BAB 17. Mainan baru Liona

Ruang kerja Dokter Sian.

"Jadi begitu," ucap Sian setelah mendengarkan cerita Anggara.

"Iya Dok, lalu apakah saya harus memberitahunya atau tidak?" Tanya Anggara.

"Ini sulit, saat ini kondisi pasien sangat memburuk. Tapi kita bisa melihatnya setelah bangun nanti, kalau dia terlihat baik-baik saja, maka kita bisa memberitahunya secara perlahan.

Namun, jika dia bangun dan tetap tertekan, maka saya menyarankan supaya hal ini tetap dirahasiakan darinya." Jelas Sian.

"Tapi Dok, sampai kapan kita harus merahasiakannya?" Lagi tanya Anggara dengan cemas.

"Sampai kondisinya membaik," jawab Sian.

'Tapi kapan? 1 tahun? 10 tahun? Sementara Angkasa sudah melawan traumanya selama betahun-tahun, tapi tak ada kemajuan. Pria itu terus menyimpan dendam yang besar.'

"Baik Dok, saya mengerti." Jawab Anggara.

Anggara kemudian meninggalkan ruangan dokter Sian lalu ia pergi menemui kekasihnya.

"Bagaimana?" Tanya Gina yang sedari tadi menunggu di dalam ruangan Angkasa.

"Tidak pasti." Jawab Anggara.

"Kalau begitu, kita hanya bisa mempercayakannya pada waktu." Kata Gina sembari memandang ke arah Angkasa.

"Bagaimana tes DNA-nya?" Tanya Anggara.

"Paling cepat bisa diketahui nanti malam. Saat ini pasien yang yang diharapkan adalah Leora sedang menjalani perawatan intensif.

Aku sudah berbicara dengan pihak rumah sakit supaya menurunkan dokter-dokter terbaik, terutama dokter kulit dan bedah plastik untuk menanganinya." Jawab Gina.

"Hah, semoga saja dia benar-benar Leora. Aku tidak bisa membayangkan kalau orang yang telah disiksa habis-habisan oleh Angkasa sudah meninggal sebelum pria itu membayar kesalahannya." Ucap Anggara merasa sangat prihatin.

"Tenang saja, di tubuh perempuan yang sedang dirawat intensif tidak memiliki satu pun perhiasan.

Sedangkan yang terbaring di ranjang otopsi memakai sebuah liontin emas.

Hanya saja, pihak keluarga dari perempuan itu tidak mau menerima hasilnya jika tidak berdasarkan hasil tes DNA" kata Gina.

"Semoga saja begitu. Lalu bagaimana pemulihan pada tubuh dan wajah Leora?" Lagi tanya Anggara yang merasa ngeri jika perempuan itu harus hidup dalam keadaan cacat seumur hidupnya.

"Tenang saja, sekarang ini dunia medis sudah berkembang sangat pesat. Dengan dokter dokter hebat yang menangani, dalam beberapa bulan wajahnya akan kembali seperti semula." Jawab Gina.

"Syukurlah kalau begitu." Lagi kata Anggara dengan perasaan lega.

Keduanya terus berada di ruangan itu sampai akhirnya Angkasa terbangun.

"Aku akan memanggil dokter." Ucap Anggara langsung berlari ke ruangan dokter Sian.

Sementara Gina tinggal pembantu pria itu. "Bagaimana perasaanmu?" Tanya Gina.

"Apa hasilnya sudah diketahui?" Langsung tanya Angkasa sembari menahan rasa pusingnya.

"Kau masih pusing seperti ini, jangan terlalu banyak berpikir dulu. Doktermu akan segera tiba." Ucap Gina.

"Tidak! Gadis itu,, aku,, nnghhh!!" Kepala Angkasa kembali berdenyut hingga menyiksa pria itu.

"Tahanlah sebentar, dokter sedang dalam perjalanan." Kata Gina dengan panik mengelus punggung angkasa.

"Jangan sentuh aku!" Tiba-tiba bentak Angkasa membuat Gina terkejut dan menjauhi Angkasa beberapa langkah.

"Ada apa?" Tanya Anggara yang datang bersama dokter Sian.

"Tidak apa-apa." Jawab Gina.

Anggara langsung merangkul Gina dan berusaha menenangkan perempuan yang terkejut itu.

Sementara dokter Sian segera memegang kepala Angkasa dan memberi terapi pada pria itu.

