Hampir Saja

"Bagaimana dengan luka mu..?"

"Tidak apa - apa tuan.. hanya luka gores saja.."

"Benarkah..?" Haiden memandang Aira dengan mengerutkan dahinya tanda tidak percaya. Kemudian ia berdiri dan berjalan ke arah dimana Aira berdiri. Tiba - tiba tangannya memegang lengan Aira yang terluka

"Aaauuuwww sakit tuan..!" teriak Aira sambil meringis.

"Hahahahhhh.. katanya tidak apa - apa.."

"Iya tidak apa - apa kalau tidak di pegang tuan.."

"Makanya aku tidak percaya dengan perkataanmu, waktu terkena saja wajahmu pucat pasi hampir pingsan.. Hahahahahhh.. luka gores sedikit saja kau sudah berteriak - teriak kesakitan.. kamu itu laki - laki.."

"Wajar tuan, ini pertama kalinya saya tergores panah.."

"Baiklah, kau bisa libur kerja satu hari.. terserah kau mau kemana.."

"Hah.. benarkah tuan..? aku bisa libur..?"

Haiden mengangguk "Kau mau pulang atau mau jalan - jalan aku ijinkan.. atau mungkin ketemu pacar.."

"Ah tidak tuan.. saya belum memiliki pacar.."

"Hahahahhhh.. diusia mu seperti ini harusnya kamu sudah memiliki pacar.. mungkin akan membuat mu menjadi pria yang lebih berani.."

"Iya tuan nanti akan saya coba cari pacar.."

"Bagus.. sekarang pulanglah, besok kau sudah harus mengurusku lagi.."

"Terima kasih atas kebaikan tuan Haiden yang tiada tara ini.."

"Cukup.. cukup.. kau memujiku terlalu berlebihan.."

"Kalau begitu saya permisi tuan.." Aira segera keluar dari ruang kerja Haiden. Ia menuju kamarnya bersiap untuk keluar..

"Kau mau keluar..?"

"Iya bu Eda, tuan yang memberi ijin.."

Tumben sekali tuan mengijinkan pelayan baru pulang ke rumah. Anak ini istimewa di mata tuan.

"Kau akan pulang ke rumah..?"

"Tidak bu, aku akan jalan - jalan ke pusat perbelanjaan saja, bertemu dengan beberapa teman.."

"Kenapa tidak pulang..?"

"Hmm.. kalau aku pulang om dan tanteku pasti akan marah.. aku hanya malas saja kalau nanti kedatanganku malah menimbulkan keributan.."

"Baiklah hati - hati dijalan.. ambillah ini.." ucap Eda sambil menyerahkan sebuah amplop

"Apa ini bu..?"

"Sedikit uang dari ku, siapa tahu kau nanti ingin membeli sesuatu nanti.."

"Tidak perlu bu, buat anaknya bu Eda saja.. kan kemarin tuan sudah memberiku bonus sepuluh juta.."

"Aku tidak memiliki anak Abi.. suamiku meninggal ketika kami belum dikaruniai anak.."

"Maaf bu, aku tidak tahu.."

"Kalau begitu uang ini kamu terima.." paksa Eda. "Aku harus segera ke belakang untuk mengecek pekerjaan pelayan yang lain.."

"Terima kasih bu.."

Aira segera bersiap - siap. Ia membawa tas yang cukup besar karena isinya baju ganti. Tidak mungkin ia bertemu mereka dengan dandanan seorang pria.

Kali ini ia ada janji dengan sahabatnya waktu bekerja di kafe dulu Nayla dan Eka. Mereka berjuang bersama - sama karena Nayla dan Eka berasal dari keluarga sederhana. Pada waktu itu Nayla dan Eka bekerja sebagai pelayan kafe sedangkan Aira yang dulunya pelayan sudah naik menjadi barista.

Handphone Aira berdering..

"Aira kamu sudah sampai mana..?"

"Iya bentar di sini cari ojek sulit.."

"Naik taksi aja.. kan kamu sekarang udah kerja di perusahaan.. banyak dong gajinya.."

