Turun Ranjang
Matahari sudah menjulang tinggi, seorang pria berusia kurang lebih 26 tahun masih bergelut dengan selimut dan kasurnya.
"woy bangun!" ucap Rendra.
"hmm."
"Dimas, cepetan lo bangun kita ke pantai," ucap Gilang yang baru keluar dari kamar mandi.
"Udah kalian berdua aja, gue nyusul ntar," ucapnya langsung mengangkat selimutnya menutup kepalanya.
"Maneh mah, nyaho urang teu apal tempatna (kamu tuh gimana, udah tahu kita gak tahu tempatnya)," ucap Rendra dengan logat sunda yang fasih.
"Iya lo mah gimana kita mau liburan ke pantai malah berakhir di kasur, tragis," ucap Gilang.
"Berisik lo berdua, ya udah kalian tunggu di luar gue mandi dulu," ucapnya final.
Dimas, lelaki dengan tinggi 178 cm seorang pengusaha muda yang merintis kariernya sejak masih berkuliah. Dengan tubuh ideal dan wajah tampannya yang memikat kaum hawa, kulitnya sedikit putih dan badannya atletis beberapa otot tercetak di badan dan perutnya.
Dimas Adiputra, anak kedua dari 3 bersaudara, ia memiliki 1 kakak lelaki yang sudah menikah dan adik perempuan yang masih SMA. Keluarganya berasal dari Jogja namun saat Dimas sekolah Dasar ia pindah ke Bandung mengikuti Ayahnya yang bekerja sebagai polisi yang berpindah tugas dan hingga sekarang mereka tinggal di Bandung.
Dimas bersama 2 temannya sedang berlibur di Pantai Parangtritis, Rumah Bude dan Pakde Dimas yang berada di Jogja membuat teman Dimas yang sedang berlibur bekerja mengajaknya untuk menikmati liburan di Jogja selama 3 hari, mereka memilih menginap di penginapan dengan pantai karena jarak rumah Pakde Dimas dengan pantai yang lumayan jauh.
"Ehh itu banyak cewek-cewek pake jas Almamater cantik-cantik," ucap Rendra.
"Itu dari universitas mana ya? Kayaknya mereka lagi ada acara," ucap Gilang sambil memainkan sedotan es kelapa ijo yang baru mereka pesan.
Dimas hanya menatap jengah kedua sahabat karibnya sudah berteman dengannya sejak SMP itu, kelakuan 2 playboy dengan mata kerajang yang sering membuat Dimas terkadang ingin menenggelamkan kedua sahabatnya itu.
Rendra memiliki wajah manis khas sunda tubuhnya tidak terlalu berisi ia memiliki kumis tipis dan alis tebal, sedangkan Gilang lelaki tinggi dengan badan yang atletis seperti Dimas, wajar karena ia atlet basket saat SMA dulu, wajahnya lebih tampan dari Rendra sedikit ia memiliki lesung pipi di kiri dan mereka berdua memiliki kharismatik yang berbeda hanya saja mereka sedikit genit pada kaum hawa.
"Dim, diem bae lu kesambet ntar," ucap Rendra yang memang selalu ceplas-ceplos.
"Gue lagi makan gak lihat lu." ucapnya kesal.
"Ehh iya ini ada kerang ijo, ahh di Bandung juga ada kayak giniaan gue aja waktu SD suka beli gopean pake plastik," ucap Rendra kembali.
"Berisik lo Ren, kita makan dulu." ucap Gilang.
Tak berlangsung lama, mereka selesai menghabiskan makanan yang mereka pesan, Dimas masih sibuk berkutat dengan Handphonenya, ia mengecek urusan kantornya juga mengecek klien, Dimas memang sangat profesional dalam pekerjaannya, ia juga tak suka membuang waktu untuk hal yang tidak penting termasuk saat ini untuk liburan saja temannya harus menyeret pakaiannya agar ia bisa ikut berlibur, Dimas memang terlalu gila pada pekerjaan makanya ia sampai kini masih single karna terlalu sibuk dengan bisnisnya.
