Senja memasuki rumah nya, dan di ruang tamu sudah ada Tante Siska, Om Hans, dan Tania yang sedang menatap tajam ke arah Senja.
" Assalamu'alaikum." Sapa Senja sambil menyalami Tante dan Om nya.
" Walaikumsalam." Balas Om Hans dan Tante Siska sambil menerima salam dari Senja.
" Duduk kamu." Ucap Tante Siska.
Senja pun lalu menurut dan duduk di hadapan mereka.
" Ada apa ya? " Tanya Senja.
" Kamu punya teman spesial saat masa kecil?" Tanya Tante Siska.
Senja lalu sedikit berpikir teman masa kecil yang special, dan langsung mengingatnya.
" Iya, sewaktu di Panti Asuhan. Memangnya kenapa? " Tanya Senja.
" Dia berani bayar kamu 200 juta untuk bisa dia bawa, kami sih mau aja ya nggak Pap." Jawab Tante Siska.
" Kalian mau jual saya?" Tanya Senja dengan nada tinggi.
" Hey... 200 juta dia berani asal kamu ikut dengan nya. " Jawab Om Hans.
" Kalian tahu dari mana dia teman masa kecil saya? " Tanya Senja.
" Dia Tentara itu." Jawab Tania.
" Maksudnya Tentara yang mana?" Tanya Senja yang masih bingung.
" Putra lah siapa lagi." Jawab Tania ketus.
Senja langsung kaget saat mendengar Putra yang selama ini dekat dengan nya, adalah Putra cinta pertama nya.
" Dia Putra Nagara!!! "
" Iya, dia akan membeli kamu seharga 200 Juta. Kamu tinggal pilih saja, mau dengan Putra atau Mike, yang penting sama - sama untung bagi kami." Ucap Tante Siksa.
" Kalian sungguh tega, demi uang apa saja mau." Ucap Senja marah dan beranjak dari duduknya meninggalkan Tante, Om dan Tania.
" Dasar sok jaim banget, sudah enak sama Tentara dari pada bandot tua." Ledek Tania.
Senja pun membanting pintu nya dengan kasar, dan menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.
" Kalau benar dia Putra yang saya tunggu - tunggu, kenapa dia mau membayar saya. Maksudnya apa harga 200 juta, sebegitu rendah nya kah." Ucap Senja kesal.
********
Senja yang sudah datang seperti biasanya dia langsung ke Pos penjagaan, dan melihat hanya Aswin yang ada di area pos.
" Bang Aswin. " Sapa Senja.
" Senja, ada apa? " Tanya Aswin.
" Bang Putra mana? " Jawab Senja kembali bertanya.
" Putra ya, dia hari ini lepas karena malam habis jaga Pos. Dia ada di barak." Ucap Aswin.
" Terima kasih Bang." Ucap Senja lalu segera berlalu meninggalkan Aswin.
Senja mencoba menghubungi Kristin, untuk meminta ijin bahwa dia tidak bisa mengajar.
Me :
Krisitin, tolong kamu kasih tugas.
Krisitin :
Siap...
Me :
Karena saya ada keperluan Terima kasih.
Senja, menuju ke Batalyon dimana Putra bertugas. Dan saat akan menuju Pos jaga, Senja melihat Putra sedang mengendarai motor.
" Senja." Sapa Putra saat melihat Senja yang sedang berdiri.
" Bang, bisa kita bicara?" Tanya Senja.
" Naik ke motor." Jawab Putra.
Senja pun akhirnya, berboncengan dengan Putra menuju ke suatu tempat. Di dalam perjalanan hanya diam, tanpa berbicara sepatah kata pun.
Saat sampai di sebuah padang savana, Putra memberhentikan motor nya. Dan Senja pun turun dari motor Putra, begitu pun juga Putra dia lebih memilih duduk di hamparan Padang Savana.
" Mau bicara apa? " Tanya Putra
" Kamu Putra Nagara, dari Panti Bunda Mutia? "
Putra pun langsung menoleh ke arah Senja, dan Senja menatap tajam ke arah Putra .
" Kamu tahu siapa saya?" Tanya Putra.
" Darimana Abang tahu, kalau saya Senja yang Abang cari." Tanya Senja.
" Dari nama kamu, dan penyakit kamu. Saya cari tahu juga sama Om dan Tante kamu." Jawab Putra tegas.
