My Arrogant CEO

My Arrogant CEO

Bab 1 : Praktek Kerja Lapangan

Marisa dan Gery duduk di depan meja kerja di ruangan Bu Retno, dosen pembimbing mereka di kampus. Bu Retno adalah seorang dosen killer yang sangat bawel, galak dan pemarah. Salah sedikit saja bisa menjadi malapetaka untuk setiap mahasiswa yang dibimbingnya.

Siang itu Marisa dan Gery adalah mahasiswa terakhir yang mendapat giliran menghadap Bu Retno untuk mengambil berkas yang dibutuhkan dalam praktek kerja lapangan mereka.

Marisa dan Gery adalah mahasiswa tingkat akhir di kampus mereka yang harus mengikuti program praktek kerja lapangan untuk kelulusan kuliah mereka.

Setumpuk berkas tersusun sedikit berantakan diatas meja Bu Retno. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dan Marisa merasa perutnya sudah kelaparan.

"Marisa! Gery! Kalian berdua ditempatkan kerja di Perdana Enterprise. Sebuah perusahaan besar di daerah Bekasi yang bergerak dibidang ekspor dan impor. Mulai Senin kalian bisa bekerja disana sebagai karyawan biasa. Kalian harus bekerja serius dan sungguh-sungguh! Kalian membawa nama baik kampus ini! Ingat! Bekerja itu berdasarkan butuh! Bukan betah! Kalian membutuhkan rekomendasi bagus dari perusahaan Perdana Enterprise untuk barometer kelulusan kalian!" kata Bu Retno.

"Ya Bu," jawab Marisa dan Gery berbarengan.

"Sedikit saja kalian membuat kesalahan dan perusahaan itu tidak berkenan memberikan rekomendasi baik untuk kalian, maka Ibu pastikan kalian akan menambah masa kuliah kalian di kampus ini selama beberapa tahun lagi!"

"Ya Bu,"

"Kabar baiknya yang Ibu terima adalah pihak perusahaan akan memberikan kalian gaji intensif selama tiga bulan kalian bekerja disana! Termasuk uang makan dan bonus."

Sampai disini mata Gery langsung berbinar!

"Hari Sabtu kalian tetap masuk kerja. Pada hari Minggu kalian bisa beristirahat dan mengevaluasi diri. Cukup sekian saja petunjuk dari Ibu. Ada pertanyaan?" kali ini Bu Retno mengajukan pertanyaan.

"Saya ada pertanyaan, Bu!" ujar Gery.

"Ya, Gery. Ada apa?"

"Bagaimana dengan gaji bulanan yang akan saya terima? Apakah ibu ada bocoran nominalnya?"

Marisa menghela nafas putus asa mendengar pertanyaan Gery. Bisa-bisanya Gery mengajukan pertanyaan konyol seperti itu kepada Bu Retno?! Yang ada bukan jawaban yang akan diterima Gery melainkan kuliah panjang diluar jam pelajaran!

Mata Bu Retno berkilat sadis dibalik kacamata besar dan tebalnya! "Apa kata kamu, Gery?! Belum apa-apa kamu sudah berani menanyakan berapa besar nominal gaji yang akan kamu terima?! Belum mulai bekerja kamu sudah berani itung-itungan?! Keterlaluan! Kamu membutuhkan rekomendasi bagus dari perusahaan Perdana Enterprise! Itu yang terpenting! Gaji intensif urusan belakangan! Tunjukan dulu kinerjamu baru kamu berpikir masalah gaji! Bla... bla... bla..." dan masih banyak lagi yang Bu Retno tegaskan panjang lebar kepada Gery.

Urusan pun menjadi panjang! Andai di dunia ini ada mesin waktu, pasti Gery akan kembali ke masa beberapa menit lalu dimana dia mengajukan pertanyaan konyol itu! Kalau sudah begini, Marisa juga kena imbasnya karena harus ikut mendengarkan kuliah panjang dari Bu Retno!

"Ya Tuhan..! Urusan pun jadi panjang! Mana aku sudah lapar sekali...!" keluh Marisa di dalam hatinya. Marisa mencoba menghela nafas dan membiarkan omelan Bu Retno sebagai angin lalu. Masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Sementara Gery hanya bisa mengangguk-angguk takut.

Setelah 20 menit memarahi Gery, akhirnya Bu Retno pun berhenti karena sudah mulai terbatuk-batuk. "Mengerti kamu, Gery?! Uhuk uhuk uhuk!"

"Ya Bu, saya sangat mengerti..." ucap Gery memelas.

"Ada yang ingin ditanyakan lagi?! Mungkin kamu, Marisa?!" Bu Retno kali ini melirik Marisa.

"Tidak, Bu." kata Marisa cepat.

"Kalau begitu, ini sudah Ibu siapkan berkas lamaran kalian yang harus kalian lengkapi dengan foto, biodata, dan materai. Silahkan kalian pelajari dirumah! Hubungi Ibu jika ada yang kalian tidak pahami!" Bu Retno memberikan satu map untuk Marisa dan satu map lagi untuk Gery.

