14. Jauhi Aisyah

HAPPY READING......

\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_

" AISYAH..!! " teriak Rayyan masih dari dalam mobil dengan sangat keras, setelah dia melihat Aisyah yang tengah berbicara dengan Rico dan hanya berdua saja di sana.

Rayyan turun dengan terburu-buru menghampiri Aisyah dan juga Rico dengan sangat kesal dan tentunya dengan mata tajamnya yang tak pernah lepas dari Rico dan juga Aisyah dengan bergantian.

Langkah nya semakin cepat saat hampir sampai di tempat mereka berdua yang sudah terlihat gusar saat melihat kedatangan Rayyan.

" Papa " lirih Aisyah. Aisyah sangat terkejut dengan kedatangan Rayyan yang begitu tiba-tiba.

Begitu juga dengan Rico, dia juga sangat terkejut dengan kedatangan Rayyan. " Om " Rico juga sangat gelisah.

" apa yang kamu lakukan di sini, Aisyah!. Kamu mau mempermalukan keluarga mu? dengan di sini berdua saja dengan pria yang tidak ada apa-apa nya dengan mu, hah! " Rayyan begitu tersulut emosi.

Aisyah menggeleng, semua yang Rayyan katakan semuanya tidak benar. Aisyah dan Rico ada di sana juga tidak berdua saja dan semua ini bukan rencana mereka berdua. " tidak, Pa. Aisyah bisa jelaskan "

" semua ini tidak seperti yang Om lihat, Om. Aku dan Aisyah di sini hanya.. "

" sudah! semuanya sudah dapat terlihat. Mata saya juga masih bisa melihat semuanya! Aisyah.. sekarang pulang!"

" tapi, Pa. Aisyah harus ke kampus. "

" kampus kamu bilang! kalau kamu ke kampus kamu tidak perlu ke sini, apalagi kamu hanya berdua saja dengan nya! kalau kamu mau ke kampus sekarang berangkat dengan Papa. Biar papa yang pastikan kamu benar-benar pergi ke sana dan tidak pergi lagi ke tempat yang tidak jelas. Dan tentunya dengan orang yang juga tidak jelas! " ucap Rayyan sinis dengan melirik Rico kecil.

" Pa,.. "

" pergi sekarang! atau kamu tidak akan pernah bisa pergi lagi untuk kedepannya, cepat! "

Aisyah mulai melangkah pelan menuju mobil Rayyan pelan. Menoleh sebentar ke arah Rico yang tertunduk tak mampu menjelaskan lagi karena Rayyan tak akan mungkin mau mendengarkan nya.

" Om, Rico bisa jelaskan " lirih Rico tetap berusaha untuk menjelaskan.

" Saya tidak tau ada hubungan apa antara kamu dan juga anak saya. Tapi saya mohon dengan mu, jangan pernah lagi ganggu dia apalagi mendekati nya untuk memiliki nya. Anak saya sudah saya jodohkan dan sebentar lagi mereka akan bertunangan. jadi saya mohon, JAUHI AISYAH, SEKARANG BESOK DAN SELAMANYA. " ucap Rayyan menekankan di ujung kalimat.

Entah kesalahan apa Rico pada Rayyan dan keluarga nya, hingga Rico hanya di pandang sebelah mata oleh Rayyan. Rico sadar dia tak seberuntung seperti Farel yang bisa di banggakan dalam segala hal, Rico tidak bisa.

Rico menunduk, hatinya begitu sakit. Belum juga Rico mulai melangkah untuk mendekati Aisyah dan sekarang rintangan sudah sangat jelas di depan mata, restu dari orang tua Aisyah tidak dia dapatkan karena Rico tak bisa di bandingkan dengan Farel yang lebih baik darinya.

Rayyan pergi dengan angkuh meninggalkan Rico yang masih tertunduk tak berdaya. Rico hanya bisa tersenyum masam dengan semua ini. " apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus maju dan berjuang , ataukah aku harus mundur dan merelakan.? Hmm... kau begitu banyak bermimpi Rico. " gumam Rico.

