Raina kembali ke ruang makan, bu Susi dan Siren menatap bingung melihat Raina berjalan cepat ke arah mereka, sesekali Raina terlihat menoleh ke belakang. Entah apa yang gadis itu takutkan, ia seperti di kejar oleh seseorang dari belakang.
"Ada apa sayang? " tanya Susi khawatir.
"huh? " Raina tersadar, ternyata Siren dan Susi tengah memperhatikan dirinya. Raina menggeleng pelan. "Tidak ada apa apa bu, tan"
"Kamu yakin Raina?, wajah kamu sangat pucat loh" ucap Siren. Raina langsung memegangi pipinya, terdapat keringat dingin mencuat di pelipisnya.
"Tadi.... " ucap Raina menatap kedua wanita itu, ia memutar otak nya mencari alasan apa yang harus dikatakan pada mereka. Raina tidak mungkin mengatakan jika dirinya salah masuk ruangan.
"Tadi.. ada cicak jatuh" ucap Raina asal.
"Huh? " cengoh Siren. Calon menantunya benar-benar terlihat sangat polos.
"Putriku sangat takut pada Cicak" ucap Susi tersenyum lirih, ia menghela nafas lega karena Raina tidak kenapa kenapa. Ia pikir Raina sudah melakukan kesalahan yang besar, syukurlah hanya karena cicak.
"Benarkah? kebetulan sekali, Alex juga sangat, takut dengan Cicak" jawab Siren terkekeh senang.
"Bu, sudah mulai larut. Sebaiknya kita pulang sekarang." Bisik Raina pada Susi. Bukannya tidak betah lama lama di sana, Raina sangat, betah malah. Tapi mereka harus segera pulang kerumah, jika tidak maka mereka akan terlalu larut di jalan dan besok akan terlambat untuk Raina berangkat ke kantor karena kesiangan bangun.
Susi mengangguk pelan, kemudian ia tersenyum pada Siren.
"Sudah hampir jam 9 malam, kami rasa kami harus segerah pulang" ucap Susi sopan.
"Oh benarkah, Aku tidak menyadarinya. Mengobrol bersama mu selalu saja membuatku lupa waktu" sahut Siren melirik arloji nya. Benar saja, 5 menit lagi jam 9 malam.
"Yah sudah, aku akan menyuruh supir ku mengantar kalian"
"Tidak perlu nyonya, aku sudah memesan taxi untuk menjemput kami" tolak Susi cepat, ia tidak ingin menyusahkan Siren lagi. Sudah cukup banyak jasa Siren kepadanya.
"Loh kenapa? aku tidak merasa di repotkan karena hal ini" ucap Siren bingung.
"Bukan begitu tante, tapi kasihan sama supir taxi nya. Dia sudah terlanjur menjemput kami, eh malah di suruh putar balik" jawab Raina polos. Siren yang mendengar alasan konyol Raina menahan senyum, gadis ini benar-benar lucu menurutnya. Sementara Susi hanya tersenyum kikuk melihat kepolosan putrinya yang tidak melihat tempat itu.
"Huh... baiklah, kalau begitu aku akan mengantar kalian ke depan" sahut Siren pasrah, ia tidak bisa memaksa mereka untuk menerima niat baiknya.
"Baiklah, kalau itu tidak apa apa" balas Raina tersenyum.
"Hahaha... putri mu benar-benar lucu Susi" ucap Siren, akhirnya tawanya pecah melihat tingkah lucu Raina. Di pikiran Raina, ia memikirkan apa yang sedang calon mertua nya ini tertawakan. Ingin bertanya, tapi Raina juga tidak ingin terlihat lebih konyol.
sementara dari lantai atas, Alex memperhatikan gerak gerik ketiga wanita itu. Kepalanya menggeleng pelan ketika Raina terlihat bodoh, bahkan kekanak-kanakan.