"Terima kasih Bu!" kata keduanya.

"Sama-sama!"

"Kami pamit keluar Bu," kata Marisa.

"Ya, silahkan! Semoga sukses!"

Marisa dan Gery pun keluar dari ruangan Bu Retno. Keduanya menghela nafas lega setelah sampai didepan ruangan.

"Alhamdulillah... Bisa keluar juga kita dari sarang macan!" ucap Gery dengan penuh rasa syukur.

"Kamu juga yang cari masalah! Nanya kok konyol gitu?! Kita jadi terjebak lama di ruangan Bu Retno! Perut aku udah laper banget!" tukas Marisa.

"Iya, maaf! Untuk nebus kesalahan aku, gimana kalau siang ini aku yang traktir makan siang?" tanya Gery.

"Hm..." Marisa tersenyum. "Boleh juga, aku mau!"

"Mau makan apa?"

"Ketoprak Mang Epep!"

"Hayuk! Gas!" Gery pun merangkul Marisa menuju lokasi jajanan di kampus mereka yang terletak didepan gedung kampus. Ya walaupun ada kantin di dalam yang terjamin kebersihan makanannya, terkadang jajanan luar lebih nikmat. Nikmat di lidah juga ringan dikantong.

Gery dan Marisa adalah kawan lama sejak keduanya sekolah di SMA yang sama, hingga kini keduanya telah menjadi mahasiswa tingkat akhir di kampus yang sama pula.

Keduanya juga adalah mahasiswa pendatang dari Bogor yang kuliah di ibukota. Mereka tinggal di kos-kosan kecil dengan bekal uang saku seadanya.

Kini keduanya hampir merampungkan kuliah mereka dan berkesempatan menjalani praktek kerja lapangan di Perdana Enterprise mulai Senin lusa.

Sampai di warung ketoprak Mang Epep, Gery memesan dua porsi ketoprak pake lontong-menu makan siang favorit Marisa.

"Mang! Pesen dua porsi gak pake lama!" seru Gery.

"Ok! Siap Ger!" seru Mang Epep seraya menghentikan kegiatannya yang sedang bermain game FF di HP Android nya yang selalu terhubung dengan alat charger.

"Gak salah dulu Mang Epep diberi nama Epep sama keluarganya!" ucap Gery pada Marisa selama menunggu pesanan ketoprak mereka tiba.

"Kenapa?" tanya Marisa heran.

"Epep namanya, FF mainan favoritnya! Klop kan?"

Marisa tertawa sambil menutup mulutnya. "Kamu ini Ger! Ada-ada aja!"

"Lho! Bener kan?!"

Pesanan ketoprak pun tiba. "Ini pesanan nya, Ger!" kata Mang Epep.

"Makasih Mang!" ucap Gery.

"Amang lanjut main FF dulu ya?!"

"Main game terus! HP nya udah gak bisa jauh dari colokan juga!" tukas Gery.

"Iya, batrenya udah jelek! Kudu beli yang baru! Kemaren nanyain di konter Mang Cue, mahal!" keluh Mang Epep.

"Nabung dong Mang!"

"Nabung kan buat ngirimin istri Amang di kampung, Bi Geuis!"

"St..! Udah kita makan dulu! Jangan berisik!" kata Marisa.

Marisa dan Gery pun makan bersama dengan lahap karena mereka memang sudah sangat lapar.

"Aku udah gak sabar pengen praktek kerja lapangan di perusahaan Perdana Enterprise itu, Ger," ujar Marisa excited.

"Iya, aku juga! Mudah-mudahan CEO nya ramah dan royal!" kata Gery.

"Amin..."

Marisa dan Gery sangat bersemangat untuk menjalani praktek kerja lapangan mereka. Jalan menuju masa depan yang cerah seolah sudah terbentang luas dihadapan mereka. Tanpa mereka tahu apa yang sedang menanti mereka di Perdana Enterprise!

Terpopuler

Comments

istripak@min

istripak@min

aku mampir thor,,pembukaan udh kekeh 🤣🤣 mang ef ef ,,

2024-06-18

0

abdan syakura

abdan syakura

EpEp...Mang...Mang...
🤣🤣🤣🤣🤣
Tampakny seru ni Thor....

