Gadis Perawan Milik Tuan

Gadis Perawan Milik Tuan

1. Gadis biasa.

"Naya, dengerin Nenek baik-baik. Nenek mau jujur sama kamu karena Nenek rasa waktu Nenek udah gak lama lagi ...."

Seorang gadis yang dipanggil Naya menggelengkan kepalanya beberapa kali. Matanya menatap begitu nanar. Sungguh, dia tak bisa menahan diri agar tidak menangis. Rasanya begitu perih kala melihat orang terkasih sedang menahan sakit.

Terbatuk-batuk, sang nenek yang mengidap penyakit paru-paru pun menarik napas yang sudah mulai susah untuk dijangkau.

"Ibumu sebenarnya adalah seorang simpanan, Nay. Dan Ayah kamu masih hidup sampai sekarang. Jadi datengin dia, ya ... Nenek yakin dia seneng dengan kehadiran kamu ... Nenek udah gak bisa lagi jagain kamu ...."

"Nggak. Nggak, Nek. Tolong jangan begini ... Nenek harus kuat. Ayo kita ke rumah sakit," balas Naya. Dia mencoba membantu neneknya yang terbaring lemah di dipan kayu, tapi ditolak.

Menggeleng dengan pelan, matanya begitu sayu menatap Naya. Di ujung pelupuk mata bahkan ada setitik air yang menetes dengan perlahan. Bongkahan air bening dan kecil itu mampu membuat Naya ketakutan dan gemetar. Dia genggam makin kuat tangan keriput Mia, neneknya. "Tolong, Nek. Nenek harus kuat. Nenek jangan pergi. Ayo kita ke rumah sakit sekarang."

Naya mencoba meyakinkan lagi. Dia genggam tangan sang nenek yang sudah dingin. Namun, tetap mendapat gelengan kepala.

"Maafkan Nenek karena menyembunyikan semuanya," ucap Mia lagi. Napasnya terputus-putus.

"Nenek sadar kalau kamu menderita karena sering disebut-sebut tetangga anak haram dan pembawa sial. Asal kamu tau, kamu bukan anak haram, kamu juga bukan anak pembawa sial. Ibumu meninggal setelah kamu lahir karena memang takdirnya begitu. Kamu cucu berharga, Naya. Kesayangan Nenek. Kesayangan kedua orang tuamu," lanjut Mia lagi. Terdengar lebih berat.

"Nenek ...."

Mia tersenyum getir, dia hapus air mata Naya dengan tangannya yang sudah gemetaran. "Jangan nangis, ya. Sekarang pergilah, raih kebahagiaanmu dan mintalah hakmu pada ...."

Lisan Mia terjeda, dia menarik napas lagi. Begitu panjang dan dalam.

"A-yah k-kamu namanya B-burhan Putra Kusuma ...."

Tangisan pilu Naya pecah sesaat setelah sang nenek menyebut nama itu. Akhirnya Mia menutup mata untuk selamanya.

Sungguh, Naya merasakan sakit bagai tertusuk belati tepat di dada. Dia tak bisa berkata, hanya raungan pilu yang menjadi bukti betapa sedihnya dia saat melepas kepergian orang terkasih yang selama ini mengurusnya dengan baik.

***

Pergilah, pergilah ambil ke hakmu sebagai anak.

Ucapan itu selalu terngiang di telinga Naya, gadis berusia 19 tahun. Air matanya menetes tanpa bisa dicegah.

Terabaikan dan dikucilkan adalah situasi yang sudah lama Naya hadapi. Sudah seperti mendarah daging karena dia menerimanya sejak kecil.

Namun, jika harus menjadi anak simpanan rasanya sulit dipercaya dan diterima. Naya pun memutuskan mengabaikan permintaan sang nenek dan menjalani hari-hari seperti biasa. Sungguh, dia tidak ingin menyandang predikat baru dan pastinya hanya akan mengorek luka lama.

***

"Ini uangnya," ucap seorang pria tinggi berpakaian formal.

Merasa tak mendapat respon, pria tampan dengan rambut bergaya American style itu pun nekat melambaikan tangan di depan mata si kasir yang tengah duduk dengan tangan menopang dagu.