"Iya..iya.. bentar ini sudah dapat ojeknya.. teleponnya aku tutup dulu.."

Tukang ojek online itu berhenti di depan pintu gerbang rumah keluarga Lukashenko.

"Mas Abimana..?"

"Iya betul.. saya tadi yang pesan ojek.."

"Oh.. silahkan naik.. maaf saya kira keliru karena jarang saya dapat order di wilayah elit seperti ini.."

"Eh iya.."

"Tujuannya sesuai aplikasi ya mas.."

"Eh iya betul.."

Tukang ojek itu segera mengendarai motornya menuju sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.

"Noah.. siapa itu..? kenapa ada motor di lokasi kita..?"

"Maaf tuan itu sepertinya ojek online pesanan Abi.."

"Oh.." jawab Haiden kemudian kembali sibuk dengan Ipad nya. "Oya sebelum kita meeting aku akan belanja dulu.."

"Baik tuan.."

☘☘☘☘☘

Setelah menempuh perjalanan hampir dua puluh menit akhirnya Aira sampai juga, dengan cepat ia membayar. Setengah berlari ia menuju ke sebuah toilet. Setelah di rasa sepi ia masuk ke dalam toilet wanita, segera mengganti pakaian dan dandanannya. Melepas wig yang selama ini menyiksanya, membiarkan rambutnya tergerai dengan indah. Memakai kaos warna putih, rok jeans selutut dan sepatu sneakers membuatnya cantik. Sudah lama ia tidak merasakan memakai bedak dan lipstik. Ia memang bukan tipe wanita yang suka berdandan. Penampilannya sangat sederhana. Dengan menarik napas panjang dan mantab ia segera menemui Nayla dan Eka di sebuah tempat makan.

Aduh mereka pasti sudah lama menungguku batin Aira. Ia berjalan cepat dan tampak sedang menelepon seseorang.

"Nay.. kalian makan dimana..?"

"Di tempat biasa.."

"Oke tunggu aku ya.. bentar lagi sampai.." tiba - tiba bruuukkk..!!!

"Aauuww.. kalau jalan lihat - lihat dong..!!!" Aira berusaha bangun dan deg.. deg.. jantungnya berdegup kencang melihat siapa yang dia tabrak tadi.

"Kau yang tidak punya mata nona..!"

Yah itu Suara yang sekarang ini sering dia dengar, suara yang selalu memerintahkan ini itu, yah itu suara tuan Haiden.

"Maaf saya minta maaf.. saya yang salah.." ucap Aira sambil memalingkan muka. Aduh bagaimana kalau ketahuan batin Aira.

"Hei.. lengan kamu berdarah.."

"Oh ya, tidak apa - apa. Saya benar - benar minta maaf.. permisi.." Aira mengambil langkah seribu cepat - cepat meninggalkan Haiden.

"Hei tunggu..! kejar dia Noah perintah Haiden. "Kurang ajar dia telah menabrakku.."

"Baik tuan.. "

Noah segera berlari mencari dimana keberadaan orang yang sudah menabrak atasannya itu. Tak lama kemudian ia kembali.

"Maaf tuan, silahkan menghukum saya.. saya gagal mencarinya.."

"Heh.. wanita sialan cepat benar larinya.."

"Saya akan memeriksa cctv dan mendapatkan datanya segera.."

"Tidak perlu.." ucap Haiden dengan terus memandang ke arah di mana Aira menghilang. "Hanya seorang gadis bodoh saja, anggap saja hari ini aku sial.."

"Maafkan saya tuan.." ucap Noah sambil menunduk.

Aneh kenapa aku sepertinya tidak asing melihat wajahnya, bahkan aroma tubuhnya mirip dengan seseorang yang aku kenal.. ya dia mirip Abi. Gadis ini begitu membuatku penasaran, wajahnya sangat polos dan natural lamun Haiden.

"Tuan.. tuan.."

"Eh ya Noah.."

"Tuan akan membeli gift untuk nona Ivanka atau ke kantor..?"