2023-03-21

0

artian

artian

awal yg bagus

2023-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Praktek Kerja Lapangan
2 Bab 2 : Hari Pertama di Perdana Enterprise
3 Bab 3 : Indra Perdana yang Sempurna
4 BAB 4 : Jangan Selfie di Ruangan Saya!
5 BAB 5 : Asisten Pribadi Sang CEO
6 BAB 6 : Gaya Pacaran Anak Kuliahan
7 BAB 7 : Diam-diam Saling Memperhatikan
8 BAB 8 : Penyelidikan Atas Marisa
9 BAB 9 : Kenapa Semua Ini Bisa Terjadi?!
10 BAB 10 : Percobaan Perselingkuhan yang Gagal
11 BAB 11 : Di Apartemen Grand Indonesia
12 BAB 12 : Hari yang Berat Untuk Marisa
13 BAB 13 : Hari yang Berat Untuk Gery
14 BAB 14 : Aku Bagai Nyamuk yang Bodoh
15 BAB 15 : Malam Minggu di Kos-an
16 BAB 16 : Kedatangan Andro
17 BAB 17 : Andro Memang Bukan Indra!
18 BAB 18 : Siang itu di Restoran Seafood
19 BAB 19 : Terima Kasih Untuk Hari Ini
20 BAB 20 : Kamu Mau Jadi Pacar Saya?
21 BAB 21 : Kemarahan Indra
22 BAB 22 : Rencana Ulang Tahun Fero
23 BAB 23 : Fero Tidak Bisa di Hubungi
24 BAB 24 : Hasutan Herman
25 BAB 25 : Aku Menyukai Marisa
26 BAB 26 : Putus
27 BAB 27 : Andro Mengunjungi Marisa
28 BAB 28 : Andro yang Berbeda Dengan Indra
29 BAB 29 : Perasaan Tidak Enak
30 BAB 30 : Ketidaksetujuan Indra
31 BAB 31 : Kebohongan Kayla
32 BAB 32 : Keberangkatan ke Luar Kota
33 BAB 33 : Sewot!
34 BAB 34 : Perkenalan dengan Henry Adiputra
35 BAB 35 : Tawaran Henry Adiputra
36 BAB 36 : Malam Harinya di Villa
37 BAB 37 : Kamu Milik Saya Malam Ini
38 BAB 38 : Kegagalan Indra
39 BAB 39 : Tidak Ada Permintaan Maaf
40 BAB 40 : Kembali ke Jakarta
41 BAB 41 : Perasaan yang Mengambang
42 BAB 42 : GETIR...
43 BAB 43 : Menahan Kesedihan
44 BAB 44 : Kecelakaan Membawa Berkah
45 BAB 45 : Mencoba Membuka Hati
46 BAB 46 : I Want Let You Go
47 BAB 47 : Seperti Bidadari
48 BAB 48 : Marisa di Kediaman Keluarga Perdana
49 BAB 49 : Terjebak!
50 BAB 50 : Jeritan Hati
51 BAB 51 : Dilema Marisa
52 BAB 52 : Kecelakaan Reno
53 BAB 53 : Bagaimana Dengan Indra?
54 BAB 54 : Biaya Pengobatan Reno
55 BAB 55 : Operasi Berjalan Lancar
56 BAB 56 : Didalam Gelap
57 BAB 57 : Tidak Berharap
58 BAB 58 : Senin Pagi Itu
59 BAB 59 : Akibat Perlakuan Indra
60 BAB 60 : Share Lokasi Kamu Sekarang!
61 BAB 61 : Oke, Saya Minta Maaf!
62 BAB 62 : Penuturan Indra
63 BAB 63 : Terjebak Rasa Nyaman
64 BAB 64 : Pertanyaan Sofie
65 BAB 65 : Saya Bosan!
66 BAB 66 : Bertemu Kembali Dengan Henry Adiputra
67 BAB 67 : Apakah Anda Membenci Saya?
68 BAB 68 : Kamu Belum Mencintai Saya
69 BAB 69 : Minggu Pagi Itu
70 BAB 70 : Sejak Kapan Semuanya Berubah?
71 BAB 71 : Perasaan Cinta
72 BAB 72 : Mengantarkan Tubuh
73 BAB 73 : Hancur...
74 BAB 74 : Dua Hati
75 BAB 75 : Bahu Ternyaman
76 BAB 76 : Namanya Marisa
77 BAB 77 : Curahan Hati Indra
78 BAB 78 : Aku Mencintai Indra Perdana
79 BAB 79 : Wanita yang di Cintai Indra
80 BAB 80 : Kayla yang Menyebalkan
81 BAB 81 : Lagi-lagi Gagal!
82 BAB 82 : Semakin Berat
83 BAB 83 : Dimana Indra?
84 BAB 84 : Hadiah Untuk Mr Baba
85 BAB 85 : Sofie Muncul
86 BAB 86 : Kekacauan di Apartemen Indra
87 BAB 87 : Pemeriksaan Sofie
88 BAB 88 : Keputusan Indra
89 BAB 89 : Permintaan Sofie
90 BAB 90 : Mengundurkan Diri
91 BAB 91 : Indra Panik!
92 BAB 92 : Herman Tidak Terima
93 BAB 93 : Herman menantang Indra
