Heyna atau Buaya buntung??

Yuhuuuu..... alohaaa.... !

Kakak-kakak readers budiman.

Para author yang sudah menginspirasi,hingga aku yang cuma pembaca gratisan ini mencoba mengikuti jejak kalian.

Menumpahkan ke haluan menjadi jejak tulisan. Aku nggak menjanjikan cerita yang seru atau keren seperti ratusan novel yang sudah ku khatam kan.

Aku hanya berusaha menuangkan apa yang ada di pikiranku menjadi sebuah cerita yang semoga enak di baca dan syukur-syukur bisa diambil hikmahnya🤭

Ya ampuun,maafkan ke gajean ku ini yaa🤗 🌺

🍄Sedikit curhat lagi,aku selama ini selalu jadi readers yang gak pernah pelit dengan like, hadiah dan komen di setiap cerita yang ku baca.

Aku berharap aku mendapat perlakuan yang sama🤗🤗

Readers:"Udeh ngoceh nye🧐"

Author:"Hehehe, udeh, suerr!!"

\_\_\_\*\*\_\_\_

Selesai ngopi, Ayah beralih membersihkan sepedanya, rencananya besok mau dipakai Ayah berangkat ketempat kerjanya.

Di kampung sebelah, lagi ngebangun yayasan yatim piatu dan dhuafa, Ayah di ajak mandor Husen, tetangga sebelah rumah buat bantu-bantu,tinggal finishing aja sih katanya.

"Ayah emang masih kuat kerja bangunan Yah? "

tanyaku ragu.

Nggak tega ngeliatnya,meskipun Ayah masih keliatan gagah di usia paruh baya nya, tapi sudah tidak pantas untuk kerja yang berat-berat.

" Ayah cuma bantuin masang plafon aja Kak,"

jawab ayah dengan senyumnya menenangkan ku.

"Sama bantuin nge-cat aja kata si Husen,"

"Lumayan kak upahnya,"

ujarnya lagi sambil merapikan rantai sepedanya yang agak kendor, dan melumasi nya dengan pelumas rantai.

"Ya udah kalo emang Ayah masih sanggup, tapi jangan di paksain ya Yah,"

Pesanku,aku takut Ayah memaksakan diri dan akhirnya jatuh sakit lagi.

"Iya neng botoh yang bawel!"

"Ayah masih sanggup, tenang aje ye,"

"Ayah janji, nggak bakal maksain kerja sampe bikin Ayah sakit lagi,"

Ucapnya seraya menghampiriku kemudian mencapit hidungku.

"Ih,Ayahhh... sakittt...! "

Teriakku manja sambil mengelus hidungku.

"Biar mancung Kak, "

"Hehehe... hahaha...!"

Tawa ayah begitu lepas.

Melihat hidungku yang memerah karena ulahnya.

"Ishh, emangnya idung Kakak pesek apa?"

"Pake dibikin mancung segala? "

sungut ku masih dengan gaya yang manja.

Meski diluar rumah aku perempuan yang mandiri, tapi kalau sudah di rumah aku akan jadi anak yang manis dan manja dengan kedua orangtuaku.

~°°°°°°°°~~

Beberapa hari kemudian.

Aku kembali berkutat dengan rutinitas ku di pabrik.

Hari ini sepertinya akan sibuk karena kami team packing akan setor pallet.

Semoga bulan ini line ku bisa mencapai target.

Ketua regu line ku menyuruhku ke gudang, aku mengajak salah satu temanku, karena kami akan mengambil beberapa kodi dus kecil dan dus besar.

Aku menyeret handlift untuk membawa barang.

Merupakan hal yang biasa perempuan yang bekerja di pabrik harus bisa mengerjakan apa yang biasanya juga di kerjakan oleh pekerja laki-laki.

Setiap hari kami di rolling, kadang aku duduk di depan mesin untuk memasukkan cairan lotion atau pembersih, atau minyak wangi ke dalam kemasan.

Kadang hanya menempel stiker atau barcode produksi manual di kemasan -kemasan itu.

Kadang ikut bongkar pallet di saat anak gudang bongkar muatan.

Jadi kerjaan ku tidak selalu dalam ruangan ber\_ AC, tapi juga kadang terjun ke lapangan bersama tumpukkan dus-dus besar dan mobil kontainer.

