Part 4

Icha masuk ke kamar menyimpan tas di tempatnya, kemudian melangkah kekamar mandi. Setelah bersih, Icha merebahkan tubuhnya di kasur. Icha akhirnya tidur juga.

Rani dan Icha tidur dengan pulas, sore hari mereka baru bangun. Sore berlalu malam pun tiba.

"Cha makan dulu sayang..." Rani menghampiri Icha di kamarnya.

"Papa kemana sih Mi? kenapa sih! Papa nggak ada waktu buat kita?" Tanya Icha kesal.

"Sayang...apa yang Papa lakukan saat ini, cari uang sampai larut hanya untuk kita sayang..." Rani membelai kepala anak sambungnya.

"Icha harusnya bersyukur, punya Papa yang bekerja keras." "Banyak anak di luar sana yang sulit untuk sekedar jajan, karena apa? karena banyak orang tua yang malas bekerja, banyak juga yang ingin bekerja tapi tidak ada peluang untuk mendapatkan pekerjaan."

"Sedangkan Papa, saat ini mempunyai usaha sendiri, banyak orang yang bergantung dengan Papa, karyawan Papa banyak."

"Mereka mempunyai anak dan istri, yang harus di cukupi." "Jadi kesimpulannya, Icha harus dukung Papa, jangan manja, jangan bergantung, selagi kita bisa, apapun harus kita lakukan sendiri." "Umi ingin, Icha tumbuh menjadi anak yang mandiri dan tidak cengeng." Nasehat Rani panjang lebar.

Icha mendongak menatap Uminya. "Tapi Umi nggak bertengkar sama Papa kan?" Tanya Icha sedih. Sebenarnya bukan karena dirinya sendiri Icha memikirkan Papanya. Tetapi Icha sering melihat mata Rani bengkak. Icha saat ini sudah bisa menilai apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya.

"Ya nggak dong sayaaang.."

"Udah nggak usah sedih, kita makan malam sekarang."

"Okay Umi..."

Icha dan Rani akhirnya makan malam bersama, setelah makan, seperti biasa, Icha belajar mengerjakan PR.

Malam semakin larut, sudah jam 10 malam Rani ambil handphone. Ia ingin menghubungi Deni.

Rani berharap Deni tahu keberadaan, suaminya saat ini.

Deerrr...deerr..

"Hallo kakak Ipar?" Suara Deni di seberang sana.

"Hallo kak Deni, apa kabar?" Tanya Rani.

"Kabar baik kakak Ipar, hanya hati aku yang belum bisa muve on dari kakak Ipar, ahahaha..." Gurauan Deni di seberang.

"Bercandamu nggak lucu! nanti kalau abangmu dengar, di pasung loh, di lapangan." Jawab Rani cemberut.

"Ada apa kakak Ipar, telepon malam-malam, tumben?" Tanya Deni heran, sebab selama ini, Rani hampir tidak pernah menghubunginya.

"Kak Deni tadi pulang jam berapa?" Tanya Rani.

"Jam tujuh, memang kenapa kakak Ipar?" Tanya Deni.

"Kok Mas Dani sampai sekarang belum pulang ya?" Tanya Rani khawatir.

"Oh tadi waktu saya pulang masih di kantor kak," "Sekarang memang lagi banyak kerjaan, pekan depan mau ada pameran." "Apa yang harus saya bantu kakak ipar ? apa saya sekarang kekantor saja, soalnya ponselnya tidak bisa di hubungi." Tutur Deni.

"Oh begitu, tidak usah kak Deni." "Besok tolong bilangin, suruh aktifkan handphone, anaknya kangen tuh!" Tutur Rani.

"Uminya Icha nggak kangen memang?" Gurau Deni.

"Hehehe...kalau yang itu sih jangan di tanya, rindu berat pokoknya." Jawab Rani malu-malu. "Sudah ya kak Deni, terimakasih infonya, selamat malam." Rani kemudian menutup ponselnya.

Rani mencoba untuk tidur, tapi matanya kering, mungkin karena tadi siang ia tidur kelamaan.

Menit berlalu, saat ini sudah jam 11 malam. Rani kedinginan ia mengecilkan AC. Rani tiba-tiba membayangkan minuman sekuteng, dulu dia sering minum di alun-alun Yogyakarta.

Rani membuka aplikasi penjual minuman, tapi tidak ada penjual sekuteng, yang lokasinya dekat tempat tinggalnya. Ada juga jauh sekali tidak mungkin pesan sekuteng harga 10 rb jaraknya ratusan km.

Rani mencoba untuk tidur tapi air liur nya terus mengucur membayangkan sekuteng panas.

"Yah nasib... memang tidak berpihak sama aku, kebanyakan istri ngidam suami akan siaga, tapi nasibku memang harus begini." Rani bergumam.

