Takkan ku lepas

Revin masih setia duduk di dekat brangkar menuggu Elsa siuman.Pria itu terus menatap Elsa tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan.Senyuman terus mengembang di wajahnya, dia masih tidak menyangka gadis di depannya adalah Elsa . Tangannya terus mengenggam tangan Elsa erat, seakan takut kehilangan. Ana menyentuh pundak Revin lembut.

"Nak, kembali ke ruangan rawat kamu, kondisi kamu masih lemah kamu butuh pemulihan " ujar Ana karna hampir satu jam Revin berada di ruangan rawat Elsa.

"Aku tidak mau, aku ingin terus bersama Elsa. Aku takut dia kabur lagi " ujar Revin. Ana tersenyum mendengarnya.

"Dia tidak akan kabur, bunda yang akan jaga Elsa " ujar Ana.Revin menggelengkan kepalanya, dia kekeh tidak ingin meninggalkan ruangan ini.

"Bisa tidak aku satu ruangan rawat dengan Elsa, aku ingin terus dengan dia " ujar Revin.

"Bunda tanya dokternya dulu ya " ujar Ana, keluar ruangan menanyakan pemindahan Revin ke kamar rawat no124.

"Maafkan aku yang menyakitimu dan menyiksamu, aku janji tidak ada air mata yang ke luar lagi dari mata mu . Aku akan membahagiakan mu ,Elsa . Dan kita hidup bahagia dengan anak-anak kita nanti" lirih Revin mencium tangan Elsa lembut.

Suster masuk membawa brangkar dan mendekatkan dengan brangkar Elsa. Revin di bantu suster berbaring dan di pasang impus di tangannya kanannya.

"Revin, makan dulu ya " ujar Ana.

"Iya bunda, tapi suapin" rengek Revin. Ana terkekeh mendengarnya walau sudah menikah Revin masih manja padanya.

"Bukan mulutnya dulu " ujar Ana. Revin menerima suapan bundanya dan matanya terus menatap Elsa.

"Revin yang benar makannya kenapa kepala kamu nengok ke ke kiri terus ? " gerutu Ana,bagaimana tidak Revin blepotan makannya karna terus menengok ke kiri memandangi wajah Elsa.

"Aku hanya menatap ke indahan di depan mata aku , bunda "ujar Revin tersenyum seperti orang kasmaran.

" Kamu ini bisa aja gombalnya"goda Ana.

"Bunda, susu aku mana " tanya Revin, dia tidak bisa sehari tanpa minum susu . Sudah kebiasaan dari kecil sampai besar Revin minum susu. Tapi semejak menikah

dengan Elsa dia tahan untuk tidak meminum susu, bisa-bisa hancur Image nya bila ketahuan Elsa. Percuma terlihat sangar kalau masih minum susu.

"Revin, kamu itu sudah besar masa masih minum susu " tegur Ana.

"Gimana lagi sudah kebiasaan dari dulu " sahut Revin.

"Ompong giginya baru tau rasa " ujar Ana.

"Yang ompong itu pakai dodot minumnya, bunda" ujar Revin.

"Sekarang ayo makan lagi habiskan, nanti baru istirahat " ujar Ana. Mengusap rambut tebal Revin.

"Susunya dulu" ujar Revin. Ana mengeluarkan botol bergambar Doraemon dan memberikannya padanya Revin.

"Kenapa gambar Doraemon harusnya gambar ultraman " celetuk Revin. Membuka tutup botol dan meneguk susunya.

"Botol ultraman kamu hilang gak tau dimana " ujar Ana.

"Kok bisa hilang itu pemberian dari Naura, bunda " ujar Revin.

"Sudah tidak usah di permasalahankan, nanti beli lagi" ujar Ana.

********

Revin mengusap pipi Elsa lembut di mana dia menampar Elsa. Pria itu mendekatkan bibirnya menyentuh pipi Elsa. Gadis itu membuka matanya perlahan dan langsung kaget melihat wajah Revin dekat dengan wajahnya.Elsa mendorong tubuh Revin, hingga pria itu menjauh darinya.

"M-maaf" ujar Revin. Elsa menundukkan kepalanya takut , dia takut Revin menyiksanya lagi.

"Jangan pukul aku atau di kurung di gudang aku takut gelap " ujar Elsa dengan mata berkaca-kaca. Revin Sadar perlakuan kasarnya pada Elsa membuat gadis ini ketakutan melihatnya.

"Elsa ak.. " ucapan Revin terpotong.

"Aku janji tidak akan kabur lagi hiks.. tapi kali ini jangan siksa aku hiks... " mohon Elsa. Revin yang mendengar itu semakin merasa bersalah.Sepertinya dia harus menyakinkan Elsa bahwa dia sudah berubah.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***