Sudah sebulan Alula tinggal di kontrakan nya, dan sudah sebulan juga ia memutuskan untuk tidak sekolah karena tidak mau membuat sekolah nya malu jika ia ketahuan hamil di luar nikah. sekarang ia bekerja di sebuah cafe sebagai seorang pelayan, Alhamdulillah ia tidak pernah mengalami mual atau ngidam dan mood yang suka berubah-ubah. Ia bersyukur karena bayi yang di dalamnya kandungan nya sangat mengerti dengan ibu nya.
Saat ini Alula sedang menata beberapa makanan di atas meja yang berada di ruangan VIP Cafe Karena sebentar lagi akan ada pertemuan perusahaan besar di Cafe ini jadi para pelayan tengah sibuk berkutat dengan tugas masing-masing.
Alula menyeka keringat yang bercucuran di dahi nya, Ia meringis ketika merasakan keram di bagian perut nya.
" Anak bunda capek yah. " Alula mengusap pelan perut nya agar rasa nyeri itu hilang. Tapi bukannya menghilang, rasa sakit itu malah bertambah.
" Lula kamu gak papa?. " serina-- manajer Cafe yang mengetahui kehamilan Lula langsung menghampirinya.
" Perut kamu sakit?. " Tanya nya ketika tangan Alula mencengkeram pelan perut nya.
" Gak papa kok mbak cuma keram sedikit. " Sahut Alula mencoba menahan ringisannya.
" Kamu istirahat aja di ruangan saya ya, lagian ini Uda hampir siap kok. "
Alula ingin menolak karena tidak enak hati kepada karyawan yang lain, namun saat ingin menolak, tangan nya langsung di tarik oleh serina menuju ruangan nya.
" Kamu duduk di sofa aja, mau tiduran juga boleh. Aku mau mantau kerjaan diluar dulu. " Setelah mengatakan hal tersebut, Serina pergi keluar untuk mengurus pekerjaan nya yang lain.
Alula bernafas lega ketika bisa istirahat sebentar, ia bersyukur karena sang manajer sangat baik dan pengertian tentang keadaan nya. Alula mencoba membaringkan tubuh lelah nya dengan tangan yang tidak henti-hentinya mengelus perut rata nya. Tidak lama kemudian Alula terlelap karena terlalu lelah.
...****...
Sifah hampir satu jam Alula terlelap dalam tidurnya, kebisingan di luar ruangan tidak membuat nya terganggu sedikit pun.
Diluar sana, tepat nya di ruangan VIP, terlihat beberapa orang sedang membicarakan hal serius mengenai bisnis yang sedang mereka jalani.
" Bagaimana tuan Nathan, apa tuan menyetujui kesepakatan ini?. " Tanya seorang pria yang sedang duduk di hadapan mereka dengan dokumen yang berada di tangan nya.
Nathan yang sedari tadi sibuk dengan melihat makanan di hadapan nya hanya bergumam tidak jelas. Fokus nya saat ini hanya makanan di hadapan nya bukan pembicaraan klien yang menurutnya tidak bermutu itu.
Bagas yang duduk di samping Nathan memijit pelipisnya melihat tingkah laku Nathan jika melihat makanan di hadapan nya.
" Ekhem bagaimana tuan Nathan, Apakah anda setuju dengan kerjasama dari tuan Anton?. " Tanya Bagas agar sedikit membuat Nathan sadar akan kelakuan nya.
" Hmm. Apakah kita bisa makan sekarang dari pada membahas hal yang tidak jelas itu. "ucap nya datar tanpa mengalihkan pandangannya pada makanan di depan nya. Semua terkejut mendengar hal tersebut termasuk Bagas yang langsung tersedak karena ia tadi sedang meminum minuman nya.
Bagas meringis malu melihat kelakuan Nathan yang seenaknya berbicara kepada investor besar seperti Mr. Anton, yah walaupun itu tidak akan merugikan perusahaan Nathan, tapi sama saja itu membuat ia malu karena yang orang tahu Nathan adalah sosok yang tegas dan disiplin.
" se-sepertinya Tuan Nathan lapar pak Anton karena sedari pagi ia belum makan. " Bohong. ucapan Bagas adalah bohong karena sedari pagi sampai siang ini Nathan sudah makan lebih dari 5 porsi dengan makanan yang berbeda-beda.
Mr. Anton menganggukkan kepalanya lalu mempersilahkan mereka untuk menikmati hidangan yang sudah tersedia di atas meja.