"Rileks,, rileks,, lihat ujung jariku, bagaimana menurutmu?" Tanya Sian sambil mengamati Angkasa yang langsung berimajinasi di bawah kendalinya.

"Itu,"

"Ya,, bukankah kau sangat menyukainya?" Tanya Dokter Sian.

"Berikan padaku," ucap Angkasa mengulurkan tangannya dan menerima kristal kecil dari Sian.

"Bukankah indah? Mulai sekarang benda itu menjadi milikmu." Ucap dokter Sian.

"Terima kasih Sian. Ini sangat indah." Jawab Angkasa sebelum pria itu tak sadarkan diri.

Dokter Sian membantu Angkasa memperbaiki tidurnya lalu ia duduk di samping tempat tidur Angkasa "Kau ingat siapa dirimu?" Tanya Sian.

"Angkasa, mahasiswa semester dua Universitas X" jawab Angkasa.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Lagi tanya Sian.

"Aku kecewa, aku menderita, aku melihat danau yang dingin. Aku akan bergabung dengan danau itu." Jawab Angkasa sembari dalam penglihatannya ia sedang berjalan dengan prestasi ke arah sebuah danau.

"Apakah ada seseorang bersamamu?"

"Ya, dia memanggilku dari danau." Jawab Angkasa memperlihatkan ekspresi menangis sembari tersenyum bahagia.

"Apa yang dia katakan?" Lagi tanya Sian.

"Kemarilah, akan sangat menyenangkan setelah kau bergabung di sini. Kau tidak akan menderita lagi, dan tidak akan ada lagi yang menyakitimu."

"Jadi apa keputusanmu?"

"Aku ingin bebas." Jawab Angkasa meneteskan air mata terakhirnya sebelum pria itu kembali tidur dengan lelap.

"Dia sudah tidur, mungkin waktu tidurnya kali ini akan sangat singkat. Tapi setelah dia bangun, dia akan baik-baik saja.

Hah,, traumanya semakin parah.

Sebaiknya kalian awasi dia begitu ketat, jauhkan dari benda-benda tajam atau benda apapun yang bisa ia gunakan untuk melukai dirinya.

Juga, mengenai apa yang kita bicarakan sebelumnya, sebaiknya tahan dulu untuk memberitahunya." Ucap dokter Sian sebelum pria itu pergi.

"Ya ampun,, penderitaan apa yang sudah Angkasa alami?" Ucap Gina sambil terisak di pelukan Anggara.

"Tenanglah, dia akan segera melewatinya." Jawab Anggara.

Mereka menunggu Angkasa untuk sadar saat tiba-tiba saja telepon Angkasa berbunyi.

Itu adalah telepon yang digunakan untuk menghubungi keluarga Leora.

"Halo," ucap Anggara dengan suara yang dirubah saat ia mengangkat telepon itu.

"Adik ipar? Kau dimana?" Tanya Liona dari seberang telpon.

"Ini rekan kerja Angkasa. Dia meninggalkan telponnya di tempat kerja." Lagi kata Anggara.

"Baiklah, Tolong beritahu dia kalau istrinya kecelakaan. Suruh dia ke rumah sakit pusat Ibu kota."

"Baik." Jawaban terakhir Anggara sebelum menutup telepon itu.

"Keluarga Leora berada di ruangan sebelah. Apa kita perlu pindah ruangan supaya lebih aman untuk Angkasa?" Tanya Gina.

"Itu benar, aku akan mengaturnya." Ucap Anggara lalu pria itu keluar dari ruangan.

Sementara di ruangan sebelah, Liona duduk bersilang kaki memandangi perempuan yang sedang bermain HP di depannya.

"Leora, ini jadwal yang akan kau lewati seminggu lagi. Aku ada urusan mendadak, Jadi kalau kau butuh perubahan kau bisa menghubungi ku." Ucap Manager Liona menyerahkan sebuah buku tebal pada Liona.

"Baik Kak, kalau begitu aku akan mempelajarinya." Jawab Liona sebelum mengantar manajernya untuk pulang.

Setelah itu Liona kembali duduk di depan Luna. Asistennya duduk di sampingnya.

"Hah, naskah ini banyak sekali. Apalagi Kak Leora hanya diberi waktu 1 minggu untuk mempelajarinya." Ucap Via memandangi naskah di atas meja.

"Tenang saja, itu hal kecil. Aku akan mempelajarinya nanti." Kata Liona sambil tersenyum lalu ia melihat lagi pada Luna.

