Sarla sudah benar-benar di make-over menjadi sangat lebih sempurna, gaun malam gemerlap yang indah pas dengan postur tubuh kecil namun berisinya, rambut di tata sedemikian indah, wajah cantiknya semakin bertambah cantik dengan polesan riasan smoky bold.
Sarla di persilhankan keluar untuk menuju dimana sang client sudah menunggunya, sungguh stillettos yang di gunakannya begitu sangat tinggi, sebuh design stilettos yang sudah pasti bukan sebuah brand biasa ia gunakan berjalan begitu susah, dia pun tidak paham untuk apa semua ini diberikan padanya.
Sarla berusaha melenggak-lenggok cantik tanpa jatuh, memperlihatkan kaki jenjangnya pada belahan gaun yang membelah di sepanjang paha mulusnya, seraya menatap awas sekeliling di tempat yang super mewah itu masih dengan pengawasan dua orang anak buah Morean.
“Apakah masih jauh?” Tanya Sarla pada keduanya.
“Tidak nona, disebelah sana.”
Sarla pun mengangguk, kemudian ia membuka sedikit tas kecilnya untuk mengirim pesan suara pada Molina sang kakak agar segera memakan obatnya dan mengabari dia akan pulang telat sebab sedang mendapatkan job tambahan bersama Virel.
“Silahkan nona!”
Persilahkan orang-orang Morean tersebut, membuat langkah Sarla seketika berhenti di ambang pintu besar itu segera memasukan ponselnya.
Netra Sarla terbelalak tempat yang di sini lebih mewah dari semua ruangan yang tadi, Nuansa gold dan silver begitu kental disana semua furniture disana yang terlihat jelas pasti semua adalah barang-barang dengan harga yang pasti tidak lah murah.
Siapa orang itu? gumam Sarla masih bertanya-tanya, kaya sekali dia astaga jika seperti ini seperti-nya dia tidak bisa melancarkan aksinya sepertinya, pelngawasana begitu ketat, argh… tapi jika ada kesempatan ya apa boleh buat.
“Silahkan tinggalkan barang-barang anda disebelah sana, Nona!” Perintah mereka.
Sungguh bahkan semuanya di jaga sangat ketat si sini, beruntung Sarla sudah mempunya firasat ini dari awal, serbuk senjata yang biasa dia bawa untuk membuat para client-nya tidur pun sudah ia selipkan di dalam gaun tepat di dadanya.
Di dalam ruangan besar itu masih banyak ruanga lain, Sarla pun masih harus berjalan lagi kedalam, seketika suara tepuk tangan dan deheman menyambutnya.
“Selamat datang Nona Sarla Wilamo!” Sapa seorang lelaki.
**** kenapa dia mengenal nama ku…
“Hi Nona Sarla Wilamo!” Sapa seorang lekai lain lain.
Saat ini Sarla benar-benar terkesiap dan sangat shock, kedua orang itu adalah orang yang pernah berkencan dengannya dan kala itu salah seorangnya sempat bermasalah dengan Sarla karena Sarla mencurin uang-nya cukup banyak.
Sarla rasanya ingin berlari dan terbang, “Siapa kalian! Apa mai kalian!” Tatap Sarla tegas.
Tiba-tiba Morean muncul dari pintu lain, lelaki dewasa dengan pesona-nya yang semua wanita tidak bisa menolak tampak melengkungkan senyuman, lelaki itu melakah mendekat dengan tanganya yang satu masuk kedalam saku, lesung pipi pada kedua sisi pipi semakin tenggelam semakin memperjelas ketampanannya saat ia tersenyum.
“Selamat datang Nona Sarla Alamanda Wilamo!” Morena menyapa seraya menyeringai lebar.
Ini jelas di sedang di permainkan kenapa semua mengenal nama aslinya atau jangan-jangan Virel menjebaknya, ah tapi tidak mungkin Virel tidak pernah seperti itu.
“Silahkan duduk!” Morean mempersilahkan wanita cantik dan semakin cantik atas semua yang sudah Morean fasilitasi Sarlaa pakai itu. “Ada masalah dengan kami menyebut nama asli mu, Nona?” cibir Morean.
