Halal dong

Kebahagian itu adalah kita yang bisa menerima keadaan diri sendiri.

Berapa banyak orang diluar sana yang sudah hampir sempurna tapi tetap merasa kurang.

****~~~~****

Kenopo Mas begitu yakin, opo Mas ndak takut aku terlepas? "

"Aku tau,Mas pasti sadar yen aku juga suka karo Mas Aji sejak itu. "

"Tapi kan hati ibarat benang layangan Mas, yang rapuh dan iso putus kapan aja, kemudian nyangkut di pohon atau tiang listrik. "

"Secara ndak diikat sama sekali, bahkan yang diikat aja masih iso terbuka simpulnya. " tanyaku panjang kali lebar, sekalian protes.

(Suka tapi ndak pernah ngungkapin kamu Mas, untung Cintaku padamu wis di formalin jadi awet bertahun-tahun)

"Mas memang tidak ingin mengikatmu Dek,Mas ndak mau kamu terbebani dengan penantian yang Mas pun ndak tau ujungnya di mana dan sampai kapan."

"Jadi, Mas serahkan semuanya kepada takdir Allah, Mas yakin yen berjodoh pasti akan ketemu jalannya. "ucapnya tenang dengan senyumnya yang sejak dulu menyirepku, sampe-sampe aku ndak bisa jatuh hati sama cowok manapun.

Sungguh aku ndak melihat seuprit pun kebohongan dari matanya yang sedari tadi menatapku teduh dan penuh cinta.

" Tapi buktinya kamu ndak nyangkut kemana-mana toh Dek?"

ledeknya membalik kata-kataku dengan senyum jahilnya.

"Mas percaya sama takdir, yen kamu memang jodohku yo ra akan kemana-mana,"

" Tetep ae nyangkut nya di hati Mas, yo ndak?"

ucapnya sembari menaik-naikkan alisnya menggodaku.

(kalah telak nih aku padahal aku belum bikin pernyataan apapun.)

" Mas seyakin itu sih, ke_ge_er_an nyo wis akut ,"

ucapku mencebik berlagak kesal.

" Hahaha...yo iyo toh Dek, buktinya kamu nerimo lamaran Mas kan?"ucapnya sambil tertawa sampai bahunya bergerak naik turun.

"Mas pede juga yo karena wis jelas hasilnya Dek,"

ucapnya lagi dengan sedikit sisa tawanya.

Aku cuma bisa membuang muka menahan malu, karena kalah terus yen bicara karo Mas Aji. (kalah terus kalau bicara sama Mas Aji)

" Apa kamu nyesel nih udah nerima lamaran Mas, opo mau di batalin ae? "

Katanya dengan memalingkan wajahnya ke arah kolam.

Aku seketika menoleh.

Sebelum ku membuka mulut untuk membantah kata-katanya,Mas Aji telah bersuara lebih dulu.

"Kalau memang adik nyesel yo ndak opo-opo, kita ndak jadi nikah ae sesuk(kalo adek nyesel juga nggak apa-apa, kita batal nikah aj besok.) ucap nya dengan lemah dan wajah yang sendu.

" NDAKK!! "Aku spontan berteriak.

(Apa-apaan mau di batalin, aku malah siap kok kalo di nikahin nanti malem juga,Eh...)

" Ndak mau nikah, yowis Mas balik ae lah."

ucapnya seraya hendak berdiri

"Ehh... jangan toh Mas...!! " aku pun reflek menarik tangan kanan Mas Aji.

"Eh, ndak mau nikah karo Mas, tapi kok berani pegang-pegang ayoo...? " ucapan Mas Aji menyadarkan ku, yang dengan posesifnya menggenggam tangannya.

"Ckk,sopo sing bilang ndak mau ?"

ucapku sambil membuang muka.

"Udah ku terima lamarannya yo artine mau toh" ucapku lagi sambil menahan malu.

karena tanpa sadar atau keenakan aku masih menggenggam tangannya erat.

Membuatnya berdehem pelan.

"Ih, lagian Mas Aji nih, ngeledek melulu," ucapku seraya melepas genggaman tanganku kepadanya, dan kami pun kembali duduk.

"Abis enak sih, ngeledekin kamu, liat bibir mu sing koyo cumi-cumi itu, hahaha...! "

lagi-lagi dia menertawakan ku.

