Episode 12

***

Di sebuah perusahaan tengah berlangsung jam istirahat, saat Dini dan Intan berjalan menuju kantin, mereka di kejutkan dengan kehadiran Andre, ya semenjak acara makan siang mereka pertama kali sampai sekarang mereka berteman dekat.

“*E*h Din... Ntan minggu besok jalan yuk, dengar-dengar ada Cafe baru buka, minggu besok itu openingnya, katanya tempatnya bagus untuk nongkrong," ucap Andre menjelaskan.

“*A*ku nggak janji ya," ucap Dini.

“Lah kenapa memangnya, kamu ada janji ya Din ?” tanya Intan kepada temannya itu.

“Bukan sih, Cuma aku harus izin dulu sama abang ku," ucap Dini menjelaskan kepada temannya.

“Ya sudah nanti aku jemput kamu deh, aku bantu bilang sama abang mu, eh iya tapi nanti chat aku ya kirim alamat rumah kamu ," ucap Intan.

“Berarti deal ya, nanti kita langsung ketemu di sana saja ya, atau mau aku jemput ni ke rumah masing-masing , mumpung aku lagi baik hati dan tidak sombong ,” Andre menawarkan bantuan untuk menjemput teman-temannya itu, sekaligus berkelakar memuji diri sendiri.

“Deal ... ! “ ucap intan bersemangat.

Karna memang di antara Dini dan Intan, Intan lah yang paling hobi jalan-jalan, sementara Dini hanya mengangguk sambil tersenyum kecil, karena Dini lebih suka menghabiskan waktu liburnya di rumah, ia hanya sesekali keluar jalan-jalan untuk menenangkan pikiran.

Sesampai di kantin mereka pun segera memakan pesanan mereka karna berapa lama pun jam istirahat tak akan pernah cukup untuk mereka, setelah menghabiskan makanannya Dini mengajak intan pergi sholat karna sebentar lagi waktu istirahat akan segera habis dan mereka pun harus kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda.

***

Di sebuah Cafe yang bernuansa kekinian sangat cocok untuk tempat anak muda nongkrong, cocok juga untuk tempat berkumpul keluarga, Rino tengah memantau persiapan pembukaan Cafe miliknya, karena minggu besok adalah hari peresmian pembukaan Cafe nya.

“Bagaimana Daf persiapannya ?” tanya Rino kepada Dafa, ya dia adalah asisten Rino , Dafa adalah orang kepercayaan Rino, ia merupakan sahabat Rino dari kecil.

“Sejauh ini aman , tidak ada kendala boss," ucap Dafa .

Walaupun Rino adalah sahabatnya Dafa tidak mau memanggil Rino dengan nama saja ketika lagi bekerja dan saat di depan karyawan Rino yang lain, tetapi berbeda saat di luar jam kerja ,ia bisa memanggil Rino semaunya dan Rino tidak mempermasalahkannya sama sekali.

Rino pun mengangguk kecil mendengar penjelasan Dafa.

“Daf ikut saya ke ruangan sebentar," titah Rino kepada sahabatnya itu.

Dafa pun mengikuti langkah Rino menuju Ruangannya di lantai atas, setelah mereka berdua memasuki ruangan Rino, Dafa pun bertanya kepada sahabatnya itu.

“ Ada masalah No ?" tanya Dafa.

Karna biasanya kalau Rino sudah memanggil ke ruangannya sudah bisa dipastikan ada masalah tentang pekerjaan atau malah ada sesuatu yang mau dia ceritakan.

Rino menghela nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

“Menurut loe bagaimana Daf, ketika anak loe bertemu dengan wanita untuk pertama kalinya , anak loe langsung memanggilnya bunda ?” Rino akhirnya bertanya kepada Dafa.

“Lah gue kan belum punya anak , menikah saja belum bagaimana ceritanya anak gue memanggil wanita lain ibunya,” jawab Dafa.

“Gue serius Daf ," ucap Rino dengan kesalnya.

“Maksud loe Alvin memanggil wanita yang baru ditemuinya dengan sebutan Bunda ?" tanya Dafa penasaran.

Rino pun menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Dafa.

“Gue heran kenapa anak gue bisa dekat dengan wanita itu, loe tau gak semalam Alvin tidur di rumahnya," terang Rino kepada Dafa.

“Hah.... bagaimana bisa ?” tanya Dafa penasaran.

Rino pun menceritakan awal pula pertemuan Alvin Dengan Wanita yang bernama Dini itu sampai akhirnya Alvin bisa menginap di rumah Dini.

“Ya sudah sih , kalau memang Dini orangnya baik dan Alvin menyukainya dekati saja, kan kasihan juga Alvin , sudah lama dia tidak merasakan kasih sayang seorang ibu,” ucap Dafa.

