Gara Gara Kacang

"Abi.."

"Ya tuan.. "

"Ganti bajumu.. aku tidak suka orangku kotor dan tidak bersih.."

"Saya tidak membawa baju ganti tuan.."

"Belilah di toko baju depan kantor.."

"Maaf tuan saya tidak membawa uang.."

"Ini.." Haiden memberi beberapa lembar uang seratus ribu kepada Aira.

"Ini kebanyakan tuan.."

"Lihat dulu toko nya aku yakin setelah sampai di sana uang itu tidak akan bersisa.."

"Wah jangan yang mahal - mahal tuan.. sayang kan uangnya terbuang sia - sia untuk pelayan seperti saya.."

"Sudah beli sana.. kenapa mulutmu itu selalu saja bisa menjawab.."

"Iya.. iya.. saya akan beli sekarang.. terima kasih atas segala kemurahan hati tuanku Haiden.."

Aira kemudian pamit untuk menuju toko yang dimaksud. Dan ternyata memang betul harga kemeja polos saja bisa sampai jutaan.

Setelah memilih satu buah kemeja polos warna abu - abu dengan ukuran paling kecil, ia akan mencoba di fitting room.

"Yah sayang sekali uang banyak begini buat beli sesuatu yang tidak aku suka.. seandainya saja aku tidak perlu menyamar seperti ini pasti aku akan memilih baju floral tadi.." gumam Aira. Setelah dicoba kemejanya dan pas di badan, ia segera keluar dari fitting room menuju kasir untuk membayar. Tetapi langkahnya terhenti oleh sesuatu, ya ia melihat David bersama dengan Ivanka.

Waduh gawat mereka menuju kesini.. aduh aku sembunyi dimana batin Aira. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke fitting room. Ternyata mereka juga masuk ke dalam fitting room. Tak berapa lama terdengar ******* demi *******. Gila..! apa yang meraka lakukan di dalam, sial benar aku hari ini. Aira menutup kedua telinganya agar ******* - ******* itu tidak di dengarnya. Hampir lima belas menit ia bertahan disana. Aduh tuan pasti marah jika aku tidak kembali sekarang. Kira - kira mereka sudah selesai belum ya batin Aira. Kemudian ia membuka telinganya pelan - pelan. Sudah tidak terdengar lagi suara ******* itu. Oh syukurlah sudah selesai, Aira bernapas dengan lega.

Tampak terdengar mereka sedang berbincang.

"Kau puas sayang..?"

"Tentu saja Ivanka sayang.. kau betul - betul luar biasa.."

"Terima kasih sayang untuk yang satu itu kau tidak perlu meragukanku.. sekarang ingat janjimu.."

"Hahahh.. kau masih ingat rupanya.."

"Kalau masalah Haiden aku akan selalu ingat.. katakan padaku apa yang perlu aku bawa untuk mengunjungi kantornya..?"

"Baiklah sayang aku akan mengatakannya padamu.. kau bawakan saja chocolate peanut cake, Haiden sangat menyukainya.."

"Benarkah.."

"Benar, Haiden sangat menyukai kacang.. aku mengetahuinya dari salah satu pelayannya.."

"Baiklah.. ayo keluar aku akan mengunjungi kantornya hari ini.. terima kasih David sayangku.."

Setelah itu suasana hening tanpa ada percakapan lagi. Itu artinya David dan Ivanka sudah keluar. Pelan - pelan Aira keluar, ia mengintip di bagian kasir tampak David melakukan pembayaran atas baju yang dibelinya dan tak lama kemudian ia keluar toko disusul oleh Ivanka.

Aku harus cepat - cepat kembali ke kantor. Bisa gawat kalau sampai Ivanka memberikan kue itu dan dimakan oleh tuan batin Aira. Ia mengingat dalam data pribadi, tuan alergi kacang.

Setelah membayar baju yang langsung di pakainya itu ia segera keluar kembali menuju ke kantor.

"Kenapa lama Abi..?"

"Maaf tuan tadi uangnya sisa sepuluh ribu, jadi saya belikan siomay di warung depan.." jawab Aira bohong.

"Kamu itu..! saya belum makan siang bagaimana bisa kamu sudah makan duluan.."

