Nyabu

__**__

"Kenapa sih Dek kamu tu cari-cari alasan terus? "ia berkata sambil mendekatkan badannya dan aku reflek memundurkan diriku.

"Apa kamu pikir,aku ini laki-laki jahat,ha?"

ucapnya sedikit kencang, membuat ku terperanjat.

Ingin rasanya aku melawan,tapi aku tidak ingin itu berbuah masalah.

Kali ini ia menahan kedua tanganku dengan menggenggam kedua nya.

Aku mengernyit merasakan nyeri pada genggamannya yang semakin kencang.

" Apa yang Akang lakukan ini sudah menyakiti fisik dan hati saya, apakah ini cara memperlakukan seorang teman? "jelas ku berusaha membujuknya dengan memberi pengertian.

Dan terbukti, ia melepaskan genggamannya.

" Maaf Dek, saya tidak berniat menyakiti kamu, saya hanya tersinggung lantaran Adek sering menolak saya,"

ia berbicara dengan pelan seperti menyesal atas perlakuannya.

(Aku boleh bersyukur,dan bernafas lega sekarang kan?)

"Kali ini saya maafkan, karena saya menganggap akang belum mengerti,"

kataku sambil mengusap-usap lenganku yang lumayan nyeri bekas cengkeramannya tadi.

"Sekali lagi maaf ya Dek, saya terbawa emosi tadi,"

Ucapnya dengan menundukkan sedikit kepalanya.

"Baiklah, saya maafkan, asal Akang berjanji tidak akan pernah memaksa saya lagi. "

ucapku dengan penuh penegasan.

"Kalau tidak di paksa, apa Adek mau menemani saya jalan besok?"

tawarnya dengan ekspresi memelas.

Padahal ucapannya bernada ancaman.

(Ck, Apalagi ini,kenapa malah ngajak jalan ni orang mesum. Ya Allah, aku harus jawab apa?)

gusar ku didalam hati.

"Baiklah Kang, tapi di sekitaran sini aja yaa,"

saran ku biar dia cepat pergi dari hadapanku.

"Oke,oke,sekitaran sini juga enggak apa-apa kok, yang penting sama kamu,"

jawabnya dengan senyum sumringah.

Aku pun mengangguk pelan dan berlalu.

Syukurlah,

Alhamdulillah,

Akhirnya lepas juga dari bahaya gangguan setan.

Setelah masuk kamar, langsung ku kunci rapat-rapat pintu dan jendela.

Hatiku masih was-was,sorot mata tajam laki-laki itu masih membekas.

Aku menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan.

Ku pegang dadaku, kurasakan debaran jantungku yang berdetak kencang dan tak beraturan sejak tadi.

"Astagfirullah Al adzim! " sebut ku seraya mengusap wajah dengan kedua tanganku.

Aku merebahkan tubuhku di selembar alas tidurku yang semakin tipis itu.

Selera makan ku hilang dan rasa lapar itu entah menguap kemana, aku hanya ingin meregangkan ketegangan dileher dan juga pikiran ku.

Berkali-kali aku beristighfar dan menghela nafas, berusaha menutup kedua mata ini, berharap bayangan kejadian tadi itu melintas pergi.

Tapi tak berhasil.

Aku bergegas mengganti baju ku dengan baju tidur panjang dan kerudung instan, aku tidak pernah berani mandi malam, apalagi kamar mandi nya di luar, dan saat ini aku merasa selalu diintai serigala lapar.

Sebelum membuka pintu aku merapal kan doa, berharap perlindungan dari Allah.

Aku bergegas ke kamar mandi, membasuh muka dan berwudhu.

Semoga setelah solat Isya hatiku akan lebih tenang.

Memang aku sendiri di sini, tak ada teman, jauh dari keluarga, tapi aku punya Allah yang akan senantiasa menjagaku.

Ku gelar sajadah beludru berwarna biru, menghadap kiblat.

Ku pejamkan mataku.

(Aku menghadap mu Ya Allah... hamba mu yang lemah dan kecil lagi hina dina. ) lirihku dalam hati.

Ku angkat kedua tanganku setinggi telinga.

"Allaaahuu... Akbar..! "

°°°°°°°*****°°°°°°°°

Pagi ini aku bangun dengan hati yang lebih tenang, dan badan juga lumayan rilex tidak se kaku semalam.

