05. Mencoba Menjadi Pendekar Pedang

Aku berdiri di depan rumahku dengan pedang panjang pemberian ayahku untuk ulang tahun pertamaku. Tubuhku telah tumbuh dalam 4 tahun terakhir ini, dan sekarang aku bisa menggunakan pedang.

Aku tinggi sekitar 3 kaki 5 inci. Rambutku berwarna, tetapi dengan beberapa helai hitam. Aku memutuskan untuk menjulurkan rambutku karena aku mempunyai sisik di punggungku, dan itu adalah hal terdekat yang bisa aku lakukan untuk menyerupai naga.

Di depanku berdiri seorang pria yang memegang pedang dan mengenakan setelan lengkap dari light armor kulit tanpa penutup kepala. Itu adalah pilihan yang memungkinkan dia untuk menggunakan kecepatan penuhnya. Pria di depanku adalah ayahku. Kami berdua siap untuk bertempur.

Aku memperhatikan ayahku dengan hati-hati berdiri di sana. Dari sudut pandang orang luar, dia tampak santai, tetapi aku tahu kapan saja dia siap menyerang. Setiap hari pada siang hari, kami akan bertarung sebelum makan siang, tidak sekali pun aku mengalahkannya. Hari ini aku akan mengubah itu.

Dia membuat langkah pertama, dia berlari ke arahku dengan kecepatan yang cepat. Aku tidak bisa melihatnya bergerak saat pertama kali kami bertarung, tapi sekarang berbeda. Aku mengikuti setiap gerakannya.

Kemudian tepat sebelum dia berada dalam jarak serang, dia melompat ke udara untuk menutup jarak di antara kami. Dia mengangkat tangan kanannya ke langit siap untuk menyerangku. Aku sudah melihatnya lima langkah ke depan, aku siap untuk apa pun. Aku hanya akan menghindari serangan pertama saat dia turun. Sementara pedangnya menyentuh tanah, aku kemudian akan menyerang sisinya. Kemudian dengan cepat mundur saat dia menyerangku lagi dan menyerang dari atas.

Aku melihat serangan datang dari atas, seperti yang aku prediksi, sekarang aku hanya perlu melangkah ke samping.

"Brakk"

Penglihatanku menjadi hitam.

Aku pingsan, setelah beberapa saat aku terbangun di dalam rumah, yang bisa aku dengar hanyalah suara ibuku yang memarahi ayah.

"Tidak bisakah kamu bersikap mudah padanya, anak itu baru berusia 4 tahun"

Ayahku berkeringat mencoba yang terbaik untuk menenangkan ibuku.

"Tapi, itu hanya satu tahun lagi sampai ujian dan aku tidak bisa bersikap lunak padanya, jika dia terus seperti ini dia tidak akan lulus ujian masuk"

Aku diam-diam mendengarkan percakapan orang tuaku yang membicarakan ku, aku bersembunyi di balik pintu dekat dapur, mereka mengira aku masih tidur. Ibuku melihatku di sudut dekat pintu. Dia dengan cepat berlari ke arahku dan meletakkan kedua tangannya di pipiku.

"Ray, apakah kamu baik-baik saja sekarang, kamu tidak harus mengikuti jejak orang tuamu, ada banyak pekerjaan bagus di luar sana yang bisa kamu lakukan." Dia berkata sambil memeriksa untuk melihat apakah aku baik-baik saja.

Aku bisa melihat ibuku berusaha menghiburku, dia pasti melihat wajahku yang sedih. Aku tidak kesal karena aku kalah dari ayah, aku lebih kesal dengan rencana balas dendamku. Aku tidak memiliki bakat untuk sihir dan tidak ada bakat untuk menggunakan pedang. Jika aku bahkan tidak bisa mengalahkan satu petualangan normal, bagaimana aku bisa menghancurkan umat manusia.

Ayahku datang dan berlutut di samping ibuku.

"Kita masih punya waktu satu tahun lagi Ray, kita masih bisa mencoba jika kamu benar-benar mau?"

Satu tahun, apakah itu cukup waktu bagiku untuk berkembang. Dalam beberapa tahun, proses seleksi Akademi Ksatria Avrion akan datang, Itu adalah sekolah yang sama dengan tempat ayahku pergi. Pada usia lima tahun Anda diperbolehkan mengikuti tes untuk diterima di sekolah.

Akademi Roland sekarang tidak mungkin untuk aku masuki karena aku tidak memiliki kekuatan sihir, jadi satu-satunya pilihan yang aku miliki adalah Akademi Avrion.

Aku bertekad untuk tetap pada rencana itu, aku menggelengkan kepala dan mengingat alasan mengapa aku harus menjadi lebih kuat untuk melakukan balas dendam.

"Aku akan melakukannya, aku akan menjadi yang terkuat yang pernah dilihat siapa pun hahaha"

Kedua orang tuaku saling berpandangan dengan wajah khawatir.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***