Hiruk-pikuk kota benar-benar terlihat jelas di depan mata seorang gadis berhijab Syar'i berwarna merah marun yang di padukan dengan gamis yang warna senada namun terdapat pita berwarna hitam di pinggang nya dan dia ikat membuat tubuh nya terlihat lebih kecil.
" tidak banyak yang berubah, hanya beberapa tempat saja yang hanya baru karena di renovasi ulang " mata gadis itu terus mengamati keindahan kota yang sudah sejak lama ia tinggalkan.
Aisyah Rahma Saputri. Gadis berusia 19 tahun yang baru saja pulang dari Kairo. Aisyah adalah gadis yang periang, dia sangat murah senyum namun dia juga gadis yang cerewet dan juga selalu mengomel jika ada orang yang melakukan kesalahan.
Di temani tas punggung berwarna hitam yang ia gendong, Aisyah mengayunkan kaki nya dan menapaki setiap jengkal jalan yang ramai akan orang yang lalu lalang di sana.
Dengan senyum sumringah dan wajah yang berbinar Aisyah terus menikmati udara segar di negeri sendiri ini. " Hufff... Akhirnya, aku kembali merasakan segar nya udara ini "
Beberapa saat Aisyah menikmati semuanya, dia terkejut saat ada teriakan yang sangat mengganggu indra pendengar nya, Ada suara teriakan minta tolong.
"Tolong..!! tolong..!! Lepas Om lepas!! "'
Mata Aisyah langsung mencari di mana letak suara itu. Mata Aisyah langsung melotot sangat tajam, dan Aisyah langsung geram begitu melihat ada anak kecil yang tengah memperebutkan plastik yang sepertinya berisikan nasi bungkus di sana.
" woi!! lepasin dia! "
Aisyah berlari dengan cepat menghampiri mereka. " lepasin dia bisa nggak! " Aisyah menunjuk anak itu dengan jarinya, yang pastinya dengan tatapan mata Aisyah yang sudah sangat geram.
Orang dewasa yang ternyata adalah seorang preman itu menoleh dengan cepat ke arah Aisyah. Matanya melotot tak suka melihat Aisyah yang ikut campur dengan urusannya. " tidak usah ikut campur dengan urusan ku! lebih baik kamu pergi dari sini sebelum aku berbuat kasar pada mu juga! " ucap Preman itu dengan bengis.
" weh nyolot nih orang, belum pernah di tampol pakai sepatu tuh mulut! apa perlu merasakan sepatuku yang sangat keras ini! " tantang Aisyah tanpa pikir panjang.
" hahaha!! gadis kecil seperti mu bisa apa? palingan cuma bisa menggertak doang di kibas sekali saja langsung mewek, hahaha! " ledek Preman dan berhasil membuat Aisyah geleng-geleng kepala.
Sepertinya preman itu menantang orang yang salah. Meskipun Aisyah seorang gadis bertubuh kecil dan berpenampilan muslimah yang terlihat lemah lembut tapi ada titik kekuatan yang gadis itu sembunyikan dari apa yang bisa di lihat lewat mata telanjang.
Aisyah tersenyum sinis. " oh. jadi kamu nantangin gadis yang kecil ini ya? coba aja kalau bisa. " Aisyah menyeringai. " nggak dulu nggak sekarang, Orang-orang sepertinya kalian hanya bisanya mengganggu dan meresahkan masyarakat saja. Apa nggak bisa ya, cari pekerjaan yang lebih baik dan lebih halal daripada malak anak kecil begini. Nggak malu! "
" tobat Om, tobat. Hidup Om itu hanya sementara bukan selamanya, jadi kumpulin bekal yang baik untuk akhirat. Jangan hanya mikir ngisi perut saja dan dengan secara yang tidak baik pula, Ck.. dasar! " ucap Aisyah menasehati.
Emosi kian terlihat dari preman itu. Kata-kata Aisyah membuatnya sangat marah. Dan disaat amarah preman itu semakin bertambah ada dua lagi teman nya yang datang " ada apa bos? " tanya nya.
" tuh ada gadis yang SOK mau jadi pahlawan. Beri dia pelajaran, aku mau lihat seberapa hebatnya sih gadis yang banyak omong itu.! " perintah nya yang ternyata adalah bos dari mereka.
"hahaha!! kita melawan gadis bau kencur seperti itu Bos? hahaha,,! nggak salah?" terpingkal orang itu, Namun tawanya dalam sekejap hilang saat bos mereka yang masih terus menarik plastik dari bocah kecil itu memberikan tatapan tajam padanya. " iya iya! jangan marah bos. " ucapnya pasrah.
" gadis seperti dia paling di kepret saja udah nangis "
" coba aja Om, siapa di antara kita yang akan nangis duluan.! " tantang Aisyah percaya diri.
Begitu santai Preman itu yang ingin memberikan pelajaran pada Aisyah. Begitu pulang dengan Aisyah dia lebih bersantai melawan nya hanya menggunakan kedua tangan nya saja.
Meskipun hanya dengan gerakan-gerakan kecil dari Aisyah nyatanya bisa membuat preman itu kelabakan saat Aisyah melintir tangan nya. Preman itu mengadu kesakitan hingga membuat Aisyah terkekeh. " heh,, katanya mau buat saya nangis, Om. tapi kayaknya sekarang Om yang nangis. Saya bilangin ya, Om! Jangan nangis, di sini nggak ada yang jual balon " lirih Aisyah lalu mendorong preman itu hingga terjatuh di tanah.
" Sialan! kuat juga kau bocah! " kesal yang satunya dan langsung melawan Aisyah.