"Maaf tuan saya lapar.."

Tiba - tiba dari arah belakang Noah menyampaikan kalau Ivanka datang berkunjung.

"Suruh dia masuk Noah.."

Hmmm kalau ada wanita yang di suka langsung berubah baik, ramah dan lembut. Dasar laki - laki dimana - mana semuanya sama batin Aira.

"Siang Haiden.." sapa Ivanka. "Kedatanganku tidak mengganggumu kan.."

"Tentu saja tidak.. silahkan duduk.."

"Oya ini aku bawakan cake.. aku tidak tahu apakah kamu suka atau tidak.."

"Terima kasih..". "Abi tolong potong cake nya.." perintah Haiden.

"Hmm.. lebih baik tidak usah tuan.."

"Apa maksudmu..?!"

"Abi kita ini saudara, kamu jangan mempermalukan aku di depan Haiden ya.." ucap Ivanka mulai emosi.

"Maaf tuan.. lebih baik tuan makan cake yang lain saja.." Aira membawa cake itu keluar.

"Tunggu..!" teriak Ivanka. Ia berlari mengejar Aira dan menarik tangannya.

"Apa maksud dari semua ini brengsek..?! ucapnya menahan emosi.

"Abi..! kau tidak sopan dengan tamuku.. walaupun dia saudara sepupumu, sikapmu ini sungguh mempermalukanku..!!!" teriak Haiden marah

"Maaf tuan.. cake ini ada kacangnya.."

"Dari mana kamu tahu..?"

"Dari.. dari.. aromanya.."

"Apakah ini peanut cake..?" tanya Haiden pada Ivanka.

"Iya betul ini chocolate peanut cake.."

"Oh kalau begitu maaf aku memang tidak bisa memakan kue ini.. aku alergi kacang.."

"Maaf Haiden.. maafkan aku.. aku benar - benar tidak tahu kalau kamu alergi kacang.." ucap Ivanka memelas. Sialan kau telah menjebakku David batin Ivanka.

"It's okey.."

"Hmm boleh aku berbicara dengan Abi sebentar..?"

"Oh tentu saja.." jawab Haiden.

"Abi kamu ikut aku sebentar.."

Perasaan Aira sudah tidak enak, pasti kena marah.. Aira mengikuti Ivanka dengan tangan masih membawa cake tadi. Setelah sampai di toilet Ivanka langsung mengambil roti dari tangan Aira dan melemparkan ke mukanya.

"Aaauuwww.. apa yang kau lakukan Iv..?

"Ini peringatan karena kau tidak memberitahu aku kalau Haiden alergi kacang..!"

Ivanka meninggalkan ia sendirian di toilet. Aira hanya diam saja dengan muka belepotan krim.

"Mana Abi..?"

"Hmm.. dia tadi membagikan cake dengan karyawan di bawah.."

"Benarkah..?"

"Iya betul.."

"Hmm Iv, bagaimana kalau untuk menebus semua ini kita makan siang..?"

"Iya.. dengan senang hati.."

"Baiklah ayo berangkat.." ucap Haiden. "Noah siapkan mobil dan panggil Abi.."

"Hmm Haiden, sebaiknya tidak usah mengajak Abi biarkan ia membaur dengan karyawan yang lain, biar tambah wawasan.."

Haiden mengerutkan keningnya karena merasa aneh bila Abi ingin berbaur dengan karyawan. Tapi karena tidak ingin memperpanjang masalah ia mengabaikan kecurigaannya itu. "Baiklah.. ayo berangkat.."

Mereka bertiga keluar untuk makan siang. Dari kejauhan Aira melihat dengan mata berkaca - kaca. Heh.. lebih baik aku bersihkan wajahku yang penuh krim ini. Selamat bersenang - senang tuan Haiden ucap Aira dalam hati..

Aira menunggu sambil membaca buku yang ada di dalam ruang kerja Haiden. Ia sebenarnya belum makan, tadi ia berbohong kepada Haiden tentang siomay. Setelah menunggu hampir empat jam akhirnya Haiden kembali ke kantor.

"Kemana kamu tadi.."

"Hmm.. di toilet tuan.."

"Bukan membagikan cake ke karyawan sini..?"

