Sementara itu Kakak yang khawatir sibuk meminta orang-orang yang ada didekatnya untuk membantu Adiknya, tapu tidak dari mereka yang berani mendekat kedalam gedung itu yang tidk tau kapan akan runtuh kembali.
" Ayolah pak, disna ada orang yang masih selamat yang buyuh bantuan. Tidakkah kalian merasa kasihan melihat mereka ?" Pinta Kakak berusaha membujuk orang-orang itu.
" Mbak, mbak gak lihat itu ? Gedungnya bisa runtuh kapan saja. Kita nggak mau mati sia-si mbak. " Jawab salah seorang dari mereka.
"Mas, saya mohon tolong adik saya. Gimana kalau seandainya mas yang ada disana lalu nggak ada yang mau bantu mas ? Gimana perasaan mas ?" Bujuk Kakak pada salah seorang pemuda.
" Saya pasti sedih si, tapi saya ini belum menikah, mbak. Masa saya mati jomblo. " Jawab pemuda itu menolak.
" Nanti saya do'ain deh mas, setelah ini mas bakal langsung dapet jodoh yang baik, cantik, sholehah. " Rayu si Kakak untuk meyakinkan pemuda itu.
" Heemmm.. Okedeh saya bantu. tapu jangan lupa do'anya ya mbak ?" Jawab pemuda itu.
" Pasti mas! Pasti saya do'a kan tahun ini mas nikah sama cewek yang cantik, baik dan sholehah. " Seru Kakak sumringah
" Amiin."
Pemuda itu langsung lari menuju tempat dimana si Adik yang sedang menolong pria itu berada.
" Hei, mari kubantu!" Seru pemuda itu yang kemudian bergabung dengan Adik yang masih berusaha sekuat tenaga mengangkat bongkahan beton yang besar.
" Ah, masnya baik banget. Makasih ya mas. " Seru Adik sumringah.
" Ini karena kakakmu yang minta tolong. Dan kalau bukan karena dia mau do'ain aku nikah tahun ini mah saya nggak akan mau bantuin kamu. " Jawab pemuda itu.
" Ya tetap saja kan, masnya kesini buat bantuin aku. Hehehe.. " Ledek si Adik.
"Iya iya, udah ayo angkat pake kekuatan penuh. "
" Bismillahirahmanirrahiim..... Allah huakbar!!! " Teriak mereka bersama-sama, dan akhirnya bongkahan beton itupun berhasil diangkat.
" Alhamdulillah.. " Kata Adik sambil menghela nafas lega.
" Iya Alhamdulillah. " Sahut pemuda itu.
Tapi, bagaikan petir menyambar, guntur kemudian, belum lagi mereka lolos dari tempat itu, suara ledakan kembali terdengar dari bagian gedung lainnya. Sontak saja membuat mereka kaget. Dan tanpa permisi pemuda itu langsung lari meninggalkan Adik dan pria itu yang ternyata kakinya masih lagi tersangkut diantara besi-besi.
"Ah! Bom sialan!! " Umpat si Adik. " Baru saja lega, udah bikin jantungan lagi aja." Gerutunya.
" Kaki saya masih tersangkut, Akan lama lagi untuk melepasknnya. Kamu lebih baik segera pergi selamatkan diri kamu sendiri. " Pinta pria itu.
" Pak, Bapak tau nggak, seberapa berat beton tadi ? Nafas saya hampir putus lo waktu mengangkatnya. Sekarang Bapak mau suruh saya pergi lagi ? Bapak mau bikin usaha dan nafas saya sia-sia ya ?" Kata si Adik geram sambil berkacak pinggang.
" Maaf maaf, tapi gedung ini sebentar lagi akan menimpa kita. " Jawab si Bapak sambil menunjuk kearah dinding tak jauh dari mereka yang kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan.
" Kamu gak usah pedulikan saya lagi. " Katanya lagi.
Adik yang bertekad untuk menolong Bapak itu tak mau memperdulikan permintaanya untuk meninggalkannya. Justru semakin berusaha untuk menolongnya. Dengan keras Adik berusaha berfikir untuk mengeluarkan kaki si Bapak dari besi-besi itu.
" Coba bapak tarik pelan-pelan. " Kata Adik sambil berusaha mengngkat salah satu besi yang menjerat kaki Bapak.
" Aaarrghh!! Tetap tidak bisa. " Teriak Bapak sambil meringis kesakitan.
" Aiyo-aiyo, gitu aja udah nyerah. Saya coba angkat lagi, Bapak kakinya dimiringkan, pelan-pelan saja nariknya. Ayo semangat !" Serunya
Dengan sekuat tenaga Adik mengangkat besi itu agar si Bapak bisa menarik kakinya. Tapi karena pergelangan kaki si Bapak sudah bengkak dan terluka, dan sepatu yang dipakainya jugalah yang membuatnya susah untuk menggerakkannya.
Melihat itu, akhirnya Adik mencari cara agar kaki si Bapak segera terlepas dari besi-besi itu tanpa menambah luka. Setelah melihat disekelilingnya, Adik mendapatkan ide untuk mengambil beberapa puing beton untuk dijadikanny pngganjal besi. Kemudian dengan hati-hati Adik melepaskan sepatu si Bapak.
Sementara itu, aparat kepolisian beserta tenaga medis mulai berdatangan dan segera mengevakuasi para korban dan menjauhkan orang-orang yang berkerumun dari TKP. Tak terkecuali dengan Kakak dan anaknya.
" Pak, adik saya masih disana pak, tolong selamatkan dia. " Teriaknya yang masih belum rela untuk ikut petugas medis yang menuntunnya kedalam mobil ambulance.
" Iya, kami pasti akan menyelamatkan adik ibu. Sekarang saya minta ibu ikut kami agar segera mendapatkan perawatan. " Jawab petugas itu dengan tegas.
Meski cemas dan khawatir, namun Kakak tak berani untuk melawan petugas itu hanya bisa berdo'a agar adiknya itu terselamatkan.
Jangan lupa like, klik favorite dan tinggalkan komentar kalian untuk kritik dan saran kalian. Terima kasih 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Anha Ruheni
lamanya di favoritkan tapi baru sempet baca ,,lupa ,maaf yah othor
2022-10-01
0
𝐆𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤🍓⃠
mampir thor
2022-03-15
1
Nchue Uswa
😊😇
2021-12-18
1