"Dik Luna, tolong ambilkan aku air putih, aku merasa haus." Kata Leora.

"Biar aku saja!" Kata Via langsung berdiri, namun ia berhenti ketika Liona menatapnya dengan tajam.

"Ahh, sepertinya aku harus ke kamar kecil." Jawab Via lalu berlari ke kamar kecil.

"Akan kuambilkan." Ucap Luna sambil tersenyum.

"Tunggu, air dinginnya 40% dan air panasnya 60%. Jangan sampai salah ya Adik Luna." Lagi kata Liona.

"Baik Kak." Jawab Luna sebelum pergi mengambil air putih.

'Sial! Aku harus tahan. Di sini hanya ada aku sendirian, tidak ada yang akan membelaku.' Gumam Luna dalam hati sembari menuang air dingin ke dalam gelas.

Setelah selesai, Luna kembali ke depan dan memberikan air putih itu pada Liona.

Liona yang ambilnya sambil tersenyum lalu meminumnya.

"Hais!!" Gerutunya kembali memancarkan air itu dari dalam mulutnya.

"Apa kau mau melukai bibirku dengan memberikan air yang terlalu panas? Kau kan tahu aku adalah seorang model! Model internasional! Cepat ambilkan yang baru!" Bentak Liona.

"Maaf Kak," jawab Luna sebelum Gadis itu kembali ke dapur.

'Menyenangkan sekali, mainan yang lama dibuang, datang lagi mainan yang baru.' Gumam Liona.

Bantu dukung karya ini yuk, supaya otor lebih semangat menggantung kalian di tali jemuran😂😂😂🤭

Terpopuler

Comments

Nich Aj

Nich Aj

Trauma angkasa parah banget. karna liona pasti. Ternyata leora baik dr dulu.

2022-04-22

0

Ami bie

Ami bie

hanya sekedar kata" yg mengejek atau perilaku yg menghina secara terus menerus bisa menimbulkan mental seseorang down..bahkan bisa bertindak atau berfikir diluar nalar....STOP BULLY