"Puas banget yo Mas, ngetawain aku terus? "

"Nanti beneran tak batalin nikah ke piye? " ucapku santai sembari mencelupkan kakiku ke dalam kolam.

"Eh, bales dendam nih ceritanya? "

seloroh Mas Aji dengan ikut memasukkan kakinya kedalam kolam.

"Lagian si romantisnya sebentar tok, kebanyakannya guyu ngeledekin aku! "

ucapku lagi sambil mencebik.

Aku pun menggoyang-goyangkan kakiku di air, yang kemudian di hampiri oleh ikan-ikan kecil.

(Sebenarnya ini peralihan aja, soalnya jantung dan hatiku ini masih dag dig dug derr, perihal aksi menarik dan menggenggam tangan tadi.)

"Yen mau akeh romantisan nya, nanti setelah Mas bayar tunai Dek. " ucapnya sembari memiringkan wajahnya ke arahku dan tersenyum simpul.

Seketika wajahku pun memanas dan hatiku pun menghangat.

Serasa ada sesuatu yang menggelitik di perutku, seperti ribuan sayap kupu-kupu atau mungkin ngengat.

Aku ndak bisa menyembunyikan perasaan yang membuncah ini, bahkan dadaku serasa mau meledakkan kembang api. Pasti rona-rona merah kuning hijau sudah kentara di kedua pipiku.

"Yowis yuk kita masuk ke dalem, gabung lagi sama yang lain"

"Ndak enak kelamaan berduaan, sing penting kita wis bicara dari hati ke jantung kan. " kelakarnya lagi dengan mesem jahil nya itu.

"Nanti aku juga mau langsung pamit ae, biar kamu iso istirahat menyiapkan jiwa, hati dan ragamu buat Mas sesuk,oke!"

pesan Mas Aji dengan sedikit godaan dan kerlingan mata.

(Aih, Mamas kalem ku kenopo dadi genit gini sih?)

Kami pun beranjak bersama, berjalan beriringan,tentunya tanpa berpegangan tangan. Karena kami berdua belum halal.

Kalau kejadian yang tadi itu cuma respon reflek aja, semoga ndak diitung dosa ya, namanya juga lali alias khilaf.

****~*****

Pagi ini semua orang sibuk.

Ruang tamu ku sudah disulap semalaman menjadi lebih apik untuk acara ijab kabul nanti meskipun dalam kesederhanaan.

Semua serba putih,seragam dengan warna pakaian yang akan di pakai oleh kedua mempelai.

Selain acaranya dadakan kami kedua keluarga sudah sepakat tidak ingin menghambur-hamburkan uang terlalu banyak untuk 'walimatul ursy' atau istilah kerennya 'hajatan'.

Kami lebih memilih menyimpan untuk modal berumah tangga nanti.

Karena kebutuhan rumah tangga itu tidak bisa di kalkulasi.

Kita butuh perencanaan jangka panjang.

Lagipula Allah lebih menyukai kesederhanaan.

Yang penting itu kata-kata "SAH"....!

Yang meluncur dari mulut para saksi dan penghulu.

Untungnya Mas Aji kerja di balai kota dan memiliki relasi dan teman di bagian pencatatan sipil, sehingga pernikahan yang mendadak ini bisa terlaksana dengan tidak terlalu sulit, dalam pengurusan berkas-berkas nya,kecuali surat nikah mungkin akan jadi sekitar satu bulan lagi.

*Sumi PoV end*

Anggap aja itu namanya Aji dan Sumi yaa.

__🍁🍁__

Sumi sedang di make up sederhana oleh Ratih sepupunya, memang sengaja ia tidak menggunakan jasa MUA, karena toh sepupunya pernah kursus make up sebelom menikah dulu, dan hasilnya juga lumayan bagus.

Dan yang penting adalah gratissss!

Sumi mengenakan gamis berwarna putih dengan jilbab segiempat lebar berwarna senada.

(Kak Fatimah sama Nur pasti kaget nih, kalau aku langsung nikah, aku sengaja ndak bilang ke mereka biar supres, Hihihi.)

Nampak gadis bergamis putih dengan make up yang natural itu sedang senyum-senyum menatap layar 6 inchi tersebut.

