Kavita termenung memikirkan perkataan ibunya.
Kemarahan orang tua Faraz juga masih terngiang-ngiang di telinga nya.
Ia benar-benar tidak menduga akan melihat kemarahan orang tua Faraz yang selama ini memperlakukannya dengan sangat baik.
Seketika lamunan nya buyar saat ponselnya berdering.
Kavita melihat nama Dev tertera di layar ponselnya.
"Deeevvv..." ucap Kavita lemah.
"Hallo sayang bisa kita bertemu malam ini?" tanya Dev.
Kavita kembali terdiam memikirkan perkataan orang tua Faraz dan ibunya.
"Sayang.." ucap Dev mengaget kan kavita.
"Maaf kan Aku Dev, tapi untuk saat ini Aku belum bisa menemui mu,"
"Kenapa sayang, apa terjadi sesuatu?" tanya Dev.
"Ibu ku baru saja mengetahui hubungan Kita, dan ibuku sangat marah, jadi untuk saat ini kita jangan bertemu dulu," ucap Kavita.
"Ya baiklah, kabari Aku jika masalah mu sudah selesai, karna Aku sangat merindukan mu." ucap Dev.
"Ya baiklah." Kavita pun menutup ponselnya.
Kavita melihat mobil yang Faraz berikan dari jendela kamarnya,
Kavita mengingat bagaimana Faraz memberikan mobil itu pada nya,
Kini tiba-tiba hatinya merasa bimbang dengan apa yang sudah ia lakukan.
Faraz di ajak teman-teman nya mengunjungi Club malam.
Di sana Faraz di kenalkan dengan seorang gadis cantik dengan pakaian yang super ketat hingga membentuk lekuk tubuh indahnya.
Gadis itu begitu agresif dan langsung duduk di pangkuan Faraz.
"Hey handsome..." ucap gadis itu membelai wajah Faraz dengan jari telunjuknya.
Faraz yang merasa risih mendorong kedua bahunya agar turun dari pangkuannya.
"Aku mau pulang," ucap Faraz bangun dari duduknya.
"Hey Faraaazzz... Pesta nya belum di mulai," pekik salah seorang teman Faraz
Namun Faraz tetap pergi dan tidak menghiraukan teman-temannya.
\*\*\*
Faraz kembali termenung di kamarnya.
Ia melihat ponselnya dan begitu banyak panggilan tak terjawab dari orang tuanya.
Ia pun berinisiatif untuk menelfon Ayah dan ibunya, agar mereka tidak merasa khawatir.
Tuuuuuuuuttttt....
"Hallo..." ucap Faraz.
"Faraz akhirnya kamu menghubungi ibu," ucap Zeenat haru.
"Bagaimana kabar ibu?"
"Ibu baik Nak, bagaimana keadaan mu?" tanya ibu sedih.
"Aku juga baik Bu, Ayah bagaimana?"
"Ayah juga baik Sayang, jangan pedulikan kami, sekarang katakan pada ibu, bagaimana keadaan mu,?"
"Jangan khawatir ibu, Aku akan terbiasa dengan keadaan ini," ucap Faraz.
"Faraz, kami sudah mengetahui segalanya," ucap Zeenat sedih.
Faraz menahan sesak di dadanya, sekuat tenaga tidak mengeluarkan suara sedih yang akan di dengar oleh ibunya.
"Sayang... Apa Ibu perlu kesana?"
"Tidak ibu, tetap lah di sana dan temani Ayah," ucap Faraz.
"Tapi kapan kamu mau pulang?" tanya Zeenat.
"Kontrak ku baru selesai tiga tahun lagi." ucap Faraz.
"Kamu tidak perlu menyelesaikannya jika kamu sudah merasa tidak nyaman, Ayah mu akan mengganti biaya pinalti jika kamu menginginkannya."
"Tidak ibu, Aku lebih merasa tenang disini," Faraz menjeda ucapanya.
"Ee... baiklah ibu, sekarang ibu sudah tau keadaan ku, jadi Aku harap Ayah dan ibu tidak perlu merasa khawatir lagi."
"Ya, ibu harap juga begitu," ucap Zeenat menghelai nafas berat.
"Baiklah ibu, salam untuk Ayah, Assalamualaikum..."
"Wa'alaikumsalam." panggilan pun berakhir.
Tiga bulan kemudian Faraz kembali di kenalkan dengan model pendatang baru.
Faraz mencoba menjalani hubungan itu, untuk mengalihkan pikirannya yang terus tertuju pada Kavita, namun setelah beberapa bulan berjalan, Faraz kembali menelan kekecewaan saat mengetahui ternyata gadis itu telah memiliki kekasih dan hanya memanfaatkan Faraz untuk menaik kan popularitas nya.
Namun meskipun begitu tak membuat Faraz sakit hati seperti rasa sakitnya ke Kavita.
Karena di hati Faraz tidak sepenuhnya mencintainya, Faraz hanya menjadikannya pelarian agar ia bisa segera melupakan Kavita.
Beberapa kali Faraz terus mencoba melupakan Kavita, dengan cara menjalin hubungan dengan beberapa wanita, namun ia tetap belum bisa melupakan Kavita sepenuhnya, karena bagaimanapun Kavita adalah cinta pertamanya, cinta nya terlalu dalam hingga sulit untuk melupakan meskipun Kavita sudah begitu menyakiti hati nya.
Setelah gagal menggunakan cara itu, kini Faraz memutuskan untuk berhenti menjalin hubungan dengan wanita mana pun.
Kali ini ia melampias kan kekecewaannya kepada pekerjaan.
Siang malam waktunya ia habiskan untuk bekerja, siang hari untuk bekerja di salah satu perusahaan, sore hingga dini hari ia bekerja sebagai model.
Tidak terasa tiga tahun telah berlalu.
Dan karena kesibukannya yang semakin padat, waktu tidur Faraz pun sangat sedikit hingg tak jarang teridur di meja kerjanya,
Ia juga tidak memperhatikan pola makannya hingga membuat tubuh nya menyusut dan beberapa kali kena teguran saat pemotretan.
Ya, jangankan untuk menjaga bentuk tubuhnya, untuk kesehatan nya aja sekarang Faraz tidak peduli, hal ini mengakibatkan banyak kontrak yang di batalkan secara sepihak.
Tapi Faraz yang masih merasa frustasi, tidak memperdulikan semua itu, pikirnya meskipun Dia tidak jadi model, Dia masih memiliki pekerjaan di perusahaan, dan jika Dia di pecat dari perusahaan pun, Dia masih memiliki perusahaan Ayah nya yang tidak kalah besar dari perusahaan tempat ia bekerja sekarang, karena sejak awal Faraz menggeluti pekerjaannya hanya ingin mandiri dan ingin orang mengenalnya tanpa embel-embel nama besar Ayah nya.
Bersambung....
Maaf jika tutur katanya belum sebagus Author senior, karena masih belajar 😁
Dukung terus ya, karena FB Author gak bisa untuk promo, jadi hanya bisa berharap pembaca datang sendiri 😁🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
Efrida
udh dobol br mikir
2023-11-20
0
mamae zaedan
🫰🫰🫰,,,suka karyamu penuh dengan tekanan batin🤭
2023-11-03
0
Fina Ina
varaz 💪💪💪,msih bnyk wanita yang tulus ,
2022-07-08
0