Rompi Anti Peluru

Tok..tok..tok.. seseorang mengetuk pintu kamar Eda.

"Siapa..?"

"Ini aku bu Eda.. Abi.."

"Masuklah.."

Aira segera membuka pintu kamar Eda. Luas kamar dan bentuknya sama dengan miliknya hanya penataannya saja yang berbeda. Ternyata bu Eda menyukai barang - barang antik.

"Ada apa Abi malam - malam begini kau menemuiku..?"

"Ehmmm.. ini bu.." jawab Abi sambil menyerahkan sebuah tas kecil.

"Apa ini..?"

"Itu syal.. aku membelinya ketika tuan memberiku waktu untuk berlibur.. maaf karena berbagai masalah baru hari ini aku sempat memberikannya.."

"Terima kasih.. aku menyukainya.." Eda membuka dan mencoba mengenakannya di leher. Melihat ke cermin sebentar dan mengalihkan pandangannya ke Aira. "Apa hanya ini keperluanmu menemuiku malam - malam begini..?"

"Sebenarnya ada lagi bu.." jawab Aira tersenyum malu. Karena Eda bisa membaca maksud dan tujuan.

"Sudah aku duga.." Eda tersenyum kemudian duduk di sebuah sofa kecil. "Katakan apa keperluanmu..?"

"Begini bu Eda, tuan itu kan mafia dan bisnisnya dimana - mana pasti musuhnya banyak. Apakah pernah ada yang mencoba membunuhnya..?"

"Banyak.."

"Apa..! banyak bu..?"

"Iya.. oleh karena itu tuan memiliki banyak bodyguard. Mereka semua ahli beladiri.."

"Bagaimana jika tiba - tiba ada peluru nyasar atau serangan mendadak..?"

"Mereka semua memakai rompi anti peluru Abi.."

"Bagaimana dengan aku besok.. apakah aku perlu rompi anti peluru.."

"Aku rasa tidak perlu.. sudah ada bodyguard yang menjaga tuan.. tugasmu hanya mendampingi saja.."

"Iya sih bu.. cuma aku masih takut.."

"Tidak perlu takut Abi.. sekarang tidurlah agar kamu tidak terlambat bangun besok.."

"Baiklah bu.. aku akan mencobanya.."

☘☘☘☘☘

Hari ini Aira hanya tidur tiga jam saja. Baru jam satu dini hari ia bisa memejamkan matanya. Semua bayangan ketakutan akan serangan - serangan yang mungkin saja bisa terjadi.

Setelah melakukan rutinitas seperti biasa. Ia menunggu Haiden keluar kamar dan membawakan tasnya untuk sarapan di bawah.

Aduh kenapa perutku sakit banget jantungku berdetak kencang, dadaku juga sesak..

"Hei kenapa melamun.."

Aira diam saja dia masih ******* - ***** ujung bajunya.

"Abi.. kau tidak mendengarku..!" Aira masih dengan kegiatannya "Abi..!!!" teriak Haiden

"Eh.. iiyya tuan.."

"Kamu tuli..? dari tadi aku panggil kau diam saja.."

"Maaf tuan, perut saya sakit.."

"Kenapa..? kebanyakan makan pedas.."

"Bukan karena itu tuan.. tapi.."

"Tapi kenapa..?"

"Tapi karena saya terlalu tegang mau mendampingi tuan ke kantor.."

"Hahahahhhh.. Abi.. Abi.. kamu jangan membayangkan seperti di cerita film.. ini kehidupan nyata.. Hahahahhhh..."

"Cerita di film terkadang diambil dari dunia nyata tuan.."

"Sudah aku mau sarapan.. ibu sudah menungguku.. bawakan tasku.."

"Baik tuan.."

Aira mengikuti langkah Haiden menuju ke ruang makan. Harika sudah menunggu di sana.

"Hari ini kau tampak bahagia El.."

"Pagi bu.." sapa Haiden. "Aku bahagia karena banyak tender yang aku menangkan.."

"Syukurlah.. ibu selalu ingin melihatmu seperti ini terus.." Harika tersenyum sambil memandang putra kesayangannya itu kemudian mengalihkan pandangannya ke Aira. "Abi.. tumben kau memakai pakaian seperti itu..?"

