Bibi Kira sudah 1 jam menunggu di depan pintu kamar Leora.
"Aduh, Nyonya kok tidak bersuara dari tadi? Apa Nyonya tidur lagi ya?" Ucapnya dengan cemas.
"Sebaiknya aku masuk saja dan melihatnya." Lagi katanya lalu ia membuka pintu.
Dilihatnya Leora sedang berusaha menggapai pakaiannya yang terhambur di lantai.
"Nyonya," Bibi Kira langsung berjalan ke arah lemari dan mengambil pakaian untuk Leora.
"Terima kasih Bi," ucap Leora sembari memakai gaun itu.
"Kenapa Nyonya tidak memanggil saya?" Tanya Bibi Kira yang sudah memungut semua pakaian di lantai.
Leora tertegun, sebelum ia bertukar identitas dengan adiknya, dulunya ia tidak pernah punya pelayan karena bisa melakukan segalanya sendirian.
Tapi sekarang, mengambil pakaian yang jatuh ke lantai pun ia tidak bisa melakukannya.
Air matanya kembali mengalir memikirkan kesulitannya saat ini.
Bibi Kira yang selesai membereskan semua barang-barang yang berserakan di lantai kembali merasa bersalah melihat Leora sudah menangis lagi.
"Nyonya." Kata Bibi Kira langsung mendekat pada Leora dan memeluk perempuan rapuh itu.
"Hiks! Huhu,, Bibi, dulu aku adalah seorang model terkenal. Aku memiliki segalanya, tubuhku bisa bergerak dengan bebas dan bisa melakukan apapun sendirian.
Sekarang, untuk mengambil pakaian dari lantai saja aku tidak bisa." Isak Leora.
"Nyonya," Bibi Kira tidak bisa menghibur.
"Dulu aku memiliki kehidupan yang bahagia, semua orang berusaha dekat denganku dan menjilat apa yang kumiliki. Aku punya kekasih yang sayang padaku, orang tua yang selalu mendukungku, dan rekan-rekan kerja yang selalu menjagaku.
Tapi sekarang? Aku tidak punya apa pun selain rasa sakit yang terus bertambah setiap hari." Isak Leora.
"Nyonya, rasa sakit dan bahagia datang silih berganti. Tapi kita tidak pernah tahu kapan waktu akan berpihak pada kebahagiaan atau berpihak pada kesedihan." Ucap Bibi Kira berusaha menenangkan Leora.
"Bibi benar, mungkin selama ini aku terlalu mengabaikan adikku hingga aku mendapat balasan seperti ini." Ucap Leora kembali mengingat kelakuan adiknya yang telah membuangnya ke dalam lubang penderitaan.
"Nyonya, tolong jangan menangis. Kalau Nyonya menangis terus, kapan Nyonya bisa bangkit lagi dan kembali seperti semula?" Ucap Bibi Kira sembari menepuk-nepuk pelan punggung Leora.
"Hah!! Bibi benar, aku punya banyak hal yang harus diselesaikan.
Kalau begitu, aku akan kuat. Tolong bantu aku ke kamar mandi." Ucap Leora berusaha menahan isakannya.
Bibi Kira kemudian membantu Leora turun dari tempat tidur. Ketika Leora menggerakkan kakinya, tiba-tiba ia merasa dapat mengontrol kedua kakinya walau hanya sesaat.
"Bibi!" Katanya terkejut.
"Ada apa Nyonya?" Tanya Bibi Kira.
"Kakiku! Kakiku bisa digerakkan lagi!" Katanya berusaha menggerakkan kakinya, tapi sayang sekali, bahkan jari kakinya pun tidak bergerak walau hanya seinchi saja.
"Nyonya," ucap Bibi Kira yang mulai panik melihat Leora yang kembali menangis.
"Bibi aku serius! Tadi kakiku bisa bergerak. Buktinya aku bisa menurunkan kakiku dengan kekuatanku sendiri." Katanya sambil menangis keras.
"Tidak Nyonya, tadi saya yang membantu Nyonya menurunkan kaki Nyonya." Ucap Bibi Kira.
"Tidak! Aku tidak melihatmu membantuku. Pokoknya kakiku bisa bergerak!" Lagi kata Leora berusaha menggerakkan kakinya, tapi nihil, tak ada perubahan.
"Ah!!!" Teriak Leora mulai memukul-mukul kakinya dengan kedua tangannya.
"Tidak! Ini tidak mungkin! Hiks! Haha.... Hahaha.... Kakiku! Aku tidak mungkin lumpuh seumur hidup! Haha! Kakiku bisa bergerak! Hiks" Ucap Leora sambil menangis bercampur tawa berusaha menggerakkan kedua kakinya dengan tangannya.
"Nyonya!" Bibi Kira yang melihat perbuatan Leora tidak mampu menahan tangisannya dan ikut menangis sambil memeluk Leora.
