Setelah perbicangan penuh haru tadi malam, Saat ini Alula sedang menyantap sarapan yang di bawakan oleh pelayan di rumah milik Nathan setelah membersihkan tubuh nya.
Tadi malam usai perbincangan tentang Nathan yang mengajak Alula untuk menikah, Nathan langsung menyuruh Alula untuk beristirahat tanpa mau mendengarkan jawaban dari Alula karena ia tidak butuh jawaban tapi pernikahan nya dengan Alula memang harus di laksanakan sebab benihnya sudah tumbuh di rahim milik Alula.
Selesai sarapan Alula hanya bisa diam di atas ranjang karena ia juga tidak tahu harus berbuat apa, ponsel nya juga entah hilang kemana. Nathan pun tidak tahu berada di mana karena sejak ia bangun, Nathan tidak pernah datang.
Karena mulai merasa bosan, Alula berjalan menuju balkon yang ada di kamar tersebut, ia dapat menghirup udara segar disini rasa nya sangat rileks dan nyaman. Alula melihat ke bawah, ternyata kamar ini berada cukup tinggi dari dasar, kemungkinan kamar ini berada di lantai tiga atau empat mungkin.
Alula tersentak ketika merasakan sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang, ia dapat merasakan aroma mint yang menenangkan di Indra penciuman nya.
" Sedang apa kamu disini?. " Ah ternyata Nathan pelakunya. Alula membalikkan tubuhnya menghadap langsung dengan Nathan.
" Hanya mencari udara segar. " Sahut nya singkat.
Nathan melepas pelukannya lalu menatap wajah Alula sepenuhnya. " Lusa kita akan melaksanakan pernikahan, pernikahan kita diadakan tertutup karena belum saat nya saya mengenalkan kamu di khalayak ramai, selesai pernikahan kamu akan saya masukkan homeschooling karena pendidikan kamu harus tetap berjalan sampai lulus. "
Alula sedikit merasa sedih ketika Nathan mengatakan ' belum saat nya saya mengenalkan kamu di khalayak ramai'. Apa dirinya tidak pantas bersanding dengan Nathan?.
Mengerti apa yang di pikiran Alula, Nathan langsung merengkuh tubuh rapuh Alula kedalam pelukannya. " Bukan saya tidak mau mengenalkan kamu tapi waktu nya belum tepat, Kamu masih berstatus sebagai seorang pelajar dan saya tidak mau di anggap pedofil yang menikahi seorang remaja seperti kamu dan satu lagi saya tidak mau kamu merasa malu menikah muda dan di anggap rendah oleh semua orang. " Ucap Nathan tulus dengan tangan yang mengelus lembut rambut hitam Alula.
mendengar penjelasan dari Nathan dengan spontan, Alula langsung membalas pelukan Nathan dengan erat, ia tidak menyangka jika ia akan di perlakukan dengan sebaik ini. Selama ini Alula tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari siapapun seakan semua nya mencoba untuk menghancurkan nya terus menerus sampai dirinya hancur seperti kaca yang di lempar oleh batu. Ia cukup terharu dengan Nathan, walaupun wajah nya terkesan dingin dan datar, namun siapa yang tahu sifatnya bisa sebaik ini. Tapi ada sedikit ketakutan di dalam diri Alula ketika mengingat sesuatu.
Alula melepaskan pelukannya lalu mendongak menatap wajah tampan Nathan. " Ba-bagaimana dengan orang tua mu. " Tanya nya sedikit ragu.
Nathan tersenyum miris. " Mereka sudah tiada. "
" Ahh maaf aku tidak bermaksud. " Alula jadi merasa bersalah ketika melihat wajah sendu Nathan.
" Tidak apa, mereka sudah bahagia disana. " Ucap Nathan dengan tangan yang menyingkirkan helaian rambut Alula yang menempel di pipi.
" Mmm bagaimana jika kita datang ke pemakaman orang tua mu besok sebelum kita me-menikah. " Alula sedikit malu mengucapkan kata menikah membuat Nathan tanpa sadar terkekeh kecil melihat wajah Alula yang sedikit merah.