"Setelah dari toilet tuan, karena sayang kalau cake sebanyak itu dibuang.." jawab Aira gugup, takut kalau ketahuan berbohong.

"Ya sudah.. lain kali ijin dulu padaku.."

"Baik tuan.. maaf.."

"Cepat kamu bereskan semuanya.. kita pulang.."

"Baik tuan.."

"Ingat nanti malam Ivanka akan makan malam denganku dan ibu.. persiapkan semuanya jangan sampai ada kesalahan.."

"Baik tuan.." jawab Aira sambil membersihkan berkas - berkas yang berserakan di meja.

"Maaf tadi salah paham denganmu.." ucap Haiden lirih hampir tak terdengar.

"Apa tuan..? tadi tuan bilang apa..?"

"Hmm tidak.. hanya ucapan terima kasih ternyata kau ingat aku alergi kacang.."

"Sudah tugas saya tuan.."

"Baguslah kalau begitu.. Sudah selesai..?"

"Sudah tuan.."

"Ayo pulang.."

Mereka bertiga pulang ke kediaman Lukashenko. Selama perjalanan Aira hanya diam dan memandang keluar jendela. Entahlah apa yang dirasakan hatinya saat ini. Ingin menangis, ingin marah, dadanya sesak. Entahlah ini baru pertama kalinya ia merasakan perasaan seperti ini. Sejak tuannya mulai dekat dengan saudara sepupunya perasaan itu selalu muncul.

Kenapa Abi terlihat murung dan diam.. atau sedang marah padaku karena aku tinggal makan siang.. awas kalau sampai dia berani marah padaku.. apa aku tanya saja dia ingin apa.. tidak.. tidak nanti yang ada dia malah tambah kurang ajar denganku batin Haiden berperang sendiri

"Noah.."

"Ya tuan.."

"Laporkan kembali padaku semua kejadian di kantor hari ini.."

"Baik tuan sudah saya kirimkan lewat email.."

Haiden mulai sibuk dengan ipad nya. Ia mulai melihat dan membaca satu persatu laporan kejadian di kantornya. Hingga pada sebuah video yang membuatnya mengerti akan satu hal.

☘☘☘☘☘

Terpopuler

Comments

Mamyh Eva Ajahh

Mamyh Eva Ajahh

bukanny udh cari tau ya siapa ivanka? koq msih aja baikin ivanka yaa thor. apa ga ketauan kelakuan aslinya ya

2024-04-28

6

Sri widayati Widayati

Sri widayati Widayati

mafia kok g tegas...