Tanpa banyak berfikir makanan mana yang mau ia makan, Nathan langsung menyantap semua makanan dengan lahap tanpa memperdulikan tatapan aneh dari klien dan sekretaris nya yang penting bagi nya ia kenyang dan puas.
Huekk.
mereka semua disana menatap horor Nathan.
Huekk
Nathan bangkit dari duduk nya dan berlari menuju toilet ketika perutnya kembali bergejolak seakan ingin mengeluarkan semua makanan yang ia isi kedalam perut nya.
Bagas tidak tinggal diam, ia izin kepada Mr. Anton dan mengejar Nathan yang sudah menghilang dari penglihatan nya.
Huekk
Huekk
Nathan terus mencoba memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya Namun, hanya cairan bening yang keluar itu membuat Nathan frustasi. tubuh nya sangat lemas saat ini.
Bagas yang berada di sebelahnya pun merasa heran, ia dan Nathan bersahabat dari SMP Namun, baru kali ini melihat Nathan lemas sampai tidak berdaya.
" tolong gue gas. " Bagas tertegun mendengar suara lirih dari Nathan karena Nathan tidak pernah berbicara selirih ini kepada nya, biasanya ia berbicara dengan nada datar dan dingin andalannya.
Dengan sekuat tenaga Bagas menuntun tubuh Nathan menuju mobil mereka, sesampainya di mobil Bagas membaringkan Nathan di kursi penumpang lalu menelfon sekretaris Mr.Anton agar meeting di tunda karena Nathan sedang sakit.
Bagas mengemudikan mobil nya menuju rumah sakit terdekat karena ia sangat khawatir akan kondisi sahabat nya yang sudah tidak berdaya di kursi belakang.
" Lo kenapa sih tan. " Ucap Bagas frustasi.
Sesampainya di rumah sakit milik keluarga Alexander, Bagas langsung memapah tubuh Nathan yang sudah setengah sadar yang langsung di bantu oleh para petugas rumah sakit.
...****...
" Maaf tuan...mmm. " Dokter yang menangani Nathan ragu ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin akan menyinggung Nathan.
" Bicaralah. " Ucap Nathan yang sedang berbaring di brankar rumah sakit dengan nada dingin.
" Maaf kalau saya lancang. Apa tuan pernah berhubungan badan dengan seorang wanita?. "
Pertanyaan dokter tersebut membuat Bagas tersedak ludah nya sendiri. Bagaimana bisa dokter tersebut selancang itu mengucapkan hal yang tidak mungkin di lakukan Nathan kecuali ketika dia sudah menikah.
Sedangkan Nathan tetap mempertahankan wajah datar nya tetapi di pikiran ia sedang memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada.
" Aku tidak suka berbasa-basi. "
Dokter pria tersebut menelan ludah nya gugup. " Kemungkinan tuan Nathan mengalami gejala-gejala ngidam yang dimana pada kasus ini yang mengalami itu semua adalah calon ayah nya, ini adalah gejala normal pada pria yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah, kalau tuan Nathan meminta sesuatu mau sesulit apapun itu, itu harus di turuti demi bayi yang sedang di kandung oleh sang ibu nya. " Penjelasan dokter tersebut membuat tubuh Bagas maupun Nathan menegang, namun hanya sebentar, Nathan kembali memasang raut datar nya.
" Apa ibu nya juga akan seperti saya?. " Entah mengapa pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Nathan. seperti nya ia khawatir dengan keadaan ibu sang bayi.
Dokter tersebut mengulum senyum. " Tidak tuan, karena gejala seperti ini hanya akan dialami oleh satu orang, entah itu ibu atau ayah nya. "
Nathan bisa merasakan ada perasaan lega dalam dirinya karena hanya dia yang mengalami hal menyiksa ini.
Sedangkan Bagas ia masih diam mematung karena syok jika sahabat nya sudah tidak perjaka lagi dan akan mempunyai anak. Oke seperti nya julukan anti wanita sudah tidak berlaku lagi untuk Nathan darendra Alexander.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
andi hastutty
topcer kecebong nathan 1 kali lgs Jadi😜😜😜😜😜
2023-02-21
0
Reza Indra
Cerita yg menarik kaya'nya... ❤❤🧡❤❤😘😘😘
2023-01-11
0
Benedicta Etty
lanjutt thor...
2021-10-21
0