Upah nganter galon

SEMANGAT.. SEMANGATT... SEMANGATT....🤭🤭Sorry dumori ya kawan kalau updetnyaa agak selow... 🤗🤗

~~°°°°°°~

🍃*Waktu beranjak begitu cepat.

Hingga tak terasa mata,

Yang baru saja terpejam beristirahat.

Sudah harus kembali terjaga.

Waktu tidak pernah mundur, ia selalu maju.

Masa lalu diingat untuk dijadikan pelajaran

Menyesal itu harus agar kita tak lagi,berbuat salah yang sama.

Dan penyesalan dapat meluruhkan dosa-dosa.

~***

Kami pun sudah kembali ke kosan.

Sejauh ini semua berjalan biasa saja dan tenang.

Ternyata menahan emosi itu untuk kebaikan kita sendiri bukan.

Terkadang, ada tipe karakter manusia yang tidak bisa mengungkapkan keinginannya sesuai dengan peraturan etika yang seharusnya.

Terkadang mereka lebih mengedepankan ego nya dan kemauannya saja.

Tanpa berfikir akankah itu mengganggu orang lain, atau merugikan orang lain.

Aku sempat mampir ke warung Tante Gaby guna memesan air galon isi ulang.

Seperti biasa Robi sang anak yang akan mengantar.

Kebetulan letak kamarku di koridor paling ujung, posisi didepan kamar mandi dan toilet perempuan.

Sebelum sampai sana aku harus melewati beberapa kamar.

Dan, pagi ini tak ku sangka aku mendengar lagi suara-suara laknat itu, seperti kejadian beberapa hari yang lalu.

Suara-suara indah nan merdu,yang tidak patut diperdengarkan oleh orang lain.

Yang di dengungkan oleh dua manusia berbeda jenis itu.

(Kenapa aku lagi yang harus mendengar ini?

Haahh... kuping ku tercemar sudah)

(Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?

Tegur langsung atau lapor Tante Gaby?)

(Aiihh, tambah lagi saja beban fikiranku)

(Aku gak bisa diem aja, aku harus ngelakuin sesuatu...)

Karena mendiamkan kejahatan dan mengizinkan kemungkaran itu berlaku,maka sama saja dengan melakukan kejahatan itu sendiri.

Di dalam kamar aku terus saja bolak-balik, mondar-mandir, wara-wiri gak jelas, apalagi setelah aku chatan dengan Nur dan Sumi , hatiku malah makin gak tenang.

Ya,kami tau siapa perempuan penghuni kamar sebelah , ia satu pabrik dengan kami tapi beda bagian.

Selama kami bertetangga pun hanya sekedar "say hai" tak pernah mengobrol.

Begitu berani mereka melakukannya di hari menjelang siang begini.

Memang sih, suasana kosan kebetulan sepi, karena banyak penghuni kamarnya yang pergi menghabiskan weekend mereka diluar.

Yang aku tak habis pikir,cara mereka mengelabui si empunya kos-kosan ini.

Mereka mengaku sepupu dari kampung dan "si lelaki" itu tak pernah datang sendiri. Ia selalu bersama teman wanita dan mereka selalu datang pagi menjelang siang atau siang menjelang sore, tidak pernah malam.

Karena peraturan disini tidak boleh menerima tamu laki-laki di malam hari.

Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan maksudnya.

Padahal dibiarkannya tamu bebas di jam-jam segini pun, tetap saja yang di maksud hal-hal yang tidak diinginkan pun terjadi dan para pelakunya selalu sukses menjalankan aksi mereka.

Apalagi tidak ada pengawasan atau patroli yang dilakukan oleh Om Heru, yang notabene adalah suami Tante Gaby, seperti yang biasa dilakukan setiap malam selepas isya.

Dan aku tau cara mereka mengelabui pemilik kosan dari Nur.

Chatsapp📞

Nur: Die pade bisa kumpul gitu karena kerja sama kak, tau kan penghuni kamar depan yang paling ujung. Itu nanti temen ceweknya di sana, mereka pake alibi kayak gitu gantian ka😏

Sumi: Aku juga pernah denger berisik-berisik suara aneh pas aku lagi jemur kak😖

Aku: Terus, harus gimana ini, laporin aj apa tegur dulu, aahh,pusiingg😵

Nur: Diemin aje si kak, ngapain diurusin?

