Ungkapan Cinta

🍁Allah menciptakan hewan, jin dan manusia berpasang-pasangan.

Untuk berkembak biak di muka bumi ini.

...Jadi, buat kamu yang belum menemukan pasangan jangan sedih jangan gundah, apalagi sampai gelisah galau merana....

...Itu hanya akan membuang-buang masa dan tenaga saja....

Tetaplah optimis dalam melangkah, anggap saja Allah masih memberimu waktu untuk mengejar semua impianmu. Sebelum kau mengemban tanggung jawab luar biasa besar nanti.

Sejatinya, serahkan semua kepadaNYA.

Terus lah memantaskan diri, karena jodohmu juga sedang berjuang memantaskan dirinya untukmu.🍁

****~****

Mas..! "

"Dek..! "

kami memanggil secara bersamaan.

Aku pun seketika menutup mulutku dengan sebelah tanganku.

Kemudian terciptalah senyum menawan itu,yang sudah sekian lama tak kulihat terpatri di wajah penuh kharisma nya.

Benarkah pemilik senyum itu akan menjadi milikku hanya dalam waktu hitungan jam saja.

Sungguh aku merasa seperti dalam mimpi saja.

Dan kalau iya, aku tidak rela untuk bangun, aku takut kehilangan senyum itu. Atau, kehilangan pemilik senyumnya?

"Yowis adek duluan sing ngomong,"

ucap mas Aji sembari menatapku lembut.

"Emm.,Mas Aji ae sing ngomong duluan,"

ucapku seraya menunduk malu sembari memainkan jemariku di atas rok gamis ku.

"Kamu masih aja malu-malu si, masih aja seimut cumi-cumi ku dulu," mas Aji mengatakannya sambil terkikik geli.

"Ih, Mas Aji, masih inget ae panggilan nyebellin itu," ucapku sembari mengerucutkan bibirku.

"Tuh kan,tuh kan, makin mirip cumi-cumi yen mancung gitu bibirmu dek, hahaha! "

ucapnya lagi meledekku sambil tertawa lepas.

Aku yang melihatnya begitu bukannya sebel, tapi malah terpana dong.

Tanpa ku sadari sudut bibir kanan-kiri ku tertarik ke atas membentuk lengkungan.

Bisa dibilang aku iki bucin karo Mas Aji.

Dan selama ini aku jadi secret admirer, untung ndak sampe jadi stalker. Hihihi.

"Uwis to liat Mas koyo gitu dek, " ucapnya tiba-tiba membuatku terkesiap dan kembali ke dunia nyata. (Tadi aku sempet jalan-jalan sebentar ke dunia halu soalnya)

"Hah, opo, kenopo maksute Mas?!"

tanyaku mendadak jadi linglung.

(Ish,aku kok yo sempet-sempet nya ngelamun ih, isin aku tuh)

"Kamu lho dek, liatin Mas nya sampe mangap gitu, biasa aja dong!"

"Mas juga tau yen Mas iki Ganteng koyo Aldebaran iku, "

ucapnya lagi dengan kembali menggodaku dengan kenarsisannya.

(Rapopo narsis, wong beneran bagus e.)

"Ya ampun Mas,penyakit pe_de_we_we_je nyo ora sembuh-sembuh to? "ledekku sembari menepuk kening dan menggeleng pelan.

" Wis to becanda ne, Mas mau bicara serius lho iki,"ucapnya sembari memiringkan tubuhnya jadi menghadap ke arahku.

Tatapan matanya benar-benar menyiratkan keseriusan.

" Yo aku juga mau nanya serius tadi, tapi Mas ngeledek terus. "ucapku sedikit merajuk

" Abis kamu masih aja lucu, aku ndak tahan buat ngeledekin jadinya, "jawabnya membela diri sambil tersenyum simpul.

(Plis to mas ojo mesem bae, jantungku iki lho ndak kuat,!)

" Opo to Mas, emang aku lagi stand up comedy opo diketawain mulu. "selorohku pura-pura merajuk.

(padahal aku seneng bisa bikin Mas Aji tertawa, soale tambah guanteng,hihihi.)