"Dim, kita kesana yuk, gue pengen ngeredem kaki tuh enak kayaknya," ajak Rendra.
"Kalian berdua aja, gue di sini aja panas," ucapnya malas karena memang Dimas sudah sering kepantai ini.
"Yaelah ngajak Dimas kudu pake jurus Naruto seribu bayangan biar ikut kita," ucap Gilang yang kesal pada sahabatnya itu.
Dimas hanya menatap kedua temannya itu yang sibuk berfoto ria dengan gaya macho mereka, Dimas hanya menggeleng-geleng kepala dan ia kembali sibuk dengan handphonenya.
"Mas Diki, udah ini kita ada acara apalagi atau langsung pulang?" tanya seorang wanita dengan jas almamater yang berwarna absurd.
Dimas yang sedang duduk mendengar suara wanita yang sedang berbincang itu dan melihat ke arahnya, ia sedang duduk di kursi dan memegang topi miliknya, Dimas hanya bisa melihat wanita itu dari arah samping.
"Kita udah selesai sih, tinggal habisin waktu liburan aja, besok pagi kita pulang," ucap lelaki itu dengan logat jawa yang khas.
Wanita itu hanya mengganguk dan tersenyum pada lelaki itu, dan Dimas hanya menatapnya, wanita itu tersenyum dan tertawa terlihat cantik bahkan sangat cantik, mereka sedang berkumpul beristirahat untuk makan bersama teman-teman kuliahnya, entah tugas apa yang mereka kerjakan hingga sampai ke pantai ini, dan Dimas masih menatap wanita itu yang kini meminum air putih.
"Dim, fotoin kita cepetan," ucap Gilang tiba-tiba datang menghampiri Dimas.
"Kalian bawa tongsis kenapa mesti gue yang motoin," ucap Dimas yang langsung meminum kelapa ijonya kembali.
"Saelah bentar doang minta fotoin doang Dim, cepetan." ucap Rendra menarik tangan Dimas dan akhirnya Dimaspun mengikuti dua temannya itu.
Dimas mencoba menahan rasa sabarnya tatkala temannya itu meminta berfoto dengan beberapa bule seksi yang berada disana dan juga meminta Kamera Cannon Dimas yang mengabadikan momen tersebut, benar-benar kesal Dimas hanya menghela nafas karena terpaksa menjadi tukang foto keliling Oleh sahabatnya itu.
"Ehh eta awewena galelis eung (Itu perempuannya cantik-cantik ya)," ucap Rendra melihat perempuan yang membuka jas almamater mereka dan langsung duduk di tepi pantai.
"Sayangkan kalau gak kenalan sama mereka mumpung ketemu sesekali," ucap Gilang yang malah memberi ide buruk.
"Woy sadar umur, masih aja genit-genit umur udah tua!" ucap Dimas.
Tanpa peduli ucapan Dimas Rendra dan Gilang langsung menghilang memulai aksinya, sedangkan Dimas memilih duduk di tepi pantai sambil memotret pemandangan dengan kameranya.
Mata Dimas tiba-tiba tertuju pada wanita yang sedang menggerai rambutnya, Dimas tampak asyik memerhatikan wanita cantik itu, ia wanita yang tadi Dimas lihat dan kini sudah membuka jas almamaternya, ia memakai kaos putih yang pas dengan lekukan tubuhnya yang tinggi dan sedikit berisi ia juga memakai celana panjang yang menutupi Kaki jenjangnya, rambutnya tertiup angin membuatnya merapihkannya dan Dimas yang sedang memegang kameranya dengan iseng memotret wanita tersebut, wanita itu memiliki kulit putih dan leher jenjang benar-benar sangat cantik batin Dimas berkata.