" Kenapa kamu yakin, nama dan penyakit bisa saja sama." Ucap Senja.
Lalu Putra mengeluarkan Dog Tag nya, dan memperlihatkan sebuah cincin kecil pada Senja.
" Kamu tahu ini apa? Ada apa di cincin ini." Tanya Putra.
Senja pun kaget saat melihat cincin yang dulu dia berikan pada Putra, dan Senja pun ingin meraih cincinya, namun di tepisnya oleh Putra
" Katakan ada apa di cincin ini?" Tanya Putra.
" Ada sebuah ukiran nama Mentari Senja Timur." Jawab Senja.
Putra pun lalu memeluk Senja, dan dengan erat dia memeluk cinta pertama nya yang sangat dia rindukan.
" Akhirnya saya menemukan mu." Ucap Putra.
Senja mendorong tubuh Putra, dan menampar pipi nya.
Plaaakkkkk....
" Seperti itu kah, Abang Putra yang saya kenal? Dengan uang Abang memadamkan rendah saya, hingga Abang mau membelinya." Senja dengan suara lantangnya.
" Bukan begitu Senja, kamu salah paham." Ucap Putra membela diri.
" Apa arti 200 juta, harga saya segitukah Bang." Bentak Senja.
Putra menarik nafasnya, dan berusaha tenang menghadapi Senja yang sedang marah.
" Kamu harus tahu, Abang menyaksikan sendiri kamu di siksa oleh mereka, dan Abang mencoba cari tahu dari ke miripan kamu dengan Senja masa kecil Abang. Dan ternyata benar itu adalah kamu. Dan kamu tahu, Abang ingin membawa kamu kembali, tapi mereka memberikan nilai tinggi untuk melepaskan nya. " Ucap Putra dengan emosi yang dia tahan.
" Terus Abang mau? " Tanya Senja.
" Iya, Abang akan kasih uang itu. Dan akan bawa kamu pergi dari mereka." Jawab Putra.
Putra mendekat Senja, dan memegang kedua tangan Senja yang dia sangat rindukan.
" Abang ingin kamu tertawa lagi, tersenyum lagi seperti dulu. Abang nggak tega melihat kamu terus di Siksa, oleh meraka yang tidak mempunyai hati nurani." Ucap Putra.
" Terima kasih Bang, sudah mengingat nya, dan sudah memenuhi janji Abang untuk mencari saya di ujung Timur." Ucap Senja
Putra pun memberikan cincin yang selama ini selalu menemaninya, dan menaruhnya di telapak tangan Senja.
" Sesuai janji abang sama kamu, Abang kembalikan cincin ini sama kamu."
Dengan mata yang berkaca - kaca, Senja menggemgam erat cincin miliknya dulu. Dan Putra segera menghapus air mata yang sudah terjatuh.
" Dulu, kalau Senja sedang sedih selalu bilang. Andai Bang Putra ada, dia pasti akan menghibur saya. Di kala Asma Senja kambuh dia pasti akan merawat saya , tapi semua itu kadang saya bilang sampai kapan kamu akan bertemu kembali dengannya. Ucap Senja.
" Sekarang saya sudah di depan kamu, apakah Abang masih bisa untuk menjadi sandaran kamu? apakah Abang juga masih bisa membuat kamu tersenyum kembali?" Tanya Putra pada Senja.
" Terima kasih Bang, terima kasih selama ini saya selalu di hati Abang, begitu pula sebaliknya."
Putra memeluk kembali tubuh Senja, dan Senja pun membalas nya.
" Abang akan bawa kamu kembali ke Bunda Mutia, karena disanalah tempat kamu yang sebenarnya."
Putra mencium pucuk kepala Senja, dan Senja mengeratkan pelukannya.
" Jangan pernah tinggalin Abang lagi, cukup kemarin saja kita berpisah sangat lama. Abang sangat lelah menunggumu dan mencarimu." Ucap Putra pada Senja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Di bawa kembali ke panti,Ntar disana ada penghalangnya lagi tuh cucunya bu Mutia,Siapa tadi namanya tuh cewek yg suka sama Putra??🤔🤔
2024-06-08
0
Nur Rachmawati
😭😭😭😭😭
2021-12-09
1
Tanu Widjaja
terima kasih Author ... kamu menyatukan kedua insan ini ... wemoga Putra bisa mendapatkan uang untuk membebaskan Senja ... semoga
2021-10-11
1