2021-12-23

0

Nhya HA💜RM

Nhya HA💜RM

ini sih pertarungan Tikus licik (Liona) dan belut licin (luna) 😆😆😆

2021-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Tukar Identitas
2 BAB 2. Terlalu Kejam
3 BAB 3. Tertawa sambil menangis
4 BAB 4. Tuan sudah menyadari kesalahannya
5 BAB 5. Angkasa yang tidak dimengerti
6 BAB 6. Bibi Kira kuwatir berlama-lama di rumah Keluarga Leora.
7 BAB 7. Kembali Di Ancam
8 BAB 8. Senjata makan tuan
9 BAB 9. Menyambut Kepulangan Angkasa
10 BAB 10. Ketakutan Leora
11 BAB 11. Anggota keluarga baru.
12 BAB 12. Benci pada semua orang
13 BAB 13. Cerita Angkasa.
14 BAB 14. Angkasa tak bisa ditebak
15 BAB 15. Selidiki identitas Liona.
16 BAB 16. Kebenaran
17 BAB 17. Mainan baru Liona
18 BAB 18. Bisa Gila
19 BAB 19. Hasil akhir operasi Leora
20 BAB 20. Kemarahan Leora
21 BAB 21. Leora berpura-pura bisu
22 BAB 22. Kejutan!
23 BAB 23. Cincin pernikahan
24 BAB 24. Akhirnya bertemu
25 BAB 25. Saling memaafkan
26 BAB 26. Pertemuan dengan keluarga.
27 BAB 27. Dilema Leora untuk bercerai
28 BAB 28. Alasan Angkasa memilih cerai
29 BAB 29. Sikap manja Angkasa
30 BAB 30. Rencana kepergian Angkasa
31 BAB 31. Surat dari Angkasa
32 BAB 32. Hasil audisi Leora
33 BAB 33. Liona membuat kekacauan
34 BAB 34. Gelang pasangan
35 BAB 35. Situasi macam apa ini?
36 BAB 36. Rencana Liona
37 BAB 37. Angkasa kembali mengamuk
38 BAB 38. Linglung
39 BAB 39. Kecurigaan Vin
40 BAB 40. Bayangan Angkasa
41 BAB 40. Bayangan Angkasa
42 BAB 41. Pihak Ketiga
43 BAB 42. Kecewa
44 BAB 43. Janji
45 BAB 44. Kota K
46 BAB 45. Pengaruh obat
47 BAB 46. Hadiah Manusia
48 BAB 47. Trauma lagi?
49 BAB 48. Amarah yang Dipicu
50 BAB 49. Mengajari Anggara
51 BAB 50. Siksaan dari Leora
52 BAB 51. Dikawal atau dikurung?
53 BAB 52. Rumor
54 BAB 53. Gosip perselingkuhan
55 BAB 54. Kembali Ke Ibu Kota.
56 BAB 55. Berita Besar
57 BAB 56. Untuk balas dendam
58 BAB 57. Menambah dosis
59 BAB 58. Masakan percobaan Leora
60 BAB 59. Nyonya Begitu Kejam
61 BAB 60. Minta maaf saja tidak cukup
62 BAB 61. Trauma pada masakan Leora
63 BAB 62. Berdosa pada suami
64 BAB 63. Ngilernya Anggara
65 BAB 64. Kedatangan Leora
66 BAB 65. Bisik-bisik
67 BAB 66. Ancaman Liona
68 BAB 67. Rencana Leora menghadapi Liona
69 BAB 68. Dicemburui Oleh Angkasa
70 BAB 69. Kemarahan Liona
71 BAB 70. Liona mencari masalah
72 BAB 71. Ketidakadilan diantara sahabat dan istri
73 BAB 72. Suami istri yang pamer
74 BAB 73. Adegan tak senonoh
75 BAB 74. Aroma busuk di pagi hari
76 BAB 75. Misi Leora untuk Yosi
77 BAB 76. Kerja buruk Yosi
78 BAB 77. Ketakutan Yosi
79 BAB 78. Alasan Leora menjadi model pendamping
80 BAB 79. Kabar dari Meta
81 BAB 80. Mencemarkan nama baik Leora
82 BAB 81. Resmi jadi model pendamping
83 BAB 82. Dikambinghitamkan
84 BAB 83. Sesuatu yang tidak beres
85 BAB 84. Bersandiwara
86 BAB 85. Setiap kata adalah doa
87 BAB 86. Memberi hadiah pada Yosi
88 BAB 87. Pertunangan Liona dan Radit
89 BAB 88. Cemburu akut
90 BAB 89. Siksaan abadi
91 BAB 90. Sayangku, kau dimana?
92 BAB 91. Malaikat penyelamat
93 BAB 92. Suasana hati suami memburuk
94 BAB 93. Suami cemburu buta tingkat dewa
95 BAB 94. Perubahan Leora di depan Radit
96 BAB 95. Model internasional dikalahkan model pemula
97 BAB 96. Bangga pada istrinya
98 BAB 97. Kebenaran yang menyakitkan
99 BAB 98. Adegan terakhir untuk pelampiasan
100 BAB 99. Mereka belum cukup kuat
101 BAB 100. Syuting ditunda
102 BAB 101. Perempuannya baru saja ditampar