Pura-pura gak tau aja🤐

Aku: Ya gak bisa gituuu,kita kebagian dosanya tauuukk 🙄

Sumi: Iyo bener kak, kata si mbok ku dosanya merembet sampe empat puluh rumah, kanan-kiri, depan-belakang.

Aku: Nah tuh Sumi faham👍

Nur: Ya terserah kakak, kalo berani ambil resikonya, dia punya bekingan di pabrik.

Aku gak mau posisi aku di tempat kerja keganggu gegara masalah ini.

Aku: Gimana Sum?

Sumi: Gimana ya kak, aku jadi bingung juga 😔

Aku: Huufft,

kalian ini... 😑

Ya udah, kakak akan coba tegur mereka baik-baik.

Chat selesai.

Aku masih menatap layar gawai ku yang sudah gelap itu.

Ku sandarkan tubuhku di dinding sambil berfikir.

Apakah langkah yang akan ku ambil ini sudah benar, apakah aku siap menerima resikonya nanti.

Bagaimana caraku menegur dan menasehati tanpa melukai harga diri mereka.

Aku masih terus berpikir, dengan memejamkan kedua mataku.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, diiringi panggilan,

"Permisiii, mbak, aku mau antar air!"

Ah, itu si Roby,satu lagi mahluk astral yang mau tak mau harus ku hadapi.

Ku buka pintu, dan ku pasang mimik wajah biasa saja tanpa senyum.

Bukan aku tidak menghargai atau berniat tak sopan padanya, aku hanya tak mau niat ku yang mau ramah malah di salah artikan sama si "Raja baper" ini.

Aku pun beranjak keluar kamar, agar dia leluasa meletakkan galon di atas dispeñser di dalam kamar.

"Makasih ya Rob, gue udah bayar ya,"

kataku,tanpa menoleh padanya dan hendak berlalu masuk kamar.

Tapi belom juga melangkah...

"Tip buat gue mana? "

ucapnya dengan tak tau malu, menengadahkan tangannya ke depan wajahku.

Aku membelalakkan mataku, tak menyangka makin berani saja dia.

"Ini tanggal tua Rob, duit gue pas-pasan.

" Maaf ya, lain kali deh, "kataku sambil menggaruk pelipis ku

" Hahaha!"siapa juga yang minta duit. "

jawab Roby sambil tertawa

(Aiihh,apa yang dia mau sih, kenapa ketawa segala,pake ilang pulak itu matanya.)

Tanpa sadar aku menarik ujung bibirku ke atas.

Tampangnya si lumayan, kulit putih, mata sipit, badan proporsional.

Jomblo pulak.

(Aiss, apa sih yang aku pikirin?

Bukan tipeku juga yang tampang oriental gitu, apalagi beda keyakinan juga.)

kata batinku ini

Kalo Suryana, hmm,tampang lumayan, macho dan

satu keyakinan sih, tapi aku gak nyaman setiap deket dia. Belom tentu juga dia single. Ngakunya sih iya, ya mulut bisa aja kan berdusta.

Secara dari usia nya yang hampir kepala tiga dan juga dari gestur tubuh serta cara bicaranya. Kemungkinan dia sudah berkeluarga di kampungnya sana.

Bukan su'udzon ya tapi lebih kepada kehati-hatian.

"Trus bayar pake apa Robi? "

tanyaku sambil bersedekap di dada.

"Temenin Robi makan cilok aja deh ,tu di bawah ada tukang cilok,ya... yaa...he,"

ia meminta dengan tertawa lebar sambil memamerkan giginya yang putih dan rata, macam iklan pasta gigi saja dia.

Aku menganga tak percaya dengan permintaannya, mana ada upah ngangkat air se galon kayak gitu.

(Apa-apaan tipnya, mana ada kayak gitu? )

aku menepuk keningku, sambil menggeleng pelan. Ada-ada saja modusnya.

