Menikah Dengan Dosenku

Menikah Dengan Dosenku

Hari Pertama

Hari ini dengan penuh semangat Zahra datang ke kampusnya yaitu Universitas Sakti wijaya. Karena hari ini adalah hari pertama mulai perkuliahan. Yah, sebelumnya Zahra mendaftar dikampus ini karena selain berdekatan dengan tempat tinggalnya juga karena orang tuanya yang tidak mau Zahra kuliah keluar daerah dan jauh dari mereka.

Dalam hati Zahra tertawa memikirkannya. Menjadi anak perempuan satu satu nya ternyata juga tidak bisa sebebas yang ia pikirkan, banyak yang tidak bolehnya..

Karena hari ini hari pertama yang kebetulan jadwal kuliah nya pagi jadi Zahra berangkat agak pagian sekali agar ia tidak terlambat, "Uuhh,, kan bahaya jika di hari pertama aja udah terlambat" Dengan tergesa-gesa aku berlarian ke gedung fakultasnya, masih ada waktu 10 menit sebelum memulai perkuliahan. setiba diruang kelas, "Ah.. akhirnya aku sama sekali tidak terlambat" Ternyata ruang kelas sebagian sudah terpenuhi oleh Mahasiswa/i baru. Terdengar suara seorang wanita dari sudut belakang kelas..

"Eehh,, kamu duduk disini aja sebelahku !"

Zahra datang sambil tersenyum, "Ah iya baiklah.."

"Hey kenalin aku Rena widya sari, kamu boleh panggil aku Rena aja, oh iya siapa namamu ?"

"hm oke,, Namaku Zahra Fadheela, kamu bisa panggil aku dengan Zahra aja"

Setelah berbincang dengan Rena, akhirnya dosen pertama pun tiba-tiba masuk.

"Assalamualaikum... Satu kelas pun menjawab salamnya. "Waalaikum Salam Pak. jawab mereka bersamaan.."

Rena berbisik kepadaku, "Wah,, dosen nya masih muda dan sangat tampan"

"Ahh, biasa saja", jawabku.

Ntah mengapa tiba-tiba dosen itu menatap kearah Zahra dengan wajahnya yang dingin dan tatapannya yang tajam itu sungguh membuat Zahra merasa gelisah dan tidak tenang.

Seketika dia memperkenalkan dirinya kepada kami.

"Yah, karena hari ini adalah hari pertama kita mulai perkuliahan sebaiknya hari ini kita saling memperkenal diri kita saja agar kita bisa saling mengenal satu sama lain dan mempermudah dalam proses belajar mengajar kita bagaimana ?"

Dengan semangat semua nya menjawab dengan kompak, "Baik Pak !"

"Oke. Perkenalkan nama saya Zaidan Alindra,

saya adalah dosen pengampu Mata kuliah Organisasi Publik. Ada yang ingin ditanyakan ?"

Sontak seketika tanpa sadar aku mengangkat tangan dengan tanpa sadar bertanya padanya.

"Pak apakah Anda sudah menikah ?☺️"

Semua mahasiswa melihat kearah Zahra dan menertawakannya. Dalam hati, "Aiish,, aku mempermalukan diriku sendiri dihadapan mereka termasuk dosen itu."

Lalu tiba-tiba Zaidan melihat kearah Zahra dengan wajahnya yang dingin dan sorotan matanya yang membuat Zahra agak gemetaran, lalu ia memperlihatkan sedikit senyuman nya. Dalam hati, "Eehh, apakah barusan dia tesenyum, oh astaga kenapa tiba-tiba jantungku berdetak sangat kencang, aish apa yang terjadi padaku". Tiba-tiba ia menjawab, "Hm, saya masih belum menikah dengan kata lain saya masih single, ada lagi yang ingin bertanya ?"

"Tidak ada Pak, jawab yang lainnya."

Ntah mengapa saat Pak Zaidan mengatakan bahwa ia masih single Zahra seperti merasa lega mengetahui kalau ia belum menikah, "Huhh,, aneh sekali, apa yang terjadi denganku ini" ucapnya dalam hati.

"Baiklah kalau tidak ada pertanyaan lagi sekarang kita pilih ketua kelas, wakilnya ya. ada saran dari kalian atau ada yang ingin mengajukan diri menjadi ketua kelas ?"

Sontak semua menjawab kompak seperti semuanya sudah direncanakan oleh mereka semua. "Pak, Zahra aja yang jadi ketua kelasnya, wakilnya Rendi aja.

"Ehh ti.. tidak tidak, mengapa aku ?" ucap Zahra terkejut.

"Oh baiklah kalau temen-temen yang lain nya sudah sepakat berarti tidak masalah lagi kan Zahra? silahkan catat nomor WhatsApp saya jika ada sesuatu yang berhubungan dengan mata kuliah saya kamu bisa hubungi saya ya, dan tolong berikan nomor WhatsApp kamu juga, mungkin ketika saya tidak bisa hadir saya akan menghubungi kamu."

"Eeh, baik Pak !" Jawab Zahra..

"Oke terimakasih untuk pertemuan hari ini kita akhiri sampai jumpa di pertemua selanjutnya, dan kalian boleh keluar."

"Baik Pak !" Jawab semuanya.

Zahra dan Rena pun keluar kelas menuju ke perpustakaan kampus untuk mencari buku tentang mata kuliah dikelas tadi.

