Bonus malam, selama otor masih kuat mikir😁
Baru saja Leora akan masuk ke kamarnya saat Liona kembali memanggilnya.
Ia menghela nafas dan berbalik memandangi gadis yang sedang berjalan ke arahnya.
Terlihat Liona mengamati seluruh sudut rumah, memastikan tidak ada satupun orang yang melihat mereka berdua.
"Apa lagi?" Tanya Leora dengan kesal.
"Kalau kakak mau aku menjaga ibu, maka kakak harus menuruti semua keinginanku!" Kata Liona dengan pelan.
"Memangnya apa lagi yang kau inginkan?" Tanya Leora dengan kesal.
"Aku mau kakak-" Liona tidak melanjutkan kata-katanya karena ia terkejut saat angkasa tiba-tiba saja membuka pintu.
Liona mundur beberapa langkah dan memperhatikan pria itu, membandingkan kedua orang dihadapannya.
'Angkasa balas dendam padaku karena apa yang sudah kau lakukan di masa sekolah.
Sementara Leora? Bagaimana mungkin Kakak bisa kalah dengan pria culun seperti ini?' pikirnya mengamati kedua orang itu.
"Kita bicara nanti saja." Ucap Leora lalu masuk ke dalam kamar meninggalkan Angkasa dan Liona.
"Hi, kakak ipar," ucap Liona.
"Kaka Ipar?" Tanya Angkasa sembari mengerutkan keningnya.
"Ohaha.... Astaga, maafkan aku, karena kau lebih tua dariku, aku jadi salah bicara. Tapi ngomong-ngomong, hmm,, kau baik-baik saja bersama adikku bukan? Maksudku, selama sekolah aku tahu dia terus menyiksamu." Ucap Liona.
"Kakak terlalu peduli, aku baik-baik saja kok." Jawab Angkasa membuat Liona tersenyum lebar.
"Baguslah, kau tidak perlu menghawatirkan kalian lagi." Ucap Liona lalu meninggalkan pria itu.
Selama beberapa detik, Angkasa masih memandangi kepergian Liona. Begitu ia akan masuk ke dalam kamar, terlihat Bambang berjalan dari lorong sebelah.
"Angkasa," Panggil pria itu.
"Ya ayah?" Ucap Angkasa berjalan mendekati Bambang.
"Ayah hanya mau meminta tolong padamu supaya malam ini kau dan istrimu tetap menginap di sini.
Ayah mau istrimu jadi lebih dekat dengan adik angkatnya, kalian bisa 'kan?" Tanya Bambang.
"Baik Ayah." Jawab Angkasa meski dalam hatinya ia sebenarnya tidak sudi melakukannya.
Setelah berbicara dengan Bambang, Angkasa kembali berjalan ke kamarnya.
Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, ia mengabaikannya dan kembali duduk di atas ranjang sembari memainkan laptopnya.
Tak berapa lama, pintu kamar mandi terbuka sedikit, lalu terlihat Leora sedang mengintip dari dalam.
Angkasa menatap Leora dengan datar.
"Kau, eh maaf," kata Leora kembali menutup pintu kamar mandi.
'Sial! Apa yang harus kulakukan?' pikir Leora memandangi pakaiannya yang sudah basah. Sementara dia lupa membawa handuk.
Leora menggigit bibirnya dan terkejut saat seseorang mengetuk pintu kamar mandi.
"Ya, ada apa?" Tanyanya dengan gugup sembari mengintip dari sela pintu yang terbuka.
Pria itu tidak mengatakan apapun dan hanya mengeluarkan sebuah handuk pada Leora.
"Oh, terima kasih." Ucap Leora menerima handuk itu lalu menutup pintunya.
Jantungnya kembali berdegup kencang "Apakah dia benar -benar sudah berubah?" Ucapnya dengan pelan, karena baru saja Ia berpikir Angkasa akan menerobos ke kamar mandi dan memperlakukannya dengan buruk.
Leora mengabaikannya dan memakai handuknya dengan cepat sebelum keluar dari kamar mandi.
Setelah memakai bajunya, ia melihat Angkasa masih setia berkutat di depan laptopnya. Jadi Leora tidak mengatakan apapun karena tidak ingin mengganggu pria itu.
Ia kemudian keluar dari kamar dan memilih membuat minuman untuk dinikmati di balkon samping rumah.
"Rumah ini jadi semakin menakutkan. Seperti kandang serigala!" Ucapnya menghela nafas.
"Apa maksud kakak?" Tanya Luna yang tiba-tiba datang.
Leora berbalik melihat Luna "Halo adik angkat." Katanya sambil tersenyum memperhatikan gadis di depannya.
Gadis itu tersenyum kecut lalu ia berjalan dan berdiri di samping Leora sambil meletakkan tangannya di pagar pembatas.
