Kehangatan keluarga

___**___

Hari ini aku akan pulang ke rumah mengunjungi keluargaku di sana.

Sebuah kampung padat penduduk di pinggiran kota depok.

Alhamdulillah langsung dapet duduk di bis jadi gak berdiri.

ku selipkan headset dari hapeku, ke balik kerudung segi empat berwarna biru langit,.

Hari ini cuaca benar-benar cerah,secerah hatiku.

"Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi..... "

Sebait lagu melantun dari gawaiku.

(Kok lagunya suram amat dah, ganti sholawat ajalah.)

Aku pun memutar cover sholawat yang di bawakan oleh Kak Ai khodijah sang yutuber.

Hati ku seketika tenang dan damai.

Rasanya wajahku pun berseri.

Alangkah senangnya membayangkan bertemu dengan orang tua dan adik kembar ku.

Tidur di dalam kamarku yang sederhana namun nyaman,makan masakan ummi.

Aahhh... gak sabar pengen cepet-cepet sampe ke rumah.

Berkumpul dengan keluarga adalah hal yang paling membahagiakan, saling berbagi cerita, berdebat kecil, saling meledek yang akhirnya membuat tertawa bersama.

Meluruhkan rasa penat di jiwa dan meruntuhkan beban berat di pundak untuk sementara.

Inilah recharge energi positif untuk amunisi, menghadapi peliknya dunia untuk sekedar bertahan hidup.

**___

"Kakakkkk...!!"

"Jatah kita mana?!"

Dua tangan berjajar menengadah di depan wajahku.

Menghalangi pandanganku yang sedang menyaksikan acara kartun kesukaanku,di layar persegi 21 inchi di hadapanku itu.

"Hiss, ni anak! "

"Awas dulu ih Kakak lagi nonton."

Seraya ku tepis tangan si kembar bermaksud menyingkirkan mereka yang menghalangi keasyikan ku.

Menonton bocah berkekuatan elemental itu, ada kuasa angin, air dan api, dengan ciri khas topi berduri dan robot yang bernama ochobot.

"Kakak nih, bagi duit dulu ih, aku sama Abang kan mau jajan." rengek si nomer tiga

"Ishh, ntar dulu napa si nanggung ini ahh,lagian dompet Kakak ada di kamar".

" Yaudah Abang ambil," "

si nomer dua tau-tau maen ngacir aja kedalam kamarku.

Mereka adik kembar laki-laki ku, sekarang mereka baru kelas 9.

Farhan dan Fardan namanya, beda lima menit aja kata ummi.

Mereka kadang menyebalkan, tidak bisa diandalkan, suka meributkan hal-hal kecil, apakah anak laki-laki memang seperti itu?

Tapi aku menyayangi mereka, dan berharap mereka bisa bersekolah tinggi jangan seperti diriku ini.

Ayahku pekerja serabutan dan sering sakit akhir-akhir ini, sedangkan ummi membantu ekonomi kami dengan menerima pesanan kue dan nasi box.

Aku anak pertama di keluarga sederhana ini, di rumah minimalis inilah aku dan adik-adikku di besarkan.

Kami dilahirkan di kota ayah dan ummi tumbuh bersama.

Setelah kakek meninggal dunia, kami sekeluarga pindah ke kota ini.

Membeli rumah dengan hasil warisan dari kakek yang menjual rumahnya.

Yang kemudian di bagi-bagikan kesemua anak-anak kakek, yaitu abang-abang dan adik dari ayah.

Ayahku, bernama Abdul Rojak

panutan ku, kebanggan ku.

Keturunan Aceh_Arab.

Beliau tempat ku bertanya, tempat ku beradu argumen juga.

Kapan aku bisa membahagiakannya?

Aku tau keinginannya, aku hanya berharap Allah segera mengabulkan nya.

Ummi Ku,bernama Khodijah biasa di dipanggil bu Dijah oleh langganannya, atau ibu si kembar.

Kadang di panggil bu donat atau bu pastel.

Pandai masak, bikin kue apa aja enak.