"Apa wanita itu yang akan menjadi istri ku? " decih Alex mendengus, ia memutar tubuhnya kembali masuk ke dalam kamarnya.
Di depan pintu utama, Raina meraih tangan Siren sopan, lalu mengecupnya pelan.
"Kami pulang yah tante"
"Iya, hati hati calon menantu ku" ucap Siren mengusap pucuk kepala Raina. Gadis itu tersipu malu mendengar panggilan Siren untuk nya.
Raina dan ibunya masuk ke dalam Taxi, lalu mereka melaju cepat, meninggalkan rumah besar Siren.
Di dalam mobil Raina menatap sang ibu, ia memiliki berbagai macam pertanyaan yang akan ia tanyakan pada Susi.
"Ada apa? apa ada sesuatu yang mengganggumu? " tanya Susi menyadari tatapan Raina.
"Hm.. Ibu, kenapa tante Siren sangat baik pada ibu? " tanya Raina. Susi tertawa pelan, lalu mengusap pipi Raina pelan. Senyum Susi terukir sangat manis, meskipun sudah tua Susi masih terlihat sangat cantik.
"Raina, dengarkan perkataan ibu ini. " ucap Susi, Raina pun mengangguk sembari menatap ibunya lekat.
"Kita akan memanen apa yang telah kita tanam, jika kita baik kepada orang lain, maka orang lain akan baik kepada kita"
"Meskipun saat ini mereka jahat pada kita, mungkin suatu saat nanti mereka akan berubah, dan jadi lebih baik lagi pada kita" Lanjut Susi, Raina mengangguk lagi, ia akan mengingat petuah ibunya hingga ia mati.
"Aku akan mengingatnya ibu" jawab Raina memeluk sang ibu. Meskipun sudah berumur 22 tahun, Raina terlihat sangat manja pada Susi.
Susi menatap ke arah luar kaca mobil taxi, ia masih sangat ingat ketika Siren membully nya habis habisan ketika mereka masih duduk di bangku SMP. Susi sempat frustasi, ia ingin mengakhiri hidupnya. Namun ketika Susi berada di jembatan untuk melakukan percobaan bunuh diri, Susi mendengar teriakan minta tolong. Dengan langkah cepat Susi berlari membantu siswi seumuran dengan nya yang hendak di lecehkan oleh sekelompok preman.
"Siren?? " gumam Susi, melihat Siren berusaha melawan 4 orang preman.
Susi bingung, apa yang harus ia lakukan. Jika dirinya langsung berlari ke sana. Maka mereka berdua akan celaka. Susi melihat, kekiri dan kekanan mencari pertolongan. Namun tempatnya berdiri saat ini terlihat sangat sepi.
"Polisi" gumam Susi ketika matanya melihat spanduk spanduk kepolisian. Di sana terlihat alamat kantor polisi yang ternyata tidak jauh dari sana.
"Tolong!!!!! "
"Hahaha... kamu tidak akan bisa lari nona cantik" ucap Preman itu tertawa keras sembari menatap siswi cantik di depannya.
"Tolong jangan!!!, tolong lepaskan aku!!! " mohon Siren, ia menepis dan meronta ketika preman itu mencoba menyentuhnya.
"Hey!!!! lepaskan dia!!!! " teriak Susi sembari menodongkan sepotong kayu besar yang di pegangnya dengan kedua tangannya.
"Wahh, seperti nya kita dapat rezeki berlimpah ni" ucap salah satu preman itu, mereka saling menatap satu sama lain dengan senyuman yang menakutkan menurut Susi.
Siren melebarkan matanya, kenapa gadis itu malah mengantarkan nyawanya kemari. Sungguh hal yang mustahil jika Susi bisa menolongnya.
"Dasar bodoh!!! lari saja kau dari sini!! kau tidak akan bisa melawan mereka!! " teriak Siren.
"Aku tidak akan membiarkan mu di lecehkan" balas Susi, membuat ke empat preman itu tertawa mengejek.
