Mentari pagi sudah mulai menerangi bumi. Dimana aktivitas mulai berjalan lancar. Pagi sekali Salsa sudah bersiap-siap untuk mengikuti lomba lintas alam.
Sampainya di sekolah, sudah ada Hazrina, Vini, Lia dan Iky sedang bersiap-siap menggunakan kostum regu mereka. Seperti biasanya mereka saling memegang tangan dan berdoa bersama. Sebentar lagi regu mereka akan segera berangkat menelusuri hutan.
Regu yang lain sudah berbaris dan mulai berjalan menuju hutan. Mereka berlima pun sama berada di antara ratusan regu yang mengikuti LLA (Lomba Lintas Alam). Hanya dengan mengandalkan sebuah kertas yang menggambarkan peta. Iky memimpin di depan regu karena ia ketua regu yang bertanggungjawab untuk anggotanya.
Salsa dan Vini sedang menunjukkan jalan sebari melihat petunjuk di peta karena itulah ketua yang hanya memimpin saja tidak berarti toh bagaimana kalau di anggotanya semua tidak bisa membaca peta nanti kesasar sedangkan Hazrina dan Lia hanya memperhatikan dan mengikuti langkah di depannya.
Di sebuah hutan banyak pohon-pohon yang menjulang tinggi dengan ranting dan daun cukup lebat. Semakin memasuki hutan, udara semakin dingin dan gelap karena cahaya yang masuk terhalang oleh pohon berdaun lebat. Lia dan Hazrina mulai merasa takut, hingga ia berjalan berdempetan dengan Salsa dan Vini.
"Kalian ini kenapa si? Penakut sekali!" ejek Vini sebari tertawa.
"Ih kok gitu, aku kan memang takut gelap!" sahut Hazrina cemberut.
"Sssstttt ... sudah kalian jangan berisik. Aku lagi konsentrasi kenapa petunjuk di peta ini sepertinya kita salah arah!" sahut Salsa memberitahu sontak membuat keempat orang itu menatapnya. Tiba-tiba Iky merebut peta dari tangan Salsa.
"Mana mungkin peta ini salah, kamu saja kali yang salah menafsirkan petanya!" sahut Iky dengan nada tinggi.
"Maksud kamu, aku yang salah menunjukkan arah gitu!" tanya Salsa setengah berteriak.
"Iyaaaa ... dasar bodoh!" sahut Iky yang tak kalah berteriaknya dengan Salsa.
"Yang bodoh itu kamu. Kamu ketua tapi tidak bisa membaca peta!"ledek Salsa dengan wajah masam.
"Sudah hentikan, kalian ini malah berantem sih!"sahut Vini melerai kedua temannya.
"Kalau mau menyalahkan orang, intropeksi diri dulu. Baca sendiri petanya!" Salsa mendengus kesal dan berjalan jauh dari teman-temannya.
"Sa, Sa!" Sahut Hazrina dan Lia.
"Sa, kamu mau kemana?" tanya Vini berteriak.
"Kamu ini jadi ketua gimana sih!"sahut Lia mendengus kesal.
"Sudah biarin saja dia pergi!!"
Salsa sudah jauh berjalan dari teman-temannya. Dia terus bergumam dan terus berjalan mengikuti langkah kakinya. Ia baru sadar ternyata ia berjalan sudah terlalu jauh hingga memasuki hutan yang semakin lebat.
"Dimana aku? Vini,Lia,Hazrina?"
Salsa berteriak memanggil ketiga temannya tetapi sama sekali tidak ada jawaban dari mereka. Air mata mulai membendung di matanya. Ia semakin merasa takut karna tidak ada cahaya yang masuk meneranginya terhalang oleh pohon-pohon berdaun lebat. Salsa teringat Edgar tapi ia tidak membawa ponsel. Salsa semakin ketakutan dan air mata yang sudah membendung mulai membasahi pipinya. Salsa berhenti dan duduk di bawah pohon besar. Ia berharap Edgar datang menyelamatkan dirinya.
Sementara itu regu Iky sudah sampai kembali ke sekolah. Vini, Lia dan Hazrina berusaha mencari keberadaan Salsa karena mereka pikir Salsa sudah kembali ke sekolah. Setelah mereka bertiga mencari kemana-mana tapi Salsa tidak ditemukan. Mereka mulai khawatir dan menghubungi Edgar karena mungkin Salsa sudah pulang dengan Edgar.
***
Sementara itu Edgar sedang berjemur dibawah sinar matahari yang cukup segar dan sehat. Tiba-tiba ponselnya berdering, seketika dilihat itu "Lia" temannya Salsa.
Tumben sekali dia menelpon, ada apa ya?
Edgar mengangkat telponnya.
"Hallo Lia, ada apa ya?" tanya Edgar bingung.
"Hallo Edgar, maaf mengganggu. Aku hhanya ingin bertanya apa Salsa sedang bersamamu?"sahut Lia dengan nada panik.
"Tidak, dia tidak sedang denganku. Bukannya ia sedang lomba ya?"
"Iya, tadi Salsa memang lomba bersama kami. Tapi di tengah hutan ia bertengkar dengan Iky, terus Salsa pergi duluan."
"APA? jadi maksud kalian Salsa hilang gitu?" tanya Edgar mulai khawatir.
"Kami juga tidak tahu, kami sedang melaporkan pada panitia dan sebagian sedang mencari Salsa ke hutan."
Seketika Edgar menjatuhkan ponselnya, ia mengacak-ngacak rambutnya.
Aaaarrrghhhh! kenapa Gue mengijinkannya pergi!
Edgar langsung bergegas mengambil kunci motor dan berlari menuju garasi. Melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju sekolah Salsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut.....
2020-06-04
1
Kaa
Aku udah mampir ni kak
udah aku boom like sampe sini dan rate juga😄
2020-05-29
1
H.N Alfarin
Ninggalin jejak 🥜🥜🥜
2020-05-28
1