Sarla menggeleng samar, ia pun mengayunkan langkahnya mendekat pada sofa super panjang berbahan kulit itu, kemudian duduk di sisi ujung seraya menutupi paha mulusnya yang terekpose.
Jantung Sarla seperti akan lompat dari penyanggah-nya apakah ini adalah sebuah pertemuan balas dendam, atau jangan-janga dia akan di perkosa sekaligus disana.
Tuhan…tolong aku…
Sumpah demi apa Sarla muak sekali berada didekat dua manusia yang sempat berkencan dengan-nya itu mereka berdua jelas sekali sedang mencibir dan membicarakannya.
“Harus apa aku Virel!” Sarla bergumam pelan, meremasi tangannya.
Sementara Morean masih belum duduk dia terus mengamati dari atas hingga bawah Sarla, “Kenapa bisa Juless begitu mencintai wanita ini, apa hanya kecantikannya saja, lihatlah dia benar-benar seorang pemain yang sudah handal seperti tidak takut sama sekali berada disini, percayalah keluar dari sini dia tidak akan lagi mendekati Juless sungguh dia sangat tidak pantas untuk Juless yang sudah ku besarkan dengan susah payah dan cukup banyak menyita masa mudaku….” Bathin Morean, menyimpul cibiran melihat sekilas wajah Sarla kemudian dia yang masih sedikit tertawa pun duduk di sisi ujung lain.
“Keluarkan anggur terbaik milikku!” Perintah Morean, padahal ada banyak minuman yang sudah di persilahkan untuk tamu-tamunya disana namun masih kurang jika tanpa koleksi khusus miliknya itu.
Seorang pelayan yang mempunyai akses masuk ruangan pribadi Morean pun segera bergerak pergi untuk mengambil.
Dia siapa? Kenapa begitu angkuh dan bossy sekali apakah dia orang yang meminta ku datang? Tatap Sarla sekilas Morean.
Salah seorang rekan Morean bangkit dari sana, membuat Sarla menoleh lelaki itu tiba-tiba berpindah mendekat pada Sarla, “Kau baik-baik saja Nona Cindey?” Sindir lelaki itu ingat Sarla yang menyamarkan namanya dengan Cindey kala itu.
“Ya-yaa, aku baik.. Maaf—“
Lelaki itu tertawa renyah, “Lupakan saat itu, aku tidak lagi mempermasalahkan itu!”
Morean pun menyandar pada sofa dengan kedua tangan yang ia bentang dan satu kaki di naikan kesatu kakinya lagi, entah dari mana dua orang wanita yang super cantik dan seksi dengan tubuh yang sangat sempurna bak super model dunia datang mendekat pada Morean lalu duduk di dua sisi tangan yang lelaki itu bentang.
Sarla menatap pada kedua wanita itu dia fikir hanya dia saja wanita yang di undang di sana, Morean menegurnya, “Apa yang anda lihat Nona Wilamo? Kalian adalah sama buka, datang karena uang dan harus memuaskan.”
Sarla tertampar mendapatkan hinaan Morean itu yang mana kedua perempuan itu menempel-nempel pada Morean lalu segera menyambut anggur yang baru dibawakan pelayan Morean lalu membantu menuangkan ke cawan milik Morean.
“Silahkan!”
Sial aku bukan seperti mereka… Sarla mengumpat dalam hati, memasang wajah benci pada Morean
Lelaki yang berada disebelah Sarla semakin medekatkan jaraknya pada Sarla, ia merangkul Sarla dan membuat jarak mereka semakin dekat, Sarla meremang risih sekali seperti ini, benar-benar dia sudah salah langkah kesini.
Sampah!
Juless seperti itu wanita yang kau bela dan sanggup membohongi orang yang sudah membersarkan mu, Masa depan mu masih panjang Juless, Jika hanya wanita sepereti ini sungguh ia tidak pantas kau tempatkan disebelahmu.
