Gadis Satpol Kesayangan Tuan Muda

Gadis Satpol Kesayangan Tuan Muda

Bab 1

Cahaya Mirwa Pelangi, usia 20 tahun seorang wanita berparas cantik dengan gaya yang sederhana khas gadis muslimah pada umumnya, ia merupakan anak tunggal, ayahnya bekerja disebuah perusahaan swasta sedang ibunya hanyalah seorang IRT biasa. Mengapa ia di beri nama pelangi karena ia adalah anak yang sangat dinanti-nantikan kedua orangtuanya yang tak kunjung memiliki keturunan setelah bertahun-tahun berumah tangga, setelah beberapa tahun akhirnya ibunya mengandung dirinya & kebetulan saat ia lahir saat itu hujan baru saja reda & munculah pelangi sehingga ayahnya memberinya nama Pelangi dengan harapan akan menjadi harapan baru bagi mereka.

Pelangi merupakan seorang gadis yang multitalenta, selain ia bekerja sebagai seorang Polisi Pamong Praja ia juga merupakan pemenang pemilihan Duta Wisata di daerahnya, tentu saja sebagai Putri Duta Wisata daerah kegiatannya juga sangat padat untuk memperkenalkan daerahnya, belum lagi pekerjaan sebagai Satpol PP yang memang notabenenya juga sibuk kesana kesini, apalagi di masa Pandemi Covid seperti saat ini, Pelangi harus kelimpungan kesana kemari untuk menertibkan beberapa masyarakat & warga yang keras kepala mengabaikan & menganggap enteng Virus Corona bersama beberapa Satpol PP lainnya.

Di jalan

" maaf pak bisa diturunkan sedikit kacanya " Kata pelangi yang telah menyetop sebuah kendaraan yang kebetulan penumpangnya tak mengenakan masker.

Sebuah mobil pribadi berwarna hitam mengkilap tersebut telah menurunkan kaca mobilnya, terang saja yang dilihat oleh Pelangi tak salah karena seseorang yang duduk di bangku belakang pak supir tak mengenakan masker.

" maaf bapak kenapa gak pake masker? " kata Pelangi bertanya ramah.

" saya pake masker atau enggak itu terserah saya, lagian saya di dalam mobil saya bukan di luar " Jawabnya sinis, Zarow memang tak pernah mengenakan masker saat berada di dalam mobil pribadinya karena berpikir jika ia hanya sendiri di dalam mobil tersebut & tak mungkin akan terpapar Virus Covid 19, ia akan mengenakan maskernya ketika ia harus keluar dari mobilnya maupun ketika saat ia telah sampai di kantornya.

Zarow merupakan ahli waris dari perusahaan terbesar di kota ini, cabang anak perusahannya ada dimana-mana, ia merupakan anak dari konglomerat terkaya di Indonesia, di usianya yang masih 25 tahun ia termaksud pemimpin termuda yang sanggup memimpin beberapa perusahaan milik ayahnya, apalagi mengingat dirinya adalah anak sulung dari dua bersaudara.

" maaf pak harusnya peraturan harus tetap di patuhi ya " Pelangi masih sabar menjawab meskipun hatinya sudah sangat kesal karena kata-kata songong pria yang masih tetap berada di dalam mobilnya tersebut.

Pelangi yakin jika pria tersebut adalah pria kaya sombong yang hanya sok mengerti tentang kesehatan & hanya bisa merepotkan para petugas seperti dirinya, kali ini ia harus menyiapkan mentalnya untuk di caci maki & menjadi viral karena menegur seorang pemuda sombong.

Pelangi membuang nafas kasarnya " maaf bapaknya bisa keluar dulu gak?, kesana " Pelangi menunjuk kearah meja dimana para pelanggar harus melapor & dicatat identitasnya.

" Saya saja tuan yang keluar " Pak Handoko tak ingin tuannya harus berurusan dengan hal-hal seperti ink mengingat masih banyak yang lebih penting dari pada hal ini, selain itu pak Handoko tak ingin tuannya harus berinteraksi secara langsung mengingat virus Korona berada dimana-mana.

" gak usah pak biar saya saja " Zarow akhirnya membuka pintu mobilnya & keluar, sebelum keluar Zarow menggunakan fase shield nya, tetap tanpa maskernya.

