Hingga Isya selesai Aisyah belum juga pulang ke rumah nya. Semua keluarga nya begitu khawatir, mereka semua terus menghubungi ponsel Aisyah namun sama sekali tak ada yang di angkat, bahkan chat nya pun sama sekali tidak di balas di baca saja tidak, membuat semuanya semakin panik.
Semuanya tengah duduk berkumpul menanti kepulangan Aisyah yang kini belum tau di mana keberadaan nya. Bahkan Shelvia sudah meminta orang-orang nya untuk mencarinya pun sama sekali tak ada yang menemukan nya.
" Aisyah, kamu dimana sih? " ucap Shelvia begitu khawatir. Shelvia terus mondar-mandir si depan pintu berharap jika Aisyah pulang dia lah orang pertama yang bisa menarik telinga nya. " awas aja kalau pulang, aku putusin tuh telinga nya. " Shelvia semakin geram.
Begitu pula dengan Rayyan dan juga Keisha, mereka berdua tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan anak gadis nya itu. Rayyan pun sama, dia sudah mengerahkan semua anak buahnya namun satu pun di antara mereka yang mengabarinya.
" Pa , gimana ini. Kita tidak bisa menghubungi Aisyah, dan semua orang pun belum juga menemukan nya, Mama sangat takut, Pa. " ucap Keisha yang benar-benar sangat khawatir.
Kekhawatiran Keisha memang mendasar. Seorang ibu mana yang tak khawatir jika anaknya sama sekali tak ada kabar. bahkan anak gadis nya itu seakan hilang di telan bumi begitu saja.
" sabar lah, Ma. Aisyah pasti baik-baik saja " Rayyan mengelus pundak Keisha mencoba untuk menenangkan Keisha sebisanya.
" Tapi aku sangat takut, Pa. "
" Sudah lah Dek. lebih baik kita berdoa saja. Semoga Aisyah nggak kenapa-napa " saut Adiba yang ada di sana dan juga sangat khawatir dengan keponakan nya itu.
Meyka terus diam, dia merasa sangat bersalah. Jika dia tak mengikuti permintaan bodoh Aisyah, mungkin semua ini tidak akan terjadi, semua ini adalah kesalahan nya.
" Sayang, apa Aisyah benar-benar tidak bilang dia mu pergi ke mana? " tanya Adiba dengan tangan mengelus pelan pundak Meyka.
Meyka menggeleng, Dia sama sekali tidak tau di mana keberadaan Aisyah sekarang " tidak, Bunda. Meyka tidak tau. " jawab Meyka.
Tak hanya mereka saja yang khawatir, dua pria yang berdiri di luar juga sama. Mereka tengah mondar-mandir tak jelas. Matanya terus menatap gerbang berharap ada mobil atau motor yang berhenti di sana dan turun lah Aisyah. Siapa lagi pria itu kalau bukan Farel dan juga Faisal Abang ketiga dari Aisyah.
Faisal Reza Saputra. Seorang pria mudah yang seumuran dengan Farel 25 tahun. Dia adalah Abang ke tiga dari Aisyah. Faisal juga sama seperti Farel dia juga seorang ustadz di pondok itu , dan Faisal adalah seorang yang akan memimpin pondok itu untuk kedepannya.
" Ustadz, gimana ini? bagaimana kalau Aisyah kenapa-napa? " tanya Farel yang begitu khawatir.
Meskipun khawatir, tapi Faisal lebih tenang daripada Farel. Faisal tau pasti gimana sifat adik satunya itu. Di kairo Dia bersama Aisyah bersama selama empat tahun pastilah Faisal paham betul akan tingkah laku Aisyah yang kadang sedikit melenceng.
" Kamu nggak usah terlalu khawatir. Dia pasti baik-baik saja. Kamu kayak baru kenal dia saja. Dia kan gitu anaknya nggak suka di atur dan kadang-kadang semaunya sendiri. kamu tenang saja percayalah padaku " jawab Faisal.
" maaf, saya hanya terlalu khawatir dengan keadaan nya. "ucap Farel lesu.
" Hm. " Faisal menarik senyum. Faisal tau kalau Farel sangat khawatir dengan Aisyah karena dia juga akan menjadi pendamping nya suatu saat nanti. " Berdoa saja kepada Allah SWT. Semoga dia pulang secepatnya dan dalam keadaan baik-baik saja "
" iya, Ustadz " jawab Farel.
Faisal menjauh dari Farel, dan duduk di bangku sebelah pintu dan menunggu Aisyah pulang di sana. Sementara Farel masih sangat enggan, dia terus berdiri dan sesekali melirik ke arah gerbang.
____________
Lelah sudah Rico dan Dante berkerja seperti di kejar Harimau seharian. Meskipun restoran nya belum tutup dan masih ada pengunjung namun saat ini sudah tidak seramai tadi siang.
