***
Seperti hari-hari biasanya, pagi ini Dini melangkah kan kakinya menuju ke perusahaan tempatnya bekerja di antar oleh sang kakak.
Sementara itu di rumahnya, Rino masih tertidur dengan sangat nyenyak, saat Alvin mengetuk pintu kamarnya, tidak biasanya dia bangun terlambat, biasanya dialah yang pergi ke kamar anaknya untuk membangunkan Alvin putra satu-satunya, mungkin karna semalam saat dia berkirim pesan dengan Dini, Dini merespon dan membalas pesannya jadi dia merasa sangat senang sampai tidur nyenyak hingga bangun terlambat, Rino telah memutuskan untuk mendekati Dini dan mengambil hatinya hingga membuatnya menjadi ibu dari anaknya, karna dari awal bertemu Rino sudah menyukai sifat Dini yang menyayangi Alvin, padahal Alvin bukanlah anaknya.
Tok...Tok...Tokkkk...
“Ayah bangun...ayo kita salapan ! “ teriak Alvin dari balik pintu kamar sang Ayah.
“Ayah ..... bangun ...nanti salapannya Apin habiskan lo !” ucap Alvin lagi.
Mendengar Alvin teriak-teriak dari luar pintu kamarnya Rino pun bangun dan bangkit dari tempat tidurnya.
“Iya nak... sebentar !” ucap Rino sambil berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu.
“Maaf ya ...Ayah terlambat bangun... Apin tunggu Ayah sebentar ya ! ayah mandi dulu, “ ucap Rino kepada sang anak.
“*I*ya ... Apin tunggu Ayah di kamal Ayah saja, “ ucap Alvin sambil masuk ke kamar ayahnya dan duduk di atas ranjang sang Ayah.
Setelah Alvin masuk Rino pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya tak lupa sebelum itu ia membawa pakaian ganti, selesai mandi Rino pun segera mengenakan pakaiannya dan keluar dari kamar mandi, kemudian mereka pun sarapan, kebetulan saat sampai di meja makan bik Tuti telah menata sarapan di meja makan, Ayah dan anak itu pun menghabiskan sarapannya hingga suapan terakhir.
Sekitar jam 10 pagi Rino pun pamit kepada Alvin untuk pergi bekerja, ia akan pergi ke mengontrol Tokonya yang terletak di MM mall.
“Nak ... ayah pergi kerja dulu ya... Alvin di rumah dulu sama bibik , ayah tidak akan lama , nanti ayah akan pulang cepat !” ucap Rino menjelaskan kepada Alvin bahwa dia akan pergi bekerja.
“Iya Ayah... ayah hati-hati ya !“ ucap Alvin kepada sang Ayah, Alvin sudah terbiasa di tinggal sang Ayah di rumah bersama bik Tuti atau di rumah orang tuanya maupun di rumah mertuanya , orang tua dari mendiang istrinya.
Jadi dia tidak masalah di tinggal oleh Ayahnya.
Setelah Ayahnya pergi, Alvin dengan antusias bercerita kepada bik Tuti bahwa dia sekarang mempunyai bunda, Alvin bercerita tentang pertama kali bertemu dengan Dini, Alvin mengatakan kepada bik Tuti bahwa dia juga pernah menginap di rumahnya, dan kemarin mereka juga sempat pergi jalan-jalan ke Mall.
Bik Tuti yang mendengar cerita Alvin sangat senang dan terharu, ia juga berharap apa yang Alvin inginkan segera terwujud, karna dia juga tahu bahwa Alvin di tinggal sang Mama saat masih kecil.
“Ya sudah den Alvin sekarang main dulu ya , menggambar atau menonton tv dulu nanti bibik temani setelah pekerjaan bibik selesai," ucap Bik Tuti kepada Alvin.
“Iya bik ...” ucap Alvin patuh, segera ia pergi untuk mengambil peralatan menggambarnya.
“Apin hallus buat gambar apa ya ?“ Alvin bebicara kepada diri sendiri sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu sambil berpikir.
Setelah tahu dia akan menggambar apa, Alvin pun mulai mencoret-coret kertas putih polos tersebut dengan segala macam warna.