Rani beranjak mengenakan jaket tebal dan keluar rumah, siapa tau nasib baik berpihak kepadanya.

Rani berjalan kaki tidak ada rasa gentar sedikitpun. Demi mendapatkan sekuteng yang ia mau.

Bisanya sekuteng memang selalu di jual malam hari. Selama tinggal di sini belum pernah melihat penjual sekuteng. Dulu pernah membeli ketika sedang jalan-jalan dengan suaminya di puncak bogor. .

Ingat puncak bogor, Rani jadi ingat suaminya. Masa-masa manis saat itu.

"Mas aku mau beli itu." Rani menunjuk sekuteng di gerobak.

"Ya sudah kita beli yuk ." Rani dan Dani membeli sekuteng, Rani berniat membeli dua mangkok, tapi Dani nggak mau.

"Apa itu yank?" Tanya Dani.

"Ini namanya sekuteng Mas."

"Ini cobain deh." Rani menyuapi Daniel.

"Nah, enakan?" Tanya Rani tak hentinya memandangi wajah suaminya, saat makan sekuteng.

"Enak, tapi karena di suapi sama kamu." Tutur Daniel.

"Ting..ting..ting.

Suara mangkok di ketuk membuyarkan lamunanya.

Rani clingak clinguk mencari sumber suara. Rani melihat bapak-bapak penjual sekuteng.

"Bang beli sekutengnya." Panggil Rani.

Tukang sekuteng tidak menjawab, ia bengong tengah malam begini ada wanita cantik membeli sekuteng. Jangan-jangan dia hantu! monolog tukang sekuteng.

Tukang sekuteng ingin putar balik takut sama Rani.

"Bang! Ya Allah... jualan mau di beli kok malah kabur sih!!" Bentak Rani. Dia sudah senang mendapat yang ia cari kok malah kabur. Pikirnya.

"Jadi si eneng teh manusia? tapi si eneng tadi sebut Nama Allah, oh berarti memang manusia". Kata abang.

"Ah abang, ada-ada saja, saya manusia bang! memang wajah saya menyeramkan ya?" Tanya Rani.

"Atuh si eneng teh geulies pisan, menurut cerita, hantu awe we teh geulies. Makanya abang pikir si eneng hantu hehehe." Tukang sekuteng terkekeh.

"Sudah bang, saya beli sekutengnya satu ya."

"Baik neng." Tukang sekuteng menyiapkan semangkuk, kemudian di masukkan kedalam plastik.

"Neng, awe we malam-malam kok di luar, serem atuh neng." Nasehat abang.

"Nggak apa-apa bang komplek sini aman kok."

"Berapa harganya bang?" Tanya Rani.

10 ribu neng,"

"Nih, kembalinya ambil saja bang." Rani menyodorkan uang 50 ribu.

"Ini teh banyak pisan neng, atuh abang jadi nggak enak," kata tukang sekuteng.

"Sudah bang saya permisi ya, semoga dagangan abang laris." Doa Rani.

"Tunggu neng, si eneng kan sudah kasih rizki lebih buat abang, sebagai gantinya, abang antar si eneng pulang. Sekalian abang mau jualan di komplek eneng, suka banyak satpam nongkrong." Tutur abang.

"Oh ayo bang."

Rani dan tukang sekuteng jalan beriringan, mereka ngobrol sambil berjalan.

"Neng kok keluar sendirian memang nggak ada kakak atau siapa gitu yang mau antar?"

"Ada! Simbok sama anak saya, tapi kan kasihan bang bangunin mereka malam-malam nggak tega lah bang."

"Oh jadi si eneng teh sudah punya suami, abang pikir masih gadis."

"Ah abang, sudah punya anak malah bang! anak saya sudah kelas tiga.

"Abang teu percaya neng." Kata abang. Abang berpikir mana mungkin gadis belia punya anak.

Rani dan bang sekuteng ngobrol. Tidak terasa Rani sampai di depan rumah.

Sampai di rumah sudah Jam 12 malam, Daniel belum sampai juga. Rani sedih tapi ingat sekuteng yang ia bawa menjadi terhibur. Selesai minum sekuteng Rani tidur.

Keesokan harinya Rani berniat masak yang enak nanti ia akan mengantarkan makan siang untuk suaminya.

HAPPY READING.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

jgn punya beb2 lagi aja🤭🤭🤭

2022-03-06

2

auliasiamatir

auliasiamatir

gak ke bayang sedihnya di cuekin suami saat moment bahagia

2021-12-06

1

triana 13

triana 13

like

2021-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 18
19 part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 Part 106
108 Part 107
109 Part 108
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Pengumuman
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 18
19
part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
Part 106
108
Part 107
109
Part 108
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!