***
Satu jam berlalu Morean sedang memberi waktu sejenak sebelum ia menamparkan Sarla dengan sebuah kenyataan pahit tentang siapa dia dan kenapa dia membuat Sarla disini, membiarkan Sarla yang bersama lelaki yang terus mendekatinya itu.
Sesekali seraya membahas beberapa hal bersama rekan satunya lagi yang sedang tidak tertarik dengan wanita Morean melirik Sarla yang terlihat sangat risih kalah di sentuh.
“Kau membutuhkan sebuah tempat khusus nona Sarla agar bisa lebih leluasa menikmati suasana?” Sindir Morean.
Sarla tersentak kecil, “Ah…”
Seketika lelaki yang bersama Sarla menyambut, “Ide bagus, kita berpindah ke kamar lain Nona Sarla?” Lelaki itu pun mensesap anggur special yang sudah di tuangkan ke cawannya.
Sarla rasanya ingin mati, ia sebisa mungkin tenang, “Ta-tapi ini baru saja di mulai, mungkin sebentar lagi lebih baik.”
“Tidak masalah jika sekarang, pertemuan ini juga tidak akan lama sebentar lagi kau bisa pergi dan mengambil pelanggan yang lain di luat sana Nona!” Sindir Morean.
Sarla benar-benar terus tertampar oleh mulut lelaki iblis ini, apa maunya sebenarnya? Dia yang menyewa ku dengan harga yang sangat fantastis hanya untuk rekan-rekannya saja dan untuk di hina seperti ini, begitu tidak berharganya aku, benar-benar mencurigakan, ada hal apa di balik ini semua.
Tidak lama kemudian rekan Morean yang sendirian tampak merenggangkan leher jas-nya, “Kenapa tiba-tiba aku marasa Kepanasan?”
Kedua wanita yang meminum anggur pada gelas mereka yang di tuangkan itu pun terlihat memegangi leher, salah satunya bangkit ke sisi lain meminta sebuah soundsytem disana memperbesar suara-suara lagunya.
“Hi, kenapa kau besarkan suaranya?” Tegur morean.
Lelaki yang bersama Sarla tiba-tiba bangkit, “Biarkan saja aku suka ini!” Ia tampak bergerak-gerak tidak nyaman disana.
Arght…
Sarla sedikit terselamatkan tidak ada pembahasan tentang masuk kedalam kamar lagi, Sarla pun mulai mensesap gelas anggur yang sudah di tuangkan para pelayan pada cawan-nya sembari menoleh pada dua wanita yang bersama Morean mereka begitu agresif bergerak-gerak mengikuti musik yang diperbesar dan semakin menempel-nempel pada Morean membuat lelaki itu sendiri tidak nyaman dan menepis mereka.
Lelaki yang sendiri tanpa wanita itu melepaskan stelan jasnya, ia bangkit dan meminta salah satu perempuan yang bersama Morean untuk bangkit ke depan stage panggung yang biasa di gunakan untuk live musik disana sana pada suara musik yang sudah semakin ia perbesar dan sangat kuat saat ini
.
Morean menatap heran, “Ada apa ini? Kenapa seperti ini! Kenapa besar sekali suaranya!” Morean mulai kesal.
Sarla tiba-tiba terbatuk-batuk dan memegangi lehernya, Seketika wanita itu di tarik juga oleh lelaki disebelahnya Sarla pasrah ia dibawa ke tempat stage live musik dan soundsytem berada, pinggang-nya di rengkuh dan di ajak bergerak-gerak disana, Sarla masih di ambang sadar ia sesekali menolak.
Semetara Morean sudah diserang wanita yang satunya lagi, wanita itu semakin agresif.
“LUKEEE!!! “ Morean memekik memanggil Assistennya. “Ada apa dengan mereka semua!”
Sarla tampak sudah menyandar pada sebuah piano ia membungkuk semakin terbatuk-batuk disana, kini kesadaranyan pun semakin hilang Sarla mencari air merasa tenggorokannya terbakar ia bangkit dan berjalan tergopoh-gopoh ke meja tadi menjatuhkan tubuhnya disana dan meminum anggur yang ada di gelasnya tadi lagi.