94 BAB 94 : Berbagai Masalah
95 BAB 95 : Kepenasaran Fero
96 BAB 96 : Pembicaraan Marisa dan Gery
97 BAB 97 : Pembicaraan Gery dan Fero
98 BAB 98 : Fero Tidak Serius
99 BAB 99 : Aku Masih Sayang
100 BAB 100 : Semuanya Jadi Berantakan
101 BAB 101 : Meminta Bantuan Marisa
102 BAB 102 : Marisa Berhasil!
103 BAB 103 : Semuanya Terasa Kosong Kembali
104 BAB 104 : Mama Mau Kamu Sama Indra!
105 BAB 105 : Mencari Keberadaan Indra Perdana
106 BAB 106 : Saat-saat Genting
107 BAB 107 : Di Alexandre Bar
108 BAB 108 : Dendam!
109 BAB 109 : Pengakuan Marisa
110 BAB 110 : Herman dan Henry Adiputra
111 BAB 111 : Dra... Bangun, Sayang!
112 BAB 112 : Saya Sudah Lelah!
113 BAB 113 : Terlanjur Terlibat
114 BAB 114 : Saya Tidak Bisa Memaksa Kamu
115 BAB 115 : Aku Akan Pergi
116 BAB 116 : Bucin Lagi!
117 BAB 117 : Perawat Pribadi Sang CEO
118 BAB 118 : Kamu Menikmatinya!
119 BAB 119 : Pernyataan Cinta
120 BAB 120 : Wanita Berdaster Batik
121 BAB 121 : Tergila Padamu
122 BAB 122 : Saya Juga Mencintai Kamu!
123 BAB 123 : Pagi Yang Hangat
124 BAB 124 : Belanja Juga Berdebat!
125 BAB 125 : Bertekuk Lutut
126 BAB 126 : Maaf dan Penyesalan
127 BAB 127 : Marisa Tidak Datang
128 BAB 128 : Marisa... Bangun Sayang...!
129 BAB 129 : Saya Tidak Bisa! Saya Tidak Mau!
130 BAB 130 : Aku Memilihnya
131 BAB 131 : Relakan Marisa
132 BAB 132 : Telepon Dari Sofie
133 BAB 133 : Saya Khilaf...
134 BAB 134 : Saya Mau Pulang!
135 BAB 135 : Kita Pulang Hari Ini!
136 BAB 136 : Sofie Meninggal
137 BAB 137 : Di Rumah Sofie
138 BAB 138 : Perasaan Bersalah yang Menyiksa
139 BAB 139 : Tangis Tanpa Suara
140 BAB 140 : Memohon Petunjuk
141 BAB 141 : Antara Andro dan Indra
142 BAB 142 : Gery Ikut Julid
143 BAB 143 : Kehilangan Indra Perdana
144 BAB 144 : Pembicaraan di Ruang Kerja Indra
145 BAB 145 : Sebuah Pelajaran
146 BAB 146 : Kedatangan Pak Bos Ganteng
147 BAB 147 : Saya dan Andro Sudah Selesai
148 BAB 148 : Meyakinkan Hati
149 BAB 149 : Di Kediaman Keluarga Marisa
150 BAB 150 : Penolakan Reno
151 BAB 151 : Andro Lagi!
152 BAB 152 : Malam Takbir yang Damai
153 BAB 153 : Idul Adha di Rumah Marisa
154 BAB 154 : Berbaikan Dengan Gery
155 BAB 155 : Berbaikan Dengan Gery
156 BAB 155 : Meresahkan
157 BAB 156 : Kembali Ke Kampus
158 BAB 157 : Saya Harus Bagaimana?
159 BAB 158 : Sang CEO Arogan
160 BAB 159 : Dua Kebohongan Indra
161 BAB 160 : Paket Untuk Marisa
162 BAB 161 : Persiapan Pertunangan
163 BAB 162 : Salam Perpisahan
164 BAB 163 : Pertunangan Marisa
165 BAB 164 : Rencana Henry Adiputra
166 BAB 165 : Hadiah Untuk Indra
167 BAB 166 : Izinkan Saya Pergi...
168 BAB 167 : Meminta Bantuan Andro
169 BAB 168 : Andro Memecahkan Masalah
170 BAB 169 : Andro Menemui Marisa
171 BAB 170 : Terbawa Perasaan
172 BAB 171 : Ahh...
173 BAB 172 : Jahat Kamu, Indra!
174 BAB 173 : Kebesaran Hati Andro
175 BAB 174 : Asisten Pribadi Yang Paling Berharga
176 BAB 175 : Pertemuan Kembali Dengan Kayla
177 BAB 176 : Ancaman Kayla
178 BAB 177 : Keraguan Marisa
179 BAB 178 : Penjelasan Indra
180 BAB 179 : Sudah Percaya Sekarang?
181 BAB 180 : Malam Satu Minggu Sebelum Pernikahan
182 BAB 181 : Menjelang Pernikahan
183 BAB 182 : Pernikahan Marisa dan Indra
184 BAB 183 : Menjelang Malam Pertama
185 BAB 184 : Kamu Milik Saya Sekarang
