Sendirian

___**___

Hari ini pekerjaan di desk line ku banyak sekali, sehingga kami anak packing harus lembur bersama anak pallet dan gudang.

Karena malam ini juga kami setor dan harus mencapai target.

Ada beberapa produk yang akan masuk muatan kargo besok pagi-pagi sekali.

Alhasil aku pulang lewat dari matahari terbenam.

Nur dan Sumi sudah pamitan tadi, mereka tidak akan pulang ke kosan.

Sumi langsung ke terminal untuk pulang ke kebumen, Ayahnya menelepon bahwa ada pemuda yang melamarnya di kampung.

Sumi rupanya bahagia sekali, karena salah satu impiannya adalah berumah tangga dan memiliki anak-anak yang lucu dan banyak.

Nur,dia juga pulang.

Karena kakaknya akan mengkhitan anak laki-lakinya.

Ada pengajian katanya, sekalian Aqiqah juga.

Hingga disinilah aku, dijalan setapak seorang diri hanya berteman beberapa bintang di langit tanpa sang bulan, dan juga dingin. Karena malam ini cukup berangin.

Ku seret langkahku yang penat dan lelah.

Kenapa sepertinya malam ini jarak dari pabrik ke kosan lebih jauh dari biasanya.

("Perasaan jalan dari tadi gak sampe-sampe, huh!") gerutu ku dalam hati.

Krukk

Krukk...

("Aihh, ni lambung udah ngasih notifikasi aja."

"Hihihi...")

Monolog ku sambil senyum-senyum sendiri.

Semoga gak ada yang liat ya,nanti bisa dikira kesambet malem-malem gini perawan jalan sambil mesem-mesem.

Aku pun mampir ke tukang nasi goreng langganan yang mangkal tidak jauh dari gang.

"Malem Mang Uje... "

Sapa ku setelah sampai di samping gerobaknya.

"Eh, Neng geulis... "

Ia menoleh ke arahku sebentar kemudian kembali dengan kesibukannya meracik kwetiau goreng.

"Mau beli apa neng?"tanyanya sekilas masih dengan aktifitasnya.

"Biasa ya mang,"jawabku lesu

"Nasi goreng pedes, telornya di dadar gak di orak-arik, betul tidak?"

tanyanya sambil melirikku dengan senyum jenakanya.

" Betul,betul, betul!"

jawabku meniru gaya si duo gundul U&I

"Rame ya mang?"pandanganku mengedar ke sekeliling.

"Mmm,kayaknya harus nunggu lumayan lama nih," kataku sembari melihat beberapa pelanggan yang sedang duduk di kursi yang disediakan mang uje."

"Sabar ya Neng geulis ,"

tinggal pesenan dua orang lagi tuh yang berdiri di pojokan, hehehe... "

kekehnya sambil membungkus pesanan dengan cekatan.

Aku menunggu di salah satu kursi tanpa meja di sudut warung.

Untuk membuang jenuh menunggu, kubuka handphone untuk melihat-lihat channel yutube.

Ku pasang ear piece di balik kerudungku.

Ada yang baru aja cover sholawat yang lagi viral.

Entah suaranya yang merdu atau memang sholawat nya yang syahdu.

Yang pasti aku terhanyut dengan liriknya.

يا تريم يا تريم

Ya Tarim Ya Tarîm

شيء لله شيء لله

Syai’ lillâh.. Syai’ lillâh..

بلدة الأولياء

Baldatun al-Auliya’

شيء لله شيء لله

Syai’ lillâh.. Syai’ lillâh..

بجاه باعلوي

Bijahi Bâ ‘Alawî

شيء لله شيء لله

Syai’ lillah.. Syai’ lillâh..

Bait per bait nya begitu meresap di kalbuku.

Menenangkan sejenak syaraf-syaraf ku yang tegang sedari pagi.

Saking syahdunya tak terasa pesanan ku pun sudah siap.

"Neng ...Neng geulis...! "

"Ini pesanan nasi gorengnya,"

panggil Mang Uje sambil menyodorkan bungkusan kantong kecil berisi pesanan ku.

"Duh, maaf Mang..."

"Keenakan dengerin sholawat barusan,"

kataku, Seraya bangun dari duduk kuambil kantong yang di sodorkan mang uje.

"Makasih ya Mang," ujar ku dengan senyum tipis, sembari ku berikan lembaran uang berwarna ungu dan kuning.

Aku pun segera beranjak, ingin segera sampai kosan.

