Tania, berjalan sempoyongan dia meracau tak karuan hingga dia terjatuh di pelukan seorang pria.
" Mba mabuk?" Tanya nya sembari menepuk pipi Tania.
" Wah... ganteng banget.. apakah kamu itu pangeran? "
Putra memelototkan matanya, lalu mendudukan Tania di jalan. Dan Tania terus meracau nggak jelas.
" Ini perempuan pasti mambuk." Ucap Putra sambil berkacak pinggang.
" Kenapa dia bang?" Tanya Aswin.
" Tadi dia nabrak saya, ternyata mabuk." Jawab Putra.
" Siang bolong begini!! "
" Udah yuk biarain saja, orang mabuk di ladenin." Ucap Putra sambil menarik tangan Aswin.
" Jangan Bang, kasihan dia perempuan." Kata Aswin.
" Ya sudah kamu antar sana." Kata Putra.
" Antar sama - sama lah Bang."
" Hei.. rumah kamu dimana? " Tanya Putra.
" Wah... ganteng mau antar saya nih, boleh.. rumah saja lurus saja dari sini nanti ada pertigaan itu rumah saya." Jawab Tania.
" Nama kamu siapa? " Tanya Aswin
" Tania!! " Jawab Tania.
Putra dan Aswin mengantar Tania, dan sampai di rumah Kedua orang tua Tania sangat terkejut saat 2 Tentara mengantar Tania Pulang.
" Maaf kenapa anak kami?" Tanya Om Hans.
" Maaf Pak, dia mabuk jadi kami antar." Jawab Aswin.
" Maaf kan anak saya, memang dia suka mabuk- mabukan." Jawab Om Hans.
" Ganteng ayo masuk dulu." Rengek Tania bergelanjut manja di tangan Putra.
Putra pun langsung menepis lengan Tania, dan segera menghindar ke belakang tubuh Aswin.
" Maaf kan anak saya." Ucap Tante Siska.
" Iya, maaf kami permisi dulu." Ucap Putra sambil memberi kode pada Aswin.
Saat hendak pulang, Putra dan Aswin bertemu Senja yang sedang menenteng satu kresek. sayuran.
" Senja. " Sapa Aswin.
" Bang Aswin." Sapa Senja.
Putra sangat terkejut, melihat wanita yang di hadapan nya adalah wanita yang dia lihat kemarin, dan bernama Senja.
" Nama Senja itu banyak Putra. " Putra berguman dalam hatinya.
" Kalian sedang apa disini." Tanya Senja.
" Tadi habis mengantar saudara kamu, Tania." Jawab Aswin.
" Pasti mabuk lagi." Ucap Senja.
" Dia suka mabuk? " Tanya Putra.
" Iya, malah pemabuk berat."
**********"
" Kamu kenal Senja? " Tanya Putra pada Aswin saat mereka sedang piket.
" Iya, sapa yang nggak kenal senja. Dia adalah seorang guru panutan, masih muda dan dia yang memajukan pendidikan di daerah pedalaman."
" Dia sudah menikah? "
" Belum, banyak pria yang suka padanya. Tapi susah untuk mendapatkan wanita seperti Senja."
*********
" Mam, Pap tahu nggak tadi ganteng banget Tentara yang mengantar Tania." Ucap Tania .
" Mabok, masih inget orang ganteng. Lagian kamu cewek, jangan suka mabuk - mabukan seperti itu malu Mami Papi kamu ini." Ucap Siska.
" Benar nak, kamu nggak kasihan sama Mami Papi. " Ucap Hans.
Senja pun meletakkan minuman dan cemilan di atas meja, dan meletakkan amplop warna cokelat.
" Ini uang jatah mingguan kalian, di irit - irit." Ucap Senja sambil beranjak dari hadapan mereka.
Siska lalu menghitung sejumlah uang yang di berikan oleh Senja, dan lalu mengibas - kibaskan seperti kipas.
" Eh Senja, menikahlah dengan Mike. Agar kamu tidak menyiksa seperti ini." Teriak Tante Siska.
" Maaf tante, dari pada menikah dengan Om Mike, lebih baik saya tersiksa."
Senja lalu pergi meninggalkan mereka menuju ke dapur untuk melanjutkan pekerjaan rumahnya.
*********
Jalan yang rusak sedang di perbaiki oleh warga sekitar, dan di bantu oleh para Terntara. Mereka saling bergotong royong, memperbaiki jalanan yang rusak.
Dan para Ibu - Ibu menyediakan makanan dan minuman, untuk warga dan Tentara yang sedang memperbaiki jalanan yang rusak.
Senja membawa sebuah es buah buatan nya, dan meletakkan nya bersama makanan dan minuman lain nya.
" Bu guru bikin es buah? " Tanya Rebeca.
" Iya, ini buatan saya sendiri." Jawab Senja.
" Bapak - bapak istirahat dulu." Teriak Rebeca salah satu anak kepala desa.
Semua berhenti dan istirahat sambil makan dan minum yang di sediakan. Lalu dengan refleks Senja membawa satu gelas es buah untuk Putra.
" Pak ini minum dulu." Senja sembari menyodorkan segelas es buah.
" Terima kasih." Ucap Putra sambil menerima es buah dari Senja.
" Buat Abang mana? " Tanya Aswin.
" Nanti Senja ambilkan."
Senja pun membawa satu gelas lagi es buah untuk Aswin, dan mereka bertiga duduk bersama.
" Senja, kamu nggak pulang? Rumah kamu jauh loh bisa malam sampai sana." Kata Aswin.
" Sudah biasa Bang."
" Memang nggak nginap disini? " Tanya Putra.
" Tidak Pak, saya pulang pergi." Jawab Senja.
" Aduh jangan panggil Bapak deh, kerasa tua. Panggil Abang Putra, kamu kan lebih muda dari saya. " Ucap Putra.
" Panggil Bang Putra, saya lebih tua dari kamu."
Senja mengingat kata itu saat pertama bertemu dengan Putra di Panti Asuhan milik Ibu Mutia.
" Iya Bang, Abang Putra."
********
Senja berjalan menuju Sungai, menunggu perahu yang akan menjemput nya. Saat itu Putra pun datang sendiri saat hendak akan kembali ke Batalyon.
" Mau pulang? " Tanya Putra.
" Iya Bang, itu perahu nya. " Jawab Senja.
" Abang antar boleh? "
" Jangan Bang, terima kasih. "
" Nggak apa - apa, Saya nggak tega lihat wanita pulang malam sendiri apalagi jauh."
" Tapi Bang, nanti Abang jauh lagi pulangnya."
" Nggak Apa - apa, ayok naik."
Senja dan Putra pun menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu, hanya mereka berdua saat menyebrangi sungai.
" Kamu begini ya kalau pulang, sendirian nggak ada penumpang lain? " Tanya Putra.
" Kalau sudah mau malam, memang sudah jarang warga yang menyebrangi sungai. Apalagi kalau hujan deras, nggak ada yang berani menyebrangi sungai."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
timbuljaya
ya ampun udah drkat bangetz itu. abang sm senja...ksh clue yg jelas thor biar senja aman.
2023-10-02
3
Tanu Widjaja
akhirnya ... ada interaksi juga
2021-10-11
1
Mel Rezki
like kak👍
semangat 💪
2021-09-06
1