Anak Genius Untuk CEO Berhati Dingin
...Malam Titik Balik Kehidupan...
Takdir kehidupan layaknya roda yang saling berkaitan. Tiada ujung berkesudahan. Kehidupan terus mengalir dan berputar tiada henti. Karma baik, akan mendapatkan balasan yang baik. Begitu juga sebaliknya, karma buruk akan mendapatkan balasan yang setimpal. Maka sebagai manusia, kita harus bisa memilih karma mana yang kita jalani. Layaknya sang roda kehidupan yang terus berputar. Inilah kisah seorang wanita muda yang berjuang keras mengikuti perputaran kehidupan. Karma baik atau burukkah yang akan ia dapatkan?
...***...
Disuatu malam yang dingin, dengan guntur yang bersahut-sahutan. Seorang wanita muda, dengan pakaian yang basah kuyup berjalan ditengah derasnya hujan. Ia berjalan perlahan, sembari menahan perutnya yang kelihatan besar. Darah segar terlihat mengalir membasahi kakinya. Berpadu dengan air hujan. Si wanita muda menahan sakit diperutnya sambil terus berjalan menuju suatu tempat. Tepat di depannya, cahaya lampu bersinar terang menerangi sebuah bangunan kecil bertuliskan Klinik Bersalin Kasih Bunda. Wanita muda yang tubuhnya basah kuyup itu, terus berjalan dengan sekuat tenaga. Menuju Klinik Kasih Bunda. Suara guntur masih bersahut-sahutan. Seorang dokter wanita paruh baya dan salah satu perawatnya terlihat hendak menutup klinik. Tiba-tiba dihentikan oleh suara seorang wanita muda meminta tolong.
“To… Tolong…..” Kata wanita itu lirih, sembari memegangi perutnya yang teramat sakit.
Sang Dokter dan perawat yang melihat hal tersebut langsung kaget. Melihat seorang wanita muda yang malam-malam begini hujan-hujanan dengan posisi hamil. Sepertinya ia hendak melahirkan. Keduanya lantas segera menolong wanita muda tersebut. Membaringkannya perlahan di ranjang.
“Nona, apa kamu sendirian? Dimana suami atau keluargamu?” Si Dokter bertanya sembari memeriksa kondisi wanita muda itu. Wanita muda tidak menjawab, hanya raut kesakitan yang terpancar di wajahnya.
Saat itu, seorang perawat mengajak dokter berbicara.
“Dok, saya tidak menemukan apapun dari wanita ini. Ponsel, dompet, atau semacamnya. Saya tidak bisa menghubungi keluarganya. Bagaimana Dok? Apa kita perlu merujuk ke Rumah Sakit?”
Dokter mengambil nafas dalam.
“Wanita muda ini, dalam kondisi yang kurang baik. Jika kita merujuknya ke Rumah Sakit akan menghabiskan waktu. Ini akan membahayakan ibu maupun anaknya. Kita harus segera melakukan tindakan. Meski usia kandungannya masih belum waktunya melahirkan. Suster, siapkan ruangan operasi sekarang juga.” Perintah dokter.
“Baik, Dok.” Suster menjawab dan segera bergegas menyiapkan ruang operasi.
Dokter paruh baya ini, tidak ingin terikat dengan urusan pengadministrasian. Wanita muda tersebut sepertinya dalam kesulitan. Jadi, atas nama kemanusian si dokter mengambil tindakan dengan segera. Berusaha menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. Tidak lama kemudian, lampu ruang operasi menyala. Di dalam ruang operasi, dokter membantu wanita muda tadi melahirkan.
Di luar, hujan masih terdengar turun dengan deras. Sesekali, diiringi suara guntur bersahut-sahutan. Dokter yang dibantu seorang perawat berusaha keras menyelamatkan wanita muda dan bayi yang ada dalam kandungannya.
“Nona, ambil nafas dan tahan. Lalu hembuskan” Kata dokter perlahan.
Membantu persalinan si wanita muda. Wanita muda berusaha mengikuti petunjuk dokter. Meski rasa sakit yang teramat sangat mendera tubuhnya. Tetapi, ia harus kuat dan bertahan. Supaya bayi yang ada dalam kandungannya bisa lahir dengan selamat. Ia tidak ingin lebih banyak berbuat dosa lagi. Jadi, bagaimanapun juga ia harus memperjuangkan bayinya agar selamat.
Tepat, disaat suara petir menggelegar. Seorang bayi mungil lahir dari rahim wanita muda tersebut. Tetapi, entah kenapa bayi mungil yang baru lahir tadi hanya diam. Pada umumnya bayi yang baru lahir akan menangis keras. Tetapi, bayi itu hanya diam saja. Dokter berusaha membuat suara agar si bayi menangis. Tetapi, usahanya sia-sia. Si bayi hanya diam tak bergeming.
Dokter paruh baya tersebut hanya bisa menghela nafas dalam. Mungkin karena bayi tadi lahir sebelum waktunya. Jadi, bisa saja mempengaruhi jasmaninya.
Dokter wanita tadi dengan raut wajah sedih. Meletakkan bayi mungil tersebut disamping tempat tidur ibunya. Bayi berjenis kelamin lelaki itu bernafas dengan perlahan. Namun, dia tetap diam dan matanya terpejam. Si wanita muda yang mengetahui kondisi bayinya. Hanya bisa memasang raut wajah sedih. Lantas membelai wajah bayi mungil yang barusan ia lahirkan.
“Maafkan mama nak. Kamu harus terlahir dari rahimku. Sehingga kamu mengalami kemalangan seperti mama. Maafkan mama…” Kata wanita muda tersebut.