"Bibi! Aku tidak lumpuh! Aku seorang model internasional! Kakiku adalah salah satu keindahan yang ku miliki sebagai seorang model! Ini pasti mimpi! Hahah... Hahaha.. Ini mimpi! Hiks!"
"Nyonya,," Bibi Kira memegang tangan Leora menjaga perempuan itu memukul-mukul kakinya.
"Tidak perlu mencegahku bibi, kakiku juga tidak bisa merasakan sakit!" Ucap Leora berusaha menarik tangannya.
"Tidak Nyonya! Bibi tidak bisa membiarkan Nyonya menyakiti diri Nyonya sendiri." Ucap Bibi Kira.
"Tidak ada gunanya Bibi, karena aku sudah ditakdirkan untuk hidup menderita. Mungkin dengan menyakiti diriku sendiri aku bisa lebih cepat meninggalkan penderitaanku!
Huhu,, hiks!
Sebentar lagi akan malam, pria itu akan kembali menyiksaku lagi! Haha..." Isak Leora dengan putus asa.
"Tidak Nyonya, ini masih pagi. Nyonya belum menonton serial kesukaan kita. Nyonya bilang Nyonya tidak mau ketinggalan serial itu. Sekarang Nyonya malah bersikap seperti ini? Saya harus apa Nyonya?"
Leora terdiam sesaat "Bibi tidak tahu? Serial itu diperankan oleh mantan kekasih ku! Kekasih yang sudah meninggalkanku setelah aku lumpuh!" Isak Leora semakin merasa sakit hati mengingat kekasihnya.
"Ya ampun Nyonya," Bibi Kira tidak bisa berkata-kata lagi.
Ia tidak menyangka kalau serial kesukaan mereka itu ternyata diperankan oleh mantan kekasih Leora.
"Sudah Bibi, aku harus mandi dan bersiap menyambut suamiku lagi. Aku tidak mau ia melihatku dalam keadaan kotor dan merasa kurang puas." Ucap Leora masih terisak sambil menarik kursi rodanya.
"Nyonya," hati Bibi Kira teriris mendengar ucapan Leora.
"Tidak apa Bi, ini sudah takdirku!" Ucap Leora.
Akhirnya Bibi kira mengantar Leora ke dalam kamar mandi lalu ia menunggu dengan sangat cemas.
"Astaga, Nyonya baru berumur 23 tahun, tapi harus menderita seperti ini, menikah dengan seorang pria yang terus menyiksanya." Ucap Bibi Kira merasa merinding saat ia ingat bagaimana luka di tubuh Leora sudah membiru.
Setelah menunggu selama 1 jam, akhirnya Leora memanggil Bibi Kira.
Ia dibantu Bibi Kira memakai pakaiannya dan mengobati luka-lukanya.
"Ahw!" Kelu Leora saat sudut bibirnya yang terluka ditekan menggunakan kapas.
"Maaf Nyonya," kata Bibi Kira.
"Tidak apa-apa, sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang kualami setiap malam.
Oya, apa Bibi bisa keluar membelikanku alat rias? Aku pikir selama satu minggu menikah aku belum pernah menyentuh benda-benda itu.
Padahal dulu aku tidak pernah jauh dari benda-benda itu." Ucap Leora dengan suara serak saat bayang-bayang meja riasnya yang dulu penuh dengan alat make up kembali hadir di ingatannya.
"Maafkan saya nyonya, tapi saya tidak diberikan uang oleh Tuan. Gaji saya bulan lalu juga sudah saya gunakan untuk membayar biaya rumah sakit anak saya." Kata Bibi Kira merasa sangat bersalah pada Leora.
"O iya, Maaf Bibi, saya lupa kalau sekarang situasinya sudah berbeda. Semoga anak Bibi cepat sembuh." Ucap Leora yang kini serba salah.
"Tidak apa-apa nyonya, anak saya akan menjalani operasi bulan depan. Kata dokter keadaannya akan membaik kalau operasinya berjalan dengan lancar."
Setelah selesai mengobati lukanya, Leora bermalas-malasan sepanjang hari itu menikmati waktu kebebasannya.
Saat sore hari menjelang, Leora sangat terkejut karena ia tiba-tiba datang bulan.
"Bagaimana ini? Pria itu akan sangat marah nanti malam!" Cemas Leora langsung berkeringat dingin.
Hei,, jangan bertanya bagaimana akhirnya! ini bahkan baru bab 3 😂.
Sekedar info juga, jempolmu tidak sakit saat menekan tombol like.
Buktikan saja kalo tidak percaya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
𝓞𝔂𝓷_𝓵𝔂𝓷𝓷
ahh iya baru nyadar. kukira sudah bab 10 soal nya penderitaan nya loera baru satu Minggu belum lagi 1 bulan
2022-08-24
0
Mis Piliang
kejam nya
2022-04-28
0
Nich Aj
untung masih ada bibi yang peduli dan perhatian. Sabar ya leora.
2022-04-22
0