Deg
Alula tertegun melihat wajah Nathan berkali lipat lebih tampan saat tertawa kecil seperti itu, hanya kecil saja sudah membuat nya langsung terpesona bagaimana dengan senyuman lebar nya, mungkin sudah pingsan Alula.
" Hey." Nathan melambaikan kedua tangannya ke depan wajah Alula saat melihat dirinya tengah melamun.
" Eh. " Alula mengerjabkan mata nya beberapa kali lalu langsung menundukkan wajahnya dengan rona kemerahan yang terlihat jelas di pipi putih nya. Ia malu karena tertangkap basah telah mengagumi seorang Nathan.
Nathan menatap gemas ke arah Alula yang berusaha menyembunyikan wajah kemerahan nya. Lalu tanpa aba-aba Nathan kembali memeluk Alula dengan erat.
Dengan ragu Alula mengangkat tangan nya lalu ikut membalas pelukan Nathan tak kalah erat dengan wajah yang ia sembunyikan di dada bidang Nathan.
...****...
Alula keluar dari kamar mandi dengan wajah fresh nya, ia baru selesai mandi setelah menghabiskan waktunya mengamati pemandangan dari balkon kamar nya. Nathan? ia sudah pergi satu jam setelah perbincangan tentang pernikahan mereka. Ia bilang ia ada urusan di kantor nya.
sekarang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Alula berjalan menuju pintu kamar, semenjak ia disini Alula belum pernah keluar dari kamar nya, jadi saat ini ia akan keluar untuk melihat bagaimana bentuk dari rumah ini yang pastinya sudah pasti mewah karena kamar nya saja besar dan mewah sangat beda jauh dari kamarnya yang dulu kecil seperti gudang.
Setelah membuka pintu, ia menyembulkan kepalanya untuk memastikan keadaan di luar, merasa tidak ada orang, ia membuka lebar pintu lalu menutup nya kembali.
Alula mencoba melangkahkan kakinya di lorong sepi tersebut, entah lorong lantai berapa pun ia tidak tahu. ia melihat sekeliling lorong yang banyak terdapat beberapa lukisan-lukisan berbagai bentuk abstrak dan benda-benda seperti Guci terpampang di meja. Disini juga terdapat beberapa ruangan yang mungkin itu adalah kamar atau sejenisnya.
Alula menghentikan langkahnya ketika melihat tangga di dekat nya. lama berpikir akhirnya, Dengan perlahan Alula berjalan menuruni tangga. Sesampainya di ujung tangga, Alula bisa melihat berbagai figura foto yang terpajang di sepanjang dinding. ia mendekat ketika matanya melihat foto dengan ukuran besar, di foto tersebut terdapat tiga orang dimana dua orang berjenis kelamin berbeda tengah duduk di sofa dengan sang wanita tersenyum anggun sedangkan lelaki di sebelahnya hanya memasang wajah datar dan seorang remaja laki-laki tengah berdiri di belakang sofa dengan gagah nya. Alula seperti tidak asing dengan remaja tersebut. Ia seperti mengenal nya, tapi siapa?. Ah ia ingat itu adalah Nathan.
" Apakah ini adalah orang tua Nathan?. " Monolog Alula. ia menggapai tangan nya untuk menyentuh lukisan tersebut.
" Seperti nya iya. Mereka sangat tampan dan Cantik. " Alula tersenyum memandang wanita yang ada dalam foto tersebut, terkesan sangat anggun.
Alula kembali melihat sekitar nya, Seperti nya ini adalah lantai dua, bisa ia lihat di tepi tangga jika di bawah masih terdapat lantai dasar. Karena merasa lelah untuk menelusuri lantai tersebut, Alula kembali menuruni tangga dengan berhati-hati.
Sesampainya di lantai dasar barulah ia dapat melihat adanya pelayan yang berlalu lalang. sepertinya mereka sedang sibuk. Salah satu dari mereka yang menyadari keberadaan Alula langsung menghampirinya.
Bersambung....
JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE READERS....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
devaloka
kamu masih sekolah lua
2023-09-09
0
andi hastutty
wah lanjut
2023-02-21
0
Benedicta Etty
bagus ceritamu thor...ayo semangat
2021-10-21
1