04.Bagaimana Menurut mu

Farel begitu buru-buru membenahi semua barang-barang nya yang ada di meja nya. Sudah waktunya dia harus menjemput Aisyah di bandara, lagian Jam nya di kampus juga sudah selesai jadi tak akan ada masalah jika Farel pergi sekarang. Farel harus bisa cepat sampai di sana kalau tidak mungkin dia akan kehilangan kepercayaan dari Rayyan untuk kedepannya.

Farel menyambar tas nya dan berlari dengan cepat. Baru saja Farel sampai di depan pintu Farel kembali lagi masuk karena kunci mobilnya ketinggalan di meja. " Astaghfirullahalazim." ucapnya seraya berlari dan mengambil kunci nya dengan cepat.

Farel begitu panik namun dia juga sangat gugup. Lima tahun dia tak bertemu dengan Aisyah entah seperti apa dia sekarang Farel sama sekali tidak tau. Bahkan Farel juga bener-bener lose kontak dengan Aisyah setelah Aisyah pergi.

" aku tak boleh terlambat " Farel berlari dengan cepat keluar dari kampus menuju mobilnya dan secepatnya pergi.

Rico yang kebetulan tengah melintas tak jauh dari sana tampak mengernyit bingung, " Kenapa pak Farel buru-buru? apa ada masalah? " tanya Rico pada dirinya sendiri.

Rico yang jam nya belum selesai pun masa bodoh dengan apa yang terjadi, tugasnya lebih penting daripada kepo dengan urusan orang lain.

Dengan mobilnya Farel menempuh jalan kota, lajunya dia percepat karena waktu nya yang sudah sangat mepet. " Semoga saja aku tidak terlambat. " ucapnya dengan gelisah.

Sementara di Bandara. Pesawat sudah mendarat lima belas menit yang lalu. Terlihat seorang gadis berhijab syar'i berwana navy, dengan gamis yang berwarna senada, dengan tas kecil berwarna hitam yang ada di punggung nya. Namun wajah gadis itu tak terlihat karena dia mengenakan masker.

Gadis itu duduk menunggu orang yang akan menjemputnya. Satu tangannya terus memainkan ponsel nya sementara yang satu memegangi kertas putih yang tertuliskan nama Aisyah di sana.

Begitu banyak bawaan dari gadis itu terlihat ada empat koper besar yang ada di sisi kanan dan kirinya, entah bagaimana bisa gadis yang bertubuh kecil itu bisa membawa empat koper sekaligus.

" apakah masih lama? hufff... seharusnya aku naik taksi saja dari pada nunggu di sini kelamaan kayak patung begini " ucapnya.

Di saat wajah gadis itu semakin kesal Farel datang. Farel terlihat celingukan mencari keberadaan Aisyah. Nafas lega Farel keluarkan setelah melihat Aisyah yang duduk menunggu nya. " Apa dia beneran Aisyah? " bingung Farel. Farel hanya bisa beranggapan seperti itu karena dia membaca kertas yang di bawa gadis itu dan tertera nama Aisyah di sana.

Farel mengayunkan kakinya perlahan, meskipun dia ragu namun dia tak akan dapat jawaban jika dia tidak bertanya. Farel berhenti di depan gadis yang masih mengenakan masker itu dengan wajah yang terus menunduk. " Assalamu'alaikum. Permisi apakah benar anda adalah Aisyah? " tanya Farel sopan.

Gadis itu mendongak matanya langsung menatap wajah Farel yang tengah tersenyum ramah dan terlihat begitu sangat tampan. Gadis itu ternganga dan begitu terkesima melihat Farel, " Subhanallah tampan sekali. nggak nyesel nih Aisyah pergi begitu saja. nggak nyesel nggak lihat cowok setampan ini.? Astaghfirullah.. Meyka,, istighfar..!" batin nya.

Ya. Gadis itu adalah Meyka Syafira anak terakhir dari pasangan Ustadz Fikri dan juga Adiba, kakak angkat dari Rayyan. Meyka gadis yang seumuran dengan Aisyah, dan dia juga bersekolah di Kairo bersama Aisyah. Namun tak ada yang tau kalau Meyka juga akan pulang hari ini bersama Aisyah.

" Assalamu'alaikum.. apakah anda benar Aisyah Rahma Saputri ? " tanya Farel lagi dan membuyarkan kekaguman Meyka terhadap Farel.

" Wa'alaikumsalam.. i-iya.. saya Aisyah. " jawab Meyka dengan gagap. "Astaghfirullah.. Aisyah,, sebenarnya apa sih yang kamu lakukan hingga kamu kabur begini dan menjadikan ku umpan seperti ini? awas aja kalau sampai rumah nanti aku bejek-bejek mukamu " batin Meyka dengan kesal.

" An-anda siapa ya? " tanya Meyka bingung. Meyka sama sekali tidak mengenal Farel apalagi bertemu dengan nya wajar saja kalau Meyka bingung. " Maaf saya lupa? " imbuhnya.

