Airy pov
"Selamat pagi dunia.. lalalalala..."
Aku memasak sambil bersenandung ria, ya hari ini adalah hari pertamaku bekerja pada Bu Rahma, menduduki posisi yg sama dengan ayahku dulu, sungguh aku terkejut ketika tau Pak Reinand yg sok ganteng itu ternyata anak Bu Rahma, memang ya dunia tak selebar daun kelor. Tapi aku tetap bersyukur setelah lulus bisa langsung mendapat pekerjaan, sehingga akan mengurangi beban ayah.
Krietttt....
Ku dengar ayahku membuka pintu kamarnya
"Pagi anak ayah yg cantik". ucap ayah sambil berlalu ke meja makan.
"Pagi juga ayahku tercinta,," Jawabku pada ayah, seraya memberikan senyum termanisku padanya.
Aku sudah menceritakan tentang pertemuanku dan Bu Rahma kemarin pada ayah, dan ayah sangat setuju aku menggantikannya. Karena dengan begitu aku tidak perlu repot lagi mencari pekerjaan juga bisa sekalian menjaga ayah dirumah, selain itu gajinya juga lumayan bisa membiayai kebutuhan hidup kami berdua, masih cukup juga sisanya untuk di tabung, karena aku ingin sekali nanti bisa punya kebun sendiri, menanam apa yg aku suka, juga bisa membantu warga sekitar mendapat pekerjaan dengan bekerja di kebunku,, haha sungguh tinggi sekali ya mimpiku ini.
Selesai sarapan aku langsung pamit pada ayah untuk memulai hari pertamaku bekerja.
"Ayah aku berangkat dulu ya, minta doanya semoga kerjaku lancar dan Bu Rahma bisa puas dengan hasil kerjaku." Ucapku sambil mencium tangan ayah sebelum pergi.
"Iya nak, kamu yg rajin ya disana, ayah yakin kamu pasti bisa, masak lulusan sarjana pertanian kalah sama ayah yg cuma lulusan SMA, buruan gih! kamu hati2 ya dijalan salam sama Bu Rahma dan Mas Renand." Kata ayah menyemangatiku dan mengantarku sampai depan rumah.
"Siap ayah"..
jawabku singkat kemudian berlari ke garasi mengambil sepeda kayuhku, ya karena jarak dari rumah ke kebun butuh waktu 15 mnt pakai sepeda.
Sungguh pagi yg sejuk dan indah apalagi dipedesaan seperti ini, aku bersyukur terlahir disini.
Tak berselang lama aku sampai di kebun, ku toleh kanan dan kiriku mencari Bu Rahma karena kemarin sebelum pergi ia memintaku agar besok aku menunggu dulu digubuk depan kebun untuk menjelaskan pekerjaan apa yg akan aku tangani nanti, meskipun ayah sudah menjelaskannya padaku terlebih dulu, namun akan lebih baik jika pemiliknya langsung yg memberi tahuku apa tugas dan tanggung jawabku nanti.
Lama aku mencari sosok Bu Rahma tak kunjung kudapati, yg ada aku melihat anaknya,, ya siapa lagi kalau bukan si sok ganteng Pak Reinand.
Ku hembuskan nafasku perlahan dan segera mendatanginya.
"Pagi pak, maaf Bu Rahmanya kemana ya? dari tadi saya kok nggak melihat beliau, kata beliau saya harus menunggu digubuk dan mendengarkan apa saja tugas dan tanggung jawab saya nanti." Kataku sambil celingak celinguk tetap mencari sosok Bu Rahma.
"Ah ya.. bundaku tiba tiba nggak enak badan, jadi aku mewakilinya untuk menemuimu, setelah ini saya akan menjelaskan tentang pekerjaanmu, tapi sebelum itu bisakah kamu membuatkan saya kopi, yg aku tau gubuknya bunda ada peralatan masak, kamu bisa bikin dulu disana." Ucap si sok ganteng padaku.
What?? dia menyuruh aku bikin kopi?? yg benar saja, memang tugas ayah dulu juga ada bikin kopinya, ada ada saja ni orang, untung bos. Huhh.. sabar Ai sabar!!. Monologku dalam hati mencoba bersabar.
"Hei gadis cuek, kamu tuli ya?? saya mau kopi, jangan bilang kamu nggak bisa bikin kopi?" sambung si sok ganteng itu lagi.
"iya iya pak bos sebentar saya bikinin",
Dasar cowok sok ganteng bossy!! umpatku dalam hati.
Dengan terpaksa aku berjalan ke gubuk dan membuatkan dia kopi, sungguh hari pertama yg menyebalkan. Kenapa sih Bu Rahma yg baik itu punya anak kayak dia. Udah sok ganteng, semena mena lagi. Ya sambil membuat kopi aku mengumpati bosku yg baru itu dalam hati, berharap ia cepat kembali ke kota dan tidak mengganggu pekerjaanku disini.
Sambil membawa kopi aku datang mendekati bosku itu yg lagi duduk asik dibawah pohon seraya memainkan hpnya.
"Ini bos kopinya.."
"Baiklah terima kasih, oh ya ini daftar pekerjaan dan tanggung jawabmu, kamu pelajari dulu di rumah dan kembali bekerja besok, karena ada sedikit perbedaan dengan pekerjaan ayahmu dulu, juga aku yg akan langsung mengawasi pekerjaanmu nanti, kalau sudah paham kamu boleh pergi."
Begitulah penjelasan panjang dari si bos, ah ya aku lupa, bukannya si bos mesti ngajar di kota?, dengan sedikit ragu dan takut aku bertanya pada bosku.
" Maaf bos bukannya bos mesti ngajar ya dikampus?" Tanyaku hati-hati.
"Untuk sementara saya fokus disini, karena saya juga lagi proses bikin pabrik dekat sini nantinya, sudah pergilah pelajari itu dirumah dan kembali lagi besok di jam yg sama." Tegasnya lagi dengan wajah bossynya sebelum akhirnya berlalu meninggalkanku tanpa menunggu aku menjawab.
huhhh dasar bos nyebelin...
Umpatku sambil memukul mukul angin didepanku membayangkan jika itu adalah dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
(F) Wike Swasti
sok ganteng tpi itu jodoh kmu😂😂
2022-04-16
2
delesia
bagus ceritanya
2021-05-11
1
Henny Dyah Pertiwi
Entar juga si cuek pacaran sama si sok ganteng ya thor?
2021-04-16
2