Pelangi mengikuti pria tersebut untuk melaporkan pelanggaran yang telah dilakukan pemuda tersebut. Pelangi mengelus dadanya karena ia tak mendapatkan kesulitan seperti yang ia pikirkan sebelumnya, pemuda tersebut cukup menurut meskipun awalnya jawabannya agak nyolot baginya. Setelah selesai melaporkan pelanggaran pria tersebut Pelangi langsung meninggalkan pria tersebut & berjalan kearah lain

" mbak maaf mbak mau nanya saya " Pak handoko memanggil, ingin tahu apa yang sedang dilakukan oleh tuannya di sebrang jalan sana.

Pelangi yang merasa dipanggil oleh seseorang yang mengemudikan mobil berwarna hitam mewah tadi langsung menghampiri kearahnya " ada apa pak? " kata pelangi ramah.

" maaf mba Tuan saya disana ngapain ya? " Tanya pak Handoko.

Pelangi melihat kearah pemuda yang di sebut tuan oleh bapak yang telah berdiri di depannya, bapak yang mengemudikan mobil tersebut sepertinya hanyalah supir pribadi dari pemuda tersebut batinnya.

" tenang aja pak, itu tuannya bapak cuman di kasih sangsi aja kok sebagai hukuman karena sudah melanggar protokol kesehatan " Bukan sengaja untuk mengumpulkan uang dari pelanggar, sangsi berupa denda atau hukuman ini diberlakukan untuk membuat masyarakat berhenti & jera melanggar protokol kesehatan lagi.

" bapaknya supir pribadinya bapak itu ya? " Kata pelangi bertanya.

" iya mbak saya supir pribadi, mbak ngomong-ngomong itu masih lama gak ya?, soalnya tuan saya harusnya sudah sampe ini di kantor bentar lagi mau ada rapat " pak Handoko mulai agak panik karena sebentar lagi jadwal rapat tuan mudanya tersebut akan segera berlangsung.

" gak lama kok pak, paling bentar lagi kelar, oh iya kenalin pak nama saya Pelangi " Kata pelangi memperkenalkan diri, mengobrol sedari tadi ia merasa tak sopan karena tak memperkenalkan dirinya.

" saya pak Handoko mbak, kalo tuan muda saya yang itu namanya Zarow " Pak Handoko memperkenalkan dirinya serta tuan mudanya.

Zarow berjalan menatap sinis kearah seorang gadis yang menyetop mobilnya tadi, gadis yang menggunakan seragam Satpol dengan mengenakan jilbab & sebuah masker yang telah menutup wajahnya, nyaris tak terlihat bentuk wajahnya seperti apa hanya bentuk mata & warna matanya saja yang terlihat, gadis itulah penyebab ia terlambat mengikuti rapat pagi ini batin Zarow

Setelah berada di depan gadis tersebut Zarow langsung marah kepada gadis Satpol tersebut

" mbak kalo tau tadi cuman mau minta duit ngapain saya disuruh kesana ya, buang-buang waktu saya saja, kan mbaknya bisa minta disini langsung aturan " Zarow emosi sambil berkacak pinggang, bukan masalah denda yang harus ia bayar, bahkan baginya uang dengan jumlah tersebut tak ada artinya baginya, karena rapat yang ia tak hadiri kali ini nominalnya jauh lebih besar seratus kali lipat dari jumlah uang yang harus ia keluarkan tadi.

" maaf pak saya gak bisa sembarangan terima uang, karena bapaknya juga harus lapor juga untuk dicatat identitasnya sebagai data untuk laporan " Pelangi mencoba tak terpancing amarah, ia masih tetap berusaha ramah menghadapi pemuda yang ada di hadapannya.

Diakuinya pemuda tersebut memang tampan tetapi ketampanan pria tersebut tak menjamin akhlaknya sebaik penampilannya, Pelangi terus menerus mengucapkan istighfar didalam hatinya agar tak tersulut emosi menghadapi pemuda yang sok kaya tersebut.

Zarow menatap kearah dada gadis Satpol tersebut yang tertera namnya disana Cahaya Mirwa Pelangi dalam hati Zarow membaca " ayo pak, makin telat saya " ia lantas mengajak pak Handoko untuk masuk kedalam mobil kembali karena ia sudah telat menghadiri rapatnya sekitar lima menit.

Zarow bersumpah pada dirinya sendiri jika ia gagal menandatangani kontrak kerjasamanya dengan perusahan milik rekan ayahnya karena keterlambatannya hari ini, ia akan membuat gadis Satpol tersebut menderita untuk selamanya.

