___**___
Hari ini pekerjaan di desk line ku banyak sekali, sehingga kami anak packing harus lembur bersama anak pallet dan gudang.
Karena malam ini juga kami setor dan harus mencapai target.
Ada beberapa produk yang akan masuk muatan kargo besok pagi-pagi sekali.
Alhasil aku pulang lewat dari matahari terbenam.
Nur dan Sumi sudah pamitan tadi, mereka tidak akan pulang ke kosan.
Sumi langsung ke terminal untuk pulang ke kebumen, Ayahnya menelepon bahwa ada pemuda yang melamarnya di kampung.
Sumi rupanya bahagia sekali, karena salah satu impiannya adalah berumah tangga dan memiliki anak-anak yang lucu dan banyak.
Nur,dia juga pulang.
Karena kakaknya akan mengkhitan anak laki-lakinya.
Ada pengajian katanya, sekalian Aqiqah juga.
Hingga disinilah aku, dijalan setapak seorang diri hanya berteman beberapa bintang di langit tanpa sang bulan, dan juga dingin. Karena malam ini cukup berangin.
Ku seret langkahku yang penat dan lelah.
Kenapa sepertinya malam ini jarak dari pabrik ke kosan lebih jauh dari biasanya.
("Perasaan jalan dari tadi gak sampe-sampe, huh!") gerutu ku dalam hati.
Krukk
Krukk...
("Aihh, ni lambung udah ngasih notifikasi aja."
"Hihihi...")
Monolog ku sambil senyum-senyum sendiri.
Semoga gak ada yang liat ya,nanti bisa dikira kesambet malem-malem gini perawan jalan sambil mesem-mesem.
Aku pun mampir ke tukang nasi goreng langganan yang mangkal tidak jauh dari gang.
"Malem Mang Uje... "
Sapa ku setelah sampai di samping gerobaknya.
"Eh, Neng geulis... "
Ia menoleh ke arahku sebentar kemudian kembali dengan kesibukannya meracik kwetiau goreng.
"Mau beli apa neng?"tanyanya sekilas masih dengan aktifitasnya.
"Biasa ya mang,"jawabku lesu
"Nasi goreng pedes, telornya di dadar gak di orak-arik, betul tidak?"
tanyanya sambil melirikku dengan senyum jenakanya.
" Betul,betul, betul!"
jawabku meniru gaya si duo gundul U&I
"Rame ya mang?"pandanganku mengedar ke sekeliling.
"Mmm,kayaknya harus nunggu lumayan lama nih," kataku sembari melihat beberapa pelanggan yang sedang duduk di kursi yang disediakan mang uje."
"Sabar ya Neng geulis ,"
tinggal pesenan dua orang lagi tuh yang berdiri di pojokan, hehehe... "
kekehnya sambil membungkus pesanan dengan cekatan.
Aku menunggu di salah satu kursi tanpa meja di sudut warung.
Untuk membuang jenuh menunggu, kubuka handphone untuk melihat-lihat channel yutube.
Ku pasang ear piece di balik kerudungku.
Ada yang baru aja cover sholawat yang lagi viral.
Entah suaranya yang merdu atau memang sholawat nya yang syahdu.
Yang pasti aku terhanyut dengan liriknya.
يا تريم يا تريم
Ya Tarim Ya Tarîm
شيء لله شيء لله
Syai’ lillâh.. Syai’ lillâh..
بلدة الأولياء
Baldatun al-Auliya’
شيء لله شيء لله
Syai’ lillâh.. Syai’ lillâh..
بجاه باعلوي
Bijahi Bâ ‘Alawî
شيء لله شيء لله
Syai’ lillah.. Syai’ lillâh..
Bait per bait nya begitu meresap di kalbuku.
Menenangkan sejenak syaraf-syaraf ku yang tegang sedari pagi.
Saking syahdunya tak terasa pesanan ku pun sudah siap.
"Neng ...Neng geulis...! "
"Ini pesanan nasi gorengnya,"
panggil Mang Uje sambil menyodorkan bungkusan kantong kecil berisi pesanan ku.
"Duh, maaf Mang..."
"Keenakan dengerin sholawat barusan,"
kataku, Seraya bangun dari duduk kuambil kantong yang di sodorkan mang uje.
"Makasih ya Mang," ujar ku dengan senyum tipis, sembari ku berikan lembaran uang berwarna ungu dan kuning.
Aku pun segera beranjak, ingin segera sampai kosan.
Meregangkan otot kemudian memanjakan lambungku yang sedari tadi teriak minta diisi.
Akhirnya sampai juga di kosan,nampak sepi.
Baru saja kakiku menapaki tangga yang terakhir, aku merasa ada yang memanggil,dan seketika perasaanku mulai tak enak.
"Dek Fatimah! "
panggil lelaki itu,seraya mensejajarkan langkahnya di sampingku.
"Kok baru pulang, Dek? "tanyanya dengan muka kepo seperti biasa.
(Hei,sejak kapan aku jadi adek nya?)
tanyaku dalam hati.
