Rencana Pertemuan

Kediaman Rumah Edgar Atmaja.

Sementara itu saat Edgar membaca pesan dari Salsa, ia jadi teringat pada masa lalunya saat mengungkapkan perasaannya pada Salsa. Seketika itu juga cintanya diterima hanya bertahan dalam waktu lima belas menit.

Ia sama sekali tidak sakit hati karena ia tahu ini juga kesalahannnya. Kenapa saat itu ia mengatakan perasaannya tidak tahu waktu yang tepat. Ia jadi tersenyum sendiri.

Saat hendak membalas pesan Salsa, namun seketika itu juga bunda Elia memanggilnya. Akhirnya, Edgar menyimpan kembali ponselnya dan berlalu keluar kamar menghampiri ibunya.

"Ada apa, bun?" tanya Edgar.

"Bantu ibu, membereskan tumpukkan kertas ini nak, ayahmu sangat jorok," ujarnya.

"Baiklah bun."

Edgar pun membantu ibunya merapikan semua perlengkapannya. Ia dengan telaten membereskan ruangan ayahnya dipenuhi dengan kertas yang sudah usang.

Hingga tiga puluh menit berlalu, Edgar dan ibunya sudah selesai merapikan semuanya. Setelah itu, Edgar berpamitan untuk pergi ke kamar. Ia teringat kembali pada Salsa, pesannya belum sempat ia balas. Edgar kira Salsa akan terus mengiriminya pesan karena tak kunjung membalas. Tapi harapan itu seketika pudar saat tidak ada satu pun pesan yang masuk.

Edgar kembali mengetik lalu mengirimkannya pada Salsa.

Edgar : Maaf, aku baru sempat membalas. Aku tadi habis membantu dulu bunda. Iya aku mengerti kok, itu bukan salahmu juga. Akuaja yang terlalu berharap.

***

Drrt ... drrtt ....

Getaran ponselnya kembali terdenga. Salsa meraih ponselnya, ia terdiam saat membaca pesan dari Edgar. Rasa bersalahnya kian terbesit kembali di hatinya. Kenapa ia dulu sangat tidak tetap pendirian. Gara-gara kelakuannya, ia sampai mempermainkan perasaan seseorang.

Salsa juga berpikir atas sikapnya yang dulu segampang itu menerima dan memutuskan hubungannya. Ia masih berharap bisa mengulang hal itu dan berjanji akan selalu menyempurnakan cintanya dengan Edgar.

Salsa kembali sibuk mengetik di ponselnya.

Salsa: Sekali lagi aku minta maaf ya, mungkin dulu aku jahat banget sama kamu, bahkan aku melukai hatimu. Aku tidak bermaksud seperti itu kok.

Ponselnya kembali bergetar, sangat cepat Edgar membalas pesan Salsa.

Edgar: Aku tidak apa-apa kok. Sudah lupakan saja itu kan, sudah menjadi masa lalu kita. Oh, iya bagaimana kabarmu, apa pipimu masih tembem seperti dulu?

Salsa kembali tersenyum mengingat dulu betapa tembem pipi dan badannya yang gemuk.

Ia pun kembali sibuk mengetik.

Salsa : Ih Edgar, kamu meledek aku ya? pipi aku sekarang sudah menjadi tirus tahu. Aku kan sekarang selalu rajin perawatan. Kamu juga bagaimana dengan tubuhmu, apa masih kurus?

Edgar seketika tertawa membaca pesan dari Salsa.

Edgar : Tapi jika kamu masih tembem juga tidak apa-apa kok, malah aku senang. Jadi, aku bisa cubit pipi kamu. Hei nona, apa kau meledekku?

Seketika Salsa akan membalas, muncul kembali pesan masuk.

Edgar : Awas ya jika bertemu nanti, akan ku balas. wleee .....

*Deg..

S*alsa merasakan jantungnya mulai berdebar. Entah apa yang kini ia rasakan, tapi saat ini ia sangat bahagia mendengar jika Edgar akan menemuinya.

***

Jika bisa mengulang waktu, aku memilih untuk mencintaimu sepenuhnya, Maaf aku pernah menggoreskan luka dihatimu, Tapi apakah aku masih bisa memilikimu, Betapa egoisnya aku.

Pesan bertubi-tubi dari Edgar memenuhi lapak chat di pesan masuknya.

Edgar : Sa, apa boleh jika aku bermain ke rumahmu?

Jantungnya kembali berdegub kencang. Salsa kebingungan harus menjawab apa, akan tetapi terlintas dihatinya bahwa ia memang sangat menginginkan untuk bertemu dengan Edgar.