Apakah ini yang di namakan pekerja multifungsi, entahlah?

Kadang hati kecilku mengeluhkan ini, dan menginginkan ada di bagian yang lebih nyaman seperti desk line nya Nur dan Sumi.

Mereka berdua kerja nya bisa duduk manis hanya memasukkan lipstik dan lip balm ke dalam kotak-kotak kecil.

Tapi, mengingat banyaknya yang tidak lolos seleksi saat akan masuk ke pabrik ini, hati ku pun akhirnya bersyukur,

Daripada nganggur kan, lulusan SMU sepertiku bisa kerja saja sudah bagus.

Delapan bulan sudah aku bekerja di pabrik ini, karena aku sering keluar masuk gudang dan ikut bongkar pallet, aku lumayan banyak kenal pekerja laki-laki.

Dibagian gudang persediaan barang, bagian bongkar muatan dan bagian mesin produksi.

Aku termasuk anak yang supel dan mudah membaur di manapun.

Aku tak pernah gengsi dan berusaha tak mengeluh mengerjakan pekerjaan yang termasuk kategori berat ini.

Kadang aku menertawakan nasibku, bayangkan saja,perusahaan mewajibkan seluruh pekerja wanita mengenakan blues kemeja dan rok remple, tapi kadang pekerjaan yang mereka kerjakan adalah pekerjaan fleksibel, seperti yang aku dan temanku lakukan saat ini.

Berada di dalam gudang persediaan barang, didepan tumpukan ribuan berbagai macam jenis dus. Untuk beberapa jenis produk yang di produksi perusahaan kosmetik tempat ku mengais rezeky ini.

Setelah tanda tangan, dan mendapat arahan dari penjaga gudang kami mulai mengangkat tumpukkan dus-dus tersebut.

Dari dus kecil sampai dus besar,dan menyusunnya di atas handlif yang ku bawa tadi.

![](contribute/fiction/3067441/markdown/19408273/1630424935653.jpg)

Aku bagian menarik dan temanku bagian mendorong.

Bisa kalian bayangkan kami membawa beberapa tumpukan dus di atas benda itu dan membawa nya sampai ruangan kami.

Yaa ,jaraknya lumayan lah, kira-kira enam ratus meter dari gudang.

Kadang ada beberapa laki-laki yang menawarkan jasa mereka seperti saat ini.

"Hei girls!"

"Aduh,aduh,awewe perkasa ieu teh."

"Sini atuh Aa' bantuin nya', "

"Kasian nanti kuku nya pada lecet. "

Si Asep anak forklift menawarkan bantuannya dengan senyum tiga jari nya bak model majalah gaul saja.

"Gak usah Kang makasih, ini udah kerjaan kita," Tolak Ku halus dengan tetap meneruskan langkah kami.

"Nggak apa apa atuh Neng, Aa' teh lagi gak ada kerjaan,"

Sini hayu sok atuh,biar di bantuin, berat ini,"

rayunya lagi seraya hendak mengambil alih handlift dari ku.

"Beneran Kang, ini mah gak berat, buktinya kita kuat ya gak Min? "

tanyaku pada teman di belakangku yang masih dalam posisi hendak mendorong.

Ia pun tersenyum kecil seraya mengangguk.

"Ya udah ya Kang, kita permisi dulu udah ditungguin tuh sama ketua line."

Kami pun segera beranjak karena memang aku harus segera memasang barcode pada dus-dus ini.

Kami hampir saja sampai.

Dan orang yang paling aku hindari sedang menatap ku dengan seringainya dan tangan yang bersidekap di depan dada.

Ia berdiri tepat di pintu masuk ruangan desk line kami.

(Mau apa lagi sih ,buaya buntung nggak tau malu dan nggak tau diri itu?

Pake masang muka serem pula,nambah-nambahin beban berat di hidupku aja ini makhluk astral.

Pengen deh berlagak nggak liat, tapi dia didepan mata,mana pake ngehalangin jalan lagi.

Mau apalagi si dia?)gerutu ku di dalam hati,

"Kasian ya cantik-cantik keringetan, harusnya kamu duduk manis di ruangan yang sejuk. "

Dengan seringai heyna nya, buaya buntung itu bicara padaku.