103 BAB 102. Leora Selingkuh
104 BAB 103. Ketakutan
105 BAb 104. Bawa aku ke rumah sakit
106 BAB 105. Anggara masuk rumah sakit
107 BAB 106. Ketegangan Yosi
108 BAB 107. Tolong aku!
109 BAB 108. Bekal untuk Angkasa
110 BAB 109. Begitu penasaran dengan Nyonya
111 BAB 110. Hak Asasi Manusia
112 BAB 111. Pakaian yang berantakan
113 BAB 112. Kemenangan pelakor
114 BAB 113. Diusir dari rumah
115 BAB 114. Bercerai
116 BAB 115. Berbicara dengan Tetua
117 BAB 116. Ganjaran untuk pelakor.
118 BAB 117. Melindungi cucu dan juga keluarga besar.
119 BAB 118. Kepulangan Tetua
120 BAB 119. Membeli hadiah untuk Tetua
121 BAB 120. Mengikuti lelang
122 BAB 121. Membayar utang
123 BAB 122. Penawaran untuk Lukisan
124 BAB 123. Harga fantastis untuk lukisan rusak
125 BAB 124. Melelahkan hidup bersama pria tampan.
126 BAB 125. Tidak perlu berbelaskasihan
127 BAB 126. Menjemput Tetua
128 BAB 127. Terlambat menjemput Tetua
129 BAB 128. Hadiah dari Liona untuk Tetua
130 BAB 129. Dimana hadiah dari Leora
131 BAB 130. Perbandingan cucu menantu
132 BAB 131. Tetua yang tidak bijak
133 BAB 132. Nama keramat dunia seni
134 BAB 133. Angkasa yang beruntung
135 BAn 134. Perempuan penghasut
136 BAB 135. Pesta Berakhir
137 BAB 136. Kencing celana
138 BAB 137. Balas dendam ala Leora
139 BAB 138. Balas dendam di meja makan.
140 BAB 139. Pergi bertemu Sutradara Salios
141 BAB 140. Pengawal yang aneh
142 BAB 141. Putar balik!
143 BAB 142. Mereka menyebut namamu
144 BAB 143. Pakaian pasangan
145 BAB 144. Pengakuan Anasta
146 BAB 145. Raja Iblis
147 BAB 146. Singa kelaparan
148 BAB 147. Membungkus sempurna hadiah pernikahan
149 BAB 148. Jebakan Calista
150 BAB 149. Mencari muka
151 BAB 150. Siapa yang menjebak Siapa?
152 BAB 151. Kekasih Bos besar berotak pendek
153 BAB 152. Membeli agensi dunia hiburan
154 BAB 153. Sapu tangan dengan obat bius
155 BAB 154. Mencari Liona
156 BAB 155. Masih perawan
157 BAB 156. Sesuatu yang aneh
158 BAB 157. Li,, Liona!!
159 BAB 158. Mengakhiri semua sandiwara
160 BAB 159. Aku mencintai Ibu
161 BAB 160. Mengapa Kakak begitu kejam?
162 BAB 161. Apakah kita seromantis itu?
163 BAB 162. Siaran langsung menghebohkan
164 BAB 163. Sesuatu yang spesial
165 BAB 164. Pecemburu
166 BAB 165. Lintah dan matahari
167 BAB 166. Penipu mempermalukan dirinya!
168 BAB 167. Tidak kejam?
169 BAB 168. Diusir dengan tidak terhormat
170 BAB 169. Persiapan sebelum pertunjukan
171 BAB 170. Liona jatuh di panggung
172 BAB 171. Yosi yang sudah tidak sabar
173 BAB 172. Bersambungnya pertunjukan Leora
174 BAB 173. Sesi foto suami istri
175 BAB 174. Orang-orang rendahan
176 BAB 175. Kegelapan yang melindungi
177 BAB 176. Perjalanan Karir Leora
178 BAB 177. Identitas asli
179 BAB 178. Saling melindungi
180 BAB 179. Kemarahan para fans Leora
181 BAB 180. Telur busuk
182 BAB 181. Momen berdua setelah kemenangan.
183 BAB 182. Nama asli di sertifikat pernikahan
184 BAB 183. Liona Hamil
185 BAB 184. Leora masih memikirkan Radit
186 BAB 185. Memikirkan untuk memulainya lagi
187 BAB 186. Berita kehamilan Liona
188 BAB 187. Kembali di jebak
189 Pengumuman
190 BAB 189. Mengapa hanya percaya pada Liona?
191 BAB 190. Aku tidak mau kembali lagi
192 BAB 191. Akhir dari segala kejahatan
193 BAB 192. Tamat
194 Pengumuman
195 BONUS BAB (Angkasa + Leora)
196 BONUS BAB (Keadaan Anasta)
197 Season 2 Ranjang Balas dendam
198 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 198 Episodes

