Setelah orang tua Nindi menyetujui tentang hubungan anaknya dengan Baim. Bramantyo sebagai ayahnya Nindi bergegas mengatur semuanya. Ingin segera menikahkan mereka berdua.
Menyiapkan segalanya jauh jauh hari .Karena Bram kawatir jika tidak lekas dinikahkan ,akan terjadi suatu hal yang tak di inginkan.
Bram sangat menjunjung tinggi martabat, harga diri, serta nama baiknya. Karena Bram adalah orang yang sangat disegani dikota tersebut.
Sebenarnya Bram sangat kecewa dengan pilihan Nindi. Tapi semua sudah terlanjur. Bram hanya bisa pasrah dengan semua ini.
Ditengah lamunannya dibalkon kamarnya ,selagi asik melamun. Tiba tiba istri Bram mendekatinya "Ayah, sudah malam tidak istirahat? "
"Sebentar lagi bu, ayah belum mengantuk. Ibu tidur saja terlebih dahulu(perintah Bram kepada istrinya). "
Namun istrinya malah mendekati suaminya "ayah, ibu tahu sebenarnya ayah sangat kecewa dengan Nindi. Tapi mau bagaimana lagi yah...(sambil menghela nafas). "
"Bu, ayah sudah menyiapkan segalanya untuk pernikahan Nindi. Namun ayah ingin sederhana saja bu, toh Nindi juga menikahnya dengan orang biasa saja, belum kerja pula. "
"Kaya gini , ayah yang repot kan. Pihak lelaki ga ada gerakannya ,modal dengkul doank.(sambil Bram menghela nafas panjang). "
"Sudahlah yah, jangan dibawa emosi. Ingat ayah punya hipertensi juga asma. Ibu ga mau ayah kenapa kenapa (sembari istrinya mengelus pundak suaminya). "
Bram pun menjawab "Ibu ga usah kawatirin ayah. Ayah bakal sehat terus untuk menemani ibu (sembari merangkul istrinya). "
"Ibu bilang ke Nindi ,semua persiapan untuk pernikahan telah siap semua. Bilang ke Nindi ga ada resepsi, cuma akad nikah saja. "(perintah ayah). "
"Minggu depan mereka akan kita nikahkan, ayah kawatir keburu perut Nindi besar. Mau ditaruh dimana muka ayah. "
"Baik yah, besok kita sembari sarapan pagi.Kita rundingkan dengan Nindi (jawab ibu). "
Waktu malampun terus berjalan hingga tak terasa pagi menjelang . Seperti biasa Nindi telah bangun untuk sholat subuh terlebih dahulu, juga belajar sejenak.
Setelah semua selesai ,Nindipun beranjak mandi pagi setelah itu sarapan.
Namun sejak mengutarakan niatnya menikah dengan Baim, Nindi menjadi canggung ketika berada di meja makan bersama ayah dan ibunya.
Setelah semuanya berkumpul, sang ayahpun mengutarakan semua " Nindi, nanti sore kamu suruh Baim sama ibunya ke sini. Ayah mau ngobrol sama mereka tentang pernikahanmu. "
Nindipun yang masih merasa canggung sambil tertunduk menjawab " Baik ayah. "
Ibunya melihat raut wajah anaknya tidak ceria padahal hendak menikah. Sehingga ibupun bertanya pada Nindi "Nak ,bukankah pernikahan ini keinginanmu? Tapi mengapa kamu seperti tidak merasa bahagia? "
Nindupun yang sedari tadi melamun gelagapan dengan pertanyaan ibunya " Nindi bahagia kok ibu, cuma Nindi merasa bersalah sama ayah dan ibu. Karena Nindi telah mengecewakan ayah sama ibu (sembari menunduk dengan derai air mata). "
Ayahnya yang melihat hal itupun tak tega pada anak semata wayangnya "Sayang, ayah minta maaf atas sikap ayah semalam. Sudah eagh jangan bersedih ,jika kamu bahagia bersama Baim. Ayah juga turut bahagia, sudah jangan sedih. Masa mau nikah malah sedih(hibur ayah). "
Nindipun memeluk ayahnya "trimakasih ayah, sekali lagi Nindi minta maaf. "
Sembari mengelus pucuk rambut Nindi "Sudahlah sayang tidak usah minta maaf terus.Fokuslah dengan pernikahanmu. "
Selesai sarapan, Nindipun bergegas berangkat kuliah. Tak lupa berpamitan pada ayah dan ibunya.
Selama dalam perjalanan menuju kampus, Nindi menyempatkan diri untuk menelfon Baim.
Namun telfonnya tidak aktif, akhirnya Nindi mengurungkan niatnya mengabari Baim.
"Entar saja sepulang kuliah, pasti kan bang Baim jemput aku. Tapi tumben, biasanya kan pagi pagi juga jemput aku. ini kok ga eagh? (batin Nindi). "
Sementara Baim sengaja tidak mengaktifkan ponselnya, karena dirinya sedang bersama kekasihnya si Syifa.
