Faraz telah tiba di bandar udara internasional Kuala lumpur.
Cukup lama Faraz menunggu hingga akhirnya pesawat lepas landas.
Sepanjang penerbangan Faraz terus tersenyum menatap foto Kavita di dompetnya.
"Aku benar-benar sudah tidak sabar lg ingin segera bertemu dengan mu" ucap Faraz sambil mengusap-usap foto Kavita.
Kemudian Faraz mengambil kotak cincin di saku jaketnya dan menatapnya dengan senyum bahagia.
"Dan lihatlah ini, Aku telah membawa hadiah spesial untukmu.." ucap Faraz sambil membuka kotak cincin tersebut.
Tidak terasa pesawat mendarat di Jakarta.
Faraz turun dengan senyum bahagia sambil terus memandangi cincin di tangannya.
Senyum Faraz terhenti ketika ia bertabrakan dengan seorang gadis, sehingga cincin di tangannya terjatuh entah kemana.
"Cincin ku..." ucap Faraz panik.
"Mm-Maafkan Aku Tuan, Maafkan Aku," ucap gadis itu melipat kedua tangannya.
"Apa Kau tidak punya mata!" herdik Faraz.
"Maaf Tuan tapi Tuan yg berjalan tanpa melihat" ucap gadis itu.
"Berrraninya kau!" dengan kesal Faraz menunjuk wajah gadis itu.
Gadis itupun menundukkan kepalanya dengan takut.
"Sekarang cari cincin itu sampai ketemu," tegas Faraz.
Gadis itupun mencari-cari dimana cincinya terjatuh.
Faraz ikut mencari kesana kemari tapi tidak juga menemukannya,
"Kemana cincin itu," ucap Faraz sefih.
Faraz kembali mendekati gadis itu.
"Apa kau sudah menemukan nya?"
"Belum Tuan"
"Cepat cari sampai ketemu, karna cincin itu sangat berharga bagiku."
"Tapi Aku tidak bisa menemukannya dan lagi pula ini bukan kesalahan ku," ucap gadis itu mulai merasa kesal.
"Kamu sudah salah masih berani mengangkat kepalamu?" Faraz kembali menunjuk wajah gadis itu.
"Anda yg salah tapi Anda yang marah-marah padaku, sungguh luar biasa Tuan Muda yg terhormat," balas gadis itu dengan menyingkirkan jari Faraz dari wajahnya.
"Dan lagi pula sepertinya Anda cukup banyak uang untuk membeli banyak cincin, tapi kenapa Anda meributkan hal sekecil ini?" sambung gadis itu.
"Ya! Kau benar, bahkan Aku bisa membeli cincin beserta tokonya, tapi asal kamu tau, cincin itu sangat special untukku, Aku memesannya secara khusus dari Malaysia, jadi Aku tidak bisa menemukan cincin seperti itu disini, apa lagi dalam waktu yang singkat, apa Kau faham itu?"
Gadis itu terdiam dan memalingkan wajahnya.
"Itu adalah cin...." belum selesai Faraz bicara tiba-tiba ponselnya berdering.
Faraz mengangkat ponselnya sembari menatap gadis itu dengan kesal.
"Hallo..." ucap Faraz menahan kekesalannya.
"Ada apa? Kenapa suaramu terdengar sedang kesal?"
Faraz terkejut dan melihat layar ponselnya dan ternyata Kavita yg menelfon dirinya.
"Ee... Sayang maafkan Aku, Aku sedang merasa sangat kesal,"
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
"Nanti kita bicara dirumah, sebentar lagi Aku sampai."
"Jadi kamu sudah tiba di Jakarta?"
"Ya, Aku sudah di bandara, tunggulah, Aku akan segera menemui mu,"
"Baiklah Faraz, Aku tunggu."
"Bye," Faraz menutup ponselnya.
Faraz melihat gadis itu yg masih berdiri menatap Faraz.
"Hari ini aku benar-benar sial karna bertemu dengan gadis sepertimu," ucap Faraz lalu pergi meninggalkan gadis itu.
"Aliaaa........" terdengar seseorang memanggil nama Alia.
Gadis itu menoleh ke belakang.
"Alia sedang apa disini semua pengunjung telah mengantri untuk memesan makanan," ucap meneger restoran yang terletak di dalam bandara tersebut.
"Maaf Pak tadi ada sedikit masalah, Aku akan segera melanjutkan pekerjaan ku."
"Baiklah lanjutan pekerjaan mu," tegaas meneger.
Alia mengangguk dan kembali melayani pengunjung.
*****
Faraz telah sampai kerumahnya.
Terlihat banyak orang yang sedang lalu lalang dirumah besarnya untuk mempersiapkan pernikahannya.
Faraz pun melangkah masuk kedalam,
Ibu yang melihat Faraz datang langsung berlari memeluknya.
"Faraz... Kamu sudah datang." ucap Ibu bahagia.
"Ya Ibu," ucap Faraz singkat.
"Faraaaaz..." Ayah juga langsung memeluk putra semata wayangnya.
"Bagaimana kabarmu nak?" tanya Ayah.
"Aku baik Ayah, bagaimana kabar Ayah dan Ibu?"
"Ayah dan Ibu juga baik," ucap Ayah tersenyum.
"Baiklah Ayah, Ibu, Aku pergi ke kamarku dulu,"
Ayah dan Ibu mengangguk dan mempersilahkannya.
Faraz langsung membuka jaketnya dan membuangnya dengan kesal.
Faraz kembali merasa kesal mengingat saat ia kehilangan cincinya.
"Gadis itu benar-benar pembawa sial," Faraz mengepalkan tangannya dengan kesal.
Faraz kembali keluar dari kamarnya.
"Faraz mau kemana?" tanya ibu.
"Aku akan menemui Kavita." ucap Faraz terus melangkah pergi.
"Kamu baru saja sampai kenapa tidak istirahat dulu?" pekik Ibu.
"Tidak Ibu... Aku tidak ingin Kavita menungguku terlalu lama." ucap Faraz dengan suara yang semakin jauh.
Ibu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
*****
Rumah Kavita yang hanya bersebelahan dengan Rumah di depan Rumah Faraz, membuat Faraz hanya perlu berjalan beberapa langkah dari rumahnya.
Faraz mengetuk pintu rumah Kavita,
Dan tidak lama kemudian Kavita membukakan pintu untuk Faraz.
"Sayang.." Faraz langsung memeluk Kavita.
"Aku sangat merindukanmu," ucap Faraz mempererat pelukannya.
"Masuk lah Faraz jangan didepan pintu seperti ini" ucap Kavita.
Faraz pun melepaskan pelukannya dan masuk kedalam.
"Duduklah Aku akan membuatkan mu minum." belum sempat Kavita melangkah Faraz menarik tangan Kavita hingga membuatnya terduduk disisinya.
Tetaplah disini, Aku tidak ingin minum apapun,"
"Ttt... Tapi Faraz."
"Aku hanya ingin bersamamu," sambung Faraz lagi.
Kavita tersenyum gugup di buatnya.
Faraz mencium punggung tangan Kavita dengan lembut.
"Akhirnya penantian kita selama enam tahun akan segera berakhir." ucap Faraz tersenyum bahagia.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
Lina Virfa
cincin hilang pertanda kurang baik
2023-11-24
0
ayu nuraini maulina
berarti dirimu bkn jodoh ya kavita
2023-08-03
0
Roberta Talenso
ya, bagus itu
2023-04-14
0