186 BAB 185 : Akh...!!!
187 BAB 186 : Saya Milik Kamu Sekarang
188 BAB 187 : Seusai Malam Pertama
189 BAB 188 : Bulan Madu Manis
190 BAB 189 : Tiga Bulan Setelah Pernikahan
191 BAB 190 : Salah Bicara Lagi!
192 BAB 191 : Lewat Virtual
193 BAB 192 : Alat Tes Kehamilan
194 BAB 193 : Dua Garis Biru
195 BAB 194 : Didalam Ruangan CEO.
196 BAB 195 : Fantasi Sang CEO
197 BAB 196 : Kabar Gembira
198 BAB 197 : Anugrah Terindah
199 BAB 198 : Jadi Nakal
200 BAB 199 : Asisten Pribadi Pengganti Marisa
201 BAB 200 : Delapan Bulan Kehamilan Marisa
202 BAB 201 : Pekenalan Marisa dan Melati
203 BAB 202 : Melati di Kediaman Keluarga Perdana
204 BAB 203 : Ingin Melahirkan Secara Normal
205 BAB 204 : Persalinan Marisa
206 BAB 205 : Syailendra Putra Perdana
207 BAB 206 : Melati Menjenguk Marisa
208 BAB 207 : Hot Daddy
209 BAB 208 : Perasaan Melati
210 BAB 209 : Godaan Melati
211 BAB 210 : Pura-pura Polos
212 BAB 211 : Rencana Syukuran Baby Syailendra
213 BAB 212 : Perselingkuhan...
214 BAB 213 : Pengkhianatan...
215 BAB 214 : Orang Ketiga
216 BAB 215 : Satu Tahun Yang Membahagiakan
217 BAB 216 : Ibarat Seekor Kucing
218 BAB 217 : Aroma Perselingkuhan
219 BAB 218 : Di Atas Meja Kerja
220 BAB 219 : Keperkasaan Seorang Indra Perdana
221 BAB 220 : Yang Seperti Kamu
222 BAB 221 : Kegilaan Melati
223 BAB 222 : Mendepak Andro
224 BAB 223 : Papa... Papa...
225 BAB 224 : Kepergian Andro
226 BAB 225 : 21+
227 BAB 226 : Kekecewaan Indra kepada Marisa
228 BAB 227 : Sikap Indra yang Dingin
229 BAB 228 : Selanjutnya Giliran Melati!
230 BAB 229 : Sesampainya di Surabaya
231 BAB 230 : Siasat Busuk Melati
232 BAB 231 : Hubungan Terlarang
233 BAB 232 : Melati Kembali Bersiasat
234 BAB 233 : Keadaan Baby Syailendra
235 BAB 234 : Permainan Melati
236 BAB 235 : Hadiah Untuk Melati
237 BAB 236 : Sang Penolong
238 BAB 237 : Anak Om
239 BAB 238 : Kepulangan Baby Syailendra
240 BAB 239 : Kepulangan Indra
241 BAB 240 : Perkataan Marisa
242 BAB 241 : Tekad Melati!
243 BAB 242 : Semuanya Telah Berubah
244 BAB 243 : Doa Seorang Istri
245 BAB 244 : Pemecatan Terhadap Melati
246 BAB 245 : Rahasia Melati
247 BAB 246 : Tanda Merah
248 BAB 247 : Terbongkar Juga
249 BAB 248 : Tangisan Marisa
250 BAB 249 : Kemarahan Mama Renata
251 BAB 250 : Meninggalkan Kediaman Keluarga Perdana
252 BAB 251 : Satu Tahun Syailendra
253 BAB 252 : Tinggalkan Aku Sendiri!
254 BAB 253 : Saya Akan Pergi
255 BAB 254 : Meninggalkan Kediaman Keluarga Perdana
256 BAB 255 : Marisa ke Rumah Gery
257 BAB 256 : Kepergian Marisa
258 BAB 257 : Rencana Pelarian Marisa
259 BAB 258 : Pencarian Marisa Dimulai
260 BAB 259 : Memulai Kehidupan Baru
261 BAB 260 : Marisa Tidak Ditemukan
262 BAB 261 : Pengakuan Indra
263 BAB 262 : Herman dan Ina
264 BAB 263 : Pertolongan Henry Adiputra
265 BAB 264 : Marisa Memberi Kabar
266 BAB 265 : Hari Pertama Marisa
267 BAB 266 : Sang Penolong
268 BAB 267 : Pekerjaan Baru
269 BAB 268 : Lilis menyusul Marisa
270 BAB 269 : Hari Pertama Bekerja
271 BAB 270 : Keadaan Indra Sekarang
272 BAB 271 : Kehamilan Melati
273 BAB 272 : Penolakan Indra
274 BAB 273 : Kepulangan Andro
275 Bab 274 : Mulai Mencari Marisa
276 Bab 275 : Marisa ditemukan!
277 Bab 276 : Kamu Bisa Percaya Saya
Episodes