Aku selalu rindu masakannya.

Pelukannya disaat aku curhat tentang apapun, tidak ada yang ku tutupi kalau sama Ummi.

Semua ku ceritakan, kecuali pelecehan terhadapku di pabrik, karena aku tidak mau melihat ummi khawatir yang akhirnya melarang ku bekerja.

Ia, Aku akan dilarang berkerja, seperti obrolan kami sore tadi di dapur.

"Kak, "

Ummi memanggilku yang sedang serius mengaduk nutrijell di panci, rencana mau bikin puding buat besok aku bawa ke kosan.

"Iya Mi, kenapa?"

aku menoleh dan tersenyum dengan tangan yang terus mengaduk cairan yang hampir mendidih itu.

"Apa gak sebaiknya Kakak berhenti kerja aja, daripada jarang pulang?"

ummi berkata dengan nada lembut namun sendu.

Aku mematikan kompor, dan mulai menuang adonan jelly ke cetakan, setelah selesai, aku menghampiri Ummi, yang berdiri didepan pintu dapur.

"Kenapa si Mi?"

"Kan Kakak mau bantuin nyari uang biar si kembar bisa sekolah tinggi, "

sahutku sambil menggenggam tangannya erat.

Aku tau keresahannya, terlihat dari raut wajahnya yang muram dan tatapannya yang sendu.

"Cari kerjaan yang lain aja, yang deket jadi bisa pulang tiap hari Kak,"

jelasnya dengan mimik khawatir yang ter gurat jelas di rupa nya.

Memunculkan beberapa guratan keriput namun masih terlihat jelas kalau Ummi Ku ini masih mudanya itu termasuk kembang desa.

Parasnya yang cantik kalem campuran dari Arab_Melayu_Betawi.

Aku pun tidak bisa menahan senyumku membayangkan, masa muda beliau yang selalu di kejar para pemuda termasuk Ayah.

Hingga mereka memutuskan menikah di usia yang terbilang muda.

Ummi 19 tahun,dan ayah 23 tahun.

"Mulai deh, Ummi mah nyari kerjaan kan susah."

Aku mengajaknya duduk di atas karpet,di ruang tamu, yang juga ruang televisi plus ruang keluarga.

"Kakak capek Mi kalo harus ngelamar sana-sini lagi,"sanggah ku

" Ya udah Kak, nunggu di lamar aja gimana?"

Ummi mengatakannya sambil menatapku dengan senyumnya.

Jeggerrr...!!

(Lhoo.. lhoo)

(Ada apakah ini, kenapa tiba-tiba pembahasannya kesini sih?)

"A...a... apaan si Mi, kenapa jadi ngomongin ginian si?" aku pun salah tingkah dengan berlagak membetulkan jilbab.

" Kakak itu bukan tulang punggung, nggak usah terlalu mikirin kita, adik-adikmu tanggung jawab Ummi sama Ayah.

Sekarang sudah waktunya Kakak mikirin masa depan."

Ummi kembali merayuku, sembari mengusap kedua tanganku.

(Apaan si Ummi nih, siapa yang mau ngelamar coba?

Punya gebetan juga nggak, yang naksir si banyak.

Tapi nggak ada yang waras.)

"Ya udah deh,gini aja ya Ummi ku sayang.

Kalo emang nanti ada yang ngelamar Kakak dan Ayah sama Ummi setuju, Kakak bakalan berhenti kerja gimana? "

nego ku dengan memasang wajah puppy eyes, maksudnya biar gak di perpanjang lagi pembahasannya ini sama Ummi.

(Asal aja deh gue ngomong, biarin amatlah.

Lagian dalam waktu dekat ini nggak bakal ada yang ngelamar juga.

Aku kan masih mau nyari duit sendiri.)

"Bener ya, Kakak janji lho,!"

"Siapapun itu, Kakak nggak boleh nolak,! "

tegas ummi menantang keseriusan ku dengan memicingkan mata nya yang bulat menjadi sipit.