Jon yang melihat Rico, dia kembali keluar dari mobil setelah mobil Rayyan sudah pergi dari sana. Jon menyentuh pundak Rico dari belakang dan mengejutkan dari lamunan nya. " Hm.? "

Jon tersenyum setelah Rico menghadap padanya. " Terima kasih karena Tuan sudah menyelamatkan Nona. Karena Tuan, Nona tidak terluka. Terima kasih. " ucap Jon.

" Aku akan selalu melakukannya selama aku bisa Tuan. Aisyah sudah seperti tanggung jawab ku yang harus aku lindungi " ucap Rico sembari terus menatap arah di mana Aisyah pergi di bawa oleh Rayyan.

" apa Tuan menyukainya?"

" Biarkan Tuhan yang menentukan semuanya, Tuan. Saya permisi, assalamu'alaikum. " Pamit Rico dengan sopan.

" wa'alaikumsalam. " jawab Jon. " Anda menyukai Nona Aisyah, Tuan. aku yakin akan hal itu." gumam Jon.

Ting!..

" Pak Jon. Tolong pastikan Bang Rico sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik-baik saja. Saya takut kalau terjadi apa-apa dengan nya karena Bang Rico sedang terluka. " Pesan dari Aisyah melalui pesan singkat.

" Baik Nona " balas Jon.

"meskipun belum ada kata cinta di antara keduanya, namun keduanya sama-sama saling membutuhkan dan saling mengkhawatirkan. aku sangat yakin ada cinta yang ada di hati mereka berdua. " gumam Jon lagi.

___________

Semua kelas sudah hampir masuk, dan saat itu juga Rayyan menepikan mobilnya di depan gerbang kampus. " ingat, Aisyah! jangan cari gara-gara lagi dengan Papa. Dan kamu harus pulang dengan Farel nanti, jika kamu kembali kabur kamu akan menerima hukuman dari Papa, mengerti! " seru Rayyan.

" hm. " jawab Aisyah singkat dengan mengangguk kecil.

Aisyah menyalami tangan Rayyan dan mencium punggung tangan nya " Assalamu'alaikum, Pa. " pamit Aisyah.

" wa'alaikumsalam " jawab Rayyan.

" aku tau yang aku lakukan salah, tapi aku benar-benar nggak bisa, pa. Aisyah tidak bisa bertunangan dengan Kak Farel...... gimana dengan Bang Rico sekarang? dia tidak apa-apa kan? " batin Aisyah.

Aisyah dan juga Rayyan sama sekali tidak tau kalau Rico juga ada di kampus itu. Rayyan menyetujui Aisyah masuk sana karena Farel juga ada di sana tapi entah jika suatu saat dia tau kalau Rico juga ada di sana.

Aisyah mulai mengayunkan kakinya untuk pergi ke ruangan Dekan, namun baru juga beberapa langkah Rico datang dengan motornya dan berhenti di tempat parkir. " Bang Rico? jadi Bang Rico di sini juga? "

Tatapan mata Aisyah dan Rico saling bertemu saat Rico turun dari motor nya dan melepaskan helmnya. Lagi-lagi seolah ada jarak di antara keduanya, Rico yang melihat Aisyah tersenyum kecil langsung memalingkan wajahnya.

Rico menghela nafas, dia tidak sanggup sebenarnya untuk mengabaikan Aisyah. tapi dia harus membuat jarak ini untuk sementara waktu " aku akan melakukan apapun, Syah. Aku akan berjuang hingga kamu dan aku akan menjadi kita. " gumam Rico.

Rico berjalan pergi dengan mengacuhkan Aisyah yang berdiri mematung terus menatapnya. " apakah Bang Rico sekarang membenciku? "

" Aisyah!! "

Dua gadis berhijab berlari mendekati Aisyah yang masih terus menatap punggung Rico. Keduanya langsung ikut mengikuti mata Aisyah menatap kepergian Rico yang sudah sangat jauh.

" Syah, dia siapa? " tanya Meyka.

" Bang Rico " jawab Aisyah.

" Bang Rico? siapa?" bingung Meyka.

" anak baru kemarin nggak usah kepo, nanti nggak bisa tidur lagi " ledek Shelvia.

" Maka dari itu Kak, kasih tau ngapa sih! nanti bisa-bisa mati penasaran lagi" jawab Meyka dengan cepat.