"Mana ada tip kayak gitu Rob? "

"Kemahalaaann... "

jawabku, dengan menutup bibirku menahan senyum karena melihat perubahan wajahnya yang tiba-tiba sendu karena lagi-lagi ku tolak halus permintaannya.

✨Udah dulu yaa kawan..udah seribu kata lebih... 😎.... udah dari subuh inihh ngetik... sekarang mau nginem dulu🤗

Tinggalkan like dan komen plissss... 🥺

Terpopuler

Comments

Duwi Hariani

Duwi Hariani

Jadi teringat mantan namanya juga Roby wkwkwk🤣🤣🤣

2022-01-07

1

SoVay

SoVay

banyak pelajaran berharga di sini...

2021-11-29

1

Sopi_sopiah

Sopi_sopiah

semangat semangat thor

2021-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Ngekost
2 Peraturan
3 Menjaga diri #1#
4 Menjaga diri #2#
5 Kenalan
6 berkunjung
7 Kehangatan keluarga
8 Heyna atau Buaya buntung??
9 Ghibah yang beracun
10 Sendirian
11 Nyabu
12 Upah nganter galon
13 Si won atau Wong fei hung
14 Sumi Kusuma Wardani
15 Lamaran
16 Ungkapan Cinta
17 Halal dong
18 Boleh ya dek??
19 Cilok saus kacang
20 Negosiasi sebelum perang
21 Enak tapi cekat-cekit
22 Surat peringatan
23 Mirip Soang
24 Ayah sakit
25 Gara-gara si jambul
26 Memaksa ayah berobat
27 Membawa ayah ke klinik
28 Masih di klinik
29 Oh namanya Rojali
30 Numpang neduh
31 Jadi nyamuk
32 Menu andalan rakyat jelata
33 Tantangan dari Rojali
34 Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35 Anak Ayah
36 Perlawanan Fatimah
37 Jambret apes
38 Mas Aji maen ke kosan
39 Terancam
40 Lima tahun yang lalu
41 Apa yang terjadi sama Rojali?
42 Ketemuan, kebetulan,
43 Belajar gombal
44 Abang ojek ganteng
45 Adek manis galak juga
46 Modus yang berakhir malu.
47 Mendadak mellow
48 Cicak versus Kecoa
49 Beruang jonggol
50 Rubah kecil
51 Rayuan sang sepupu
52 Persekongkolan Tina
53 Jebakan Om Willy
54 Si Tua Bangka Bau Tanah
55 Bukan gadis lemah
56 Akhir dari si rubah
57 Pertolongan datang
58 Pelepasan luka di bawah hujan
59 Niat Rojali
60 Kerinduan terpendam
61 Menjemput di toko roti
62 Ngajak ngelenong
63 Drama tidak semanis kenyataan
64 Meleleh tapi bukan es krim
65 Pesan dari Ayah
66 Menjalankan misi
67 Bertemu Mama dan Jihan
68 Penyesalan sang Ibu.
69 Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70 Luapan rindu
71 Ada yang kangen
72 Ketemu Abi Fatih
73 Nasehat Abi Fatih
74 Bara dalam sekam
75 Adiguna Brotoseno
76 Manusia zaman cretasius
77 Pekerjaan baru,lebih seru
78 Abang otewe...
79 Penyamaran terungkap
80 Sang putra kebanggaan
81 Anak yang di buang
82 Terseponaaaa...akuu...
83 BUKAN UPDET!!
84 Calon mantu dateng
85 Lamaran euy,
86 Calon mertua ketemu calon mantu...
87 PANSUS(panitia khusus )
88 Pacar jagoan
89 Aksi palang pintu
90 Bro apa Bos???
91 Baru gladi resik bang...
92 SAH..SAH...SAAHH!!!
93 Visual gaes...
94 Ciee..ciee..,ada yang baper
95 Candu yang bikin sakau
96 Balada kecoa ngesot
97 Mencuri ciuman sang putri tidur
98 Pelukan teletubies
99 Suratan takdir yang indah
100 Rumah siapa?
101 Bertahanlah,Mama...
102 Kemarahan Rojali
103 Kenyataan
104 Pak,jangan ngamuk Pak!
105 Penyesalan berbuah taubat
106 Hidayah di balik musibah
107 Suatu sore yang indah
108 Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109 Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110 Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111 Hijrah(kehidupan baru)
112 Menuju nirwana bersamamu
113 Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114 Ampun bang jago!(21+)