" Kamu ndak mau tanya Dek kenopo Mas tiba-tiba melamar mu, opo kamu ndak mau tau?"

tanyanya halus dengan alis tebal nan hitamnya yang bertaut.

"Yo, justru adik penasaran banget Mas? "

"Dan itu hal yang mau adik bicarain sama Mas. " jawabku kali ini ku beranikan mengangkat wajahku dan sekarang kami saling berhadapan.

"Mas melamar mu karena sekarang Mas yakin bisa membahagiakanmu Dek,Mas sudah punya tempat tinggal sendiri, punya pekerjaan tetap dan sedikit tabungan. "

"Mas sudah yakin bisa menghidupi mu dan semoga bisa menjadi Imam mu Dek. "

ucapnya tegas tanpa keraguan sedikitpun.

"Hanya itu kah Mas? "

tanyaku masih belum puas dengan penjelasannya.

"Tentu saja karena Mas_ "

"Ya_karena Mas sayang sama kamu lah Dek, dari empat tahun yang lalu malah,"

ucapnya lagi dengan tatapan matanya yang terus menatapku teduh.

Aku terkesiap, jantungku serasa berhenti berdetak sesaat.

(Oksigen mana oksigen kok aku ora iso bernafas?)

(Masa sih aku mati karena tertembak peluru cintanya Mas Aji)

(Jangan dong, aku kan mau nikah sesuk! ")

Aku menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan, berusaha menetralkan debaran jantungku, sebelum akhirnya aku mampu menggerakkan lagi lidahku yang sempat kaku tadi.

" Ekhm, ja_jadi Mas punya rasa sama aku sejak kita masih sekolah, hm? "

tanyaku lagi biar jelas, padahal sudah jelas cuma aku aja yang ketagihan pengen denger sekali lagi ungkapan cinta dari Mas Aji.

(Jantung oh jantung kuatkan dirimu)

"Iyo Dek, Mas sebenernya dari kelas satu SMU udah suka sama kamu, makanya Mas seneng banget pas kita satu lokasi waktu PKL, seiring semakin intens kita ketemu dan suka jalan bareng ngerjain tugas, perasaan Mas makin kuat , yang tadinya cuma sekedar suka berubah jadi sayang.

Aku terus menyimak ungkapan hatinya dengan hati berkembang-kembang sekebon jagung.

Betapa bahagianya hatiku, ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah kaki,eh tangan.

Tanpa ada niat memotong perkataannya.

Aku biarkan Mas Aji mengutarakan semua isi hatinya.

"Tapi pada saat itu Mas ndak berani bilang cinta ke kamu, karena pada saat itu waktunya tidak tepat Dek, kita belum cukup umur, kita masih belajar. "

"Mas maunya langsung menghalalkan kamu Dek"

"Makanya Mas putuskan untuk belajar lebih giat dan bekerja lebih keras lagi, karena Mas ingin memantaskan diri untuk mengejar mimpi Mas,yaitu kamu Dek!"

ucap nya tegas,lugas, akurat, jelas dan terpercaya.

(Demi opo toh ini so suiiit bangeeet, ternyata Mas Aji memendam rasa dan asa juga koyo aku)

Ku lihat ia terdiam cukup lama, sepertinya ini waktuku bicara.

"Kenopo Mas begitu yakin, opo Mas ndak takut aku terlepas? "

"Aku tau,Mas pasti sadar yen aku juga suka karo Mas Aji sejak itu. "

"Tapi kan hati ibarat benang layangan Mas, yang rapuh dan iso putus kapan aja, kemudian nyangkut di pohon atau tiang listrik. "

"Secara ndak diikat sama sekali, bahkan yang diikat aja masih iso terbuka simpulnya. " tanyaku panjang kali lebar, sekalian protes.

(Suka tapi ndak pernah ngungkapin kamu Mas, untung Cintaku padamu wis di formalin jadi awet bertahun-tahun)

"Mas memang tidak ingin mengikatmu Dek,Mas ndak mau kamu terbebani dengan penantian yang Mas pun ndak tau ujungnya di mana dan sampai kapan."

"Jadi, Mas serahkan semuanya kepada takdir Allah, Mas yakin yen berjodoh pasti akan ketemu jalannya. "ucapnya tenang dengan senyumnya yang sejak dulu menyirepku, sampe-sampe aku ndak bisa jatuh hati sama cowok manapun.

