Chapter 7 : Turnamen Yang Sangat Merepotkan
Kami menginap di Desa Sige. Rasanya tak enak jika pergi begitu saja, jadi kami menginap untuk semalam.
Ray mengatakan bahwa Dua Belas Penjaga Dunia dalam kondisi lemah. Seperti ada yang menahan mereka. Bahkan dalam kondisi terlemah saja bisa mengalahkan naga rank S, aku jadi penasaran dengan stat mereka.
Ngomong-ngomong, Ray berasal dari suku Naga Hitam yang katanya salah satu jenis terkuat. Mereka dibagi menjadi tiga jenis :
Merah, Hitam, dan Putih.
Ray saat ini dalam wujud manusianya. Aku sempat terkejut karena kemampuannya tersebut, aku ingin memujinya dengan berteriak, "Wow itu sangat keren!" Tak ada naga seperti itu di Magic Infinity.
Aku berbaring di tempat tidur yang terbuat dari jerami. Pada penduduk menyiapkan inu sebelumnya untukku. Namun, kenyataan mereka tidur hanya beralaskan dedaunan kering.
Mereka masihlah bagian dari Kekaisaran, ini benar-benar kesenjangan yang luar biasa.
----------------
Hari sudah pagi, kami akan kembali ke Ibukota Kekaisaran.
"Nyonyaku, kita akan segera pergi." Ray datang dengan menggunakan pakaian yang terlihat seperti butler.
Huh ... dia memang sangat keren! Apa aku harus memanggilnya Sebastian mulai sekarang? Sayang sekali penampilannya bukan pria tua.
Nama : Raymond
Umur : 278
Ras : Dragon
Level : 493+507
Apa maksudnya ini?
"Baiklah, Ray, persiapkan semuanya," perintahku.
Dan kemudian hal yang memalukan pun datang.
"Apa Dewi akan segera pergi?" tanya Kepala Desa.
"Benar, aku ingin menemui para pengikutku yang lainnya," jawabku dalam mode akting penguasa kematian.
"Betapa bahagianya!" Orang-orang tampak terharu.
"Aku akan memberikan sebuah barang yang bisa melindungi kalian, dan aku akan selalu memantau kalian dari sana, jagalah baik-baik."
"Terima kasih, Dewi!"
Heh?
Mereka tiba-tiba bersujud ke arahku.
Huwaaa! Apa-apaan ini?! Ini sangat memalukan! Aku harus pergi dari tempat ini!
"Ray, Hawk, Erish! Pegang tanganku!"
"Ba-baik!"
"Teleportation!" Aku merapalkan sihir teleportasi menuju Kekaisaran.
Akhirnya aku bisa pergi dari sana.
Benar-benar sangat memalukan! Apa Dewi itu juga mengalami hal yang sama? Bagaimana cara dia menahan rasa malu itu?!
Huh ... untuk berjaga-jaga, aku memberikan item kelas A untuk memantau mereka nantinya. Item itu juga bisa memunculkan golem yang akan aktif jika desa dalam bahaya.
Ngomong-ngomong, kami ber-teleport di dekat Ibukota. Kami pergi ke Guild Petualang untuk melaporkan quest yang telah selesai. Dan melaporkan tentang orc, kemudian minta ganti rugi untuk kelalaian Guild dalam memberikan quest yang tidak sesuai. Setidaknya uang kami bertambah. Aku tak bisa terus bergantung pada Erish, aku bahkan tak tau dia dapat uang itu dari mana.
Mungkinkah dia? Ah, lupakan ....
"A-alissa, apa yang akan kita lakukan tentang Raymond?" tanya Erish.
"Raymond hanya seorang pelayan, orang tak akan memperhatikannya."
Kami sampai di Guild Petualang. Berjalan menuju meja resepsionis untuk melaporkan quest dan meminta ganti rugi.
"Hei, kalian lihat itu? Apa mereka Bangsawan?" Orang-orang di dalam bangunan ini melihat kami penuh penasaran.
"Mereka punya pelayan pribadi, apa mereka anak manja?"
Aku bisa mendengar kalian, dasar sialan!
Kami sudah berada di meja resepsionis, dan segera melakukan transaksi.
"Nona Lily, kami ingin melaporkan tentang quest yang kami kerjakan, dan ada sedikit protes dariku."
"A-a-ah, b-baiklah, aku akan memberi tanda quest terselesaikan, silahkan letak barang buktinya di meja. T-tapi, jika ingin protes, kalian bisa temui Guild Master di lantai dua." Pegawai itu tampak takut akan sesuatu.
"Hei, gadis kecil, siapa kau yang berani-beraninya menyuruh Nyonyaku menemui orang rendahan seperti itu." Ray menepuk meja dan mendekatkan wajah seramnya ke arah Nona Lily.
Tentu saja Nona Lily takut setengah mati dengan tekanan seperti itu.
Apa-apaan kadal ini?!
"Ray, diamlah."