Dante dan Rico duduk di kursi menyandarkan punggung mereka yang rasanya ingin patah. " Astaga punggung ku " keluh Dante sembari merenggangkan otot-otot nya.
" kenapa otot mu, masih utuh kan? nggak ikut di masak kan? " gurau Rico.
Dante memonyongkan bibirnya dengan kesal. " otot ku keras, pahit, nggak enak. Mana ada yang mau makan otot ku. Daging ku aja rasanya hambar apalagi otot nya? " celetuk Dante dengan nada kesal.
Rico terkekeh. " oh, kirain situ doyan. "
" doyan apaan? " sungut Dante.
" bukan apa-apa. " jawab Rico.
Rico menyandarkan punggung dan juga kepalanya, memejamkan matanya sejenak. Rico tersentak saat jantung nya tiba-tiba berdetak dengan cepat dan bayangan akan Aisyah datang begitu saja. " Astaghfirullahalazim.! " ucapnya. Rico segera membuka matanya.
" kenapa, Bos. Nggak kesurupan kan? nggak ada setan dan sejenisnya kan di sini? " tanya Dante yang melihat ekspresi Rico yang sangat terkejut. Tak ada satu pun orang terdekat Rico sekarang yang tau akan kelebihan dari Rico. dari dulu hingga sekarang hanya satu orang saja yang tau akan semua itu yaitu teman nya sewaktu SMA.
" kenapa rasanya begitu dekat. nggak mungkin kan dia disini? lagian. tinggal beberapa hari lagi dia akan bertunangan, pastilah dia sedang sibuk sekarang. " batin nya.
Hati Rico begitu sakit saat pikiran nya mengatakan itu, tapi dia bisa apa? dia tidak bisa apapun. Yang Rico bisa hanya menjadikan gadis itu sebagai doa nya yang pertama kali dia sebut sebagai keinginan nya, di setiap sujud nya.
" Bos! bos! " panggil Dante namun Rico sama sekali tak bereaksi. " wah! bener-bener ketempelan nih. Kan denger-denger tempat ini dulunya angker. mungkin penghuni di sini nggak ikhlas. Mbah.. jangan ganggu Dante ya. Dante masih iyik-iyik belum tau apa-apa. Kalau mbah ingin marah, ajak aja bos Dante ini. " ucap Dante seraya celingukan dan sudah semakin merinding.
" kenapa jadi horor gini sih? bos! bos!" Dante terus memanggil Rico namun Rico masih bergerilya dengan keahlian nya.
" Dan!, Hm.. gadis yang cuci piring tadi udah pulang? " tanya Rico.
plak...
Dante menepuk jidatnya sendiri, dia begitu lupa akan gadis itu, bahkan Dante merutuki kebodohan nya yang lupa memberikan minum dan makan pada gadis itu. " astaga! aku lupa, Bos! bahkan aku tidak memberi makan apapun padanya, astag kelaparan deh tuh anak orang! " Dante beranjak, bergegas ingin memberikan makan pada gadis itu dan meminta nya untuk istirahat.
" Dan! berhenti. biar aku saja yang memberikan makan padanya. Sekalian aku mau minta maaf atas perlakuan kamu yang pasti seperti preman pasar" Rico menghentikan Dante dengan kata-kata yang terasa menohok bagi Dante dan membuat Dante kesal hingga memukul bahu Rico.
Plakk...
" Dasar! kalau aku preman akan ku palak kau setiap hati, Bos! " sengit Dante.
" hahaha!! marah? lagi PMS neng? hahaha!! " Rico lari dengan cepat sembari meledek Dante.
" Bos! saya sumpahin semoga bos jatuh cintrong sama tuh cewek bawel, Dasar bos nggak ada ADAT! " teriak Dante kesal.
Rico mah masa bodoh dengan semua itu. Rico merasakan ada sesuatu hingga Rico begitu semangat ingin melihat gadis itu.
Dengan piring dan gelas yang penuh dengan masakan nya sendiri, Rico mulai melangkah menuju tempat cucian piring. Rico hanya tersenyum datar saat dia merasa sangat perhatian dengan gadis itu hingga dia sendiri yang turun tangan untuk memberikan makan padanya. " Mungkin ini hanya kebetulan saja. Mungkin suasana hatiku memang sedang keadaan baik. " gumam Rico.
" entah lah. kenapa hari ini aku begitu sangat semangat dan sangat bahagia. Ya Allah terima kasih akan rasa yang kau berikan untuk hari ini. " gumam nya lagi.
" ini juga kenapa jantungku semakin tidak karuan begini sih? semoga saja ini bukan karena aku akan terkena serangan jantung di usia muda. " gumam Rico yang benar-benar bingung dengan semuanya yang terjadi padanya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Ice
semangat kk
#pa
2021-12-20
2
mikakayy_
jatuh cintrong ya.
xixixi
#penaautoon
2021-12-19
1
Ama
semangat kk
#AmalliaPenaAutoon
2021-12-19
3