Beberapa foto berhasil Dimas abadikan, ia melihat kembali foto-foto yang ia tangkap, beruntung tidak ada yang melihat Dimas sedang mengambil potret wanita itu, jika tidak mungkin ia akan kena masalah karena wanita itu dikelilingi teman-teman kuliahnya yang berjumlah kurang lebih 20 orang dan dan 9 diantaranya laki-laki.
"Capek juga ya," ucap Gilang yang duduk di pinggir Dimas.
"Tapi enak sih liburan gini dari pada kerja lembur bagai kuda," ucap Rendra.
"Kalian memang dasarnya pemalas." ujar Dimas
"Ehh cing lihat foto yang tadi," ucap Rendra merebut kamera Dimas
Dimas yang refleks ingin mengambilnya namun Gilang juga ikut melihat hasil jepretannya.
"Lah ini cewek cantik banget loe fotoin," ucap Rendra.
"Wah gelo si Dimas jarang-jarang motoin cewek," ungkap Gilang.
"Eh jangan di hapus ya, kalau kalian hapus gue tenggelemin kalian sekarang juga," ancam Dimas.
"Eh gak boleh suudzon sama saya teh, masa foto cewek cantik di hapus sih," ucap Rendra dengan muka sok polosnya.
"Yang mana sih ceweknya?" tanya Gilang melihat ke arah wanita-wanita yang berkumpul di pantai.
"Eta tah nu make baju bodas, ehh geulis pisannya aslina (itu yang pakai baju putuh, ehh cantik banget aslinya), bisaan si Dimas nyarinya." ucap Rendra menggoda Dimas.
Dimas hanya diam memerhatikan wanita itu, memang cantik itulah kata pertama yang dilontarkan hatinya melihat wanita itu, ia berharap bisa berkenalan dengannya meskipun ragu karena Dimas memang tipikal pria yang cuek.
"Mau kenalan gak? Biar ku gue aja kenalinnya?" ajak Rendra.
"Apaan sih, gue cuman gak sengaja foto-foto aja cuman angle kebetulan bagus," ucap Dimas langsung mengambil kameranya kembali.
"Ah loe mah gimana sih diajakin kenalan malah gak mau, nanti ke mimpi-mimpiin baru tau rasa!"ucap Gilang.
Dimas kembali memerhatikan wanita itu yang sedang sibuk selfie dengan ponselnya bersama teman-temannya, tak lama seorang pria sebaya dengannya menghampirinya. Jika diperhatikan lelaki itu sangat akrab dengannya sepertinya dia pacarnya pikir Dimas, karena wanita itu langsung mengandeng tangan lelaki itu dan kembali duduk di atas pasir sambil berbincang-bincang dengan lelaki itu.
"Kayaknya loe pindah haluan aja, itu cewek udah ada yang punya kelihatannya si cowok itu kabogohna," ucap Rendra menepuk bahu Dimas.
"Saingan berat bro, si cowok ganteng masih muda juga cocok sama si ceweknya" ucap Gilang.
"Kalian berdua ngapain sih gue cuman fotoin dia aja gak ada rasa apa-apa udah ah bosen gue sama dua curut kayak kalian," ucapnya kemudian pergi.
Dimas tahu ia sedikit kecewa ketika wanita itu tiba-tiba di hampiri oleh pria yang tiba-tiba datang , umurnya terlihat masih muda sebaya dengan wanita cantik itu, Dimas tidak cemburu dia memang hanya mengagumi wanita itu karena wanita itu cantik natural dengan senyum manis tidak lebih.
*-*-*-*
Dimas kembali ke penginapannya setelah hari sudah sore, ia kembali membuka laptopnya untuk mengecek email yang masuk dari kantornya, memang begitu sibuk Dimas bekerja sampai liburan kini pun ia masih saja sibuk dengan urusan kantornya.
"Dim, kapan kita ke Malioboro?" tanya Gilang.
"Besok ajalah kita kan pulang besok pagi," ucap Dimas tanpa melirik dan masih fokus pada laptopnya sambil mentransfer foto dari kameranya.