Untung nasi gorengnya kemakan, karena ku terbangun oleh rasa lapar di tengah malam.

Setelah menyelesaikan Dua rokaat subuh, aku berniat mencuci baju.

Ya Allah semoga gak ada gangguan dan agenda cuci mencuci ku lancar.

Aku sudah selesai dengan pekerjaan mingguan ku, aku pun sudah mandi dan berpakaian rapi.

Yah, janji itu harus si tepati bukan?

Disinilah Aku dan Suryana kini,mengisi perut di pagi hari dengan Shabu alias sarapan bubur.

Lokasinya tidak begitu jauh dari kosan.

Tempatnya juga rame, jadi aku bisa tenang menyantap sarapanku tanpa khawatir kejadian semalam terulang lagi.

"Buburnya enak makanya Akang saya ajak kesini"

"Lagipula kita perlu suplai bahan bakar energi kan.. "jelas ku dengan seramah mungkin, karena melihat mimik keheranan dari wajah nya.Lantaran jalan-jalannya ke tukang bubur ayam.

Padahal dia yang menyuruhku memilih tempat dan tujuan.

Jadi yaa, terserah aku kan ya.

Lagipula memang lebih aman kalau ditempat umum dan terbuka.

Meski aku tidak nyaman makan berdua dengannya, tapi demi keselamatan ku,apa boleh buat.

Selalu saja ada mahluk model begini di dunia, terutama di sekitar ku,dan lagi-lagi aku harus menguras energi lebih untuk menghadapi mereka.

Kalo aja ummi tau, aku pasti sudah di kerem di rumah saja.

Aku pun tanpa sadar menggeleng-geleng kan kepala, mengusir semua pikiran yang tidak-tidak.

"Kamu kenapa geleng-geleng gitu Dek ? "

Suryana bertanya padaku dengan memiringkan tubuhnya ke arahku.

"Ah,itu,enggak kok, gak kenapa-napa,"

jawabku dengan seulas senyum samar.

"Kamu gak suka ya jalan sama aku? "

"Kamu terpaksa kan?"

tanyanya lagi sambil menatap ku

(Bagaimana ini jawabnya?

Pertanyaannya kok tepat sasaran banget,

Tapi, masa aku jawab, Iya aku terpaksa jalan sama kamu... ) monolog ku dalam hati.

"InsyaAllah aku ikhlas nemenin Kang Yana sarapan. "

Jawabku meyakinkannya dengan seulas senyum tipis kemudian ku teguk teh hangat pesanan ku yang baru saja sampai diatas meja kami.

(Aku gak bohong kok, aku beneran ikhlas, semoga niat tulus ku ini bisa merubah segala niat, apapun itu, yang mungkin terbersit di pikiran dan hatinya.)

Bukankah Allah itu Maha membolak-balikkan hati manusia.

Semuanya ku serahkan padaNYA,dan aku berlindung hanya kepadaNYA.

"Terus Adek kenapa?"

"Sakit kepala?"

tanya nya lagi dengan mengerutkan keningnya,masih belom puas dengan jawabanku rupanya.

" Beneran kok aku nggak apa-apa,"

jawabku, kebetulan bubur pesanan kami sudah diantar oleh istri dari bapak penjual bubur ayam.

" Silahkan Mas nya sama Mbaknya,dinikmati buburnya,"

ucapnya sopan dengan senyumnya yang ramah,seraya meletakkan mangkuk bubur di atas meja kami.

" Matur suwun Bude. "jawabku dengan tersenyum kecil, mencoba membalas keramahannya.

Pantas saja depot bubur ayamnya selalu ramai oleh pembeli, baik yang makan di tempat maupun yang di bungkus.

Selain rasanya yang enak dan harga terjangkau, pelayanannya juga cepat dan ramah.

Satu hal yang paling penting adalah tempat dan penjualnya bersih serta rapih, meskipun jualannya di pinggir jalan.

"Mari kang di makan" ucapku mempersilahkan pada Yana.

Yang kemudian di jawabnya dengan senyum sumringah.

Kami pun mulai makan, dengan khidmat tanpa ada yang bicara.

Karena setiap Yana hendak mengucap sesuatu aku buru-buru menahannya dengan isyarat tangan.