2024-04-24

2

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

bahwa Ivanka jahat, dia selalu.menyiksa Abi/Aira

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Negosiasi
2 Resign
3 Pertemuan Pertama
4 Pertama Bekerja
5 Bukan Kesalahan Fatal
6 Saya.. saya Abi tuan
7 Siapa kau..
8 Salahkan Orang Tua mu
9 Jadi Sasaran
10 Jangan Ganggu Milikku
11 Hampir Saja
12 Gagal Bersenang Senang
13 Hadiah termurah
14 Lelahnya
15 Kunjungan Mendadak
16 Ini pelayanku
17 Rompi Anti Peluru
18 Pertama Kali ke Kantor
19 Gara Gara Kacang
20 Pembalasan atau Karma
21 Jaga Putraku
22 Aku Masih Normal
23 Kepulangan Abi
24 Besar Juga
25 Makan Bakso
26 Satu Petunjuk
27 Kecelakaan bu Eda
28 Jangan Buat Aku Khawatir
29 Kau Akan Hancur di Tanganku
30 Perjamuan Makan Malam
31 Tuan Mau Apa...
32 Syal
33 Terjebak dalam Lift
34 Aku Ikuti Permainanmu
35 Pura Pura
36 Panggil Aku El
37 Stempel Keakraban
38 Berkemah 1
39 Berkemah 2
40 Berkemah 3
41 Berkemah 4
42 Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43 Pemecatan Bella
44 Jaminan Seumur Hidup
45 Margarita Sialan
46 Double Punishment
47 Kepulangan Azkara
48 Misi Azkara
49 Sebuah Pengakuan
50 Jebakan Baskara
51 Bik Sumi
52 Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53 Menjadi lebih Kuat..
54 Permintaan Maaf Ivanka
55 Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56 Tembakan
57 Namaku Aira
58 Perkenalan dari Awal
59 Hantu Jadi Jadian
60 Kamar Mandi
61 Cemburukah...
62 Undangan..
63 Private Party Ivanka
64 Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65 Kancing Baju
66 Kemeja Itu Milikku..
67 Tertangkapnya Roberto
68 Bukit Kembar
69 Genap Sepuluh
70 Liburan 1
71 Liburan 2
72 Aku Mencintaimu Tuan..
73 Kamu dimana Aira
74 Misteri Baju Robek
75 Akhirnya Ketemu..
76 Kembali ke Sisimu
77 Kembali Lagi dari Nol..
78 Mulai Tahu Segalanya
79 Berkorban Sementara
80 Dia Milikku
81 Aku Bukan Pembawa Sial
82 Hampir Unboxing
83 Menikah
84 Bermain dan terus bermain
85 Rencana busuk
86 Cemburu Buta
87 Membayar Jaminan
88 Terkuak Satu demi Satu
89 Membayar Dosa
90 Perang di Mulai
91 Perang di Mulai 2
92 Game Over
93 Oh Syukurlah..
94 Nasib Dave
95 Sidang Dave
96 Happy Ending
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Negosiasi
2
Resign
3
Pertemuan Pertama
4
Pertama Bekerja
5
Bukan Kesalahan Fatal
6
Saya.. saya Abi tuan
7
Siapa kau..
8
Salahkan Orang Tua mu
9
Jadi Sasaran
10
Jangan Ganggu Milikku
11
Hampir Saja
12
Gagal Bersenang Senang
13
Hadiah termurah
14
Lelahnya
15
Kunjungan Mendadak
16
Ini pelayanku
17
Rompi Anti Peluru
18
Pertama Kali ke Kantor
19
Gara Gara Kacang
20
Pembalasan atau Karma
21
Jaga Putraku
22
Aku Masih Normal
23
Kepulangan Abi
24
Besar Juga
25
Makan Bakso
26
Satu Petunjuk
27
Kecelakaan bu Eda
28
Jangan Buat Aku Khawatir
29
Kau Akan Hancur di Tanganku
30
Perjamuan Makan Malam
31
Tuan Mau Apa...
32
Syal
33
Terjebak dalam Lift
34
Aku Ikuti Permainanmu
35
Pura Pura
36
Panggil Aku El
37
Stempel Keakraban
38
Berkemah 1
39
Berkemah 2
40
Berkemah 3
41
Berkemah 4
42
Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43
Pemecatan Bella
44
Jaminan Seumur Hidup
45
Margarita Sialan
46
Double Punishment
47
Kepulangan Azkara
48
Misi Azkara
49
Sebuah Pengakuan
50
Jebakan Baskara
51
Bik Sumi
52
Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53
Menjadi lebih Kuat..
54
Permintaan Maaf Ivanka
55
Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56
Tembakan
57
Namaku Aira
58
Perkenalan dari Awal
59
Hantu Jadi Jadian
60
Kamar Mandi
61
Cemburukah...
62
Undangan..
63
Private Party Ivanka
64
Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65
Kancing Baju
66
Kemeja Itu Milikku..
67
Tertangkapnya Roberto
68
Bukit Kembar
69
Genap Sepuluh
70
Liburan 1
71
Liburan 2
72
Aku Mencintaimu Tuan..
73
Kamu dimana Aira
74
Misteri Baju Robek
75
Akhirnya Ketemu..
76
Kembali ke Sisimu
77
Kembali Lagi dari Nol..
78
Mulai Tahu Segalanya
79
Berkorban Sementara
80
Dia Milikku
81
Aku Bukan Pembawa Sial
82
Hampir Unboxing
83
Menikah
84
Bermain dan terus bermain
85
Rencana busuk
86
Cemburu Buta
87
Membayar Jaminan
88
Terkuak Satu demi Satu
89
Membayar Dosa
90
Perang di Mulai
91
Perang di Mulai 2
92
Game Over
93
Oh Syukurlah..
94
Nasib Dave
95
Sidang Dave
96
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!