Luke melihat ada yang sangat aneh pada mereka semua disana, “Maaf Tuan sepertinya ada yang salah dengan yang mereka konsumsi!” ujar Luke pada Morean yang beridiri disana memijat pelipisnya.
Para rekan Morean dan dua wanita itu semakin menggila disanam, mereka semakin saling mendekat dan saling merengkuh membuat Morean menatap jijik pada mereka semua.
Sementara Sarla semakin terbatuk-batuk melantai dibawah sana dengan kepalanya menyandara ke sofa namun bergerak-gerak mengukuti music yang ada, Sarla berkeringat dingin ia melepaskan sebuah tali pada gaun malamnya begitu merasakan tidak nyaman dan gerah yang sangat berarti.
UHUKKK…UHUKK…
“BOSS wanita itu!” Luke melihat khawatir batuknya begitu sangat parah dengan kepala yang terus bergerak-gerak.
“Luke bubarkan mereka semua, keluarkan dari sini!”
Morean menjadi sangat frustasi, seketika Luke memerintahkan orang-orangnya di luar untuk masuk mebereskan rekan-rekan Morean dan wanita-wanita bayarannya itu.
Suasana menjadi sangat ramai dan begitu rusuh orang-orang yang berada dalam sebuah pengaruh obat atau zat yang tidak di ketahui itu memberontak mereka sulit di takhlukkan, malah salah seorang sudah membuka baju siap melakukan hal-hal yang tidak senonoh seperti terangsang sesuatu pada diri mereka.
Belum di mulai untuk menampar wanita bernama Sarla ini, namun semua hal buruk sudah terjadi, Morean tidak bisa melepaskan wanita itu begitu saja dia belum melakkuan rencananya.
Sarla yang terbatuk-batuk dibawah sana pun akan dibawa kedalam sebuah tempat lain menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Karena sangat kesulitanya menangani ke-4 orang itu Morean pun menangani Sarla sendiri ia membawanya ke tempat lain dengan cara menopang-nya, Sarla mengerutu dia terus terbatuk-batik kesakitan.
“Panas…panass…air aku mau air!” kepala Sarla bergerak-gerak ia terus bergerak pada rangkulan Morean, tangan Sarla meraba-raba kedalam kemeja Morean ia dan kini wajahnya menempel-nempel pada leher lelaki itu.
Morean semakin kesusahan menanganinya, ia terus mengumpati Sarla yang mana gaun Sarla pun sudah terbuka-buka memperlihatkan dalaman dan dada mulusnya.
“ Bedebahh!! Siapa pelaku ini semua!” Morean masuk kedalam ruangannya, namun ia mundur lagi ini adalah kamar khusus miliknya sangat tidak sudi memasukan wanita seperti Sarla ke ruangan pribadinya akan tetapi Morean sudah begitu kesusahan dia tidak lagi peduli itu dan masuk kemudian meletakkan kasar Sarla di sebuah sofa kamar tersebut.
SIAL, Apa yang terjadi! beruntung dia belum sempat meminum atau menyentuh apapun yang ada dimeja ruangan pertemuan itu.
Morean menghelakan nafasnya begitu lelah menangani Sarla, membiarkan Sarla menggeliat seperti cacing kepanasan disana.
Morean yang kelelahan pun meraih gelas air putihnya yang tertutup di meja kamarnya itu segera meminumnya habis tidak bersisa.
“Panas!” Morean tiba-tiba merasakan tenggorokkannya tidak enak.
“SHIT ….LUKEEEEEEEE!!!” Morean sadar sepertinya air yang baru ia minum juga sudah di masukan sebuah zat.
Brukkk…Morean oleng ke pintu, ia seketika meremang kepalanya serasa mendadak tidak pas pada tempatnya.
Next »
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
wkwkwkkwkw kenak getah semua gar2 yules
2022-12-28
0
Cucu Ulpah
niat hules ingin mengerjai pamannya malah kamu memberikan.pacarmu sendiri pd pamanmu......kamu bakal menyesal jules
2022-10-16
0
༄༅⃟𝐐 Melina Ayu
apa yg terjadi selanjutnya
2022-05-05
0