"Iya, Mi,Kakak udah nyerahin semuanya ke Ayah sama Ummi."

"Karena pilihan orang tua itu adalah yang terbaik dan nggak akan salah,"

ujar ku lagi dengan senyum, berharap pembahasannya selesai sampai disini.

" Ya udah mandi sana bentar lagi magrib, perawan gak boleh mandi kesorean,"

"Nanti malam bantuin Ummi nyetak risol ya, buat pesenan besok,pagi-pagi soalnya."

kata Ummi sambil mendorongku agar segera berdiri.

"Iya iya,siap juragan! "

jawabku dengan kerlingan, kemudian ngacir ke kamar sebelom kena timpuk remote tipi.

Matahari sudah menampakkan sinar hangatnya.

Kami berlima baru selesai berkutat di dapur membantu Ummi menyelesaikan pesanan kue.

Si kembar cuma kebagian tugas memasukkan kue-kue itu kedalam box-box kecil.

"Alhamdulillah udah selesai, Ayah kedepan ya."

"Mau ngelurusin kaki dulu. "pamit ayah ke kami sambil beranjak dari dapur.

" Kakak bikinin kopi susu ya Yah?"

"Nanti Kakak anterin ke teras,"

seruku disambut acungan jempol oleh ayah.

Setelah membuat kopi aku segera mengantarkannya ke teras.

Ku lihat ayah sedang mengelap body sepedanya.

"Yah, sini ngopi dulu... ! "

Panggilku sambil meletakkan kopi dan beberapa kue basah yang tadi kami buat, kebetulan ada sisanya.

Aku meletakkannya di atas 𝘣𝘢𝘭𝘦.

"Makasih sayang,anak Ayah yang makin botoh(cakep),"

kelakar ayah sembari mengacak ujung kerudungku.

"Ayah kangen kopi susu bikinan Kakak,$ "Sekarang nggak bisa ngerasain tiap hari, nunggu si botoh nya Ayah pulang dulu baru deh ngerasain nikmatnya kopi,"

Ayah menggodaku sembari menowel ujung hidungku.

"Duh Ayah, kan ada Ummi yang bikinin sama aja kali Yah, "

jawabku sambil menyuapkan dadar gulung ke mulutku.

"Beda Kak rasanya, kalo kamu yang bikinin,"

ucap Ayah sambil sekali menyeruput kopi nya.

"Apa beda nya si Yah, itu kan kopi instan siapa juga yang bikin, rasanya tetep sama, "

"Ayah ni ada-ada aja deh,"

kataku sambil menggeleng pelan dan tersenyum kecil.

"Beda dong Kak,kalo yang bikin anak botoh Ayah, rasanya jadi makin sueddeeepppp, makin gurihhh, "

kelakar Ayah sambil tertawa renyah.

"Ayaaahhh, ntar Kakak terbang nihh, "

"Hahaha...! "

Dan kami pun tertawa bersama.

°°°°°

Gaspol lagi dong like nya Kakak-Kakak semuaaa....

Terpopuler

Comments

SoVay

SoVay

beda ummi kak Fatimah sama ibukku.. kalau ibukku karena darah Minang, disuruh boleh merantau kemanapun... 🤣

2021-11-29

1

Dee

Dee

Assalamualaikum kak.
Aku udah baca dan semangat terus ya...

Jangan lupa baca karyaku juga.

-PEREMPUAN DAN LANGIT.
-LUCA

Makasih..