"Ah ya sampai lupa.. gara - gara gadis bodoh itu.. kita ke kantor saja.."

"Baik tuan.."

Haiden segera pergi keluar dari pusat perbelanjaan. Sepasang mata yang mengawasi gerak gerik mereka merasa lega. Aira segera keluar dari persembunyiannya. Hampir saja aku ketahuan. Tuan Haiden orang yang sangat teliti, waspada dan tidak mudah percaya batin Aira.

"Hei.. apa yang kau lakukan disini.."

"Eh Nay.. kok kamu ada disini..?"

"Aku habis dari toilet, habis kamunya kelamaan datang.."

"Maaf tadi ada gangguan sebentar.."

"Yuk kesana Eka sudah mau pesan makan.."

Aira tersenyum dan mengangguk. Mereka berdua menuju tempat makan yang biasa mereka datangi.

"Aduh Aira kamu makin cantik saja.."

"Jangan bohong deh.."

"Bener sumpah, kamu tambah cantik.."

"Ah sudah.. sudah.. ayo kalian boleh pesan makanan apa saja.. jangan kuatir aku yang traktir.." ucap Aira

"Yes.. kalau begitu kami tidak akan sungkan.." ucap Eka yang memang berbadan agak gemuk.

Eka dan Aira memilih menu. Tiba - tiba..

"Aira bukankah itu saudara sepupumu.." tunjuk Nayla

"Mana..?"

"Itu yang pake baju kuning.."

Waduh gawat kenapa harus ketemu Ivanka sih, gagal liburan aku. Padahal belum tentu tuan memberi aku ijin keluar.

"Loh dia ganti pacar lagi..?" tanya Eka.

"Entahlah aku tidak tahu.."

"Kemarin aku lihat bukan ini.. kalau yang ini agak kebule - bulean.."

Aira kembali melihat Ivanka yang memang sedang makan dengan seorang cowok. Tapi kagetlah Aira kalau ternyata cowok itu adalah David, orang yang telah memanahnya.