"Sayang, kamu beneran ga jatuh cinta sama Nindi kan? (tanya Syifa). "
Baimpun menjawab sembari mengelus pucuk rambut Syifa "Cinta aku cuma untukmu, rencanaku menikah dengannya hanya untuk menguras habis hartanya. Setelah itu aku ceraikan dia. "
Sambil bersandar didada bidang Baim Syifapun tersenyum "Baiklah sayang, aku pegang janjimu."
Kemudian merekapun bergegas pulang kerumah masing masing. Setelah puas memadu kasih.
Siang menjelang, Baimpun tersentak kagek ketika mengaktifkan ponselnya. Ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari Nindi, serta notifikasi pesan.
Akhirnya Baimpun bergegas menuju kampus untuk menemui Nindi. Selagi jam istirahat kampus.
"Sayang ,aku minta maaf. Karena ponsel sengaja aku non aktifkan, karena tadi lagi ada penumpang. "
"Tapi kenapa notifikasi pesan pesanku tidak ada satupun yang dijawab, cuma di read doank? "(tanya Nindi). "
Baimpun mengeluarkan jurus bohongnya "Maaf sayang, kuota habis dan abang belum ada uang buat beli kuota. Makanya abang langsung samperin neng Nindi ke kampus. "
Nindipun berpikir sejenak ,pulsa saja ga bisa beli. Pake ajak nikah.
Diamnya Nindi menjadikan Baim bertanya "Kamu kenapa bengong neng Nindi? "
Nindipun terhenyak kaget "Ga apa apa kok bang. Entar sore abang sama ibu abang disuruh ayah kerumah. Ada yang mau dibicarakan masalah pernikahan kita. "
Baimpun tersenyum senang "Baik sayang, entar sore abang akan ajak ibu kerumah neng. "
"Abang, sudah dulu. Bel sudah berbunyi, Nindi mau masuk kelas. "
*******
Waktu berjalan tak terasa telah sore.Nindipun telah sampai rumah. Sedang Baim dan ibunya sedang berada diperjalanan menuju kerumah Nindi.
Tak lama kemudian Baim dan ibunya telah sampai didepan rumah Nindi.
Ibunya merasa takjub melihat rumah Nindi yang sangat megah bak istana putri.
Baimpun menyadarkan lamunan ibunya "Bu, ayok buruan kita masuk. Ga enak sudah ditunggu orang tua Nindi.
Kemudian security dirumah Nindi segera membukakan pintu gerbangnya. Dan mempersilahkan Baim serta ibunya masuk kedalam.
"Assalamu alaikum. "(serentak Baim dan ibunya mengucap salam). "
"Waikum sallam, mari silahkan masuk ibu, nak Baim (sapa ibu Nindi). "
Kemudian Baim dan ibunya duduk disofa. Sembari menunggu ayah Nindi yang tengah mandi.
Tak berselang lama ayah Nindi telah muncul dihadapan mereka. Tanpa basa basi ayah Nindi menjelaskan rencana pernikahan Nindi.
Ayah Nindi telah mengatur semuanya, yakni satu minggu lagi akan diadakan pernikahan
"Bu, Baim. Saya sudah menyiapkan semuanya untuk pernikahan Baim dan Nindi. "Namun sebelumnya saya minta maaf karena tidak ada resepsi, hanya ijab kabul saja. (ucap ayah Nindi). "
Batin ibu Baim "Huh dasar orang kaya pelit!! masa nikahin anak semata wayangnya kok ga pake resepsi!! "
Ayah Nindi melihat raut muka ibu Baim yang berubah menjadi murung "Bu, ibu kok ga bahagia anaknya hendak menikah?? Jika ibu ingin mengadakan resepsi, silahkan saja bu. "
Ibu Baimpun terhenyak kaget "Maksud pak. Bram bagaimana eagh?? "
Brampun menjawab dengan santainya "Disini kami tidak melakukan resepsi bu, jika ibu hendak mengadakan resepsi dirumah ibu ea silahkan. "
"Intinya disini cuma diadakan ijab kabul ,oh iya saya ingin bertanya sama Baim."
"Baim, kamu telah mempersiapkan dana untuk mahar serta mas kawin buat Nindi belum? "
Pertanyaan Bram membuat Baim kalang kabut malu sambil tertunduk Baimpun menjawab "Maaf om, saya belum mempersiapkan apapun. Kalau berkenan saya pinjam dulu dananya sama om. Setelah saya menikah dan bekerja, saya kembalikan uang om. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Eka elisa
baim kere aj blagu... pke acara ngajk nikh mahar uang buat sewa tenda byr ketring aj ra gableg.... ko.... astaga.... ko kmu mau cih nikh ma dia nin.... ini juga ibu baim gaya bgt minta resepsi..... mng kmu ksih opo.........? 😈😈😈
2023-07-05
2
~🌹eveliniq🌹~
keren nyicil baca ya kk
2021-12-20
0
Xianlun Ghifa
bom like untuk karya mu Thor. mohon dukungan ya untuk mampir di CS saya Tumbal Cinta Jalan Ke Surga
2021-09-28
1