Zahra tak menyangka sama sekali, bagaimana bisa kata-kata itu keluar dari mulutnya tanpa diperintahkan dulu olehnya. Kejadian itu benar-benar membuatnya merasa sengat malu. Terlebih lagi, di hari pertama nya masuk kuliah ia sudah meninggalkan kesan yang kurang baik di depan seorang Dosen yang tampan namun dingin itu. Ia yang sedikit polos itu mengapa bisa menjadi seperti ini sekarang, ia terus memikirkan itu. Namun ia masih tetap menyahuti ucapan Rena teman barunya itu yang sedari tadi mengajaknya mengobrol.

"Eeh Pak Zaidan itu sangat cuek sekali ya, sikapnya itu dingin sekali !" kataku pada Rena.

"Iya ya Ra, padahal Pak Zaidan itu sangat tampan dan dia juga tinggi itu idaman wanita banget kan."

"Iya sih tampan. Mungkin karna dia cuek dan selalu bersikap dingin kepada semua wanita sehingga sampek sekarang jomblo belum nikah-nikah kali ya ?"

"Wuuss, kamu ini jangan ngomong keras-keras kedengaran orangnya bahaya loh. tapi ngomong-ngomong akhirnya kamu mengakui kalau Pak Zaidan itu tampan, wkwkwwkw"

"Eh nggak nggak, apaan sih!"

Tiba-tiba wajah Zahra langsung merona, tanpa sadar Zahra dan Rena tidak mengetahui kalau Pak Zaidan berjalan di belakang mereka dan pasti mendengarkan percakapan mereka sedari tadi.

Setelah duduk di perpustakaan dengan Rena selama sejam lebih akhirnya mereka kembali dan pulang kerumah dikarenakan tidak ada jadwal lagi. Rena pulang duluan karena dia udah dijemput, sedangkan Zahra masih menunggu di jemput oleh Abangnya, Rizal.

"Zahra aku pulang duluan ya! Ucap Rena sambil berjalan meninggalkannya.."

"Oke hati2 ya, aku masih nunggu Abang aku pulang kerja ni."

"okee***!"

Akhirnya Abang Zahra pun datang menjemputnya, dan dari gedung sebelah terlihat seperti sosok Pak Zaidan yang sedang melihat kearahnya saat Abang Zahra membukakan pintu mobilnya, dan ekspresi nya terlihat seperti dia tidak suka sama apa yang dilihatnya.

"Ada apa denganku, mengapa aku seperti tidak suka melihat gadis itu bersama seorang laki-laki? Aku tidak mungkin kan? Sudah lama ini, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini lagi. Ah sudahlah kenapa jadi memikirkan ini"Batin Zaidan berbicara dari gedung di seberang sana.

"Maaf Dek Abang telat jemput ya, soalnya banyak kerjaan tadi."

"Iya gapapa Bang, yaudah kita pulang yuk!"

"Kamu udah makan apa nggak cari makan dulu kita sambil jalan-jalan sebentar ke kota tetangga nyamanin diri dengan suasana laut yang biru?"

"Uhh Abang memang yang terbaik, tau aja apa yang Adeknya pikirkan hehee, yaudah jalan deh. "

"Iya dung siapa dulu Abangnya***!"

Setelah selesai makan Zahra dan Rizal menyempatkan jalan jalan dipinggir laut, meskipun pantai tersebut yang kami datangi saat ini terbilang sangat jauh dari kota kami karena berada di kota tetangga, dan memakan waktu 4-5 jam yang paling dekat. Karna Zahra sangat suka main di pantai jadi kalau ada waktu luang Rizal selalu mengajak aku untuk jalan jalan walau hanya sebentar saja tanpa peduli waktu yang ditempuh itu berapa lama, asalkan ia bisa membawa Zahra. Bahkan terkadang mereka sering pulang kemalaman. Di karenanakan jarak tempuh yang lumayan jauh ini. Karena mereka sering bersama orang orang mengira kalau mereka ini berpacaran padahal mereka adalah kakak beradik, sangat tidak heran jika mereka dikira pasangan, karena dia selalu bersikap romantis pada Zahra. Sampai dia nggak pernah ada waktu buat mikir cari pasangan untuk dirinya sendiri.

Akhirnya setelah menikmati pantai yang yang jauh itu beberapa menitan saja, lalu pulang dan tiba dirumah. Setelah membersihkan diri Zahra langsung istirahat karena merasa sangat lelah.

Ternyata hari ini nggak buruk juga, Pikirnya. Karena hari pertama nya di lalui tanpa kendala, bahkan ia bertemu dan langsung akrab dengan seorang teman di kelasnya yang bernama Rena..

Namun, satu yang membuatnya bimbang saat ini. Benar, ia menjadi ketua kelas nya di kelas Pak Zaidan. Ia berfikir bagaimana nantinya ia menghadapi sosok Pak Zaidan yang mempunyai sikap yang dingin itu. Ia paling benci dan takut menghadapi orang yang bersikap seperti Pak Zaidan ini. Di tambah lagi tadi aku mempermalukan diri sendiri dengan bertanya seperti itu padanya.

"Yah, Apa boleh buat. Udah terjadi ya harus di lewatin deh." Ucapnya..

Terpopuler

Comments

meri agustiani

meri agustiani

nggak ada aktor lain ya tor... kenapa harus pake aktor Korea sih

2021-11-04

1

IQbal Ilham Anakku

IQbal Ilham Anakku

idola banget gue dua2nya....author emang the best...

2021-02-05

2

Dhina ♑

Dhina ♑

Kartika
Tika,,

2021-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!