Updated 277 Episodes

1
Bab 1 : Praktek Kerja Lapangan
2
Bab 2 : Hari Pertama di Perdana Enterprise
3
Bab 3 : Indra Perdana yang Sempurna
4
BAB 4 : Jangan Selfie di Ruangan Saya!
5
BAB 5 : Asisten Pribadi Sang CEO
6
BAB 6 : Gaya Pacaran Anak Kuliahan
7
BAB 7 : Diam-diam Saling Memperhatikan
8
BAB 8 : Penyelidikan Atas Marisa
9
BAB 9 : Kenapa Semua Ini Bisa Terjadi?!
10
BAB 10 : Percobaan Perselingkuhan yang Gagal
11
BAB 11 : Di Apartemen Grand Indonesia
12
BAB 12 : Hari yang Berat Untuk Marisa
13
BAB 13 : Hari yang Berat Untuk Gery
14
BAB 14 : Aku Bagai Nyamuk yang Bodoh
15
BAB 15 : Malam Minggu di Kos-an
16
BAB 16 : Kedatangan Andro
17
BAB 17 : Andro Memang Bukan Indra!
18
BAB 18 : Siang itu di Restoran Seafood
19
BAB 19 : Terima Kasih Untuk Hari Ini
20
BAB 20 : Kamu Mau Jadi Pacar Saya?
21
BAB 21 : Kemarahan Indra
22
BAB 22 : Rencana Ulang Tahun Fero
23
BAB 23 : Fero Tidak Bisa di Hubungi
24
BAB 24 : Hasutan Herman
25
BAB 25 : Aku Menyukai Marisa
26
BAB 26 : Putus
27
BAB 27 : Andro Mengunjungi Marisa
28
BAB 28 : Andro yang Berbeda Dengan Indra
29
BAB 29 : Perasaan Tidak Enak
30
BAB 30 : Ketidaksetujuan Indra
31
BAB 31 : Kebohongan Kayla
32
BAB 32 : Keberangkatan ke Luar Kota
33
BAB 33 : Sewot!
34
BAB 34 : Perkenalan dengan Henry Adiputra
35
BAB 35 : Tawaran Henry Adiputra
36
BAB 36 : Malam Harinya di Villa
37
BAB 37 : Kamu Milik Saya Malam Ini
38
BAB 38 : Kegagalan Indra
39
BAB 39 : Tidak Ada Permintaan Maaf
40
BAB 40 : Kembali ke Jakarta
41
BAB 41 : Perasaan yang Mengambang
42
BAB 42 : GETIR...
43
BAB 43 : Menahan Kesedihan
44
BAB 44 : Kecelakaan Membawa Berkah
45
BAB 45 : Mencoba Membuka Hati
46
BAB 46 : I Want Let You Go
47
BAB 47 : Seperti Bidadari
48
BAB 48 : Marisa di Kediaman Keluarga Perdana
49
BAB 49 : Terjebak!
50
BAB 50 : Jeritan Hati
51
BAB 51 : Dilema Marisa
52
BAB 52 : Kecelakaan Reno
53
BAB 53 : Bagaimana Dengan Indra?
54
BAB 54 : Biaya Pengobatan Reno
55
BAB 55 : Operasi Berjalan Lancar
56
BAB 56 : Didalam Gelap
57
BAB 57 : Tidak Berharap
58
BAB 58 : Senin Pagi Itu
59
BAB 59 : Akibat Perlakuan Indra
60
BAB 60 : Share Lokasi Kamu Sekarang!
61
BAB 61 : Oke, Saya Minta Maaf!
62
BAB 62 : Penuturan Indra
63
BAB 63 : Terjebak Rasa Nyaman
64
BAB 64 : Pertanyaan Sofie
65
BAB 65 : Saya Bosan!
66
BAB 66 : Bertemu Kembali Dengan Henry Adiputra
67
BAB 67 : Apakah Anda Membenci Saya?
68
BAB 68 : Kamu Belum Mencintai Saya
69
BAB 69 : Minggu Pagi Itu
70
BAB 70 : Sejak Kapan Semuanya Berubah?
71
BAB 71 : Perasaan Cinta
72
BAB 72 : Mengantarkan Tubuh
73
BAB 73 : Hancur...
74
BAB 74 : Dua Hati
75
BAB 75 : Bahu Ternyaman
76
BAB 76 : Namanya Marisa
77
BAB 77 : Curahan Hati Indra
78
BAB 78 : Aku Mencintai Indra Perdana
79
BAB 79 : Wanita yang di Cintai Indra
80
BAB 80 : Kayla yang Menyebalkan
81
BAB 81 : Lagi-lagi Gagal!
82
BAB 82 : Semakin Berat
83
BAB 83 : Dimana Indra?
84
BAB 84 : Hadiah Untuk Mr Baba
85
BAB 85 : Sofie Muncul
86
BAB 86 : Kekacauan di Apartemen Indra
87
BAB 87 : Pemeriksaan Sofie
88
BAB 88 : Keputusan Indra
89
BAB 89 : Permintaan Sofie
90
BAB 90 : Mengundurkan Diri
91
BAB 91 : Indra Panik!
92
BAB 92 : Herman Tidak Terima
93
BAB 93 : Herman menantang Indra
94
BAB 94 : Berbagai Masalah
95
BAB 95 : Kepenasaran Fero