"Iya nyonya.. hari ini saya ikut tuan ke kantor.."

"Wow.. bagus.. kamu masih muda.. perlu tambah wawasan.."

"Iiyya nyonya.."

"Kenapa gugup..?"

"Tidak nyonya saya tidak gugup.. saya tegar kok.." jawab Aira dengan tegas.

"Hahahahhh.. jangan bohong Abi.. siapa yang tadi bilang sakit perut karena tegang.. Hahahahhh.."

Harika memperhatikan Haiden yang sepertinya sangat senang mengerjai pelayan barunya itu.

"Apa yang kau takutkan Abi..? kantor putraku ini sangat mewah, semua fasilitas ada, ruangan ber AC.."

"Hmmm kalau ada musuh yang tiba - tiba menyerang nyonya.."

"Hahahha.. tuh ibu lihat dia overthinking.."

"Tenang Abi.. jangan khawatir.. tidak akan terjadi hal - hal seperti itu.." ucap Harika. Ia terus menatap putranya yang kali ini sarapan dengan suasana menyenangkan bukan menegangkan seperti biasanya. "Tolong bantu Haiden ya Abi.."

"Ibu.. dia itu pria lembek dan lemah yang ada nanti justru aku yang melindunginya.. mau ikut ke kantor saja sudah gemetar.. Hahahahh.." Haiden terus terkekeh.

Harika bahagia sarapan kali ini tidak ada keheningan lagi. "Mau tambah lagi rotinya El..?"

"Cukup bu.. aku akan segera berangkat.." jawab Haiden sambil bangkit dari tempat duduknya kemudian mencium kening ibunya. "Ayo Abi.."

Haiden berjalan keluar di ikuti Abi di belakangnya.

"Noah.."

"Ya tuan.."

"Ambilkan rompi anti peluru.."

"Baik tuan.."

"Tttunggu Noah.." cegah Aira. "Rompinya untuk siapa..?"

"Untuk kamu.." jawab Noah. Ia kemudian lanjut mengambil rompi anti peluru itu.

"Sebentar.. sebentar.. sepertinya ini perlu diluruskan terlebih dahulu tuan.."

"Apanya yang perlu diluruskan..?"

"Katanya saya hanya mendampingi tuan saja di kantor bukan berangkat perang.."

"Hahahahhh.. lihat wajahmu itu.. kenapa langsung pucat pasi..?"

"Takut tuan.." ucap Aira lirih.

Noah kembali membawa rompi seperti perintah tuannya.

"Sini.." perintah Haiden

"Ttunggu tuan.. sebentar.. bisakah saya ke kamar kecil sebentar.. perut saya sakit.."

"Hahahah.. kamu sungguh lucu Abi.." Haiden tidak henti - hentinya tertawa melihat tingkah Aira. "Baiklah.. lima menit.."

"Terima kasih tuan.." Aira berlari secepat mungkin ke kamar kecil. Setelah dirasa agak mendingan ia segera kembali ke hadapan tuannya.

"Sudah siap..?"

"Sudah tuan.."

"Buka kemejamu.."

"Buat apa tuan..?"

"Pakai rompimu.."

"Oh ya.." Aira segera melepas kemejanya, ia sudah memakai kaos di dalamnya, agar tidak ketahuan oleh Haiden.

Dengan cekatan Haiden memakaikan rompi di tubuh Aira. Ia sempat melirik ke tangan Aira yang tampak gemetar.

"Tttuuan.. bbbisakah agak longgar sedikit.. saya kesulitan bernapas.." Aira memohon karena napas tersengal - sengal.

Haiden segera melonggarkan sedikit. Aira bernapas dengan lega. "Ingat yang kau janjikan padaku ketika pertama kali bekerja di rumah ini, kau akan melakukan apapun yang bahkan orang lain tidak bisa.."

"Saya ingat tuan.." jawab Aira lemas, ia termakan oleh omongannya sendiri.

"Tanganmu dingin.." ucap Haiden sambil memegang telapak tangan Aira

"Tidak apa - apa tuan.. nanti juga hangat sendiri.."

Haiden kasihan melihat Aira yang begitu ketakutan. Tapi rasa penasaran ingin mengerjainya tidak bisa ia bendung. Itu membuat hari - harinya menjadi lebih indah. Ia kemudian menggosok pelan - pelan telapak tangannya dengan telapak tangan Aira.