Di tempat lain saat jam istirahat Dini Intan dan Andre pun sedang duduk di satu meja, kemudian...
“Jadi ceritanya bagaimana Din ?” ucap Intan langsung bertanya kepada Dini tanpa basa basi.
Sedangkan Andre diam menunggu Dini menjawab pertanyaan Intan, ia juga penasaran tetapi dia tidak mau banyak bertanya yang nantinya akan membuatnya patah hati, karna sebenarnya dia menyukai Dini tapi dia tidak berani mengutarakan perasaannya.
“Aku juga tidak tahu bagaimana ini terjadi, kamu tahu kan Ntan awal pertemuan aku dan Alvin bagaimana, setelah itu saat aku bertemu lagi dengannya di alun-alun , dia datang dan memanggilku bunda, saat itu aku dan bang Deni yang sedang makan sangat bingung , malam itu saat kami mau pulang Alvin pun menangis ingin ikut aku, aku jadi bingung dan tidak tega juga melihat dia menangis, jadi aku ijin kan dia ikut aku dan menginap di rumahku, sampai sekarang ya seperti itulah “, terang Dini menjelaskan kepada Intan dan Andre.
“*C*ie...cie... sepertinya sebentar lagi akan ada yang melepas masa lajang nih , Alvin nya dapat bapaknya juga dapat, ya nggak ndre ?“ ucap Intan menggoda Dini.
“*A*paan sih ntan !” protes Dini tidak terima di goda Intan.
“*I*ya nih ...” jawab Andre singkat, dalam hati sebenarnya dia tidak terima, tetapi ia juga senang kalau memang Dininya bahagia, karna baginya cinta tak harus memiliki asalkan melihat orang yang di sayang bahagia.
“*K*alau aku jadi kamu , aku terima saja kalau aku dilamar, secara bapaknya juga tampan, “ ucap Intan kepada Dini.
“*K*amu mah ... semuanya kamu mau Ntan,” ucap Dini sambil geleng-geleng kepala mendengar ucapan intan.
Intan yang mendengar ucapan Dini hanya tersenyum cengengesan.
Akhirnya makanan pesanan mereka pun datang, mereka pun segera makan karna jam istirahat sebentar lagi akan berakhir.
Baru saja Dini menyelesaikan makannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk, saat Dini membuka pesan ternyata si pengirim adalah Rino ayahnya Alvin.
Ayah Alvin ;
Assalamualaikum dek,,,
Kamu sudah makan siang ?
Setelah Dini membaca pesan tersebut dia pun membalasnya...
Dini ;
Waalaikumsallam...
Sudah bang baru saja.
Dini hanya membalas pesan dari Rino singkat padat, bukannya sombong tapi ia tidak tahu harus bagaimana membalas pesannya, karena sebelumnya Dini juga tidak pernah pacaran.
Sementara Rino yang membaca pesan dari Dini yang singkat padat pun hanya tersenyum, walaupun terkesan cuek tapi Rino sangat senang setidaknya Dini mau membalas pesan darinya, kemudian dia pun mengirim pesan lagi kepada Dini.
Ayah Alvin ;
Ya sudah selamat bekerja..
Jangan lupa sholat ya Dek !
Dini yang membaca balasan pesan dari Rino pun tersenyum kecil, ia pun kemudian membalas pesannya.
Dini ;
Iya...
Kemudian Dini pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.
“*C*ie....yang senyum-senyum sendiri dapat pesan dari calon suami, “ Intan pun menggoda Dini.
Sementara yang digoda wajahnya bertambah merah seperti tomat, Andre hanya tersenyum melihat Dini digoda oleh Intan.
Dini mengajak Intan untuk segera sholat , setelah itu mereka pun kembali bekerja.
Disisi lain Rino yang membaca pesan terakhir Dini hanya tersenyum, ia merasa ada sedikit harapan, Dini mau membalas pesannya, walau bagaimana pun ia akan berjuang untuk mendapatkan Dini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Kinan Rosa
aku suka dengan karakter Andre yang selalu sadar dan sabar
yang sabar ya ndre 😘
2023-03-28
1
Spectrum
up
2022-01-10
3
Tanpa Nama
Semangat thor
2021-11-11
2