"Baik, Nyonyaku." Ray kembali bersikap acuh seperti biasa.
"Maafkan aku, Nona Lily."
"T-tidak masalah! Aku akan mengantar kalian!"
Dengan demikian, Nona Lily memandu kami menuju ruangan guildmaster.
"Masuklah." Guildmaster melihat ke arah kami. "K-kalian? Ehemm ... silahkan duduk."
Apa kami terlihat aneh?
"Kami ingin minta ganti rugi," jelasku.
"Untuk apa?" Guildmaster tampak tak terkejut dengan komplain dariku.
"Quest tentang Pemusnahan ogre ternyata berisi para orc."
"Bukannya mereka di tingkatan yang sama?" tanyanya dengan ekspresi licik.
"Tapi, kami melawan Orc King," jawabku.
"Benar, 'kah?"
Waah, wajahnya tidak terlihat terkejut sama sekali!
"Beri seratus koin emas sekarang, maka aku akan menganggap ini impas."
"Jika tidak?"
"Hoh? Kami akan merusak nama besar Guild ini."
Aku memang tidak keberatan melakukan itu, terlebih ini masalah uang!
"Sangat menarik, Nona! Hahahaha!" Guildmaster menunjukkan respon yang membuatku kesal.
Bajingan ini kenapa tertawa?!
"Aku punya penawaran terbaik." Guildmaster meletakan tangannya di atas meja.
"Apa itu?"
Ia menunjukkan sebuah kantung besar yang muncul dari dari lingkaran sihir di tangannya. "Aku akan memberimu empat ratus koin emas."
Sebuah scroll penyimpanan, ya ...? Ini pertama kali aku melihatnya.
"Aku bisa menebak akan ada syarat darimu."
"Hahahaha! Sesuai dugaanku! Kau memang menarik, Nona!"
"Katakan, apa syaratnya?"
"Ikutlah turnamen sebagai perwakilan Guild ini."
"Beri enam ratus, aku akan langsung mendaftar ... sekarang!"
"Sepakat!"
Eh, turnamen apa yang dia maksud? Bajingan! Aku termakan omongannya!
---------------------------
Kami kembali ke penginapan.
"Nyonyaku, apa kau benar-benar akan ikut turnamen rendahan itu?"
"Ah, itu, aku hanya ingin melihat kekuatan orang-orang di sini, mungkin di antara mereka ada yang bisa menarik perhatianku."
Walaupun ini terjadi karena kecerobohanku, aku tak terlalu menyesalinya. Ada baiknya aku melihat sampai di mana kekuatan manusia di dunia ini.
"A-alissa, apa yang harus kami lakukan sekarang?" tanya Erish.
"Oh, kalian cukup menjaga area sekitar, mungkin saja akan terjadi sesuatu nanti."
Aku merasakan ada orang yang sedang mengawasi kami. Siapa mereka? Apa penyamaranku sudah terbongkar?
{Remote Eyes:ON}
Enam orang di sekitar bangunan lain, tiga orang berjalan di lorong kecil, terlihat seperti warga biasa.
Mereka Assasin, ya? Apa ada yang sudah mengetahui identitas kami?
Huh ... bersikap biasa saja.
Kami masuk ke penginapan seperti biasanya untuk mengurangi kecurigaan mereka. Karena ini masih pagi, kami sarapan di penginapan. Kami tak sempat makan apa pun di desa karena kejadian memalukan itu.
"Ini makanannya, selamat dinikmati!" Seorang pelayan menghidangkan makanan di meja kami.
Akhirnya aku bisa makan dengan nikmat kali ini. Selamat makan!
Aku, Erish, dan Hawk mulai makan. Kalian bertanya di mana Raymond? Aku meyuruhnya untuk mencari lokasi Dua Belas Pelindung Dunia, agar aku bisa teleportasi ke sana. Karena aku tidak bisa teleportasi ke tempat yang belum pernah aku kunjungi. Karena aku sudah terhubung dengan Raymond, maka di manapun dia berada, aku bisa mengetahuinya. Jadi Raymond bertugas menebar tanda di berbagai tempat untuk mempermudah teleportasi.
*Kring Kring
Suara lonceng pintu yang dibuka.
"Tuan Putri, mereka mungkin sibuk." Seorang wanita tampak kerepotan masuk bersama seorang putri bangsawan.
"Tenanglah, Janet," ucap putri bangsawan itu.
Walau dia mengenakan pakaian petualang, aku masih bisa merasakan pancaran bangsawan dari dirinya. Ini bukan sihir, secara alamiah ini terbawa dari kehidupanku sebelumnya. Insting rakyat jelataku akan aktif ketika seorang pejabat melambaikan tangan kepada pendukungnya.
Aku yakin, dia bukan putri bangsawan biasa.
Di saat aku menatap Putri itu, dia menoleh ke arahku. Mata kami saling bertemu, ini memalukan.
Namun, entah kenapa aku merasakan perasaan yang familiar.