Pelangi menggelengkan kepalanya karena mendapati sikap angkuh & sombong dari pria kaya tersebut " Masya allah sayang banget akhlaknya buruk, padahal mukanya ganteng banget, yang jadi istrinya tiap hari pasti tekanan batin ngadepin tingkah songongnya, astagfirullah dosa lagi gue suuzhon sama orang yang gak gue kenal " Pelangi menggelengkan kepalanya sambil terus menerus mengusuk-ngusuk dadanya & beristigfar.

" napa lo? " Doni sebagai rekan kerja pelangi penasaran melihat pelangi yang sedari tadi hanya diam ditempat & menggelengkan kepalanya serta mengelus-ngelus dadanya.

" lo liat apasih?, kesambet ya lo? " kata Doni lagi sambil melihat kearah yang sama dengan yang Pelangi lihat saat ini

" shock terapi gue Don, kena semprot "

" yang mobil hitam tadi? " kata Doni sambil berkacak pinggang.

" iya yang itu, lo kenal gak, bonafead banget pakaiannya, pake jas pake dasi, dah kaya eksekutif gitu " Penampilan pemuda tersebut memang cukup meyakinkan seperti bos-bos kaya pemilik perusahaan batinnya.

" lo emang beneran gak kenal sama yang tadi Ngi? " kata Doni bertanya.

" enggak?, emang lo kenal? " kata Pelangi balik tanya

Doni hanya menggelengkan kepalanya sambil menepuk tangannya ke jidatnya, siapa yang tak mengenal tuan muda Zarow seorang anak konglomerat terkaya di Indonesia.

" itu tadi emang eksekutif muda, dia itu CEO, anak orang terkaya di Indonesia, kacau lo bermasalah sama orang terkaya di Indonesia " kata Doni memperingatkan Pelangi, karena memang tak ada yang berani berurusan dengan tuan muda Zarow.

" bodo amat, lagian dia juga gak liat muka gue, lagian sekali melanggar tetap melanggar jadi harus dikasih sangsi yang sama kaya yang lainnya sesuai prosedur " pelangi mulai kesal lalu pergi meninggalkan Doni.

Jam 04.00 sore

Pelangi yang baru pulang dari bekerja langsung mencari keberadaan ibunya setelah mengucapkan salam.

" buuu "

" hemm " ibunya hanya berdehem sambil berjalan kearahnya & tersenyum masih dengan mukenah yang ia kenakan, ibunya baru saja selesai melaksanakan ibadah Sholat Ashar.

Seperti biasa saat pulang bekerja orang yang akan pertama ia cari adalah ibunya & orang yang pertama kali akan ia tanyakan pada ibunya adalah ayahnya.

" ayah belum pulang bu? " Pelangi bertanya sambil melepaskan sepatu yang masih melekat dikakinya.

" belum, paling bentar lagi " kata ibu yang berlalu menuju kamarnya untuk meletakan mukenah yang telah dilepasnya.

" kamu sudah sholat? " Seperti biasa ibu akan mengingatkan Pelangi untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.

Pelangi hanya menggelengkan kepalanya, ia memang belum melaksanakan ibadah sholat Ashar mengingat ia baru saja pulang dari bekerja, tetapi terkadang ia akan menunaikan sholat di kantornya jika ia pulang terlambat.

" Sholat dulu sana, berdoa minta jodoh " canda ibu sambil tersenyum

" minta jodohnya nanti malam aja bu, pas di sepertiga malam " Kata Pelangi & berlalu pergi.

Tak banyak yang ia harap soal jodohnya, ia hanya berharap jodohnya kelak adalahal seorang pria yang bisa menyayangi ia & keluarganya bukan hanya menyayangi dirinya.

Setelah melaksanakan sholat Ashar & berganti pakaian Pelangi duduk di samping ibunya yang sedang menonton televisi, berita di televisi masih saja sama yaitu seputaran masalah virus corona entah sampai kapan semua ini akan berakhir.

" emang masih ada aja ya yang bandel susah di amanin kaya di tv gitu Ngi? " Tanya ibu yang serius memperhatikan televisi.

" ya gitu lah bu " jawab pelangi singkat sambil melepaskan jam ditangannya.

" masa anarki gitu sih? " merasa tak percaya & memastikan seolah khawatir dengan keadaan anaknya yang notabenenya harus menghadapi para masyarakat yang susah diamankan seperti di pasar-pasar tradisional yang selalu mengabaikan sosial distancing.