Sejenak Farel kecewa karena dia menganggap gadis yang di hadapan nya adalah Aisyah. Farel tau IQ Aisyah tidak lah buruk bahkan Farel begitu kagum akan itu, tapi bagaimana mungkin Aisyah melupakan nya hanya dalam waktu lima tahun saja, apa perubahan wajah Farel begitu tak lazim hingga Aisyah tidak mengenalinya?.

" Saya, Farel. Maaf, Om Rayyan yang memintaku untuk menjemput mu" jawab Farel dengan kecewa yang ia tahan dalam hatinya namun bibirnya tetap berusaha tersenyum.

Meyka manggut-manggut mengerti. Beruntung jadi Aisyah begitu di perhatian oleh semuanya, Mungkin kalau Meyka bilang akan pulang mungkin orang tuanya juga akan heboh menyambutnya. Tapi Meyka berencana memberikan surprise pada semuanya.

Farel tertegun melihat semua koper yang ada di sebelah Meyka, "benarkah semua ini barang-barang Aisyah semuanya? Percaya dia ada di sana lima tahun pastilah semua barang-barang nya begitu banyak tapi apakah harus sebanyak ini juga.? " batin Farel.

" kenapa? " tanya Meyka yang sadar akan Farel yang tengah tertegun dengan semua barang-barang nya. " maaf, barang-barang ku sangat banyak. Kalau Mas Farel nggak bisa saya bisa minta tolong orang lain" ujar Meyka.

" apa? Mas? sejak kapan Aisyah memanggilku dengan sebutan Mas. Bukanya Aisyah selalu memanggilku kakak? " Lagi-lagi Farel hanya mampu membatin. " segitu lupakah Aisyah padaku? "

" Mas, Mas Farel! " panggil Meyka.

" bisa, bisa kok. " gagap Farel.

" kalau Mas tidak keberatan bisa kan tolong bawakan tas dua itu? biar saya bawa yang dua ini" ucap Meyka.

" ya. " jawab Farel singkat.

Farel dan Meyka pun pulang. Demi menjaga dari omongan orang lain Meyka duduk di kursi penumpang di belakang. Sebenarnya Farel sudah menawarkan nya untuk di depan namun Meyka sendiri yang menolaknya.

Di sepanjang perjalanan keduanya saling canggung. Farel yang tetap mengira itu adalah Aisyah semakin gugup saat Meyka sesekali mencuri pandang lewat kaca yang tergantung di depan Farel.

" Ya Allah, apakah aku berdosa jika aku mengagumi ciptakan mu yang terlihat begitu sempurna di mataku ini?. Astaghfirullah.. " batin Meyka.

Hanya dengan pandangan pertama saja Meyka sudah langsung jatuh hati pada Farel. Tampan, ramah, lemah lembut, begitu menghargai wanita, siapa sih yang nggak akan kepincut padanya.

" Hm..? Gimana kabar mu.? " tanya Farel memecah keheningan.

Meyka tersentak. " Alhamdulillah saya baik, Mas. " jawab Meyka pelan.

" Astaghfirullah,, hanya mendengar suaranya saja kenapa jantungku berdetak kencang begini? Kenapa Aisyah tidak membuka masker nya ya? apa mungkin dia malu?. atau..? " batin Farel. " apakah aku harus menanyakan tentang perjodohan ku dengannya? atau aku diam saja?.. "

" Mas kenapa? " tanya Meyka.

Farel begitu ragu untuk menanyakan perihal perjodohan nya. Bagaimana jika nanti dia salah? tapi Farel juga ingin mendengarkan jawaban Aisyah langsung akan semuanya.

" Hm. Aisyah. Apakah Om sudah mengatakan tentang perjodohan kita padamu? " tanya Farel ragu.

Jleb.....

Seketika hati Meyka seakan tertusuk duri yang begitu tajam. Kekaguman yang ada di hatinya beberapa menit lalu langsung hancur seketika dengan pertanyaan dari Farel yang hanya beberapa kalimat saja.

" Ma-maksudnya Mas Farel.? Di jodohkan,? " Syok Meyka.

" iya. Bagaimana jawaban mu. Meskipun kata Om kamu pasti akan menyetujui nya tapi aku ingin dengar sendiri jawaban nya dari kamu." jawab Farel.

" Hm.. Hm..? Saya butuh waktu. " jawab Meyka. " jadi Aisyah sudah di jodohkan dengan Mas Farel? kenapa Aisyah nggak cerita? apa mungkin Aisyah juga belum tau akan hal ini.? Aisyah bagaimana jawaban mu? apa kamu akan menerimanya?. " batin Meyka.

Keduanya langsung hening setelah itu. Farel tau akan mendapatkan jawaban ini dari nya, meskipun Farel pernah yakin akan di terima tanpa pikir panjang tapi itu akan terjadi jika dulu, karena Aisyah selalu mengagumi nya tapi sekarang? waktu sudah berbeda jaman pun juga sudah berubah, bisa jadi hati Aisyah juga ikut berubah seiring berjalan nya waktu.