1
BAB 1. Tukar Identitas
2
BAB 2. Terlalu Kejam
3
BAB 3. Tertawa sambil menangis
4
BAB 4. Tuan sudah menyadari kesalahannya
5
BAB 5. Angkasa yang tidak dimengerti
6
BAB 6. Bibi Kira kuwatir berlama-lama di rumah Keluarga Leora.
7
BAB 7. Kembali Di Ancam
8
BAB 8. Senjata makan tuan
9
BAB 9. Menyambut Kepulangan Angkasa
10
BAB 10. Ketakutan Leora
11
BAB 11. Anggota keluarga baru.
12
BAB 12. Benci pada semua orang
13
BAB 13. Cerita Angkasa.
14
BAB 14. Angkasa tak bisa ditebak
15
BAB 15. Selidiki identitas Liona.
16
BAB 16. Kebenaran
17
BAB 17. Mainan baru Liona
18
BAB 18. Bisa Gila
19
BAB 19. Hasil akhir operasi Leora
20
BAB 20. Kemarahan Leora
21
BAB 21. Leora berpura-pura bisu
22
BAB 22. Kejutan!
23
BAB 23. Cincin pernikahan
24
BAB 24. Akhirnya bertemu
25
BAB 25. Saling memaafkan
26
BAB 26. Pertemuan dengan keluarga.
27
BAB 27. Dilema Leora untuk bercerai
28
BAB 28. Alasan Angkasa memilih cerai
29
BAB 29. Sikap manja Angkasa
30
BAB 30. Rencana kepergian Angkasa
31
BAB 31. Surat dari Angkasa
32
BAB 32. Hasil audisi Leora
33
BAB 33. Liona membuat kekacauan
34
BAB 34. Gelang pasangan
35
BAB 35. Situasi macam apa ini?
36
BAB 36. Rencana Liona
37
BAB 37. Angkasa kembali mengamuk
38
BAB 38. Linglung
39
BAB 39. Kecurigaan Vin
40
BAB 40. Bayangan Angkasa
41
BAB 40. Bayangan Angkasa
42
BAB 41. Pihak Ketiga
43
BAB 42. Kecewa
44
BAB 43. Janji
45
BAB 44. Kota K
46
BAB 45. Pengaruh obat
47
BAB 46. Hadiah Manusia
48
BAB 47. Trauma lagi?
49
BAB 48. Amarah yang Dipicu
50
BAB 49. Mengajari Anggara
51
BAB 50. Siksaan dari Leora
52
BAB 51. Dikawal atau dikurung?
53
BAB 52. Rumor
54
BAB 53. Gosip perselingkuhan
55
BAB 54. Kembali Ke Ibu Kota.
56
BAB 55. Berita Besar
57
BAB 56. Untuk balas dendam
58
BAB 57. Menambah dosis
59
BAB 58. Masakan percobaan Leora
60
BAB 59. Nyonya Begitu Kejam
61
BAB 60. Minta maaf saja tidak cukup
62
BAB 61. Trauma pada masakan Leora
63
BAB 62. Berdosa pada suami
64
BAB 63. Ngilernya Anggara
65
BAB 64. Kedatangan Leora
66
BAB 65. Bisik-bisik
67
BAB 66. Ancaman Liona
68
BAB 67. Rencana Leora menghadapi Liona
69
BAB 68. Dicemburui Oleh Angkasa
70
BAB 69. Kemarahan Liona
71
BAB 70. Liona mencari masalah
72
BAB 71. Ketidakadilan diantara sahabat dan istri
73
BAB 72. Suami istri yang pamer
74
BAB 73. Adegan tak senonoh
75
BAB 74. Aroma busuk di pagi hari
76
BAB 75. Misi Leora untuk Yosi
77
BAB 76. Kerja buruk Yosi
78
BAB 77. Ketakutan Yosi
79
BAB 78. Alasan Leora menjadi model pendamping
80
BAB 79. Kabar dari Meta
81
BAB 80. Mencemarkan nama baik Leora
82
BAB 81. Resmi jadi model pendamping
83
BAB 82. Dikambinghitamkan
84
BAB 83. Sesuatu yang tidak beres
85
BAB 84. Bersandiwara
86
BAB 85. Setiap kata adalah doa
87
BAB 86. Memberi hadiah pada Yosi
88
BAB 87. Pertunangan Liona dan Radit
89
BAB 88. Cemburu akut
90
BAB 89. Siksaan abadi
91
BAB 90. Sayangku, kau dimana?
92
BAB 91. Malaikat penyelamat
93
BAB 92. Suasana hati suami memburuk
94
BAB 93. Suami cemburu buta tingkat dewa
95
BAB 94. Perubahan Leora di depan Radit
96
BAB 95. Model internasional dikalahkan model pemula
97
BAB 96. Bangga pada istrinya
98
BAB 97. Kebenaran yang menyakitkan
99
BAB 98. Adegan terakhir untuk pelampiasan
100
BAB 99. Mereka belum cukup kuat
101
BAB 100. Syuting ditunda
102
BAB 101. Perempuannya baru saja ditampar
103
BAB 102. Leora Selingkuh
104
BAB 103. Ketakutan
105