" kurang lebihnya sih gitu bu " Mengingat ada saja warga yang malah memarahi para petugas yang berusaha mengingatkan untuk pentingnya mematuhi peraturan untuk selalu jaga jarak atau sosial distancing & mengenakan masker, Pelangi merasa sangat miris karena minimnya kesadaran masyarakat dengan bahayanya virus Corona yang sedang melanda dunia.

" tapi kamu aman aja kan? " ibunya mulai mencemaskan keadaan putri semata wayangnya yang harus selalu terjun untuk membantu petugas lainnya.

Inilah resikonya sebagai seseorang yang bekerja di lapangan atau di posisi luar, harus siap dengan apapun yang akan terjadi di luar.

" insyallah aman bu, aku kan sama yang lain kalo tugas keluar tetep sesuai sama protokol kesehatan, ya walaupun masih tetep pake baju seragam aku tadi " Setiap pulang bekerja Pelangi langsung membersihkan diri & melepaskan pakaian kerjanya untuk segera di cuci mengingat pekerjaannya setiap hari harus dihadapkan dengan orang banyak.

Masa Pandemi ini telah berlangsung selama beberapa bulan di Indonesia, makin banyak yang terjangkit Virus membuat kedua orangtuanya selalu menyuruhnya untuk mundur dari pekerjaannya, tetapi sebagai seorang petugas Satpol PP ia tak bisa melepaskan pekerjaannya begitu saja apa lagi mengingat perjuangannya dua tahun lalu saat susahnya ia mengikuti tes CPNS menjadi Satpol PP, ia harus bersaing dengan puluhan bahkan ratusan pesaingnya, beruntung ia merupakan salah satu dari 30 peserta yang lulus saat itu.

" ibu sama ayah tuh terus-terusan kepikiran kamu yang kerjaannya ngamanin orang yang gak tertib aturan, mana kita tau nak kalo salah satu dari mereka ada yang positif " wajah ibu terlihat sangat cemas, siapa orang tua yang tak akan cemas seperti ibunya jika melihat kenyataan pekerjaan anaknya memang sangat menghawatirkan.

" aku mah gak ada apa-apanya bu kalo dibanding sama perawat & dokter yang nanganin virus ini " jika dibandingkan dengan pekerjaan petugas medis yang harus merawat & menangani kasus Covid secara langsung memang pekerjaannya tak ada apa-apanya.

Ibunya hanya memandang takjub " kamu yang kerja tapi ibu yang dek-dekan, apa lagi kalo liat tuh orang kaya gitu rusuhnya, di kasih tau ngeyelan, mbok ya sadar sama kesehatan, coba aja kalo sakit nda nular kemana-mana nda apa-apa, greget rasanya " sangking gregetnya ibu sampai berekspresi lucu.

" hahaha, pikiran orang kan lain-lain bu, sebagian orang ngerti tentang bahayanya Korona & pentingnya mematuhi peraturan tapi sebagian lagi ada yang mengesampingkan bahayanya korona demi mendapatkan sesuap nasi, kaya pedagang, kalo mereka gak jualan mereka gak bakal dapat uang, gimana mereka mau kasih makan anak istri mereka coba "

Ia sebenarnya sangat memahami apa yang di rasakan para pedagang di pasar yang masih saja tetap berjualan meskipun virus ini masih terus menghantui manusia di bumi, mereka tak menghiraukan betapa bahayanya virus korona meskipun demikian setidaknya mereka harus tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker maupun sarung tangan agar tak bersentuhan secara langsung dengan orang lain maupun benda-benda maupun media yang bisa menghantarkan virus korona seperti halnya uang yang mereka dapatkan saat dagangannya terjual.

" semoga kamu sehat terus ya nak, di jauhkan dari Virus, jangan lupa terus ikuti protokol kesehatan kalo tugas keluar kantor, sering-sering cuci tangan, jaga jarak kalo ngomong sama temen "

" pastilah bu " Kata pelangi sambil tersenyum menghadap ibunya.

Terpopuler

Comments

Mugiya is back

Mugiya is back

mampir

2023-02-10

0

Hendra Yenni

Hendra Yenni

Lanjut.. thor

2021-07-15

0

Ibroatul Hasanah

Ibroatul Hasanah

menyimak

2021-07-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!