Dulu saat Salsa menerima cinta Edgar, pria itu bilang akan berkunjung ke rumahnya. Akan tetap itu semua tidak terjadi karena Salsa lebih dahulu memutuskan kembali hubungannya.

Salsa kembali mengetik lalu dikirimkan pesannya itu.

Salsa: Tentu saja boleh. Jadi, kapan kamu mau ke rumahku?

Betapa bahagianya Edgar ketika Salsa mengizinkannya berkunjung ke rumahnya.

Edgar: Besok aku ke rumahmu, tunggu aku ya.

Deg ...

Untuk kesekian kalinya jantung Salsa kembali berdebar begitu kencang setelah membaca pesan dari Edgar.

Aduh ... aku harus bagaimana. Aku harus memikirkan bagaimana cara berbicara sama ibu dan bapak. Sungguh ini yang pertama, aku takut ibu dan ayah tidak mengizinkan.

Salsa kebingungan karena bagi Salsa ini pertama kalinya seorang laki-laki datang ke rumah. Ia takut berbicara kepada ibu dan bapaknya, takut tidak mendapat izin.

***

Salsa berjalan sebari terus memikirkan harus berkata dari mana dulu. Itu semua membuat Salsa merasakan pening di kepalanya. Namun, Ia memberanikan diri untuk berbicara pada bu Meila.

"Bu-bu, Salsa boleh bicara sesuatu tidak?" sahut Salsa, bibirnya terasa kaku dan bergetar.

"Mau bocara apa nak, sepertinya kamu mau membicarakan hal serius?" tanya bu Meila.

"Bu, jika seandainya ada laki-laki datang ke rumah bagaimana?" tanya Salsa ragu-ragu karena takut ibunya marah.

"Oh ada yang mau kesini ya. Anak ibu ternyata sudah dewasa," sahut bu Meila menampakkan senyum simpul.

Salsa menjadi malu mendengarkn ucapan dan reaksi bu Meila dalam menanggapi maksud arah pembicaraannya.

"Jadi, bagaimana bu, apakah boleh?" rengek Salsa.

"Boleh-boleh saja, tapi harus ingat waktu dan kamu jangan terlalu dekat ya!" tegas ibunya menginjinkan dengan nada tidak enak.

Salsa mendengar itu merasa canggung sekaligus bahagia karena bu Meila mengizinkan dirinya bertemu dengan laki-laki yang sudah lama ia rindukan.

"Terimakasih ibu, sudah mengizinkan Salsa bertemu dengannya. Salsa sayang ibu," sahut Salsa manja seraya memeluk bu Meila.

Ibu Meila merasa bahagia melihat anaknya tersenyum. Akan tetapi ia juga merasa khawatir karena anaknya mulai beranjak dewasa. Ia takut jika Salsa salah dalam memilih pergaulan. Namun, rasa kepercayaan seorang ibu kuat terhadap anaknya. Ia yakin Salsa bisa menjaga dirinya dengan baik.

"Nak, ingat satu hal ya!"

"Apa itu bu?"

"Jaga apa yang semestinya dan seharusnya kamu jaga!"

Seketika Salsa termenung. Ia mengerti dan paham maksud perkataan ibunya.

"Iya bu, Salsa mengerti."

"Baiklah, ibu percayakan semuanya padamu."

Salsa hanya menanggapinya dengan anggukan dihiasi senyuman mengembang.

Semoga saja Laki-Laki itu bisa menjaga Salsa. Gumam ibunya.

Setelah meminta izin pada ibunya lalu Salsa berlalu menuju kamar.

Sampai di kamar

Salsa merebahkan tubuhnya bersantai menatap langit-langit kamarnya yang di hiasa dengan stiker bintang yang terlihat menyala jika lampu dimatikan. Sungguh pemandangan yang indah.

Salsa selalu berharap bahwa dirinya bisa seperti bintang. Walau muncul di ribuan bintang lainnya akan tetapi ia selalu menyinari malam hari.

Salsa sudah tidak sabar menunggu fajar menamppakkan dirinya lalu membawa kebahagiaan yang sesungguhnya.

Ia tersenyum membayangkan esok hari kan tiba, dimana dirinya bertemu seorang pria untuk yang pertama kali dalam hidupnya.

Terpopuler

Comments

Lhop Lhop

Lhop Lhop

up

2020-07-26

1

Suryani Yuliani

Suryani Yuliani

semangat up ya kak...

2020-06-06

1

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

hi thor..
cerita nya baguuus..
aq mampir bawa boomlike, komen dan rate5..

feedback ke cerita ku yaa..
ditunggu.. 🤗

2020-06-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!