Sayangnya nihil, kasir itu masih kelihatan asyik dengan dunianya. Si pria yang mulai kesal pun menggetok meja kasir dengan empat buku jari. Dia berdengkus kesal.

Si kasir yang tak lain tak bukan adalah Naya pun berjengket dan sontak berdiri tegak. Dia kaget ternyata sudah ada pelanggan di depan mata.

"Kamu lagi lomba ngelamun?" tanya pria itu.

"Enggak, kok. Beneran," balas Naya waswas. Dia sangat takut kalau orang yang ada di hadapannya ini mengadu pada pemilik minimarket.

Si dia terkekeh lalu menunjuk CCTV yang ada di samping kiri Naya. "Itu ada buktinya, loh. Kamu mau ngeles?"

Naya menggeleng. "Enggak, kok, Mas. Beneran. Aku gak melamun. Lagian bukannya kalau lomba itu harus ada temennya, ya. Dan sekarang, seperti yang Mas liat, saya cuma sendirian. Mana bisa disebut lomba."

Naya nyengir sedikit lalu menggaruk tengkuknya. "Oiya, Mas belanja apa ya?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. Bisa brabe jika pelanggan itu ngotot dan memaksa melihat CCTV.

Si pria hanya menggeleng heran, lantas meletakkan keranjang belanjaan di meja. Beberapa minuman dingin ada di sana.

"Totalnya lima puluh ribu, Pak," ucap Naya.

Si dia mengangguk dan membayar. Namun, saat Naya ingin menyerahkan kembalian, dia justru mendapat libasan tangan.

"Kembaliannya ambil kamu aja."

Senyum Naya terukir, dia memasukkan uang itu ke dalam saku celana lalu membungkuk beberapa kali sembari mengucapkan terima kasih.

"Sudahlah, cukup. Dan ini ...." Si dia mengeluarkan sekotak minuman dingin yang tadi dibeli dan meletakkan di meja. "Apa pun masalahnya, jangan terlalu dipikirin. Semua ada solusinya. Jadi jangan pernah melamun yang bukan tempatnya."

Naya kembali nyengir. Dia tak bisa membela diri lagi karena memang nyatanya dia sempat melamun.

"Terima kasih, Pak. Saya janji gak bakalan lakuin itu lagi," sahut Naya. Pasrah dengan posisi menundukkan kepala.

"Bagus. Itu baru karyawan baik. Kasihan bos kamu jika karyawannya gak fokus kerja."

Naya manggut-manggut.

"Dan satu lagi," ucap pria itu.

Naya otomatis mengangkat kepala dan mendapati si dia tersenyum ambigu, lantas tanpa bicara langsung mendorong sekotak teh dingin tepat sesenti di depan mata. "Apa pun masalahnya minumnya tetep Teh Botol Sosro," lanjut pria itu sembari berkedip. Sudah mirip aktor pemeran iklan sungguhan.

Mendengar kalimat semangat yang dulu sempat viral itu pun akhirnya membuat Naya tersenyum. Dia pandang punggung pria itu hingga hilang ditelan pintu minimarket.

Menghela napas panjang, Naya betulkan seragam seraya merapikan rambutnya yang terkucir ke belakang. Dia mengepalkan tangan sembari menatap depan. Bak seorang proklamator yang tengah bersemangat.

"Ayo Naya, kamu kuat. Lagian kamu nggak perlu orang yang udah buang kamu. Biarkan dia dengan hidupnya dan kamu tetep dengan hidupmu. Ayo, semangat!" serunya mantap sebelum suara derap sepatu menginterupsi. Gadis itu melihat ke arah pintu dan mendapati seorang wanita berusia 45 tahun berambut sebahu dan berpenampilan glamor datang mendekat.

"Selamat datang, Bu. Ada yang mau Ibu beli?" tanya Naya ramah seperti biasanya.

Si wanita tua itu melepas kacamata lalu memelototi Naya beberapa detik, setelah itu senyumnya langsung terukir.

Naya yang sempat bingung pun membalas senyuman wanita itu. Terlihat sangat canggung.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Naya lagi.