Tubuhku seperti diraba oleh orang banyak. Apa dia menganalisa stat-ku? Harusnya tidak akan ketahuan, karena aku sudah menyembunyikan stat-ku dengan baik.
Aku melihat langsung ke matanya.
Pemandangan langka, matanya penuh dengan energi sihir.
Apa mata itu sebuah item? Hmmm ... mungkin tidak. Dari mana datangnya energi sihir melimpah itu?
Dia mendekatiku.
"A-apa yang membawa Anda ke sini, Nona?" tanyaku gugup. Insting rakyat jelataku aktif.
"Apakah kau orang yang kebetulan mengalahkan anggota Party Pahlawan?" Dia memasang wajah yang aneh, sepertinya dia ingin mengancamku.
"Ah ... itu hanya kebetulan."
Dia mendekatkan wajahnya ke telingaku, dan berbisik, "Kau akan hancur jika berlagak menjadi orang sok kuat di sini."
Putri brengsek! Apa kau mengancamku?!
"Hoh? Baiklah, sesuai keinginan Anda, Nona."
Aku merasakan hawa membunuh dari dua bawahanku. Aku menghalangi aura mereka dengan penghalang milikku agar tidak mengenai Putri ini.
"Baiklah, sampai ketemu lagi!" Putri itu pergi dengan eskpresi riang.
Sangat menjengkelkan!
”Alissa, apa yang terjadi?" tanya Erish.
"Tidak apa-apa, aku memerintahkan kalian untuk tidak mengeluarkan aura membunuh seperti tadi jika dalam penyamaran."
"Maafkan kami, Yang Mulia."
"Kembali ke kamar."
"Yan- Alissa, apa aku bisa pergi ke Desa Liche sebentar? Ada hal yang ingin aku lakukan."
Apa dia melupakan sesuatu?
"Bawa Hawk juga, aku bisa menjaga diriku sendiri di sini. Apa perlu aku gunakan teleportasi?"
"Tidak perlu." Erish tegas menolak tawaranku.
"Erish, bawa ini." Aku memberikan sebuah item pada Erish.
"Apa ini, Yang Mulia?" Erish melihat item yang kuberikan dengan ekspresi serius.
"Item ini hanya sarana komunikasi, kita bisa berkomunikasi dari jarak jauh dengan ini."
"Luar biasa, Yang Mulia Ratu."
"Hentikan itu, sekarang pergilah."
"Baik!"
Erish dan Hawk pergi ke Desa Liche menggunakan kuda yang entah dari mana mereka dapatkan.
Akhirnya, aku sendirian.
Membosankan.
Ngomong-ngomong, tentang turnamen itu, aku juga penasaran. Mungkin saja ada orang kuat yang mengikuti turnamen itu. Kalian pikir hanya Pahlawan yang terkuat? Dia hanya beruntung mendapat buff exp gila.
Eh, aku tidak termasuk, karena aku bukan Pahlawan! Jadi jangan samakan aku!
Orang-orang kuat seperti ksatria kerajaan mungkin akan ikut. Guildmaster itu bilang turnamen akan diikuti oleh beberapa perwakilan negara atau perusahaan. Aku mewakili Guild Petualang Kekaisaran, dan aku tak tahu siapa yang mewakili pihak Kekaisaran sendiri. Sepertinya pihak Gereja juga ikut.
Tunggu, kalian orang-orang suci ikut serta dalam acara penuh dosa ini?!
Daripada memikirkan hal itu, aku memilih sarapan pagi yang enak ini.
"Haah, makanan ini benar-benar enak!"
Aku keceplosan! Untunglah Erish tak ada di sini.
*Tak Tak Tak
Terdengar suara banyak langkah kaki dari tangga.
Itu Party Pahlawan, sepertinya Putri sialan itu bersama mereka. Aku masih penasaran dengan sihir di mata Putri itu.
"Putri Anna, kau tidak harus datang ke sini." Pahlawan juga tampak kerepotan meladeninya
"Tidak, Pahlawan, itu sudah tugasku sebagai anggota Party, aku juga berencana tinggal bersama kalian, boleh, 'kan?"
"Ah, Put-"
"Zain, kita tidak perlu menambah anggota lagi, 'kan?"
"Tenanglah, Yul-" Pahlawan tak sempat melanjutkan perkataannya setelah tak sengaja melihatku.
Eh, apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?
Pahlawan berjalan mendekatiku.
"Z-zain ...." Rekan wanitanya mencoba menahannya.
Aku merasakan tatapan kebencian dari Sang Putri.
Apa yang kau inginkan Pahlawan?
Dia tiba-tiba membungkukkan badannya.
"Nona, kumohon bantulah kami!"
Heh?
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 273 Episodes
Comments
will
mungkin maksudnya level 493-507
2023-08-09
1
Same Name
lah hilang tujuan cari pemain lain kah? gpp sih soalnya enak enak aja ceritanya
2022-11-24
0
Same Name
Apaan tuh 😏 (+)
2022-11-24
0