BAb 104. Bawa aku ke rumah sakit
106
BAB 105. Anggara masuk rumah sakit
107
BAB 106. Ketegangan Yosi
108
BAB 107. Tolong aku!
109
BAB 108. Bekal untuk Angkasa
110
BAB 109. Begitu penasaran dengan Nyonya
111
BAB 110. Hak Asasi Manusia
112
BAB 111. Pakaian yang berantakan
113
BAB 112. Kemenangan pelakor
114
BAB 113. Diusir dari rumah
115
BAB 114. Bercerai
116
BAB 115. Berbicara dengan Tetua
117
BAB 116. Ganjaran untuk pelakor.
118
BAB 117. Melindungi cucu dan juga keluarga besar.
119
BAB 118. Kepulangan Tetua
120
BAB 119. Membeli hadiah untuk Tetua
121
BAB 120. Mengikuti lelang
122
BAB 121. Membayar utang
123
BAB 122. Penawaran untuk Lukisan
124
BAB 123. Harga fantastis untuk lukisan rusak
125
BAB 124. Melelahkan hidup bersama pria tampan.
126
BAB 125. Tidak perlu berbelaskasihan
127
BAB 126. Menjemput Tetua
128
BAB 127. Terlambat menjemput Tetua
129
BAB 128. Hadiah dari Liona untuk Tetua
130
BAB 129. Dimana hadiah dari Leora
131
BAB 130. Perbandingan cucu menantu
132
BAB 131. Tetua yang tidak bijak
133
BAB 132. Nama keramat dunia seni
134
BAB 133. Angkasa yang beruntung
135
BAn 134. Perempuan penghasut
136
BAB 135. Pesta Berakhir
137
BAB 136. Kencing celana
138
BAB 137. Balas dendam ala Leora
139
BAB 138. Balas dendam di meja makan.
140
BAB 139. Pergi bertemu Sutradara Salios
141
BAB 140. Pengawal yang aneh
142
BAB 141. Putar balik!
143
BAB 142. Mereka menyebut namamu
144
BAB 143. Pakaian pasangan
145
BAB 144. Pengakuan Anasta
146
BAB 145. Raja Iblis
147
BAB 146. Singa kelaparan
148
BAB 147. Membungkus sempurna hadiah pernikahan
149
BAB 148. Jebakan Calista
150
BAB 149. Mencari muka
151
BAB 150. Siapa yang menjebak Siapa?
152
BAB 151. Kekasih Bos besar berotak pendek
153
BAB 152. Membeli agensi dunia hiburan
154
BAB 153. Sapu tangan dengan obat bius
155
BAB 154. Mencari Liona
156
BAB 155. Masih perawan
157
BAB 156. Sesuatu yang aneh
158
BAB 157. Li,, Liona!!
159
BAB 158. Mengakhiri semua sandiwara
160
BAB 159. Aku mencintai Ibu
161
BAB 160. Mengapa Kakak begitu kejam?
162
BAB 161. Apakah kita seromantis itu?
163
BAB 162. Siaran langsung menghebohkan
164
BAB 163. Sesuatu yang spesial
165
BAB 164. Pecemburu
166
BAB 165. Lintah dan matahari
167
BAB 166. Penipu mempermalukan dirinya!
168
BAB 167. Tidak kejam?
169
BAB 168. Diusir dengan tidak terhormat
170
BAB 169. Persiapan sebelum pertunjukan
171
BAB 170. Liona jatuh di panggung
172
BAB 171. Yosi yang sudah tidak sabar
173
BAB 172. Bersambungnya pertunjukan Leora
174
BAB 173. Sesi foto suami istri
175
BAB 174. Orang-orang rendahan
176
BAB 175. Kegelapan yang melindungi
177
BAB 176. Perjalanan Karir Leora
178
BAB 177. Identitas asli
179
BAB 178. Saling melindungi
180
BAB 179. Kemarahan para fans Leora
181
BAB 180. Telur busuk
182
BAB 181. Momen berdua setelah kemenangan.
183
BAB 182. Nama asli di sertifikat pernikahan
184
BAB 183. Liona Hamil
185
BAB 184. Leora masih memikirkan Radit
186
BAB 185. Memikirkan untuk memulainya lagi
187
BAB 186. Berita kehamilan Liona
188
BAB 187. Kembali di jebak
189
Pengumuman
190
BAB 189. Mengapa hanya percaya pada Liona?
191
BAB 190. Aku tidak mau kembali lagi
192
BAB 191. Akhir dari segala kejahatan
193
BAB 192. Tamat
194
Pengumuman
195
BONUS BAB (Angkasa + Leora)
196
BONUS BAB (Keadaan Anasta)
197
Season 2 Ranjang Balas dendam
198
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!