"Apa kamu yang namanya Naya Auliani?"

Wanita itu balik bertanya. Suaranya terdengar sangat tak ramah meski sudah tersenyum. Entahlah, mendadak Naya menjadi suudzon.

Apa jangan-jangan aku pernah buat salah sama ibu ini? Naya bermonolog.

Ragu-ragu Naya menggangguk. Dalam kebingungan itu tak dipungkiri ada rasa yang mengganjal.

Takut? Ya ... itu yang Naya rasa sebab tak banyak yang mengenalnya. Teman-teman seangkatan pun jarang berkomunikasi dengan dia. Dia cenderung diabaikan karena memang tidak mempunyai materi dan dari latar belakang yang tidak jelas.

"Iya, s-aya Naya. D-dan Anda si-apa? Ada perlu apa nyari saya?" Naya terbata. Jujur dia makin horor. Di matanya wanita itu sudah mirip pemeran antagonis di serial TV swasta.

"Saya Laura," sahut wanita itu seraya mengulurkan tangan kepada Naya. Naya ragu-ragu menyambut tangan itu lalu menyebutkan namanya.

Ini Visual mereka.

Naya

Ken

Mike

Moga kalian mau baca sampe akhir.

oiya jangan lupa follow Ig ya.

Riharigawajixjoe.

Terpopuler

Comments

sharvik

sharvik

sblm bc udh pnsrn crta in nnti y naya dg ken ap dg mike ya

2024-10-01

0

amalia damayanti

amalia damayanti

visual keduanya sangat susah di tolak 🤣🤣🤣

2024-06-28

1

Fina Ina

Fina Ina

masih nyimk thor

2022-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Gadis biasa.
2 2.1 Laura
3 2.2 Masih Laura
4 Niat terselubung.
5 Merintih.
6 Pelajaran pertama
7 Pelajaran bagian kedua.
8 Shock.
9 Culik.
10 Borgol indah.
11 Tertangkap
12 Bergeming
13 Pilihan Berat.
14 Jangan nyelonong.
15 Ngeres.
16 Merengek.
17 Mulai terbiasa
18 Jangan
19 Bandit Genit.
20 Kepercayaan
21 Firasat.
22 Kenyataan.
23 Bergerak dan bengkak.
24 Mantap.
25 Heroik.
26 Penculikan.
27 Korek api
28 Dendam
29 Teh kotak
30 Takdir yang menunggu
31 Perpisahan.
32 Dijual.
33 Psikopat mesum.
34 Buka bajumu.
35 Jawab!
36 Sudah dibeli.
37 Pilihan Berat
38 Wanita kesekian.
39 Cara Jordan.
40 Saling Rindu
41 Berdebar
42 First kiss
43 Shoping day.
44 Bidadari tanpa baju
45 Terciduk
46 Ketahuan
47 Ke kelab
48 Kejutan
49 Fitnah Starla
50 Kalap.
51 Iri karena itu.
52 Lahap habis.
53 Lakukan, lakukanlah!
54 Hukuman.
55 Iri.
56 Licik.
57 Pijit plus-plus.
58 Ada Perubahan
59 Balas budi
60 Siapa?
61 Orang asing
62 Pria asing.
63 Kemarahan terpendam.
64 Memeriksa.
65 Kemarahan Naya.
66 usaha sean
67 Kenyataan.
68 Ternyata begitu.
69 Ular teriak ular
70 Burung dan bonsai.
71 Kangen Ken.
72 Malam penantian.
73 Kuasa Mike.
74 Lihatlah adegan panas itu.
75 Mike murka.
76 Dapat.
77 Bukan iklan teh
78 Ngeles.
79 Tameng
80 Wanita masa lalu
81 Barang bekas.
82 Buntu.
83 Terkuak.
84 Kalap.
85 Makan dan dimakan.
86 Memaksa.
87 Binal.
88 Licik.
89 Barang bukti.
90 Jangan nolak. Nikmati saja.
91 Vitamin
92 Beda
93 Celaka.
94 Herry
95 Dilamar.
96 Kisah sebenarnya
97 Berubah.
98 Ngidam dan dendam.
99 Pembalasan.
100 Mendominasi.
101 Benalu.
102 Laras.
103 Kebenaran
104 Pengakuan.
105 Flashback
106 Jeff
107 Tembak
108 S2. Pertemuan dengan Sean.
109 Meyakinkan.
110 Kakak adik.
111 Anniversary
112 Kedatangan Ken.
113 Gosip
114 Kado
115 Liburan
116 Dendam kesumat.
117 Tes.
118 Titik terang.
119 Lamaran.
120 Broto dan Burhan
121 Terkuak.
122 Meluapkan
123 Janji Mike
124 Rahasia.
125 Adu jotos.
126 Terancam
127 Bertepuk sebelah tangan
128 Kebenaran
129 Keluarga baru.
130 Hukum aku.
Episodes