Meregangkan otot kemudian memanjakan lambungku yang sedari tadi teriak minta diisi.

Akhirnya sampai juga di kosan,nampak sepi.

Baru saja kakiku menapaki tangga yang terakhir, aku merasa ada yang memanggil,dan seketika perasaanku mulai tak enak.

"Dek Fatimah! "

panggil lelaki itu,seraya mensejajarkan langkahnya di sampingku.

"Kok baru pulang, Dek? "tanyanya dengan muka kepo seperti biasa.

(Hei,sejak kapan aku jadi adek nya?)

tanyaku dalam hati.

"Eh Kang Yana, "

"Biasa Kang, saya kena lembur,"

jawabku berusaha ramah, padahal hati ketar ketir melihat senyumnya yang tak pernah luntur sedari tadi.

Pandangan nya mengunci pada wajahku, sungguh ini adalah hal yang paling aku hindari darinya.

Entah kenapa aku merasa takut pada tatapannya yang seakan ingin memakan ku habis.

"Em, maaf Kang,saya permisi dulu mau istirahat dan ngisi perut,"

ujar ku pamit seraya menunjukkan kantong yang kubawa.

Aku pun berlalu, namun baru saja kakiku hendak melangkah, lelaki itu menarik lenganku.

Aku pun segera menampiknya.

(Apa-apaan dia,dia sudah berani memegang tangan.,gelagatnya,mata itu?)

aku bermonolog was-was dalam hati.

Ingin sekali punya ilmu menghilang agar bisa segera lepas dari hadapan pemuda lapar ini.

"Maaf dek, saya cuma mau ngajakin makan malem bareng, boleh kan?"

tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya dan senyum nya yang aneh bikin ku makin bergidik di buatnya.

Ya Allah aku lelah,tolong lepaskan aku dari cengkraman serigala lapar ini.

Aku mau makan bukannya mau di makan.

Jeritku dalam hati sembari merapalkan ayat Kursi.

Berharap genderuwo yang di hadapan ku ini segera pulang ke asalnya.

"Gak deh Kang, kita makan malam di kamar masing-masing aja ya,"

tolak ku lagi seraya memundurkan langkahku perlahan.

Seketika saat ku hendak berbelok, lelaki itu menarik lenganku lagi, kali ini ia agak mengencangkan pegangannya, karena aku berusaha menarik lenganku.

"Apa apaan si Kang, tolong lepasin!"

"Akang udah gak sopan dan menyakiti saya!"

ucapku dengan intonasi yang sedikit naik karena emosiku sudah hampir meluap ke ubun-ubun.

"Kamu itu selalu menolak saya, menghindar dari saya, padahal saya cuma mau berteman sama kamu! "

ucapnya dengan penuh penekanan pada setiap kata-katanya.

"Saya cuma mau nemenin kamu, karena saya tau kamu sendirian."

"Dan,kamu pasti butuh teman kan? "ucapnya dengan setengah memaksa, sambil menatapku dengan tajam.

(Nggak, aku nggak butuh temen, apalagi yang seperti ini) lirihku masih dalam hati.

Ia semakin mengencangkan pegangannya, di lengan ku, dan itu sedikit sakit.

" Tolong Akang lepasin tangan saya!"

"Kalau memang mau berteman tidak begini caranya, tidak dengan memaksa! "

"Akang harus tau batasan dengan saya! "

Ucapku tegas, sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya, karena aku tidak mau terlibat masalah di tempat ini.

"Tolong Kang, "

ucapku penuh penekanan berusaha bernegosiasi dengannya.

"Saya akan lepasin, tapi kamu gak boleh menolak saya hari ini! "

Ia berkata dengan masih mengencangkan pegangannya dan matanya menatapku dengan tajam.

"Kalau soal itu saya tetap menolak Kang,"

"Akang kan tau teman-teman saya tidak ada,"

"Jadi tidak baik bagi kita yang bukan mahrom berada di dalam satu ruangan berdua, meskipun cuma sekedar makan malam,"

kataku,berusaha menjelaskan dengan penuh kehati-hatian.

"Lho, kenapa gak boleh? "

"Saya janji kita cuma makan, "

ucapnya lagi menyanggah penjelasan ku, seakan tak mau menyerah pada keinginan sepihak nya.

"Tetap tidak Kang, karena lelaki dan perempuan yang berdua-duaan, maka yang ketiga nya adalah setan."