96
BAB 96 : Pembicaraan Marisa dan Gery
97
BAB 97 : Pembicaraan Gery dan Fero
98
BAB 98 : Fero Tidak Serius
99
BAB 99 : Aku Masih Sayang
100
BAB 100 : Semuanya Jadi Berantakan
101
BAB 101 : Meminta Bantuan Marisa
102
BAB 102 : Marisa Berhasil!
103
BAB 103 : Semuanya Terasa Kosong Kembali
104
BAB 104 : Mama Mau Kamu Sama Indra!
105
BAB 105 : Mencari Keberadaan Indra Perdana
106
BAB 106 : Saat-saat Genting
107
BAB 107 : Di Alexandre Bar
108
BAB 108 : Dendam!
109
BAB 109 : Pengakuan Marisa
110
BAB 110 : Herman dan Henry Adiputra
111
BAB 111 : Dra... Bangun, Sayang!
112
BAB 112 : Saya Sudah Lelah!
113
BAB 113 : Terlanjur Terlibat
114
BAB 114 : Saya Tidak Bisa Memaksa Kamu
115
BAB 115 : Aku Akan Pergi
116
BAB 116 : Bucin Lagi!
117
BAB 117 : Perawat Pribadi Sang CEO
118
BAB 118 : Kamu Menikmatinya!
119
BAB 119 : Pernyataan Cinta
120
BAB 120 : Wanita Berdaster Batik
121
BAB 121 : Tergila Padamu
122
BAB 122 : Saya Juga Mencintai Kamu!
123
BAB 123 : Pagi Yang Hangat
124
BAB 124 : Belanja Juga Berdebat!
125
BAB 125 : Bertekuk Lutut
126
BAB 126 : Maaf dan Penyesalan
127
BAB 127 : Marisa Tidak Datang
128
BAB 128 : Marisa... Bangun Sayang...!
129
BAB 129 : Saya Tidak Bisa! Saya Tidak Mau!
130
BAB 130 : Aku Memilihnya
131
BAB 131 : Relakan Marisa
132
BAB 132 : Telepon Dari Sofie
133
BAB 133 : Saya Khilaf...
134
BAB 134 : Saya Mau Pulang!
135
BAB 135 : Kita Pulang Hari Ini!
136
BAB 136 : Sofie Meninggal
137
BAB 137 : Di Rumah Sofie
138
BAB 138 : Perasaan Bersalah yang Menyiksa
139
BAB 139 : Tangis Tanpa Suara
140
BAB 140 : Memohon Petunjuk
141
BAB 141 : Antara Andro dan Indra
142
BAB 142 : Gery Ikut Julid
143
BAB 143 : Kehilangan Indra Perdana
144
BAB 144 : Pembicaraan di Ruang Kerja Indra
145
BAB 145 : Sebuah Pelajaran
146
BAB 146 : Kedatangan Pak Bos Ganteng
147
BAB 147 : Saya dan Andro Sudah Selesai
148
BAB 148 : Meyakinkan Hati
149
BAB 149 : Di Kediaman Keluarga Marisa
150
BAB 150 : Penolakan Reno
151
BAB 151 : Andro Lagi!
152
BAB 152 : Malam Takbir yang Damai
153
BAB 153 : Idul Adha di Rumah Marisa
154
BAB 154 : Berbaikan Dengan Gery
155
BAB 155 : Berbaikan Dengan Gery
156
BAB 155 : Meresahkan
157
BAB 156 : Kembali Ke Kampus
158
BAB 157 : Saya Harus Bagaimana?
159
BAB 158 : Sang CEO Arogan
160
BAB 159 : Dua Kebohongan Indra
161
BAB 160 : Paket Untuk Marisa
162
BAB 161 : Persiapan Pertunangan
163
BAB 162 : Salam Perpisahan
164
BAB 163 : Pertunangan Marisa
165
BAB 164 : Rencana Henry Adiputra
166
BAB 165 : Hadiah Untuk Indra
167
BAB 166 : Izinkan Saya Pergi...
168
BAB 167 : Meminta Bantuan Andro
169
BAB 168 : Andro Memecahkan Masalah
170
BAB 169 : Andro Menemui Marisa
171
BAB 170 : Terbawa Perasaan
172
BAB 171 : Ahh...
173
BAB 172 : Jahat Kamu, Indra!
174
BAB 173 : Kebesaran Hati Andro
175
BAB 174 : Asisten Pribadi Yang Paling Berharga
176
BAB 175 : Pertemuan Kembali Dengan Kayla
177
BAB 176 : Ancaman Kayla
178
BAB 177 : Keraguan Marisa
179
BAB 178 : Penjelasan Indra
180
BAB 179 : Sudah Percaya Sekarang?
181
BAB 180 : Malam Satu Minggu Sebelum Pernikahan
182
BAB 181 : Menjelang Pernikahan
183
BAB 182 : Pernikahan Marisa dan Indra
184
BAB 183 : Menjelang Malam Pertama
185
BAB 184 : Kamu Milik Saya Sekarang
186
BAB 185 : Akh...!!!
187