Sungguh aku ndak melihat seuprit pun kebohongan dari matanya yang sedari tadi menatapku teduh dan penuh cinta.

(Aku kehabisan kata-kata,kayaknya aku wis teler iki, mabok karo cintamu Mas Aji. )

(Gak sabar nunggu besok Mas, Nikah ntar malem aja yuk.)

Ahh ,Sumi...

Sabar toh yo🤗

Terpopuler

Comments

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

ternyata mas aji punya perasaan sama Fatimah udah dari dulu, tpi dia pendem sendiri🤭

2022-01-02

1

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

Mirip cumi-cumi 😭

2022-01-01

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

tak dongakne jodoh Yo...Ben bahagia Kabeh... Aamiin

2021-09-15

3

lihat semua
Episodes
1 Ngekost
2 Peraturan
3 Menjaga diri #1#
4 Menjaga diri #2#
5 Kenalan
6 berkunjung
7 Kehangatan keluarga
8 Heyna atau Buaya buntung??
9 Ghibah yang beracun
10 Sendirian
11 Nyabu
12 Upah nganter galon
13 Si won atau Wong fei hung
14 Sumi Kusuma Wardani
15 Lamaran
16 Ungkapan Cinta
17 Halal dong
18 Boleh ya dek??
19 Cilok saus kacang
20 Negosiasi sebelum perang
21 Enak tapi cekat-cekit
22 Surat peringatan
23 Mirip Soang
24 Ayah sakit
25 Gara-gara si jambul
26 Memaksa ayah berobat
27 Membawa ayah ke klinik
28 Masih di klinik
29 Oh namanya Rojali
30 Numpang neduh
31 Jadi nyamuk
32 Menu andalan rakyat jelata
33 Tantangan dari Rojali
34 Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35 Anak Ayah
36 Perlawanan Fatimah
37 Jambret apes
38 Mas Aji maen ke kosan
39 Terancam
40 Lima tahun yang lalu
41 Apa yang terjadi sama Rojali?
42 Ketemuan, kebetulan,
43 Belajar gombal
44 Abang ojek ganteng
45 Adek manis galak juga
46 Modus yang berakhir malu.
47 Mendadak mellow
48 Cicak versus Kecoa
49 Beruang jonggol
50 Rubah kecil
51 Rayuan sang sepupu
52 Persekongkolan Tina
53 Jebakan Om Willy
54 Si Tua Bangka Bau Tanah
55 Bukan gadis lemah
56 Akhir dari si rubah
57 Pertolongan datang
58 Pelepasan luka di bawah hujan
59 Niat Rojali
60 Kerinduan terpendam
61 Menjemput di toko roti
62 Ngajak ngelenong
63 Drama tidak semanis kenyataan
64 Meleleh tapi bukan es krim
65 Pesan dari Ayah
66 Menjalankan misi
67 Bertemu Mama dan Jihan
68 Penyesalan sang Ibu.
69 Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70 Luapan rindu
71 Ada yang kangen
72 Ketemu Abi Fatih
73 Nasehat Abi Fatih
74 Bara dalam sekam
75 Adiguna Brotoseno
76 Manusia zaman cretasius
77 Pekerjaan baru,lebih seru
78 Abang otewe...
79 Penyamaran terungkap
80 Sang putra kebanggaan
81 Anak yang di buang
82 Terseponaaaa...akuu...
83 BUKAN UPDET!!
84 Calon mantu dateng
85 Lamaran euy,
86 Calon mertua ketemu calon mantu...
87 PANSUS(panitia khusus )
88 Pacar jagoan
89 Aksi palang pintu
90 Bro apa Bos???
91 Baru gladi resik bang...
92 SAH..SAH...SAAHH!!!
93 Visual gaes...
94 Ciee..ciee..,ada yang baper
95 Candu yang bikin sakau
96 Balada kecoa ngesot
97 Mencuri ciuman sang putri tidur
98 Pelukan teletubies
99 Suratan takdir yang indah
100 Rumah siapa?
101 Bertahanlah,Mama...
102 Kemarahan Rojali
103 Kenyataan
104 Pak,jangan ngamuk Pak!
105 Penyesalan berbuah taubat
106 Hidayah di balik musibah
107 Suatu sore yang indah
108 Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109 Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110 Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111 Hijrah(kehidupan baru)
112 Menuju nirwana bersamamu
113 Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114 Ampun bang jago!(21+)