Aisyah pun melakukan hal yang sama dengan satu teman nya itu, hingga akhirnya Bos nya sendiri juga maju namun tetap saja kalah.
Ketiga preman itu terus meringis menahan sakit di dada mereka masing-masing setelah mendapatkan pukulan keras dari Aisyah. Preman yang sudah tak mampu melawan lagi lari terbirit-birit setelah salah satu dari mereka ternyata berhasil mengambil sesuatu dari dalam tas Aisyah namun tidak di ketahui oleh Aisyah sendiri.
" kok lari Om!! " teriak Aisyah.
Bocah kecil yang tadi menghampiri Aisyah, dia sangat khawatir dengan Aisyah yang telah berhasil mengusir ketiga preman itu. " kakak, kakak tidak apa-apa kan? " tanya nya dengan sangat khawatir.
Aisyah tersenyum, sembari mengambil tas nya yang sempat terjatuh di tanah dan kembali menggendong di punggung nya. Aisyah membungkuk memegangi kedua lengan anak itu dan memeriksa keadaan nya. " kakak tidak apa-apa, kamu gimana? apa ada yang sakit? " tanya Aisyah.
" tidak ada. " jawabnya.
" Alhamdulillah. Nama kamu siapa?" tanya Aisyah lembut. Belum juga di jawab mata Aisyah melihat plastik yang ada di tangan anak itu, Miris setelah melihat nya, makanan yang akan dia makan kini tinggal sedikit karena plastik nya robek dan nasinya banyak yang yang jatuh. " Astaghfirullah. i-ini.! " Aisyah terkejut.
" Saya Ferdi, Kak. Dan ini untuk aku makan dengan teman-teman yang lain kak, tapi seperti nya kami harus kembali lagi menahan lapar karena nasinya sudah banyak yang tumpah " jawab nya dengan lesu.
Aisyah ternganga, dia sangat kasian melihat anak jalanan ini. Aisyah tersenyum manis ada sebuah ide yang muncul dari dalam otaknya. " ya sudah, sekarang kita ke tempat teman-teman mu. Dan kita cari makan bersama-sama, Oke. Kamu nggak usah bingung nanti kakak yang bayar " ucap Aisyah.
Seketika wajah Ferdi berbinar, akhirnya dia tidak akan kelaparan lagi, dia bisa makan. " Terima kasih Kak. Terima kasih " ucapnya bertubi-tubi.
" iya, sekarang kita jemput teman-teman mu, yuk. " Aisyah merangkul pundak Ferdi dengan lembut dan penuh kasih sayang.
" iya kak " jawab nya.
Tak butuh waktu lama Aisyah sudah sampai di tempat teman-teman Ferdi berada. Anak-anak yang berjumlah tujuh itu tengah duduk di tanah yang beralaskan kardus dengan tangan memegangi perut mereka masing-masing.
Wajah-wajah yang pucat, tubuh yang kurus, baju yang kucel membuat Aisyah begitu iba dan kasian dengan mereka semuanya. Seakan ingin menangis melihat penderitaan anak-anak jalanan ini.
Melihat Ferdi datang semuanya beranjak, mereka berlari menghampiri Ferdi dengan wajah berbinar. " Ferdi! " teriak mereka bersamaan. Namun wajah mereka kembali murung saat melihat Ferdi yang tak membawa apapun. " Ferdi, di mana makanan nya? " tanyanya.
" maaf, tadi.." ucapan Ferdi terhenti karena Aisyah sudah menghentikan nya.
" sudah sudah. Sekarang kita pergi bersama-sama dan kita cari makan yang enak. Nanti kakak yang bayar , Oke.! "
" Yeee!! kita bisa makan! " teriak gadis yang paling kecil di antara mereka. " kak! Ana boleh makan ayam goreng kan? " ucapnya.
Melihat gadis yang mengaku sebagai Ana itu bahagia, membuat Aisyah hampir saja meneteskan air mata. Membuat orang bahagia itu hanya dengan cara sederhana. Hanya memberikan makan saja itu sudah bisa menghasilkan kebahagiaan untuk orang lain dan juga dirinya sendiri.
" Bisa, semuanya bisa makan ayam goreng. Sekarang kita berangkat yuk. Hmm? bentar, di sini ada warung makan terdekat tidak? "
" ada kak!! "
" ya sudah yuk berangkat. "
Semua begitu semangat berangkat ke tempat yang di tuju, entah warung makan dimana Aisyah hanya menurut saja pada anak-anak itu.
Tak jauh mereka berjalan kaki hanya sepuluh menit saja mereka sampai di depan rumah makan yang terbuat dari kayu. Rumah makan yang di apit oleh dua perusahaan yang sangat besar dan terdapat mall di depan nya.
Anak-anak itu tampak ragu setelah sampai di sana. Rumah makan itu sangat besar, pastilah makanan nya sangat mahal mahal. " kak, bagaimana kalau nanti uang kakak habis? " tanya Ferdi takut.
" sudah, tidak usah pikirin itu, yang terpenting sekarang kita makan. yuk yuk. " ajak Aisyah dengan semangat.
Mereka kembali berjalan, Sejenak Aisyah berhenti dan membaca papan nama di sana. " Resto Nusantara " ucap Aisyah dengan lirih.
BERSAMBUNG.....
______________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MKN DITEMPAT RICO AISYAH BAWA ANAK2 JALANAN TRSEBUT
2023-08-30
0
Ice
semangat thor
2021-12-20
2
mikakayy_
makin seru aja ceritanya
#penaautoon
2021-12-19
2