(Eh, dia sebenernya buaya apa heyna sih? )

Sambil berjalan menghampiriku, tangannya kini dia masukkan kedalam kantong celananya.

(Ck,mau apalagi sih,pake nyamperin segala?

Pergi sana!

Huss

Huss)

Pengen deh rasanya ngusir beneran ini orang.

"Cewek cantik itu harusnya juga pintar, dikasi tempat enak malah ditolak,"

dengan kata-kata sarkas nya dia berlalu

sambil melirik sinis ke arahku.

(Justru cewek bodoh,yang mau aja dikadali sama buaya buntung.)

\*\*\*\*\*\*

Plis tinggalkan🐾🐾🐾kalian yaaa....

😊😊

Terpopuler

Comments

vheindie19

vheindie19

wajah buaya seringai heyna, sereem amat tuh bosnya

2022-01-06

1

SoVay

SoVay

karena merasakan beratnya perjuangan, salut buat si Fatimah 🤗🤗

2021-11-29

2

Sopi_sopiah

Sopi_sopiah

medok banget Sunda nya eta🤭

2021-10-05

2

lihat semua
Episodes
1 Ngekost
2 Peraturan
3 Menjaga diri #1#
4 Menjaga diri #2#
5 Kenalan
6 berkunjung
7 Kehangatan keluarga
8 Heyna atau Buaya buntung??
9 Ghibah yang beracun
10 Sendirian
11 Nyabu
12 Upah nganter galon
13 Si won atau Wong fei hung
14 Sumi Kusuma Wardani
15 Lamaran
16 Ungkapan Cinta
17 Halal dong
18 Boleh ya dek??
19 Cilok saus kacang
20 Negosiasi sebelum perang
21 Enak tapi cekat-cekit
22 Surat peringatan
23 Mirip Soang
24 Ayah sakit
25 Gara-gara si jambul
26 Memaksa ayah berobat
27 Membawa ayah ke klinik
28 Masih di klinik
29 Oh namanya Rojali
30 Numpang neduh
31 Jadi nyamuk
32 Menu andalan rakyat jelata
33 Tantangan dari Rojali
34 Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35 Anak Ayah
36 Perlawanan Fatimah
37 Jambret apes
38 Mas Aji maen ke kosan
39 Terancam
40 Lima tahun yang lalu
41 Apa yang terjadi sama Rojali?
42 Ketemuan, kebetulan,
43 Belajar gombal
44 Abang ojek ganteng
45 Adek manis galak juga
46 Modus yang berakhir malu.
47 Mendadak mellow
48 Cicak versus Kecoa
49 Beruang jonggol
50 Rubah kecil
51 Rayuan sang sepupu
52 Persekongkolan Tina
53 Jebakan Om Willy
54 Si Tua Bangka Bau Tanah
55 Bukan gadis lemah
56 Akhir dari si rubah
57 Pertolongan datang
58 Pelepasan luka di bawah hujan
59 Niat Rojali
60 Kerinduan terpendam
61 Menjemput di toko roti
62 Ngajak ngelenong
63 Drama tidak semanis kenyataan
64 Meleleh tapi bukan es krim
65 Pesan dari Ayah
66 Menjalankan misi
67 Bertemu Mama dan Jihan
68 Penyesalan sang Ibu.
69 Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70 Luapan rindu
71 Ada yang kangen
72 Ketemu Abi Fatih
73 Nasehat Abi Fatih
74 Bara dalam sekam
75 Adiguna Brotoseno
76 Manusia zaman cretasius
77 Pekerjaan baru,lebih seru
78 Abang otewe...
79 Penyamaran terungkap
80 Sang putra kebanggaan
81 Anak yang di buang
82 Terseponaaaa...akuu...
83 BUKAN UPDET!!
84 Calon mantu dateng
85 Lamaran euy,
86 Calon mertua ketemu calon mantu...
87 PANSUS(panitia khusus )
88 Pacar jagoan
89 Aksi palang pintu
90 Bro apa Bos???
91 Baru gladi resik bang...
92 SAH..SAH...SAAHH!!!
93 Visual gaes...
94 Ciee..ciee..,ada yang baper
95 Candu yang bikin sakau
96 Balada kecoa ngesot
97 Mencuri ciuman sang putri tidur
98 Pelukan teletubies
99 Suratan takdir yang indah
100 Rumah siapa?
101 Bertahanlah,Mama...
102 Kemarahan Rojali
103 Kenyataan
104 Pak,jangan ngamuk Pak!
105 Penyesalan berbuah taubat
106 Hidayah di balik musibah
107 Suatu sore yang indah
108 Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109 Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110 Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111 Hijrah(kehidupan baru)