Aku berusaha menghabiskan bubur dengan cepat , gak pake acara kunyah mengunyah,langsung telan mungkin.Karena tiba-tiba saja Yana pindah duduk di depan mejaku. Dan aku tau sepanjang acara makan ia terus menatapku dengan intens.

Sungguh tidak nyaman dan risih sekali rasanya, di tatap lawan jenis seperti itu.

🍬Maaf yaa kalau aku slow updetnyaa... maklumlah yaa kesibukan emak-emak anak tigaa🤭

🍬Jangan lupa tinggalkan🐾🐾🐾dan komennya... sehingga aku semangatt mencari bang ilham dan juga kang edi... 🤗

Terpopuler

Comments

Duwi Hariani

Duwi Hariani

Hai kak! aku mmpir membawa like
mmpir balik di karya ku y kak🙏

2022-01-05

1

SoVay

SoVay

masih ikut...mencari tau yg mana kang jek nya 💘

2021-11-29

6

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

tatap tatapan juga nggak boleh lho Kang Yana

2021-10-28

2

lihat semua
Episodes
1 Ngekost
2 Peraturan
3 Menjaga diri #1#
4 Menjaga diri #2#
5 Kenalan
6 berkunjung
7 Kehangatan keluarga
8 Heyna atau Buaya buntung??
9 Ghibah yang beracun
10 Sendirian
11 Nyabu
12 Upah nganter galon
13 Si won atau Wong fei hung
14 Sumi Kusuma Wardani
15 Lamaran
16 Ungkapan Cinta
17 Halal dong
18 Boleh ya dek??
19 Cilok saus kacang
20 Negosiasi sebelum perang
21 Enak tapi cekat-cekit
22 Surat peringatan
23 Mirip Soang
24 Ayah sakit
25 Gara-gara si jambul
26 Memaksa ayah berobat
27 Membawa ayah ke klinik
28 Masih di klinik
29 Oh namanya Rojali
30 Numpang neduh
31 Jadi nyamuk
32 Menu andalan rakyat jelata
33 Tantangan dari Rojali
34 Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35 Anak Ayah
36 Perlawanan Fatimah
37 Jambret apes
38 Mas Aji maen ke kosan
39 Terancam
40 Lima tahun yang lalu
41 Apa yang terjadi sama Rojali?
42 Ketemuan, kebetulan,
43 Belajar gombal
44 Abang ojek ganteng
45 Adek manis galak juga
46 Modus yang berakhir malu.
47 Mendadak mellow
48 Cicak versus Kecoa
49 Beruang jonggol
50 Rubah kecil
51 Rayuan sang sepupu
52 Persekongkolan Tina
53 Jebakan Om Willy
54 Si Tua Bangka Bau Tanah
55 Bukan gadis lemah
56 Akhir dari si rubah
57 Pertolongan datang
58 Pelepasan luka di bawah hujan
59 Niat Rojali
60 Kerinduan terpendam
61 Menjemput di toko roti
62 Ngajak ngelenong
63 Drama tidak semanis kenyataan
64 Meleleh tapi bukan es krim
65 Pesan dari Ayah
66 Menjalankan misi
67 Bertemu Mama dan Jihan
68 Penyesalan sang Ibu.
69 Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70 Luapan rindu
71 Ada yang kangen
72 Ketemu Abi Fatih
73 Nasehat Abi Fatih
74 Bara dalam sekam
75 Adiguna Brotoseno
76 Manusia zaman cretasius
77 Pekerjaan baru,lebih seru
78 Abang otewe...
79 Penyamaran terungkap
80 Sang putra kebanggaan
81 Anak yang di buang
82 Terseponaaaa...akuu...
83 BUKAN UPDET!!
84 Calon mantu dateng
85 Lamaran euy,
86 Calon mertua ketemu calon mantu...
87 PANSUS(panitia khusus )
88 Pacar jagoan
89 Aksi palang pintu
90 Bro apa Bos???
91 Baru gladi resik bang...
92 SAH..SAH...SAAHH!!!
93 Visual gaes...
94 Ciee..ciee..,ada yang baper
95 Candu yang bikin sakau
96 Balada kecoa ngesot
97 Mencuri ciuman sang putri tidur
98 Pelukan teletubies
99 Suratan takdir yang indah
100 Rumah siapa?
101 Bertahanlah,Mama...
102 Kemarahan Rojali
103 Kenyataan
104 Pak,jangan ngamuk Pak!
105 Penyesalan berbuah taubat
106 Hidayah di balik musibah
107 Suatu sore yang indah
108 Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109 Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110 Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111 Hijrah(kehidupan baru)