Terlihat di depan halaman bahwa rombongan besan dari keluarga mempelai pria pun sudah tiba.

Acara akad sebentar lagi dilaksanakan.

Singkat kata, acara sudah sampai pada momentum yang paling menegangkan.

Yaitu, ketika calon mempelai pria menjabat tangan bapak dari calon mempelai wanita alias calon bapak mertua.

Keringat dingin terus mengalir di pelipis dan juga telapak tangan Aji.

Sedari tadi hatinya terus merapal kan dzikir agar tidak terlalu gugup saat pengucapan kata-kata sakral,yang akan mengubah statusnya seumur hidup.

Yang akan membuat gadis yang diimpikannya menjadi halal untuk dimiliki.

Berulang kali Aji mengusap tisu pada telapak tangannya yang basah oleh keringat dingin.

"Sekarang lu boleh keluar keringet dingin bro, ntar malem lu keluar keringet panas sama lahar malah," ll

lirih bisik-bisik seorang pemuda di atas usia Aji yang di tunjuk sebagai saksi dari pihak laki-laki.

"Dasar sodara ndak ada akhlak,"

Sergah aji dengan berbisik sambil mengeratkan giginya menahan geram kepada saudara laki-laki disebelahnya ini.

Setelah lantunan suroh Annisa di bacakan.

Akad pun segera di mulai.

Sumi di dalam kamar ditemani oleh Ratih, sama tegangnya dengan Aji.

Dan itu membuat nya jadi bulan-bulanan ledekkan oleh si Ratih.

Bukan nya dibikin santai malah makin tegang dibuatnya.

Lagipula mana ada sih pengantin yang ndak tegang. A

palagi pas malam penjebolan, upss"!

Diruang tamu akhirnya kata-kata sakral nan suci itu pun menggema.

Disaksikan langsung oleh Allah Azza Wajalla, dan ribuan malaikat.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan kamu, Aji Pangestu bin Wandi Pangestu dengan putri saya yang bernama ,Sumi Kusuma Wardhani bin Pramuji, dengan mas kawin cincin emas seberat 5 gram dan tabungan sebesar Dua puluh juta dua ratus sembilan belas ribu enam belas rupiah di bayar"Tunai!! "

"Saya terima nikah dan kawinnya , Sumi Kusuma Wardhani bin Pramuji,dengan mas kawin tersebut di bayar_

"TUNAII...!!! "

"SAH_?"

SAAHHH... SAHHH..!! "

Ucap para sanksi dan penonton berbarengan.

Seketika sang pengantin pun mengusap wajahnya dengan kedua tangannya mengucap syukur.

Begitupun dengan pengantin wanita yang sedang tegang-tegangnya di dalam kamar, seketika air mukanya mencair.

Mendengar lantunan akad yang begitu lancar dan lantang diucapkan oleh pria yang dicintainya dalam diam selama bertahun-tahun.

"Yuk kita turun pasti sebentar lagi bukde Murni kesini,"

ucap Ratih mengingatkanku.

Dan benar saja ibuk ku membuka pintu kamarku.

"Yuk ndok keluar, kamu sudah ditunggu oleh suamimu juga pak penghulu,"kata ibuk sembari senyum sumringah dengan mata yang berkaca-kaca.

Aku pun mengangguk dan tersenyum menahan haru di dada ini.

Aku dan Ratih pun bangun dari duduk dan kemudian ia menggandeng tangan ku.

Ibuk menghampiri kemudian memelukku erat.

" Anak ibuk wis dadi istri ne wong sekarang,"

(Anak ibuk udah jadi istrinya orang sekarang)

ucap ibu dengan suara seraknya.

Aku pun mengangguk pelan dan mengeratkan pelukanku, susah payah aku menahan air mata agar tak luruh, kasian si Ratih sudah mendandaniku sejak subuh tadi.

Aku keluar dari kamar di gandeng oleh Ratih disebelah kiri dan ibuk di sebelah kanan.

Sesampainya diruang tamu netra ku dan pria yang sudah sah untukku di mata hukum agama dan negara, beradu pandang penuh arti, melukis senyum di wajah bahagia kami.

(Mas Aji, kamu gagah banget mas, Ya Allah beruntungnya aku mendapatkan mu)

Didalam hati Aji pun memuji penampilan istrinya yang seumur-umur belum pernah dia lihat memakai make up.