"Hahahahaha... kau ingin bermain main yah sama kami"
"Benar boss, seperti nya hadis cantik ini ingin menemani temannya untuk menemani kita" sahut preman satunya lagi. Bos preman itu pun kembali tertawa keras, di sahut oleh ketiga anak buahnya.
"Mari kesini cantik, kita akan memulainya lebih dulu" ucap Preman itu berjalan mendekati Susi. Gadis itu pun berjalan mundur, ia mengayun ayunkan kayu itu ke arah preman itu. Susi kebingungan, matanya melebar ketika preman itu merebut katu yang ia pegang, lalu mendorong tubuhnya hingga jatuh di tanah.
"Ahkk" ringis Susi menahan perih di kedua siku nya.
"Lihat,,, pahlawan cantik mu sudah terjatuh" ejek Preman yang berdiri di depan Siren sembari menunjuk kearah Susi.
Siren menggeram, ia melihat preman itu akan membuka baju Susi. Dengan keberanian yang tersisa, Siren berdiri dan mengambil batu besar tak jauh dari dirinya ber diri.
"Matilah kau!!!! " teriak Siren mengangkat batu besar itu, lalu memukulkan nya pada preman yang akan melecehkan Susi. Mata Susi melebar, Preman itu jatuh terkulai di tanah. Anak buahnya yang tidak menyangka jika Siren akan berani bangkit dan melakukan semua ini menggeram dan menatap Siren tajam.
"Berani sekali kau!!! " geram preman itu, lalu salah satu dari mereka mengambil kayu yang Susi bawa tadi. Dengan emosi yang memuncak preman itu mengayunkan kayu kearah Siren.
"Siren awas!!!!! " teriak Susi.
Siren segera berbalik, menajamkan matanya menunggu pukulan itu mengenai tubuhnya.
Bugh.
Siren membuka matanya, ia tidak merasakan apapun yang mengenai tubuhnya, rasa sakit tidak ia rasakan sedikit pun.
"Susi????? " Siren menutup mulutnya, Susi rela melindungi tubuhnya dari pukulan kuat preman itu.
"Ah... Sakit juga ternyata" kekeh Susi pada Siren yang masih syok.
"Sialan kau!!!! " ucap preman itu kesal karena Susi menghalangi mereka melukai Siren. Tubuh Susi di dorong ke samping, Preman itu kembali ingin menghajar Siren.
"Jangan bergerak!!!!! "
"Sialan, ada polisi" maki preman yang hendak memukul Siren, tangannya terhenti di udara.
Siren bernafas lega, akhirnya ada yang menolongnya.
"Akhirnya mereka datang" Gumam Susi tersenyum lega, lalu Susi menutup matanya tak sadarkan diri.
"Susi!!! Susi!!! " teriak Siren menggoyang goyangkan tubuh Susi.
"Seperti nya gadis ini pingsan" ucap pak polisi.
"Iya Pak, tolong selamatkan teman saya pak" Sahut Siren memohon agar polisi segera membawa Susi ke rumah sakit terdekat.
Sejak saat itu semuanya mulai berubah, Siren menjadi over dan malah seperti bodyguard Susi. Seketika hidup Susi jadi berubah, niatnya untuk bunuh diri sirna seketika.
"Bu... Bu... kita sudah sampai" ucap Raina menyadarkan Susi dari lamunannya mengenang masa lalu.
"Eh iya, ini pak ongkos nya" ucap Susi meronggoh tas nya, lalu memberikan 2 lembar uang tukaran 50.000 pada supir taxi.
"Terimakasih Bu" sahut supir Taxi.
...----------------...
Haloo semuanya, terimakasih sudah mau berkunjung. Jangan lupa like, komen Vote, dan hadiahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
kartika wayankartika
/Good/
2024-06-04
0
Yolan Apolonia
lanjut thor
2022-12-11
1
Asriaprr_
lanjut 🙂
2021-09-30
0