112 Menuju nirwana bersamamu
113 Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114 Ampun bang jago!(21+)
115 Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116 Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117 Pengumuman
118 Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119 Bukan updet( Promo novel baru)
120 Pengumuman Novel Baru.
121 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ngekost
2
Peraturan
3
Menjaga diri #1#
4
Menjaga diri #2#
5
Kenalan
6
berkunjung
7
Kehangatan keluarga
8
Heyna atau Buaya buntung??
9
Ghibah yang beracun
10
Sendirian
11
Nyabu
12
Upah nganter galon
13
Si won atau Wong fei hung
14
Sumi Kusuma Wardani
15
Lamaran
16
Ungkapan Cinta
17
Halal dong
18
Boleh ya dek??
19
Cilok saus kacang
20
Negosiasi sebelum perang
21
Enak tapi cekat-cekit
22
Surat peringatan
23
Mirip Soang
24
Ayah sakit
25
Gara-gara si jambul
26
Memaksa ayah berobat
27
Membawa ayah ke klinik
28
Masih di klinik
29
Oh namanya Rojali
30
Numpang neduh
31
Jadi nyamuk
32
Menu andalan rakyat jelata
33
Tantangan dari Rojali
34
Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35
Anak Ayah
36
Perlawanan Fatimah
37
Jambret apes
38
Mas Aji maen ke kosan
39
Terancam
40
Lima tahun yang lalu
41
Apa yang terjadi sama Rojali?
42
Ketemuan, kebetulan,
43
Belajar gombal
44
Abang ojek ganteng
45
Adek manis galak juga
46
Modus yang berakhir malu.
47
Mendadak mellow
48
Cicak versus Kecoa
49
Beruang jonggol
50
Rubah kecil
51
Rayuan sang sepupu
52
Persekongkolan Tina
53
Jebakan Om Willy
54
Si Tua Bangka Bau Tanah
55
Bukan gadis lemah
56
Akhir dari si rubah
57
Pertolongan datang
58
Pelepasan luka di bawah hujan
59
Niat Rojali
60
Kerinduan terpendam
61
Menjemput di toko roti
62
Ngajak ngelenong
63
Drama tidak semanis kenyataan
64
Meleleh tapi bukan es krim
65
Pesan dari Ayah
66
Menjalankan misi
67
Bertemu Mama dan Jihan
68
Penyesalan sang Ibu.
69
Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70
Luapan rindu
71
Ada yang kangen
72
Ketemu Abi Fatih
73
Nasehat Abi Fatih
74
Bara dalam sekam
75
Adiguna Brotoseno
76
Manusia zaman cretasius
77
Pekerjaan baru,lebih seru
78
Abang otewe...
79
Penyamaran terungkap
80
Sang putra kebanggaan
81
Anak yang di buang
82
Terseponaaaa...akuu...
83
BUKAN UPDET!!
84
Calon mantu dateng
85
Lamaran euy,
86
Calon mertua ketemu calon mantu...
87
PANSUS(panitia khusus )
88
Pacar jagoan
89
Aksi palang pintu
90
Bro apa Bos???
91
Baru gladi resik bang...
92
SAH..SAH...SAAHH!!!
93
Visual gaes...
94
Ciee..ciee..,ada yang baper
95
Candu yang bikin sakau
96
Balada kecoa ngesot
97
Mencuri ciuman sang putri tidur
98
Pelukan teletubies
99
Suratan takdir yang indah
100
Rumah siapa?
101
Bertahanlah,Mama...
102
Kemarahan Rojali
103
Kenyataan
104
Pak,jangan ngamuk Pak!
105
Penyesalan berbuah taubat
106
Hidayah di balik musibah
107
Suatu sore yang indah
108
Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109
Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110
Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111
Hijrah(kehidupan baru)
112
Menuju nirwana bersamamu
113
Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114
Ampun bang jago!(21+)
115
Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116
Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117
Pengumuman
118
Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119
Bukan updet( Promo novel baru)
120
Pengumuman Novel Baru.
121
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!