115 Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116 Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117 Pengumuman
118 Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119 Bukan updet( Promo novel baru)
120 Pengumuman Novel Baru.
121 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ngekost
2
Peraturan
3
Menjaga diri #1#
4
Menjaga diri #2#
5
Kenalan
6
berkunjung
7
Kehangatan keluarga
8
Heyna atau Buaya buntung??
9
Ghibah yang beracun
10
Sendirian
11
Nyabu
12
Upah nganter galon
13
Si won atau Wong fei hung
14
Sumi Kusuma Wardani
15
Lamaran
16
Ungkapan Cinta
17
Halal dong
18
Boleh ya dek??
19
Cilok saus kacang
20
Negosiasi sebelum perang
21
Enak tapi cekat-cekit
22
Surat peringatan
23
Mirip Soang
24
Ayah sakit
25
Gara-gara si jambul
26
Memaksa ayah berobat
27
Membawa ayah ke klinik
28
Masih di klinik
29
Oh namanya Rojali
30
Numpang neduh
31
Jadi nyamuk
32
Menu andalan rakyat jelata
33
Tantangan dari Rojali
34
Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35
Anak Ayah
36
Perlawanan Fatimah
37
Jambret apes
38
Mas Aji maen ke kosan
39
Terancam
40
Lima tahun yang lalu
41
Apa yang terjadi sama Rojali?
42
Ketemuan, kebetulan,
43
Belajar gombal
44
Abang ojek ganteng
45
Adek manis galak juga
46
Modus yang berakhir malu.
47
Mendadak mellow
48
Cicak versus Kecoa
49
Beruang jonggol
50
Rubah kecil
51
Rayuan sang sepupu
52
Persekongkolan Tina
53
Jebakan Om Willy
54
Si Tua Bangka Bau Tanah
55
Bukan gadis lemah
56
Akhir dari si rubah
57
Pertolongan datang
58
Pelepasan luka di bawah hujan
59
Niat Rojali
60
Kerinduan terpendam
61
Menjemput di toko roti
62
Ngajak ngelenong
63
Drama tidak semanis kenyataan
64
Meleleh tapi bukan es krim
65
Pesan dari Ayah
66
Menjalankan misi
67
Bertemu Mama dan Jihan
68
Penyesalan sang Ibu.
69
Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70
Luapan rindu
71
Ada yang kangen
72
Ketemu Abi Fatih
73
Nasehat Abi Fatih
74
Bara dalam sekam
75
Adiguna Brotoseno
76
Manusia zaman cretasius
77
Pekerjaan baru,lebih seru
78
Abang otewe...
79
Penyamaran terungkap
80
Sang putra kebanggaan
81
Anak yang di buang
82
Terseponaaaa...akuu...
83
BUKAN UPDET!!
84
Calon mantu dateng
85
Lamaran euy,
86
Calon mertua ketemu calon mantu...
87
PANSUS(panitia khusus )
88
Pacar jagoan
89
Aksi palang pintu
90
Bro apa Bos???
91
Baru gladi resik bang...
92
SAH..SAH...SAAHH!!!
93
Visual gaes...
94
Ciee..ciee..,ada yang baper
95
Candu yang bikin sakau
96
Balada kecoa ngesot
97
Mencuri ciuman sang putri tidur
98
Pelukan teletubies
99
Suratan takdir yang indah
100
Rumah siapa?
101
Bertahanlah,Mama...
102
Kemarahan Rojali
103
Kenyataan
104
Pak,jangan ngamuk Pak!
105
Penyesalan berbuah taubat
106
Hidayah di balik musibah
107
Suatu sore yang indah
108
Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109
Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110
Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111
Hijrah(kehidupan baru)
112
Menuju nirwana bersamamu
113
Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114
Ampun bang jago!(21+)
115
Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116
Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117
Pengumuman
118
Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119
Bukan updet( Promo novel baru)
120
Pengumuman Novel Baru.
121
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!