"Sudah lebih hangat..?"

"Sudah tuan.. terima kasih.." ucap Aira tersipu malu.

Semua pelayan heran melihat tingkah tuannya itu dalam memperlakukan Aira.

"Ayo berangkat.." perintah Haiden.

"Baik tuan.."

Mereka masuk ke dalam mobil. Noah duduk di depan bersama sopir. Sedangkan Aira di belakang bersama Haiden. Ada dua mobil disini yang pertama mobil yang isinya bodyguard dan mobil kedua berisi Haiden

Mobil tuan Haiden ini bagus banget. Baru kali ini aku naik mobil mewah yang lengkap batin Aira. Joknya empuk, harum, ada semacam mini bar. Nayla dan Eka pasti tidak percaya jika aku cerita pernah naik mobil Rolls Royce, duh nyamannya. Aira senyum - senyum sendiri.

"Kenapa senyum - senyum..?"

"Hehehehh.." Aira tersenyum malu. "Ini pertama kalinya saya naik mobil mewah tuan.."

"Benarkah.. om dan tantemu kan orang kaya.."

"Saya lebih suka naik motor.."

"Kamu bisa naik motor..?"

"Oh saya ahlinya tuan.. kapan - kapan tuan akan saya bonceng biar tahu keahlian saya mengendarai motor.."

"Boleh.." jawab Haiden.

Perjalanan menuju ke kantor Haiden memakan waktu sekitar dua puluh menit. Karena semalam Aira tidak bisa tidur membuat rasa kantuk melanda. Ia sudah menguap beberapa kali. Karena sudah tidak kuat Aira memejamkan matanya dan tertidur.

Haiden melihat Aira yang tertidur tersenyum penuh arti. Lama ia memandang wajah Aira yang sedang tertidur. Begitu damai, tenang dan Haiden menyukainya. Wajah ini begitu mirip dengan gadis yang aku temui di pusat perbelanjaan kemarin. Tangannya perlahan bergerak dan hampir saja membelai pipi Aira

Tunggu.. aku masih normal, aku tidak menyimpang dan aku masih menyukai wanita. Ini hanya karena rasa simpati pikir Haiden dalam hati.

☘☘☘☘☘

Terpopuler

Comments

Darmi

Darmi

sabar... haiden!!nanti kamu tau sendiri abi itu siapa???