Terpopuler

Comments

Erningsih

Erningsih

aku suka ceritanya

2024-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Negosiasi
2 Resign
3 Pertemuan Pertama
4 Pertama Bekerja
5 Bukan Kesalahan Fatal
6 Saya.. saya Abi tuan
7 Siapa kau..
8 Salahkan Orang Tua mu
9 Jadi Sasaran
10 Jangan Ganggu Milikku
11 Hampir Saja
12 Gagal Bersenang Senang
13 Hadiah termurah
14 Lelahnya
15 Kunjungan Mendadak
16 Ini pelayanku
17 Rompi Anti Peluru
18 Pertama Kali ke Kantor
19 Gara Gara Kacang
20 Pembalasan atau Karma
21 Jaga Putraku
22 Aku Masih Normal
23 Kepulangan Abi
24 Besar Juga
25 Makan Bakso
26 Satu Petunjuk
27 Kecelakaan bu Eda
28 Jangan Buat Aku Khawatir
29 Kau Akan Hancur di Tanganku
30 Perjamuan Makan Malam
31 Tuan Mau Apa...
32 Syal
33 Terjebak dalam Lift
34 Aku Ikuti Permainanmu
35 Pura Pura
36 Panggil Aku El
37 Stempel Keakraban
38 Berkemah 1
39 Berkemah 2
40 Berkemah 3
41 Berkemah 4
42 Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43 Pemecatan Bella
44 Jaminan Seumur Hidup
45 Margarita Sialan
46 Double Punishment
47 Kepulangan Azkara
48 Misi Azkara
49 Sebuah Pengakuan
50 Jebakan Baskara
51 Bik Sumi
52 Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53 Menjadi lebih Kuat..
54 Permintaan Maaf Ivanka
55 Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56 Tembakan
57 Namaku Aira
58 Perkenalan dari Awal
59 Hantu Jadi Jadian
60 Kamar Mandi
61 Cemburukah...
62 Undangan..
63 Private Party Ivanka
64 Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65 Kancing Baju
66 Kemeja Itu Milikku..
67 Tertangkapnya Roberto
68 Bukit Kembar
69 Genap Sepuluh
70 Liburan 1
71 Liburan 2
72 Aku Mencintaimu Tuan..
73 Kamu dimana Aira
74 Misteri Baju Robek
75 Akhirnya Ketemu..
76 Kembali ke Sisimu
77 Kembali Lagi dari Nol..
78 Mulai Tahu Segalanya
79 Berkorban Sementara
80 Dia Milikku
81 Aku Bukan Pembawa Sial
82 Hampir Unboxing
83 Menikah
84 Bermain dan terus bermain
85 Rencana busuk
86 Cemburu Buta
87 Membayar Jaminan
88 Terkuak Satu demi Satu
89 Membayar Dosa
90 Perang di Mulai
91 Perang di Mulai 2
92 Game Over
93 Oh Syukurlah..
94 Nasib Dave
95 Sidang Dave
96 Happy Ending
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Negosiasi
2
Resign
3
Pertemuan Pertama
4
Pertama Bekerja
5
Bukan Kesalahan Fatal
6
Saya.. saya Abi tuan
7
Siapa kau..
8
Salahkan Orang Tua mu
9
Jadi Sasaran
10
Jangan Ganggu Milikku
11
Hampir Saja
12
Gagal Bersenang Senang
13
Hadiah termurah
14
Lelahnya
15
Kunjungan Mendadak
16
Ini pelayanku
17
Rompi Anti Peluru
18
Pertama Kali ke Kantor
19
Gara Gara Kacang
20
Pembalasan atau Karma
21
Jaga Putraku
22
Aku Masih Normal
23
Kepulangan Abi
24
Besar Juga
25
Makan Bakso
26
Satu Petunjuk
27
Kecelakaan bu Eda
28
Jangan Buat Aku Khawatir
29
Kau Akan Hancur di Tanganku
30
Perjamuan Makan Malam
31
Tuan Mau Apa...
32
Syal
33
Terjebak dalam Lift
34
Aku Ikuti Permainanmu
35
Pura Pura
36
Panggil Aku El
37
Stempel Keakraban
38
Berkemah 1
39
Berkemah 2
40
Berkemah 3
41
Berkemah 4
42
Misteri Barang Aneh di Ruang Kerja
43
Pemecatan Bella
44
Jaminan Seumur Hidup
45
Margarita Sialan
46
Double Punishment
47
Kepulangan Azkara
48
Misi Azkara
49
Sebuah Pengakuan
50
Jebakan Baskara
51
Bik Sumi
52
Kau dari Kecil Menyusahkan Kami
53
Menjadi lebih Kuat..
54
Permintaan Maaf Ivanka
55
Aku Akan Merebut Kembali Milikku
56
Tembakan
57
Namaku Aira
58
Perkenalan dari Awal
59
Hantu Jadi Jadian
60
Kamar Mandi
61
Cemburukah...
62
Undangan..
63
Private Party Ivanka
64
Biarlah ini Menjadi Rahasiaku Tuan
65
Kancing Baju
66
Kemeja Itu Milikku..
67
Tertangkapnya Roberto
68
Bukit Kembar
69
Genap Sepuluh
70
Liburan 1
71
Liburan 2
72
Aku Mencintaimu Tuan..
73
Kamu dimana Aira
74
Misteri Baju Robek
75
Akhirnya Ketemu..
76
Kembali ke Sisimu
77
Kembali Lagi dari Nol..
78
Mulai Tahu Segalanya
79
Berkorban Sementara
80
Dia Milikku
81
Aku Bukan Pembawa Sial
82
Hampir Unboxing
83
Menikah
84
Bermain dan terus bermain
85
Rencana busuk
86
Cemburu Buta
87
Membayar Jaminan
88
Terkuak Satu demi Satu
89
Membayar Dosa
90
Perang di Mulai
91
Perang di Mulai 2
92
Game Over
93
Oh Syukurlah..
94
Nasib Dave
95
Sidang Dave
96
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!