112 Menuju nirwana bersamamu
113 Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114 Ampun bang jago!(21+)
115 Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116 Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117 Pengumuman
118 Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119 Bukan updet( Promo novel baru)
120 Pengumuman Novel Baru.
121 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ngekost
2
Peraturan
3
Menjaga diri #1#
4
Menjaga diri #2#
5
Kenalan
6
berkunjung
7
Kehangatan keluarga
8
Heyna atau Buaya buntung??
9
Ghibah yang beracun
10
Sendirian
11
Nyabu
12
Upah nganter galon
13
Si won atau Wong fei hung
14
Sumi Kusuma Wardani
15
Lamaran
16
Ungkapan Cinta
17
Halal dong
18
Boleh ya dek??
19
Cilok saus kacang
20
Negosiasi sebelum perang
21
Enak tapi cekat-cekit
22
Surat peringatan
23
Mirip Soang
24
Ayah sakit
25
Gara-gara si jambul
26
Memaksa ayah berobat
27
Membawa ayah ke klinik
28
Masih di klinik
29
Oh namanya Rojali
30
Numpang neduh
31
Jadi nyamuk
32
Menu andalan rakyat jelata
33
Tantangan dari Rojali
34
Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35
Anak Ayah
36
Perlawanan Fatimah
37
Jambret apes
38
Mas Aji maen ke kosan
39
Terancam
40
Lima tahun yang lalu
41
Apa yang terjadi sama Rojali?
42
Ketemuan, kebetulan,
43
Belajar gombal
44
Abang ojek ganteng
45
Adek manis galak juga
46
Modus yang berakhir malu.
47
Mendadak mellow
48
Cicak versus Kecoa
49
Beruang jonggol
50
Rubah kecil
51
Rayuan sang sepupu
52
Persekongkolan Tina
53
Jebakan Om Willy
54
Si Tua Bangka Bau Tanah
55
Bukan gadis lemah
56
Akhir dari si rubah
57
Pertolongan datang
58
Pelepasan luka di bawah hujan
59
Niat Rojali
60
Kerinduan terpendam
61
Menjemput di toko roti
62
Ngajak ngelenong
63
Drama tidak semanis kenyataan
64
Meleleh tapi bukan es krim
65
Pesan dari Ayah
66
Menjalankan misi
67
Bertemu Mama dan Jihan
68
Penyesalan sang Ibu.
69
Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70
Luapan rindu
71
Ada yang kangen
72
Ketemu Abi Fatih
73
Nasehat Abi Fatih
74
Bara dalam sekam
75
Adiguna Brotoseno
76
Manusia zaman cretasius
77
Pekerjaan baru,lebih seru
78
Abang otewe...
79
Penyamaran terungkap
80
Sang putra kebanggaan
81
Anak yang di buang
82
Terseponaaaa...akuu...
83
BUKAN UPDET!!
84
Calon mantu dateng
85
Lamaran euy,
86
Calon mertua ketemu calon mantu...
87
PANSUS(panitia khusus )
88
Pacar jagoan
89
Aksi palang pintu
90
Bro apa Bos???
91
Baru gladi resik bang...
92
SAH..SAH...SAAHH!!!
93
Visual gaes...
94
Ciee..ciee..,ada yang baper
95
Candu yang bikin sakau
96
Balada kecoa ngesot
97
Mencuri ciuman sang putri tidur
98
Pelukan teletubies
99
Suratan takdir yang indah
100
Rumah siapa?
101
Bertahanlah,Mama...
102
Kemarahan Rojali
103
Kenyataan
104
Pak,jangan ngamuk Pak!
105
Penyesalan berbuah taubat
106
Hidayah di balik musibah
107
Suatu sore yang indah
108
Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109
Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110
Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111
Hijrah(kehidupan baru)
112
Menuju nirwana bersamamu
113
Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114
Ampun bang jago!(21+)
115
Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116
Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117
Pengumuman
118
Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119
Bukan updet( Promo novel baru)
120
Pengumuman Novel Baru.
121
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!