2024-05-14

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

Abi itu memang perempuan hehe

2024-04-30

0

Luzi

Luzi

ya ampuuuuun Thor,,bisa2 tuan El gila, Krn menyukai sesama jenis..wkwwwwkwwkw

2023-01-02

4

lihat semua
Episodes
1 Negosiasi
2 Resign
3 Pertemuan Pertama
4 Pertama Bekerja
5 Bukan Kesalahan Fatal
6 Saya.. saya Abi tuan
7 Siapa kau..
8 Salahkan Orang Tua mu
9 Jadi Sasaran
10 Jangan Ganggu Milikku
11 Hampir Saja
12 Gagal Bersenang Senang
13 Hadiah termurah
14 Lelahnya
15 Kunjungan Mendadak
16 Ini pelayanku
17 Rompi Anti Peluru
18 Pertama Kali ke Kantor
19 Gara Gara Kacang
20 Pembalasan atau Karma
21 Jaga Putraku
22 Aku Masih Normal
23 Kepulangan Abi
24 Besar Juga
25 Makan Bakso
26 Satu Petunjuk
27 Kecelakaan bu Eda
28 Jangan Buat Aku Khawatir
29 Kau Akan Hancur di Tanganku
30 Perjamuan Makan Malam
31 Tuan Mau Apa...
32 Syal
33 Terjebak dalam Lift
34 Aku Ikuti Permainanmu
35 Pura Pura
36 Panggil Aku El
37 Stempel Keakraban
38 Berkemah 1
39 Berkemah 2
40 Berkemah 3
41 Berkemah 4
42 Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43 Pemecatan Bella
44 Jaminan Seumur Hidup
45 Margarita Sialan
46 Double Punishment
47 Kepulangan Azkara
48 Misi Azkara
49 Sebuah Pengakuan
50 Jebakan Baskara
51 Bik Sumi
52 Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53 Menjadi lebih Kuat..
54 Permintaan Maaf Ivanka
55 Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56 Tembakan
57 Namaku Aira
58 Perkenalan dari Awal
59 Hantu Jadi Jadian
60 Kamar Mandi
61 Cemburukah...
62 Undangan..
63 Private Party Ivanka
64 Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65 Kancing Baju
66 Kemeja Itu Milikku..
67 Tertangkapnya Roberto
68 Bukit Kembar
69 Genap Sepuluh
70 Liburan 1
71 Liburan 2
72 Aku Mencintaimu Tuan..
73 Kamu dimana Aira
74 Misteri Baju Robek
75 Akhirnya Ketemu..
76 Kembali ke Sisimu
77 Kembali Lagi dari Nol..
78 Mulai Tahu Segalanya
79 Berkorban Sementara
80 Dia Milikku
81 Aku Bukan Pembawa Sial
82 Hampir Unboxing
83 Menikah
84 Bermain dan terus bermain
85 Rencana busuk
86 Cemburu Buta
87 Membayar Jaminan
88 Terkuak Satu demi Satu
89 Membayar Dosa
90 Perang di Mulai
91 Perang di Mulai 2
92 Game Over
93 Oh Syukurlah..
94 Nasib Dave
95 Sidang Dave
96 Happy Ending
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Negosiasi
2
Resign
3
Pertemuan Pertama
4
Pertama Bekerja
5
Bukan Kesalahan Fatal
6
Saya.. saya Abi tuan
7
Siapa kau..
8
Salahkan Orang Tua mu
9
Jadi Sasaran
10
Jangan Ganggu Milikku
11
Hampir Saja
12
Gagal Bersenang Senang
13
Hadiah termurah
14
Lelahnya
15
Kunjungan Mendadak
16
Ini pelayanku
17
Rompi Anti Peluru
18
Pertama Kali ke Kantor
19
Gara Gara Kacang
20
Pembalasan atau Karma
21
Jaga Putraku
22
Aku Masih Normal
23
Kepulangan Abi
24
Besar Juga
25
Makan Bakso
26
Satu Petunjuk
27
Kecelakaan bu Eda
28
Jangan Buat Aku Khawatir
29
Kau Akan Hancur di Tanganku
30
Perjamuan Makan Malam
31
Tuan Mau Apa...
32
Syal
33
Terjebak dalam Lift
34
Aku Ikuti Permainanmu
35
Pura Pura
36
Panggil Aku El
37
Stempel Keakraban
38
Berkemah 1
39
Berkemah 2
40
Berkemah 3
41
Berkemah 4
42
Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43
Pemecatan Bella
44
Jaminan Seumur Hidup
45
Margarita Sialan
46
Double Punishment
47
Kepulangan Azkara
48
Misi Azkara
49
Sebuah Pengakuan
50
Jebakan Baskara
51
Bik Sumi
52
Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53
Menjadi lebih Kuat..
54
Permintaan Maaf Ivanka
55
Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56
Tembakan
57
Namaku Aira
58
Perkenalan dari Awal
59
Hantu Jadi Jadian
60
Kamar Mandi
61
Cemburukah...
62
Undangan..
63
Private Party Ivanka
64
Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65
Kancing Baju
66
Kemeja Itu Milikku..
67
Tertangkapnya Roberto
68
Bukit Kembar
69
Genap Sepuluh
70
Liburan 1
71
Liburan 2
72
Aku Mencintaimu Tuan..
73
Kamu dimana Aira
74
Misteri Baju Robek
75
Akhirnya Ketemu..
76
Kembali ke Sisimu
77
Kembali Lagi dari Nol..
78
Mulai Tahu Segalanya
79
Berkorban Sementara
80
Dia Milikku
81
Aku Bukan Pembawa Sial
82
Hampir Unboxing
83
Menikah
84
Bermain dan terus bermain
85
Rencana busuk
86
Cemburu Buta
87
Membayar Jaminan
88
Terkuak Satu demi Satu
89
Membayar Dosa
90
Perang di Mulai
91
Perang di Mulai 2
92
Game Over
93
Oh Syukurlah..
94
Nasib Dave
95
Sidang Dave
96
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!