"Tolong hargai saya!"

Aku terus meronta dan berusaha menolak ajakan manusia yang sudah hampir di kuasai bisikan setan tersebut.

Ia merenggangkan cengkeramannya di lenganku, tapi ia memajukan dirinya semakin mendekat padaku, hati ini semakin takut.

(Yaa Allah,lindungilah hamba mu ini.)

Lirihku dengan sebait doa dalam hati.

Keadaan kosan yang sepi seakan memberi peluang bagi Suryana untuk terus mendesak ku.

Apa yang harus aku lakukan?

🍁Maaf yaa agak slow updet...

othor abis di vaksin jadi agak-agak gimana gitu deh....

🍁Mohon maaf bila penulisannya masih acak-acakan yaa. Udah di revisi , tapi kalau masih ada yang salah mohon koreksinya.

🍁Tetap like dan komennya yaa wahai penghuni galaksi perhaluan🤭

Terpopuler

Comments

Jejak SND

Jejak SND

hai kak, mampir lagi bawa bom like. salam dari Jodoh Cinta Pertama

2022-01-04

0

MayaDhama mamanya Firhand

MayaDhama mamanya Firhand

cik atuh Yana..maneh ulah ngerakeun urang Sunda..
tong maksa lamun si neng geulis embungeun..

2021-12-22

1

SoVay

SoVay

subhanallah, gadis soleha

2021-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Ngekost
2 Peraturan
3 Menjaga diri #1#
4 Menjaga diri #2#
5 Kenalan
6 berkunjung
7 Kehangatan keluarga
8 Heyna atau Buaya buntung??
9 Ghibah yang beracun
10 Sendirian
11 Nyabu
12 Upah nganter galon
13 Si won atau Wong fei hung
14 Sumi Kusuma Wardani
15 Lamaran
16 Ungkapan Cinta
17 Halal dong
18 Boleh ya dek??
19 Cilok saus kacang
20 Negosiasi sebelum perang
21 Enak tapi cekat-cekit
22 Surat peringatan
23 Mirip Soang
24 Ayah sakit
25 Gara-gara si jambul
26 Memaksa ayah berobat
27 Membawa ayah ke klinik
28 Masih di klinik
29 Oh namanya Rojali
30 Numpang neduh
31 Jadi nyamuk
32 Menu andalan rakyat jelata
33 Tantangan dari Rojali
34 Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35 Anak Ayah
36 Perlawanan Fatimah
37 Jambret apes
38 Mas Aji maen ke kosan
39 Terancam
40 Lima tahun yang lalu
41 Apa yang terjadi sama Rojali?
42 Ketemuan, kebetulan,
43 Belajar gombal
44 Abang ojek ganteng
45 Adek manis galak juga
46 Modus yang berakhir malu.
47 Mendadak mellow
48 Cicak versus Kecoa
49 Beruang jonggol
50 Rubah kecil
51 Rayuan sang sepupu
52 Persekongkolan Tina
53 Jebakan Om Willy
54 Si Tua Bangka Bau Tanah
55 Bukan gadis lemah
56 Akhir dari si rubah
57 Pertolongan datang
58 Pelepasan luka di bawah hujan
59 Niat Rojali
60 Kerinduan terpendam
61 Menjemput di toko roti
62 Ngajak ngelenong
63 Drama tidak semanis kenyataan
64 Meleleh tapi bukan es krim
65 Pesan dari Ayah
66 Menjalankan misi
67 Bertemu Mama dan Jihan
68 Penyesalan sang Ibu.
69 Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70 Luapan rindu
71 Ada yang kangen
72 Ketemu Abi Fatih
73 Nasehat Abi Fatih
74 Bara dalam sekam
75 Adiguna Brotoseno
76 Manusia zaman cretasius
77 Pekerjaan baru,lebih seru
78 Abang otewe...
79 Penyamaran terungkap
80 Sang putra kebanggaan
81 Anak yang di buang
82 Terseponaaaa...akuu...
83 BUKAN UPDET!!
84 Calon mantu dateng
85 Lamaran euy,
86 Calon mertua ketemu calon mantu...
87 PANSUS(panitia khusus )
88 Pacar jagoan
89 Aksi palang pintu
90 Bro apa Bos???
91 Baru gladi resik bang...
92 SAH..SAH...SAAHH!!!
93 Visual gaes...
94 Ciee..ciee..,ada yang baper
95 Candu yang bikin sakau
96 Balada kecoa ngesot
97 Mencuri ciuman sang putri tidur
98 Pelukan teletubies
99 Suratan takdir yang indah
100 Rumah siapa?
101 Bertahanlah,Mama...
102 Kemarahan Rojali
103 Kenyataan
104 Pak,jangan ngamuk Pak!
105 Penyesalan berbuah taubat
106 Hidayah di balik musibah
107 Suatu sore yang indah
