kepalaku. Bukan karena sayang, tapi dia bilang untuk mempermudah jarinya mendarat saat menjitak kepalaku. Asemm!

Tingkahku dengan Arsha saat itu terlihat oleh Keysha. Aku bersyukur atas itu.

Biarlah, dia yang kepanasan semakin panas. Gosong sekalian.

"Kung! Kamu cium bau sesuatu gak?"

"Apaan?"

"Ati bakar yang gosong!" tandasku saat di depan Keysha ang the geng.

Arsha melirik geng ceria itu. Mungkin dia mengerti apa yang aku maksud.

"Farah, kamu mau aku bantu buat deketin Rey gak?" tanya Arsha saat kami memutuskan untuk berhenti melangkah.

Anak itu seperti bahagia tapi dia tahan setelah melirik Keysha. Takut mungkin dia.

"Kalau mau, aku akan bantu tapi kamu juga harus bantu aku. Gimana?"

Farah seperti mendapatkan petunjuk di tengah harapan dia selama ini. Lagi-lagi dia terlihat canggung apa lagi saat Keysha melirik dia dengan sinis.

"Kamu laporin kalau temen kamu itu," Arsha melirik Keysha, "melakukan sesuatu pada si pendek ini."

Raut wajah Farah kini berbeda dengan yang tadi. Dia nampak terkejut dan juga ogah-ogahan. Arsha tidak peduli, mungkin dia juga tidak serius dengan ucapannya. Dia menyeret tasku seperti membawa anak kucing dari pundak. Lalu, kami pergi meninggalkan mereka.

Terdengar suara Keysha yang kesal tapi entah berkata apa.

Biarkanlah ya. Dia mau kesel, mau panas, mau apapun juga, bodi amat. Itu sebagai balasan karena aku dimarahi Ibu habis-habisan di rumah.

Ibu marah karena aku gak bisa bohong dengan luka yang mulai membiru di sudut bibirku. Aku mau pake alasan latihan karate pun tidak bisa. Ibu tahu jadwal karate di hari minggu.

Ada sedikit rasa puas dalam hati. Astagfirullah ... Kok balas dendam malah seneng, itu kan gak boleh. Em, bukan seneng karena balas dendam sebenarnya. Aku sedikit lega karena menunjukkan diri pada mereka bahwa aku tidak lemah. Aku tidak layak mereka rendahkan hanya karena aku miskin dan mereka kaya. Lagi pula, kenapa mereka hatus bangga dengan kekayaan orang tuanya? Kalau boleh sombong, nih, ya. Mending aku. Otakku pintar, dan itu bukan otak yang aku pinjam dari Ibu. Catat! Ha ha ha.

Mulai hari ini, aku akan menunjukkan diri pada siapapun yang mau merendahkan aku. Bahwa aku ini bukanlah sasaran yang tepat. Kayaknya, Cindy bisa ditiru juga. Selama kita masih saja makan nasi, kenapa hatus takut.

Semangatttt!

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!