"Aku tahu, keberadaanku di rumah ini tidak akan pernah dianggap." Kata Luna dengan acuh.
"Kau tahu? Lalu mengapa masih memilih datang kemari?" Tanya Leora.
"Anak orang kaya seperti kalian tidak akan mengerti bagaimana rasa cemburu dari seorang anak yang terlahir tanpa sendok perak di mulutnya." Ucap Luna tanpa memandang Leora.
"Hahah... Kau sangat lucu. Justru Aku malah menyesal karena bisa memiliki segalanya." Ucap Leora mengingat Bagaimana keirian adiknya hingga ia mengalami masa-masa yang sulit.
"Cih, munafik. Aku menghampirimu hanya untuk memberi tahu, kalau aku sebenarnya bukan anak angkat ayahmu, melainkan simpanan ayahmu.
Jadi kalau kamu tidak mau keluarga ini rusak, aku mau kamu membantuku menstabilkan posisiku di rumah ini." Ucap Luna mengejutkan Leora.
"Kau,, kau mengakuinya begitu mudah?" Kaget Leora.
"Ya,,"
"Kenapa?" Tanya Leora.
"Karena aku tahu kau tidak akan memberitahukannya pada siapapun. Kau bisa membayangkan bagaimana sakit hati Anasta ketika dia tahu suaminya memelihara seorang gadis muda di samping kamarnya." Ucap Luna sambil tersenyum penuh arti.
Singgungan Luna terhadap ibunya membuat Leora sangat marah dan langsung berbalik menampar gadis itu.
"Kau! Jangan pernah menyebut nama ibuku!" Katanya penuh kemarahan.
"Hahaha,, tawa Luna kembali menatap Leora. Aku anggap tamparan ini sebagai persetujuan untuk menghancurkan keluarga ini!" Ucap Luna.
"Ohw! Lakukan saja kalau berani, lalu kau akan tahu bagaimana aku memberimu balasan yang setimpal!" Ucap Leora.
"Ah!! Kakak! Hiks!!" Tiba-tiba ucap Luna sambil merintih kesakitan sebelum terjatuh ke lantai dengan lutut membentur lantai dengan keras.
"Ada apa?!" Tanya Bambang tiba-tiba datang.
"Maafkan aku, aku akan segera meninggalkan tempat ini. Aku tahu aku hanya disini untuk mengganggu keluarga kalian!" Ucap Luna bersandiwara.
Bambang langsung menghampiri Gadis itu dan membantunya berdiri.
"Ada apa ini?!" Tanya Bambang pada Leora saat ia melihat bekas tamparan di pipi Luna.
"Aku,, maaf aku harus pergi dari sini." Ucapan Luna melepaskan diri dari Bambang dan berusaha berjalan pergi, tapi kakinya yang terbentur lantai terasa sangat sakit hingga ia kembali jatuh ke lantai.
"Anak ayah!" Ucap Bambang kembali menghampiri Luna dan merangkul perempuan itu agar kembali berdiri.
"Akting yang bagus sekali! Selamat, kamu mendapatkan penghargaan aktris terbaik tahun ini!" Ucap Leora memuji Luna hingga membangkitkan amarah Bambang lalu pria itu mengayunkan tangannya untuk menampar Leora.
Belum sampai tangan itu dipipi Leora saat Angkasa tiba-tiba datang menahan tangannya.
"Angkasa," ucap Leora menahan ketakutannya.
"Aku akan membawa istriku." Ucap Angkasa menarik tangan Leora.
Sesampainya di kamar, Angkasa mendorong Leora ke atas ranjang.
"Apa kau gila?! Dimana kau letakkan otakmu?! Bagaimana kalau pipimu terluka dan lecet?!" Ucap Angkasa dengan marah.
"Oh,, sekarang kau perduli padaku?" Kekeh Leora "Bukankah tamparan yang kudapatkan dari ayahku tidak lebih sakit dari apa yang pernah kau lakukan padaku? Sekarang kau menjadi sok suci?!" Ucap Leora dikuasai oleh kemarahannya hingga air matanya menetes deras di pipinya. Ia benci pada semua orang!
Interaksi dengan pembaca
Permintaan Randa Raden Ayu Kesumo Ningrat Wicaksono Nugroho Siswanto Kudo Mulyo 🙇🏻♀️ sudah di kabulkan ya...👍
Ada permintaan lain? Monggo di kolom komentar😁😁
...Like...
...Likes...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Nich Aj
Angkasa peduli banget ama leora skarang.. Udah tau blm dia aslinya leora
2022-04-22
0
Fa Fa
visual doank Thor,
apakah angkasa beneran Brubah..?
2022-04-16
0
Arai Dieni
Thor, suntikan di bab 8 senjata makan tuan ga ada efeknya buat Liona? Ko jadi ilang gitu aja ceritanya.
2021-12-19
1