108 Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109 Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110 Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111 Hijrah(kehidupan baru)
112 Menuju nirwana bersamamu
113 Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114 Ampun bang jago!(21+)
115 Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116 Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117 Pengumuman
118 Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119 Bukan updet( Promo novel baru)
120 Pengumuman Novel Baru.
121 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ngekost
2
Peraturan
3
Menjaga diri #1#
4
Menjaga diri #2#
5
Kenalan
6
berkunjung
7
Kehangatan keluarga
8
Heyna atau Buaya buntung??
9
Ghibah yang beracun
10
Sendirian
11
Nyabu
12
Upah nganter galon
13
Si won atau Wong fei hung
14
Sumi Kusuma Wardani
15
Lamaran
16
Ungkapan Cinta
17
Halal dong
18
Boleh ya dek??
19
Cilok saus kacang
20
Negosiasi sebelum perang
21
Enak tapi cekat-cekit
22
Surat peringatan
23
Mirip Soang
24
Ayah sakit
25
Gara-gara si jambul
26
Memaksa ayah berobat
27
Membawa ayah ke klinik
28
Masih di klinik
29
Oh namanya Rojali
30
Numpang neduh
31
Jadi nyamuk
32
Menu andalan rakyat jelata
33
Tantangan dari Rojali
34
Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35
Anak Ayah
36
Perlawanan Fatimah
37
Jambret apes
38
Mas Aji maen ke kosan
39
Terancam
40
Lima tahun yang lalu
41
Apa yang terjadi sama Rojali?
42
Ketemuan, kebetulan,
43
Belajar gombal
44
Abang ojek ganteng
45
Adek manis galak juga
46
Modus yang berakhir malu.
47
Mendadak mellow
48
Cicak versus Kecoa
49
Beruang jonggol
50
Rubah kecil
51
Rayuan sang sepupu
52
Persekongkolan Tina
53
Jebakan Om Willy
54
Si Tua Bangka Bau Tanah
55
Bukan gadis lemah
56
Akhir dari si rubah
57
Pertolongan datang
58
Pelepasan luka di bawah hujan
59
Niat Rojali
60
Kerinduan terpendam
61
Menjemput di toko roti
62
Ngajak ngelenong
63
Drama tidak semanis kenyataan
64
Meleleh tapi bukan es krim
65
Pesan dari Ayah
66
Menjalankan misi
67
Bertemu Mama dan Jihan
68
Penyesalan sang Ibu.
69
Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70
Luapan rindu
71
Ada yang kangen
72
Ketemu Abi Fatih
73
Nasehat Abi Fatih
74
Bara dalam sekam
75
Adiguna Brotoseno
76
Manusia zaman cretasius
77
Pekerjaan baru,lebih seru
78
Abang otewe...
79
Penyamaran terungkap
80
Sang putra kebanggaan
81
Anak yang di buang
82
Terseponaaaa...akuu...
83
BUKAN UPDET!!
84
Calon mantu dateng
85
Lamaran euy,
86
Calon mertua ketemu calon mantu...
87
PANSUS(panitia khusus )
88
Pacar jagoan
89
Aksi palang pintu
90
Bro apa Bos???
91
Baru gladi resik bang...
92
SAH..SAH...SAAHH!!!
93
Visual gaes...
94
Ciee..ciee..,ada yang baper
95
Candu yang bikin sakau
96
Balada kecoa ngesot
97
Mencuri ciuman sang putri tidur
98
Pelukan teletubies
99
Suratan takdir yang indah
100
Rumah siapa?
101
Bertahanlah,Mama...
102
Kemarahan Rojali
103
Kenyataan
104
Pak,jangan ngamuk Pak!
105
Penyesalan berbuah taubat
106
Hidayah di balik musibah
107
Suatu sore yang indah
108
Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109
Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110
Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111
Hijrah(kehidupan baru)
112
Menuju nirwana bersamamu
113
Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114
Ampun bang jago!(21+)
115
Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116
Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117
Pengumuman
118
Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119
Bukan updet( Promo novel baru)
120
Pengumuman Novel Baru.
121
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!