“Gue gak bisa Daf ,Gue belum bisa melupakan Wulan, gue gak bisa mengganti Wulan dengan orang lain, “ ucap Dafa.

“Coba saja dulu, kalau memang kalian berjodoh ,bukan berarti loe melupakan Wulan , ini juga untuk kebaikan Alvin, kasihan kan Alvin, dia juga ingin seperti anak-anak yang lain punya Ayah dan Ibu," ucap Dafa memberikan Rino pengertian.

Rino hanya menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan menanggapi ucapan Dafa.

“Eh tapi Dininya cantik nggak ,kalau cantik buat gue aja kalau memang loe nya tidak tertarik," canda Dafa memastikan bagaimana reaksi Rino mendengar ucapannya.

Sementara Rino hanya diam mendengar ucapan Dafa.

Melihat reaksi Rino hanya diam, Dafa pun pergi meninggal kan Rino di ruangannya, tapi sebelum dia menutup pintu ruangan Rino , dia menggoda Rino lagi...

“Tapi kalau memang loe nggak mau, Dininya buat gue aja No ," kelakar Dafa.

“Berisik loe... ,“ ucap Rino sambil melempar tutup pulpen ke arah Dafa.

Dafa pun tertawa melihat tingkah sahabatnya itu hingga menghilang di balik pintu.

Selepas Dafa pergi Rino pun termenung memikirkan ucapan sahabatnya itu, ada benarnya apa yang dikatakan oleh Dafa, tetapi di sisi lain dia tidak mau menggantikan posisi mendiang istrinya dengan wanita lain.

Lelah dengan beban pikirannya, akhirnya Rino pasrah apa pun yang telah menjadi takdirnya ia akan menerima semuanya.

Akhirnya Rino pun memutuskan meninggalkan Cafe nya untuk pergi mengontrol Toko pakaiannya yang terletak di MM Mall.

***

Siang telah berganti dengan senja, Dini baru saja sampai ke rumah sehabis bekerja, ia segera mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan, Dini membereskan rumah, selesai beberes rumah ia memutuskan untuk memasak makan malam, tidak memakan waktu yang lama acara masak-memasak pun selesai, Dini segera mandi karna sebentar lagi maghrib pun tiba.

Selesai sholat terdengar pintu rumah diketuk, Dini pun membuka pintu rumah ternyata yang datang tak lain adalah sang kakak, Deni masuk ke dalam rumah, ia segera mandi dan melaksanakan sholat maghrib, selesai sholat mereka pun makan malam di rumah karna memang sepulang kerja tadi Dini menyempatkan diri untuk memasak, selesai makan Deni pun mengajak Dini untuk mengobrol karna memang banyak pertanyaan yang ada di benak Dini semenjak kedatangan Alvin.

“Dek boleh abang bertanya ?” ucap Deni kepada sang adik.

“Boleh bang, abang mau tanya soal apa ?” jawab Dini.

“Soal Alvin kemarin, bisa Adek jelaskan ?” Deni meminta penjelasan sang Adik.

Kemudian Dini pun menjelaskan awal pertemuannya dengan Alvin tanpa ada yang di kurangi atau dilebihkan.

“Adek juga tidak tahu kenapa Alvin memanggil Adek seperti itu," jelas Dini kembali kepada sang kakak.

Setelah mengerti apa yang terjadi Deni pun menghirup nafas panjang.

“Abang tidak melarang Adek untuk dekat dengan siapa pun, tapi Abang tidak mau Adek mengganggu rumah tangga orang karena itu tidak baik dek, setelah Abang tahu masalahnya, abang hanya harap adek bisa memilih mana yang baik untuk adek mana yang tidak, yang terpenting Adek bisa menjaga diri," ucap Deni menasihati adiknya , ia menyerah kan semua keputusannya kepada Dini.

“Ya sudah abang hanya mau bilang itu saja, Adek istirahatlah di kamar , biar abang yang mencuci piring bekas kita makan tadi ,“ ucap Deni sambil berlalu untuk membereskan meja makan dan mencuci piring bekas makan tadi, karna ia juga paham Adiknya pasti lelah apa salahnya untuk saling membantu.

Kemudian dini pun masuk kamar, tetapi sebelum tidur ia tak lupa melaksanakan kewajiban 5 waktunya, hingga akhirnya ia tidur dengan nyenyak

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Misterius_fans

Misterius_fans

Lanjut lagi thor

2022-02-01

3

Spectrum

Spectrum

lanjut

2022-01-10

2

Tanpa Nama

Tanpa Nama

Lanjut

2021-11-11

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!