Updated 130 Episodes

1
1. Gadis biasa.
2
2.1 Laura
3
2.2 Masih Laura
4
Niat terselubung.
5
Merintih.
6
Pelajaran pertama
7
Pelajaran bagian kedua.
8
Shock.
9
Culik.
10
Borgol indah.
11
Tertangkap
12
Bergeming
13
Pilihan Berat.
14
Jangan nyelonong.
15
Ngeres.
16
Merengek.
17
Mulai terbiasa
18
Jangan
19
Bandit Genit.
20
Kepercayaan
21
Firasat.
22
Kenyataan.
23
Bergerak dan bengkak.
24
Mantap.
25
Heroik.
26
Penculikan.
27
Korek api
28
Dendam
29
Teh kotak
30
Takdir yang menunggu
31
Perpisahan.
32
Dijual.
33
Psikopat mesum.
34
Buka bajumu.
35
Jawab!
36
Sudah dibeli.
37
Pilihan Berat
38
Wanita kesekian.
39
Cara Jordan.
40
Saling Rindu
41
Berdebar
42
First kiss
43
Shoping day.
44
Bidadari tanpa baju
45
Terciduk
46
Ketahuan
47
Ke kelab
48
Kejutan
49
Fitnah Starla
50
Kalap.
51
Iri karena itu.
52
Lahap habis.
53
Lakukan, lakukanlah!
54
Hukuman.
55
Iri.
56
Licik.
57
Pijit plus-plus.
58
Ada Perubahan
59
Balas budi
60
Siapa?
61
Orang asing
62
Pria asing.
63
Kemarahan terpendam.
64
Memeriksa.
65
Kemarahan Naya.
66
usaha sean
67
Kenyataan.
68
Ternyata begitu.
69
Ular teriak ular
70
Burung dan bonsai.
71
Kangen Ken.
72
Malam penantian.
73
Kuasa Mike.
74
Lihatlah adegan panas itu.
75
Mike murka.
76
Dapat.
77
Bukan iklan teh
78
Ngeles.
79
Tameng
80
Wanita masa lalu
81
Barang bekas.
82
Buntu.
83
Terkuak.
84
Kalap.
85
Makan dan dimakan.
86
Memaksa.
87
Binal.
88
Licik.
89
Barang bukti.
90
Jangan nolak. Nikmati saja.
91
Vitamin
92
Beda
93
Celaka.
94
Herry
95
Dilamar.
96
Kisah sebenarnya
97
Berubah.
98
Ngidam dan dendam.
99
Pembalasan.
100
Mendominasi.
101
Benalu.
102
Laras.
103
Kebenaran
104
Pengakuan.
105
Flashback
106
Jeff
107
Tembak
108
S2. Pertemuan dengan Sean.
109
Meyakinkan.
110
Kakak adik.
111
Anniversary
112
Kedatangan Ken.
113
Gosip
114
Kado
115
Liburan
116
Dendam kesumat.
117
Tes.
118
Titik terang.
119
Lamaran.
120
Broto dan Burhan
121
Terkuak.
122
Meluapkan
123
Janji Mike
124
Rahasia.
125
Adu jotos.
126
Terancam
127
Bertepuk sebelah tangan
128
Kebenaran
129
Keluarga baru.
130
Hukum aku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!