"Lusa kita balik Bandung ya? Sebentar banget liburan teh," ucap Rendra.
"Kalian kalau masih betah terusin aja liburannya, gue masih banyak kerjaan dan gara-gara kalian narik gue kesini jadi pekerjaan gue numpuk," ucap Dimas menyeruput kopi yang ia pesan.
"Ah kaga gue malu sama Bude sama Pakde lo." ucap Gilang.
Dimas pun tak menghiraukan kicauan sahabat-sahabatnya, ia lebih memilih fokus pada Laptop kesayangannya. Setelah selesai dengan pekerjaannya Dimas kembali memainkan ponselnya, ia melihat beranda pada akun facebook, bagai tertimpan durian runtuh Dimas menemukan akun facebook wanita yang ia temui di pantai tadi siang, mungkin karena ia mengaktifkan lokasi di ponselnya jadi mudah menemukannya.
Dimas yang penasaranpun melihatnya namun tidak banyak yang dia harapkan karena mungkin wanita itu menyembunyikan akunnya dari publik, Dimas hanya melihat foto profilnya saja yang berada di beranda wanita itu.
Dimaspun menambahkan pertemanan padanya, namanya Anindira Maheswari kelahiran 1998 umurnya masih muda. Dimas berharap permintaan pertemanannya di sosial media di konfirmasi olehnya.
From : Dina
Mas lusa jadi pulang kan?
To : Dina
Kenapa?
From : Dina
Ibu sama Bapak mau ada acara, Mas disuruh datang,"
To : Dina
Inshaallah pulang,
Dimas menaruh ponsel di kasur dan ia mengusap wajahnya, ada rasa sedikit lelah yang ia rasakan, sejujurnya Dimas dulu tidak penggila kerja seperti sekarang, saat dia sekolah ia sama seperti teman-teman sebayanya yang selalu pergi keluar main dan menghabiskan waktu hingga larut malam. Saat itu Dimas memiliki kekasih yang sudah ia pacari sejak pertama masuk SMA mereka juga sering menghabiskan waktu bersama.
Saat itu Dimas memilih kuliah di Bandung, sedangkan kekasih Dimas bernama Friska memilih kuliah di Jakarta bersama kakaknya yang menetap di sana, awalnya hubungan mereka baik-baik saja karena masih terjalin dengan kabar yang mereka berikan.
Namun setelah satahun Friska menghilang dan Dimas juga tak pernah mendapat kabar dari Friska, ia selalu mencari info tentang Friska baik pada keluarganya dan sahabat-sahabatnya namun tak ada jawaban hingga akhirnya beberapa bulan setelahnya Friska datang pada Dimas membawa undangan pernikahannya dengan seorang pengusaha ternama di Jakarta.
Dan semenjak itu Dimas yang patah hati merasa kecewa karena pacarnya mengkhianatinya, sejak itulah Dimas melampiaskan semuanya dengan bekerja keras hingga ia memutuskan membuat usaha sendiri, yang ia tahu Friska meninggalkannya karena lelaki yang menikahinya seorang pengusaha kaya dan Dimas berusaha agar bisa menjadi seperti suami Friska sekarang, dan terbukti selama 4 tahun kerja kerasnya berhasil ia membuka perusahaan sendiri tak lepas dari bantuan Ayahnya yang memiliki sahabat pengusaha pula.
Dimas menutup dirinya dari wanita, ia belum siap membuka hatinya pada wanita mana pun karena ia terlalu takut kejadian dahulu terulang kembali, baginya jika ia sudah siap ia akan memulai berhubungan serius dengan wanita, tapi untuk saat ini ia masih ingin mengabdikan dirinya pada perusahaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Yuli Silvy
baru gabung
2023-10-22
0
Nur Janah
udah baca sih dulu, cuma kangen pengen baca lagi🤭🤭🙏🏻
2023-03-09
0
re
Mulai
2021-12-24
0