Lalu buliran bening air mata keluar dari setiap sudut matanya. Si wanita muda menangis terisak. Merasakan kesedihan yang luar biasa. Kenapa kemalangan demi kemalangan menimpa hidupnya. Bahkan anaknya juga harus menerima kemalangan tersebut. Air mata si wanita muda menangis memecah derasnya hujan.. Air mata membasahi pipi si wanita muda. Hingga tanpa sengaja, air matanya jatuh menimpa si bayi kecil yang masih memejamkan mata. Kemudian perlahan tangannya menyentuh tangan bayi kecilnya. Sembari terus menangis. Menahan kesedihan yang selama ini ia pendam.
Takdir Tuhan, memang tak pernah bisa ditebak. Bahkan hidup kita seperti puzzle yang penuh teka-teki. Di dalam setiap puzzle seolah terdapat keajaiban kecil yang tak akan pernah kita duga. Malam itu, disaat petir menggelegar dan hujan turun dengan deras. Seolah keajaiban terjadi. Membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah tidur. Sesaat setelah si wanita muda menyentuh tangan mungil bayinya. Tiba-tiba tangan mungil tersebut bergerak dan mencengkeram tangan si wanita muda. Dalam hitungan detik selanjutnya. Terdengar suara tangis keras bayi mungil tadi.
“Oeeek!!! Oeekkk!!!” Suara tangis bayi terdengar keras.
Disusul dengan matanya yang mulai terbuka lebar. Si bayi mungil mulai bisa bergerak dan menangis dengan keras. Tak ayal, hal tersebut membuat si wanita muda terkejut. Begitu juga dengan si dokter yang tak mempercayai hal ini. Keajaiban itu, ternyata ada dan nyata.
Dokter tersenyum penuh kelegaan, di malam yang dingin seperti ini telah terlahir bayi kecil nan mungil.
“Nona, selamat. Sepertinya keajaiban itu ada.” Kata dokter sembari melemparkan senyum kebahagiaan pada wanita muda tersebut.
Wanita muda terlihat menitikkan air mata. Melihat bayi mungil yang ada dalam dekapannya. Bayi itu terlihat tenang, ketika berada dalam dekapan ibunya.
“Nona, ah…. Sekarang aku akan memanggilmu Nyonya karena telah memiliki seorang putra. Setelah ini, kita akan melakukan pemeriksaan untuk bayi anda. Supaya kita mengetahui apakah bayi anda dalam kondisi baik-baik saja.” Kata si dokter menjelaskan.
“Terimakasih Dok.” Jawab si wanita muda dengan raut wajah bahagia. Kebahagiaan yang setelah sekian lama tak pernah ia rasakan.
“Anda akan memberinya nama siapa?” Tanya si dokter dengan senyum hangat.
Wanita muda, terlihat berfikir sejenak. Mencari nama yang sesuai dengan bayi mungil yang barusan ia lahirkan. Ia melihat bayi mungil yang terdiam dalam pelukannya. Sesaat kemudian, mengucapkan nama untuk bayi tersebut.
“Mulai sekarang, namamu adalah Long An yang memiliki arti naga.” Kata wanita muda tersebut sambil tersenyum menatap bayi kecilnya.
Rona kebahagiaan terpancar dari wajah cantiknya. Wanita muda tersebut membelai wajah si bayi kecil penuh kasih sayang. Bayi mungil berkulit putih dengan wajah yang menggemaskan. Bayi yang terlahir tanpa dosa. Sebersih awan putih karya lukisan Ilahi. Jemari tangan bayi mungil tadi terlihat mencengkeram erat jemari tangan ibunya. Seolah si bayi tak ingin jauh dari Sang ibu. Ibu muda itu tersenyum melihat bayi kecilnya yang terlihat kuat. Meski buah hatinya terlahir dalam kondisi prematur.
“Mungkin bagi sebagian besar orang, kamu adalah aib. Tetapi bagi mama, kamu adalah lilin kecil yang akan selalu bercahaya. Mama, sudah merasakan bagaimana rasanya dibuang begitu saja. Mama tidak akan pernah melakukan itu pada padamu Nak. Kamu tidak boleh merasakan penderitaan yang mama rasakan. Kamu harus bahagia. Meski semua orang akan memandang rendah dan menghina mama. Mama berjanji tidak akan membuangmu. Akan terus menjagamu hingga kamu meraih mimpi-mimpimu. Mendampingimu disaat kamu melangkah untuk pertama kalinya dengan kaki mungilmu ini, anakku. Mari hidup bersama dengan bahagia.” Kata ibu muda pada bayi mungilnya.
Lalu perlahan mencium kening bayinya penuh kasih sayang. Mencurahkan kebahagiaan yang tak pernah ibu muda rasakan selama ini. Meski ia sangat paham betul. Bahwa setelah ini langkah kakinya mungkin akan semakin berat. Tetapi ia sudah bertekad bulat semenjak mengandung bayinya. Ia akan bekerja semakin keras. Membahagiaan anak yang terlahir tanpa ia harapkan sebelumnya. Anak yang sebenarnya tak pernah ia duga akan terlahir dari kehidupannya. Ibu muda tersebut berusaha menerima garis takdir yang telah ditasbihkan untuknya. Baginya, anak adalah bunga kehidupan yang tak boleh disia-siakan.
...***...
Bagaimana kisah ibu muda itu yang sebenarnya? Akankah setelah kelahiran bayi kecilnya kehidupan yang ia jalani akan semakin berat atau malah sebaliknya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
cantika
mayan
2021-11-29
2
Anne Gularti
masih nyimak...
2021-11-11
0
Berdo'a saja
di awal saja sudah menyentuh
2021-11-07
4