(Masya Allah cantiknya istri pilihanmu Ya Robb)

(Aku memilihnya bukan hanya dari rupanya Ya Allah, tetapi dari perangai dan juga akhlaknya, engkau sungguh maha tau Ya Robbi)

Aku kasih nih bonus pasangan pasutri yang fresh from the oven, sedeng anget-angetnya.

(Anggep aje ye entu foto kedua mempelai)

Uuhhuuyy...

Mane lagi ujan mulu... eh ade penganten baru.. 🤭🤭

Kira-kira ada part belah nangkanye kagak ye..??

Yang jadi pertanyaan, otor berani kagak bikin yang hot hot pop😁😁

Jempol sama komennya napeeee..... 😎

Terpopuler

Comments

SoVay

SoVay

sah...

2021-11-29

1

Sopi_sopiah

Sopi_sopiah

cie udah sah

2021-10-06

1

Norma Yunita

Norma Yunita

doble like kak. .

2021-09-16

4

lihat semua
Episodes
1 Ngekost
2 Peraturan
3 Menjaga diri #1#
4 Menjaga diri #2#
5 Kenalan
6 berkunjung
7 Kehangatan keluarga
8 Heyna atau Buaya buntung??
9 Ghibah yang beracun
10 Sendirian
11 Nyabu
12 Upah nganter galon
13 Si won atau Wong fei hung
14 Sumi Kusuma Wardani
15 Lamaran
16 Ungkapan Cinta
17 Halal dong
18 Boleh ya dek??
19 Cilok saus kacang
20 Negosiasi sebelum perang
21 Enak tapi cekat-cekit
22 Surat peringatan
23 Mirip Soang
24 Ayah sakit
25 Gara-gara si jambul
26 Memaksa ayah berobat
27 Membawa ayah ke klinik
28 Masih di klinik
29 Oh namanya Rojali
30 Numpang neduh
31 Jadi nyamuk
32 Menu andalan rakyat jelata
33 Tantangan dari Rojali
34 Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35 Anak Ayah
36 Perlawanan Fatimah
37 Jambret apes
38 Mas Aji maen ke kosan
39 Terancam
40 Lima tahun yang lalu
41 Apa yang terjadi sama Rojali?
42 Ketemuan, kebetulan,
43 Belajar gombal
44 Abang ojek ganteng
45 Adek manis galak juga
46 Modus yang berakhir malu.
47 Mendadak mellow
48 Cicak versus Kecoa
49 Beruang jonggol
50 Rubah kecil
51 Rayuan sang sepupu
52 Persekongkolan Tina
53 Jebakan Om Willy
54 Si Tua Bangka Bau Tanah
55 Bukan gadis lemah
56 Akhir dari si rubah
57 Pertolongan datang
58 Pelepasan luka di bawah hujan
59 Niat Rojali
60 Kerinduan terpendam
61 Menjemput di toko roti
62 Ngajak ngelenong
63 Drama tidak semanis kenyataan
64 Meleleh tapi bukan es krim
65 Pesan dari Ayah
66 Menjalankan misi
67 Bertemu Mama dan Jihan
68 Penyesalan sang Ibu.
69 Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70 Luapan rindu
71 Ada yang kangen
72 Ketemu Abi Fatih
73 Nasehat Abi Fatih
74 Bara dalam sekam
75 Adiguna Brotoseno
76 Manusia zaman cretasius
77 Pekerjaan baru,lebih seru
78 Abang otewe...
79 Penyamaran terungkap
80 Sang putra kebanggaan
81 Anak yang di buang
82 Terseponaaaa...akuu...
83 BUKAN UPDET!!
84 Calon mantu dateng
85 Lamaran euy,
86 Calon mertua ketemu calon mantu...
87 PANSUS(panitia khusus )
88 Pacar jagoan
89 Aksi palang pintu
90 Bro apa Bos???
91 Baru gladi resik bang...
92 SAH..SAH...SAAHH!!!
93 Visual gaes...
94 Ciee..ciee..,ada yang baper
95 Candu yang bikin sakau
96 Balada kecoa ngesot
97 Mencuri ciuman sang putri tidur
98 Pelukan teletubies
99 Suratan takdir yang indah
100 Rumah siapa?
101 Bertahanlah,Mama...
102 Kemarahan Rojali
103 Kenyataan
104 Pak,jangan ngamuk Pak!
105 Penyesalan berbuah taubat
106 Hidayah di balik musibah
107 Suatu sore yang indah
108 Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109 Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110 Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111 Hijrah(kehidupan baru)
112 Menuju nirwana bersamamu