BAB 186 : Saya Milik Kamu Sekarang
188
BAB 187 : Seusai Malam Pertama
189
BAB 188 : Bulan Madu Manis
190
BAB 189 : Tiga Bulan Setelah Pernikahan
191
BAB 190 : Salah Bicara Lagi!
192
BAB 191 : Lewat Virtual
193
BAB 192 : Alat Tes Kehamilan
194
BAB 193 : Dua Garis Biru
195
BAB 194 : Didalam Ruangan CEO.
196
BAB 195 : Fantasi Sang CEO
197
BAB 196 : Kabar Gembira
198
BAB 197 : Anugrah Terindah
199
BAB 198 : Jadi Nakal
200
BAB 199 : Asisten Pribadi Pengganti Marisa
201
BAB 200 : Delapan Bulan Kehamilan Marisa
202
BAB 201 : Pekenalan Marisa dan Melati
203
BAB 202 : Melati di Kediaman Keluarga Perdana
204
BAB 203 : Ingin Melahirkan Secara Normal
205
BAB 204 : Persalinan Marisa
206
BAB 205 : Syailendra Putra Perdana
207
BAB 206 : Melati Menjenguk Marisa
208
BAB 207 : Hot Daddy
209
BAB 208 : Perasaan Melati
210
BAB 209 : Godaan Melati
211
BAB 210 : Pura-pura Polos
212
BAB 211 : Rencana Syukuran Baby Syailendra
213
BAB 212 : Perselingkuhan...
214
BAB 213 : Pengkhianatan...
215
BAB 214 : Orang Ketiga
216
BAB 215 : Satu Tahun Yang Membahagiakan
217
BAB 216 : Ibarat Seekor Kucing
218
BAB 217 : Aroma Perselingkuhan
219
BAB 218 : Di Atas Meja Kerja
220
BAB 219 : Keperkasaan Seorang Indra Perdana
221
BAB 220 : Yang Seperti Kamu
222
BAB 221 : Kegilaan Melati
223
BAB 222 : Mendepak Andro
224
BAB 223 : Papa... Papa...
225
BAB 224 : Kepergian Andro
226
BAB 225 : 21+
227
BAB 226 : Kekecewaan Indra kepada Marisa
228
BAB 227 : Sikap Indra yang Dingin
229
BAB 228 : Selanjutnya Giliran Melati!
230
BAB 229 : Sesampainya di Surabaya
231
BAB 230 : Siasat Busuk Melati
232
BAB 231 : Hubungan Terlarang
233
BAB 232 : Melati Kembali Bersiasat
234
BAB 233 : Keadaan Baby Syailendra
235
BAB 234 : Permainan Melati
236
BAB 235 : Hadiah Untuk Melati
237
BAB 236 : Sang Penolong
238
BAB 237 : Anak Om
239
BAB 238 : Kepulangan Baby Syailendra
240
BAB 239 : Kepulangan Indra
241
BAB 240 : Perkataan Marisa
242
BAB 241 : Tekad Melati!
243
BAB 242 : Semuanya Telah Berubah
244
BAB 243 : Doa Seorang Istri
245
BAB 244 : Pemecatan Terhadap Melati
246
BAB 245 : Rahasia Melati
247
BAB 246 : Tanda Merah
248
BAB 247 : Terbongkar Juga
249
BAB 248 : Tangisan Marisa
250
BAB 249 : Kemarahan Mama Renata
251
BAB 250 : Meninggalkan Kediaman Keluarga Perdana
252
BAB 251 : Satu Tahun Syailendra
253
BAB 252 : Tinggalkan Aku Sendiri!
254
BAB 253 : Saya Akan Pergi
255
BAB 254 : Meninggalkan Kediaman Keluarga Perdana
256
BAB 255 : Marisa ke Rumah Gery
257
BAB 256 : Kepergian Marisa
258
BAB 257 : Rencana Pelarian Marisa
259
BAB 258 : Pencarian Marisa Dimulai
260
BAB 259 : Memulai Kehidupan Baru
261
BAB 260 : Marisa Tidak Ditemukan
262
BAB 261 : Pengakuan Indra
263
BAB 262 : Herman dan Ina
264
BAB 263 : Pertolongan Henry Adiputra
265
BAB 264 : Marisa Memberi Kabar
266
BAB 265 : Hari Pertama Marisa
267
BAB 266 : Sang Penolong
268
BAB 267 : Pekerjaan Baru
269
BAB 268 : Lilis menyusul Marisa
270
BAB 269 : Hari Pertama Bekerja
271
BAB 270 : Keadaan Indra Sekarang
272
BAB 271 : Kehamilan Melati
273
BAB 272 : Penolakan Indra
274
BAB 273 : Kepulangan Andro
275
Bab 274 : Mulai Mencari Marisa
276
Bab 275 : Marisa ditemukan!
277
Bab 276 : Kamu Bisa Percaya Saya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!