" Alhamdulillah. " Shelvia merangkul bahu Aisyah dan mengajak nya pergi dari sana. " dan kamu juga, jaga matamu. Jangan sampai zina mata. Entar di bakar tuh mata ama malaikat. "

" ho'oh! "

" ho'oh aja lu. nggak ada kata lain apa? mikir dong! cari apa gitu yang manis-manis. "

" es teh tuh manis, asal jangan es batu, keras..! " sungut Meyka.

" hahaha!! pinter.. " jawab Shelvia dengan mengacungkan ibu jari pada Meyka.

________

" ini restoran kak Rico kan? " Shelvia masuk perlahan.

Restoran itu tetap seperti biasanya ramai akan semua pengunjung yang akan makan di sana. Shelvia melangkah seorang diri, sedangkan Aisyah dan Meyka pulang bersama dengan Farel sesuai perintah Rayyan.

" masuk nggak ya, masuk nggak ya " Shelvia terlihat ragu-ragu untuk masuk. Dia sama sekali tidak yakin.

Shelvia terlihat berdiri dengan ragu di depan pintu, Shelvia terus memainkan tali tasnya dengan sesekali melirik ke dalam. " haduh, kenapa aku jadi penakut gini sih? sebenarnya apa yang aku takutin coba "

" masuk masuk! " " Shelvia bergegas.

Baru saja kakinya mulai melangkah, Shelvia terjatuh karena ada seorang pria yang berjalan tergesa-gesa dari luar dan tak sengaja menubruk Shelvia. " bruk...

" aww...!! " meringis Shelvia.

Shelvia menepuk-nepuk kedua tangan nya, menghilangkan debu yang menempel di telapak tangan nya.

" maaf,, saya tidak sengaja " pria itu mengulurkan tangan nya berniat ingin membantu Shelvia untuk bangun namun di tolak oleh Shelvia.

" nggak usah! saya bisa sendiri " jawab Shelvia sadis, dan berdiri dengan cepat lalu membersihkan gamis nya yang kotor. " kalau jalan itu lihat-lihat dong Mas! nggak lihat apa ada orang segede ini juga! kalau memang nggak jelas lihatnya pinjem noh kaca mata kuda, kan besar pastilah akan lebih jelas! " sungut Shelvia.

" astaga nih cewek sadis amat " batin pria itu.

Pluk....

Bahu pria itu di tepuk dari belakang oleh Rico yang kebetulan sudah sampai di sana. " ehh... Mantan ketos! ngapain berdiri di sini, kenapa nggak masuk. yuk masuk. " ajak Rico.

" mantan ketos? " Shelvia mengernyit.

Rico melirik gadis di depan pria mantan ketos itu, gadis yang Rico kenal tentunya. " Shelvia! kamu disini juga? kalian, kalian janjian? " ucap Rico menebak.

Ya. Mantan ketos itu adalah Iqbal Ardiansyah, mantan ketua OSIS di tempat sekolah Rico dulu sekaligus kakak kelas nya.

Iqbal yang dulu adalah pria playboy sekarang telah berubah menjadi pria yang begitu dingin, bahkan dia tak akan mudah berbicara dengan orang meskipun sudah dia kenal apalagi hanya orang asing.

" TIDAK!! " seru Shelvia dan Iqbal kompak.

Rico tertawa terbahak-bahak mendengar kekompakan mereka berdua. Meskipun dulu Iqbal serasa seperti musuh bagi Rico tapi sekarang mereka berdua sudah seperti adik kakak yang hanya selisih satu tahun saja usianya.

" hahaha.!! kompak nya. Cocok sudah. " ledek Rico. " udah lah, yuk masuk. " Rico merangkul Iqbal namun dia tepis oleh Iqbal.

" jangan sok akrab! " seru Iqbal dingin.

Meskipun menjawab dengan kesal namun Iqbal tetap mengikuti Rico untuk masuk sementara Shelvia juga berjalan di belakang mereka berdua.

" kok kayaknya tidak asing ya, tapi siapa? " bingung Shelvia sembari menatap punggung Iqbal.

BERSAMBUNG.....

_______________

Para readers semua..

jangan lupa dukung author ya..

dengan cara..

LIKE..

KOMEN..

VOTE.,.