"Eh Kang Yana, "
"Biasa Kang, saya kena lembur,"
jawabku berusaha ramah, padahal hati ketar ketir melihat senyumnya yang tak pernah luntur sedari tadi.
Pandangan nya mengunci pada wajahku, sungguh ini adalah hal yang paling aku hindari darinya.
Entah kenapa aku merasa takut pada tatapannya yang seakan ingin memakan ku habis.
"Em, maaf Kang,saya permisi dulu mau istirahat dan ngisi perut,"
ujar ku pamit seraya menunjukkan kantong yang kubawa.
Aku pun berlalu, namun baru saja kakiku hendak melangkah, lelaki itu menarik lenganku.
Aku pun segera menampiknya.
(Apa-apaan dia,dia sudah berani memegang tangan.,gelagatnya,mata itu?)
aku bermonolog was-was dalam hati.
Ingin sekali punya ilmu menghilang agar bisa segera lepas dari hadapan pemuda lapar ini.
"Maaf dek, saya cuma mau ngajakin makan malem bareng, boleh kan?"
tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya dan senyum nya yang aneh bikin ku makin bergidik di buatnya.
Ya Allah aku lelah,tolong lepaskan aku dari cengkraman serigala lapar ini.
Aku mau makan bukannya mau di makan.
Jeritku dalam hati sembari merapalkan ayat Kursi.
Berharap genderuwo yang di hadapan ku ini segera pulang ke asalnya.
"Gak deh Kang, kita makan malam di kamar masing-masing aja ya,"
tolak ku lagi seraya memundurkan langkahku perlahan.
Seketika saat ku hendak berbelok, lelaki itu menarik lenganku lagi, kali ini ia agak mengencangkan pegangannya, karena aku berusaha menarik lenganku.
"Apa apaan si Kang, tolong lepasin!"
"Akang udah gak sopan dan menyakiti saya!"
ucapku dengan intonasi yang sedikit naik karena emosiku sudah hampir meluap ke ubun-ubun.
"Kamu itu selalu menolak saya, menghindar dari saya, padahal saya cuma mau berteman sama kamu! "
ucapnya dengan penuh penekanan pada setiap kata-katanya.
"Saya cuma mau nemenin kamu, karena saya tau kamu sendirian."
"Dan,kamu pasti butuh teman kan? "ucapnya dengan setengah memaksa, sambil menatapku dengan tajam.
(Nggak, aku nggak butuh temen, apalagi yang seperti ini) lirihku masih dalam hati.
Ia semakin mengencangkan pegangannya, di lengan ku, dan itu sedikit sakit.
" Tolong Akang lepasin tangan saya!"
"Kalau memang mau berteman tidak begini caranya, tidak dengan memaksa! "
"Akang harus tau batasan dengan saya! "
Ucapku tegas, sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya, karena aku tidak mau terlibat masalah di tempat ini.
"Tolong Kang, "
ucapku penuh penekanan berusaha bernegosiasi dengannya.
"Saya akan lepasin, tapi kamu gak boleh menolak saya hari ini! "
Ia berkata dengan masih mengencangkan pegangannya dan matanya menatapku dengan tajam.
"Kalau soal itu saya tetap menolak Kang,"
"Akang kan tau teman-teman saya tidak ada,"
"Jadi tidak baik bagi kita yang bukan mahrom berada di dalam satu ruangan berdua, meskipun cuma sekedar makan malam,"
kataku,berusaha menjelaskan dengan penuh kehati-hatian.
"Lho, kenapa gak boleh? "
"Saya janji kita cuma makan, "
ucapnya lagi menyanggah penjelasan ku, seakan tak mau menyerah pada keinginan sepihak nya.
"Tetap tidak Kang, karena lelaki dan perempuan yang berdua-duaan, maka yang ketiga nya adalah setan."
"Tolong hargai saya!"
Aku terus meronta dan berusaha menolak ajakan manusia yang sudah hampir di kuasai bisikan setan tersebut.
Ia merenggangkan cengkeramannya di lenganku, tapi ia memajukan dirinya semakin mendekat padaku, hati ini semakin takut.
(Yaa Allah,lindungilah hamba mu ini.)
Lirihku dengan sebait doa dalam hati.
Keadaan kosan yang sepi seakan memberi peluang bagi Suryana untuk terus mendesak ku.
Apa yang harus aku lakukan?
🍁Maaf yaa agak slow updet...
othor abis di vaksin jadi agak-agak gimana gitu deh....
🍁Mohon maaf bila penulisannya masih acak-acakan yaa. Udah di revisi , tapi kalau masih ada yang salah mohon koreksinya.
🍁Tetap like dan komennya yaa wahai penghuni galaksi perhaluan🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Jejak SND
hai kak, mampir lagi bawa bom like. salam dari Jodoh Cinta Pertama
2022-01-04
0
MayaDhama mamanya Firhand
cik atuh Yana..maneh ulah ngerakeun urang Sunda..
tong maksa lamun si neng geulis embungeun..
2021-12-22
1
SoVay
subhanallah, gadis soleha
2021-11-29
1