Episode 20

"Baik lah nyonya, kami di antar supir " pasrah nya, indah tersenyum mendengar jawaban tamunya .

"Adik tidak boleh pulang grandma " ucap Sasa langsung memegang tangan kecil Ara.

"Maaf sayang adik nya harus pulang kan adik belum mandi " ucap Dinda. Tak hanya nyonya besar yang menahan nya sekarang cucu nya lagi. Oh my God.

"Adik bisa mandi di sini Tante, baju Sasa kan ada untuk adik" usul nya, Sasa masih tetap dengan pendirian nya kan baru juga berapa jam mereka bermain nanti dia sendiri lagi main nya kan tidak seru.

"Bukan masalah baju sayang, tapi toko kue Tante harus tutup kasian kakak yang jaga di sana jika Tante tidak pulang bagaimana kakak nya mau pulang jika kunci toko nya ada sama Tante " jelas dinda , dengan menunjukan kunci toko yang baru dia buka karna tak ingin membawa putri nya keliling dan Alhamdulillah uang nya cukup untuk sewa ruko biar kecil setidk nya tidak berpanas panasan dan kejadian di mana dia bertemu denganantan mertua nya itu tak terulang kembali.

"Tapi adik imut main sini lagi ya " ucap nya setelah mendengar penjelasan bunda adik imut nya.

"Akan Tante usahakan sayang" sambil mengusap Surai hitam lebat milik Sasa.

"Harus bisa Tante " ucap nya polos, sebelum adik imut nya pulang Sasa kecil mendempetkan tubuh nya dengan Ara kecil .

Cup

"Take care adik imut " ucap Sasa kemudian sebelum adik imut nya memasuki mobil yang sudah di siapkan oleh grandma, ya mereka sudah ada di depan rumah mengantarkan tamu mereka pulang.

"Apa yang kau pikirkan son " ucap indah setelah tamu nya pulang dan sekarang mereka sedang ada di taman belakang.

"Apa perasaan demi saja atau memang benar jika wanita tadi merasa tidak nyaman saat demi datang " ungkap Dominic.

"Mom juga merasakan itu son " indah membenarkan apa yang di ucapkan putra nya karna gerak gerik nya berbeda dari sebelum nya yang seperti rileks tapi mendengar suara putra nya dia langsung menunduk dan saat putra nya memperkenalkan diri pun dia lama untuk menyebutkan nama nya, sesama wanita dia bisa melihat jika tatapan mata nya memancarkan ke sedihan tapi apa penyebab nya itu yang membuat nya ingin tau tapi kembali lagi jika kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain bisa jadi jika yang kita campuri itu adalah penyebab luka seseorang .

***

"Ara " panggil dinda.

"Iya unda " jawab nya , dengan langkah kecil Ara menghampiri bunda nya.

"Apa yang di pikirkan putri bunda " tanya dinda, setelah melihat perubahan dari putri nya. Ara kecil menatap bund nya dengan mata kecil nya.

"Ala Ndak pikil apa-apa unda" ucap nya, ya mana mungkin dia mengungkapkan apa yang ada di pikiran nya.

"Benar kah " ucap Dinda tak yakin . Dia tau betul pasti ada sesuatu yang menjanggal di pikiran nya tapi apa itu. Dengan ragu Ara kecil mengnagguk.

"Ara ingat jika berbohong itu dosa " peringat Dinda. Lihat la putri nya langsung menunduk kan kepala saat bunda nya mengingatkan pesan yang pernah di berikan bunda nya.

"Begini, apa pun yang putri bunda pikiran boleh kah berbagi dengan bunda " pinta nya dengan lembut. Ara kecil kembali memandang bunda nya dengan seksama, dia menimbang keinginan bunda nya untuk berbagi kenapa harus dia saja yang berbagi kenapa bund nya tidak.

"Jika ala belbagi apa yang ala pikilkan bolehkah unda belbegai pikkilan uga " tanya nya dengan polos.

Deg ....

Mendengar apa yang di ucapkan putri nya, hati nya serasa teriris begitu terlihatlah luka yang dia tanggung tapi percayalah luka yang mengangak dia tanggung akan terobati dengan hadir nya putri nya, disaat putri pertama yang tak di hatapkan oleh suami nya tapi putri nya banyak mengajarkan hikmah pada nya, mereka bilang aku yang merawat mu padahal kamu yang merawat jiwa dan raga ku sampai saat ini masih bisa bertahan berpijak pada dunia sampai saat ini, kau tempat ku belajar banyak hal arti dari kesabaran.