113 Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114 Ampun bang jago!(21+)
115 Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116 Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117 Pengumuman
118 Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119 Bukan updet( Promo novel baru)
120 Pengumuman Novel Baru.
121 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ngekost
2
Peraturan
3
Menjaga diri #1#
4
Menjaga diri #2#
5
Kenalan
6
berkunjung
7
Kehangatan keluarga
8
Heyna atau Buaya buntung??
9
Ghibah yang beracun
10
Sendirian
11
Nyabu
12
Upah nganter galon
13
Si won atau Wong fei hung
14
Sumi Kusuma Wardani
15
Lamaran
16
Ungkapan Cinta
17
Halal dong
18
Boleh ya dek??
19
Cilok saus kacang
20
Negosiasi sebelum perang
21
Enak tapi cekat-cekit
22
Surat peringatan
23
Mirip Soang
24
Ayah sakit
25
Gara-gara si jambul
26
Memaksa ayah berobat
27
Membawa ayah ke klinik
28
Masih di klinik
29
Oh namanya Rojali
30
Numpang neduh
31
Jadi nyamuk
32
Menu andalan rakyat jelata
33
Tantangan dari Rojali
34
Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35
Anak Ayah
36
Perlawanan Fatimah
37
Jambret apes
38
Mas Aji maen ke kosan
39
Terancam
40
Lima tahun yang lalu
41
Apa yang terjadi sama Rojali?
42
Ketemuan, kebetulan,
43
Belajar gombal
44
Abang ojek ganteng
45
Adek manis galak juga
46
Modus yang berakhir malu.
47
Mendadak mellow
48
Cicak versus Kecoa
49
Beruang jonggol
50
Rubah kecil
51
Rayuan sang sepupu
52
Persekongkolan Tina
53
Jebakan Om Willy
54
Si Tua Bangka Bau Tanah
55
Bukan gadis lemah
56
Akhir dari si rubah
57
Pertolongan datang
58
Pelepasan luka di bawah hujan
59
Niat Rojali
60
Kerinduan terpendam
61
Menjemput di toko roti
62
Ngajak ngelenong
63
Drama tidak semanis kenyataan
64
Meleleh tapi bukan es krim
65
Pesan dari Ayah
66
Menjalankan misi
67
Bertemu Mama dan Jihan
68
Penyesalan sang Ibu.
69
Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70
Luapan rindu
71
Ada yang kangen
72
Ketemu Abi Fatih
73
Nasehat Abi Fatih
74
Bara dalam sekam
75
Adiguna Brotoseno
76
Manusia zaman cretasius
77
Pekerjaan baru,lebih seru
78
Abang otewe...
79
Penyamaran terungkap
80
Sang putra kebanggaan
81
Anak yang di buang
82
Terseponaaaa...akuu...
83
BUKAN UPDET!!
84
Calon mantu dateng
85
Lamaran euy,
86
Calon mertua ketemu calon mantu...
87
PANSUS(panitia khusus )
88
Pacar jagoan
89
Aksi palang pintu
90
Bro apa Bos???
91
Baru gladi resik bang...
92
SAH..SAH...SAAHH!!!
93
Visual gaes...
94
Ciee..ciee..,ada yang baper
95
Candu yang bikin sakau
96
Balada kecoa ngesot
97
Mencuri ciuman sang putri tidur
98
Pelukan teletubies
99
Suratan takdir yang indah
100
Rumah siapa?
101
Bertahanlah,Mama...
102
Kemarahan Rojali
103
Kenyataan
104
Pak,jangan ngamuk Pak!
105
Penyesalan berbuah taubat
106
Hidayah di balik musibah
107
Suatu sore yang indah
108
Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109
Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110
Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111
Hijrah(kehidupan baru)
112
Menuju nirwana bersamamu
113
Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114
Ampun bang jago!(21+)
115
Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116
Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117
Pengumuman
118
Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119
Bukan updet( Promo novel baru)
120
Pengumuman Novel Baru.
121
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!