115 Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116 Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117 Pengumuman
118 Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119 Bukan updet( Promo novel baru)
120 Pengumuman Novel Baru.
121 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ngekost
2
Peraturan
3
Menjaga diri #1#
4
Menjaga diri #2#
5
Kenalan
6
berkunjung
7
Kehangatan keluarga
8
Heyna atau Buaya buntung??
9
Ghibah yang beracun
10
Sendirian
11
Nyabu
12
Upah nganter galon
13
Si won atau Wong fei hung
14
Sumi Kusuma Wardani
15
Lamaran
16
Ungkapan Cinta
17
Halal dong
18
Boleh ya dek??
19
Cilok saus kacang
20
Negosiasi sebelum perang
21
Enak tapi cekat-cekit
22
Surat peringatan
23
Mirip Soang
24
Ayah sakit
25
Gara-gara si jambul
26
Memaksa ayah berobat
27
Membawa ayah ke klinik
28
Masih di klinik
29
Oh namanya Rojali
30
Numpang neduh
31
Jadi nyamuk
32
Menu andalan rakyat jelata
33
Tantangan dari Rojali
34
Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35
Anak Ayah
36
Perlawanan Fatimah
37
Jambret apes
38
Mas Aji maen ke kosan
39
Terancam
40
Lima tahun yang lalu
41
Apa yang terjadi sama Rojali?
42
Ketemuan, kebetulan,
43
Belajar gombal
44
Abang ojek ganteng
45
Adek manis galak juga
46
Modus yang berakhir malu.
47
Mendadak mellow
48
Cicak versus Kecoa
49
Beruang jonggol
50
Rubah kecil
51
Rayuan sang sepupu
52
Persekongkolan Tina
53
Jebakan Om Willy
54
Si Tua Bangka Bau Tanah
55
Bukan gadis lemah
56
Akhir dari si rubah
57
Pertolongan datang
58
Pelepasan luka di bawah hujan
59
Niat Rojali
60
Kerinduan terpendam
61
Menjemput di toko roti
62
Ngajak ngelenong
63
Drama tidak semanis kenyataan
64
Meleleh tapi bukan es krim
65
Pesan dari Ayah
66
Menjalankan misi
67
Bertemu Mama dan Jihan
68
Penyesalan sang Ibu.
69
Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70
Luapan rindu
71
Ada yang kangen
72
Ketemu Abi Fatih
73
Nasehat Abi Fatih
74
Bara dalam sekam
75
Adiguna Brotoseno
76
Manusia zaman cretasius
77
Pekerjaan baru,lebih seru
78
Abang otewe...
79
Penyamaran terungkap
80
Sang putra kebanggaan
81
Anak yang di buang
82
Terseponaaaa...akuu...
83
BUKAN UPDET!!
84
Calon mantu dateng
85
Lamaran euy,
86
Calon mertua ketemu calon mantu...
87
PANSUS(panitia khusus )
88
Pacar jagoan
89
Aksi palang pintu
90
Bro apa Bos???
91
Baru gladi resik bang...
92
SAH..SAH...SAAHH!!!
93
Visual gaes...
94
Ciee..ciee..,ada yang baper
95
Candu yang bikin sakau
96
Balada kecoa ngesot
97
Mencuri ciuman sang putri tidur
98
Pelukan teletubies
99
Suratan takdir yang indah
100
Rumah siapa?
101
Bertahanlah,Mama...
102
Kemarahan Rojali
103
Kenyataan
104
Pak,jangan ngamuk Pak!
105
Penyesalan berbuah taubat
106
Hidayah di balik musibah
107
Suatu sore yang indah
108
Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109
Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110
Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111
Hijrah(kehidupan baru)
112
Menuju nirwana bersamamu
113
Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114
Ampun bang jago!(21+)
115
Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116
Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117
Pengumuman
118
Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119
Bukan updet( Promo novel baru)
120
Pengumuman Novel Baru.
121
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!