2. Hidangan.

Berada di halaman rumah kediaman keluarga Andre tamu undangan yang tadinya duduk dengan hikmat tenang dan sangat hening, hingga sangat menikmati acara pernikahan Andre sampai selesai, sekarang sampailah kepada akhirnya mereka dipersilahkan untuk menyantap hidangan yang sudah tersaji di tempat.

Elisa dan Andre yang juga menyambut tamu yang mau bersalam-salaman hingga ada juga yang minta foto-foto dengan mereka, yah jadi artislah dalam sehari itu.

Mereka berdua di selimuti rasa kebahagiaan dan suka cita yang tidak bisa mereka ungkapan dalam kata-kata, tapi malah berbeda dari perasaan Monika yang saat ini di rundung penyesalan yang begitu mendalam.

Monica yang masih kecewa karena masalah persiapan pernikahan Andre yang kurang sempurna menurutnya, tapi ia juga merasa terharu karena akhirnya putranya bisa menikah sesuai permintaan dan keinginan.

Dari pihak orang tua Elisa juga sangat bahagia karena bisa menyaksikan kebahagiaan Putri sulungnya yang dipersunting oleh pria yang sangat baik seperti Andre.

Andre dan Elisa yang masih duduk di atas pelaminan masih bersalam-salaman dengan para tamu undangan, tiba-tiba Elisa terpikirkan sesuatu.

" Pak Andre!!" Panggil Elisa secara perlahan sambil menarik lengan Andre.

" Iya ada apa?" jawab Andre yang mencondongkan tubuhnya pada elisah yang di samping.

" Cepatlah, mumpung udah nggak ada orang yang bersalaman dan berfoto selfie dengan kita." ucapan Elisa yang membuat ambigu dan penuh pertanyaan di kepala Andre.

" Kemana?" Anda masih bingung.

" Cepat kasih sambutan pada para tamu yang hadir"ucap penjelasan Elisa yang baru dimengerti oleh Andre.

" Oh~~~ " Ucap Andre yang baru ngeh.

" Kok cuman jawaban oh, kenapa tidak mau?" Tebak elisa.

" Bukan begitu! Tadi sempat ku kira kamu mau ngapain!! Ku pikir kamu mau minta khemm--- tadinya ingin ku jawab masih banyak tamu, eh~ ternyata permintaan kamu malah bikin aku ge-er sendiri." Ujar Andre dengan senyuman genit menggoda Elisa.

" Maksudnya pak Andre apa?" Ucap Elisa menatap Andre tajam.

" Iya kan aku hanya berspekulasi sendiri, jadi janganlah menatapku dengan penuh ancaman begitu, kan aku hanya berfikiran ini masih siang bolong tapi kamu udah ngajakin aku kayak gini, yah ku pikir kamu udah gak sabar begitu" Ucap Andre yang menggoda Elisa.

" Apasih kata-katanya berbelit banget, sebenarnya apa yang mau anda katakan, udah deh jangan banyak bicara yang ngaco, jika mengatakan hal-hal lainnya itu nanti saja kita sambung, tuh lihat matahari saja masih terik di atas kita tahu nggak" Ucap Elisa yang juga langsung faham apa yang di maksud Andre.

" Iya-iya maaf, tapi kamu temenin dong" Ucap Andre yang menarik-narik jari kelingking Elisa.

" Ya elaah, biasa juga sendirian ini malah minta di temenin" Ucap Elisa nada suara yang biasa.

" Kan aku sekarang udah nggak sendirian lagi" Ujar Andre dengan senyuman genit.

" Uh! Alesan anda banyak juga yah, yasudah ayo- tapi anda saja yang memberikan pidato" Ujar Elisa memperingati.

" Okey, tapi nanti kamu harus bisa bantuin jika aku nervous yah" Ucap Andre.

" Hehehe, aduh pak Andre kalo begitu apa bedanya dong, emang anda segrogi itu" Ujar elisa yang tertawa geli lihat ekspresi wajah Andre yang lucu.

" Banget--- Apa lagi kalo di samping kamu bikin gagal fokus" Ujar Andre yang lagi-lagi menggoda Elisa, sedang Elisa hanya tersipu malu saat mendengar kata-kata sok romantis Andre itu.

Elisa yang biasa gak pernah mempan nih dengan rayuan atau gombalan pria tapi tiba-tiba luluh hatinya saat di rayu oleh Andre. " Mulai deh, udah yuk jalan" Ucap elisa yang bersiap akan turun, Andre membantu Elisa untuk jalan.

Setelah selesai sesi foto dan bersalam-salaman dengan para tamu, pasangan itu berjalan menuju panggung dan langsung meminta mic dari MC, lalu menyuruh mereka untuk makan hidangan juga.

" Adek-adek kalian pasti capek, sini mic yah kami pegang kalian mending makan sana" Suruhan Andre.

" Eh? tapi kak? " sekilas sangat terpesona dengan Andre, Ucap anak perempuan yang gugup dan kikuk.

" Udah nggak apa-apa kalian juga tamu kita, Azril temen di ajakin dong buat makan" Ucap Elisa bergantian bicara dengan adiknya saat melihat adiknya melintas.