2021-10-07

2

Jo Doang

Jo Doang

ada pak Rojak.. ,😁

2021-09-26

3

lihat semua
Episodes
1 Ngekost
2 Peraturan
3 Menjaga diri #1#
4 Menjaga diri #2#
5 Kenalan
6 berkunjung
7 Kehangatan keluarga
8 Heyna atau Buaya buntung??
9 Ghibah yang beracun
10 Sendirian
11 Nyabu
12 Upah nganter galon
13 Si won atau Wong fei hung
14 Sumi Kusuma Wardani
15 Lamaran
16 Ungkapan Cinta
17 Halal dong
18 Boleh ya dek??
19 Cilok saus kacang
20 Negosiasi sebelum perang
21 Enak tapi cekat-cekit
22 Surat peringatan
23 Mirip Soang
24 Ayah sakit
25 Gara-gara si jambul
26 Memaksa ayah berobat
27 Membawa ayah ke klinik
28 Masih di klinik
29 Oh namanya Rojali
30 Numpang neduh
31 Jadi nyamuk
32 Menu andalan rakyat jelata
33 Tantangan dari Rojali
34 Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35 Anak Ayah
36 Perlawanan Fatimah
37 Jambret apes
38 Mas Aji maen ke kosan
39 Terancam
40 Lima tahun yang lalu
41 Apa yang terjadi sama Rojali?
42 Ketemuan, kebetulan,
43 Belajar gombal
44 Abang ojek ganteng
45 Adek manis galak juga
46 Modus yang berakhir malu.
47 Mendadak mellow
48 Cicak versus Kecoa
49 Beruang jonggol
50 Rubah kecil
51 Rayuan sang sepupu
52 Persekongkolan Tina
53 Jebakan Om Willy
54 Si Tua Bangka Bau Tanah
55 Bukan gadis lemah
56 Akhir dari si rubah
57 Pertolongan datang
58 Pelepasan luka di bawah hujan
59 Niat Rojali
60 Kerinduan terpendam
61 Menjemput di toko roti
62 Ngajak ngelenong
63 Drama tidak semanis kenyataan
64 Meleleh tapi bukan es krim
65 Pesan dari Ayah
66 Menjalankan misi
67 Bertemu Mama dan Jihan
68 Penyesalan sang Ibu.
69 Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70 Luapan rindu
71 Ada yang kangen
72 Ketemu Abi Fatih
73 Nasehat Abi Fatih
74 Bara dalam sekam
75 Adiguna Brotoseno
76 Manusia zaman cretasius
77 Pekerjaan baru,lebih seru
78 Abang otewe...
79 Penyamaran terungkap
80 Sang putra kebanggaan
81 Anak yang di buang
82 Terseponaaaa...akuu...
83 BUKAN UPDET!!
84 Calon mantu dateng
85 Lamaran euy,
86 Calon mertua ketemu calon mantu...
87 PANSUS(panitia khusus )
88 Pacar jagoan
89 Aksi palang pintu
90 Bro apa Bos???
91 Baru gladi resik bang...
92 SAH..SAH...SAAHH!!!
93 Visual gaes...
94 Ciee..ciee..,ada yang baper
95 Candu yang bikin sakau
96 Balada kecoa ngesot
97 Mencuri ciuman sang putri tidur
98 Pelukan teletubies
99 Suratan takdir yang indah
100 Rumah siapa?
101 Bertahanlah,Mama...
102 Kemarahan Rojali
103 Kenyataan
104 Pak,jangan ngamuk Pak!
105 Penyesalan berbuah taubat
106 Hidayah di balik musibah
107 Suatu sore yang indah
108 Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109 Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110 Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111 Hijrah(kehidupan baru)
112 Menuju nirwana bersamamu
113 Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114 Ampun bang jago!(21+)
115 Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116 Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117 Pengumuman
118 Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119 Bukan updet( Promo novel baru)
120 Pengumuman Novel Baru.
121 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Ngekost
2
Peraturan
3
Menjaga diri #1#
4
Menjaga diri #2#
5
Kenalan
6
berkunjung
7
Kehangatan keluarga
8
Heyna atau Buaya buntung??
9
Ghibah yang beracun
10
Sendirian
11
Nyabu
12
Upah nganter galon
13
Si won atau Wong fei hung
14
Sumi Kusuma Wardani
15
Lamaran
16
Ungkapan Cinta
17
Halal dong
18
Boleh ya dek??
19
Cilok saus kacang
20
Negosiasi sebelum perang
21
Enak tapi cekat-cekit
22
Surat peringatan
23
Mirip Soang
24
Ayah sakit
25
Gara-gara si jambul
26
Memaksa ayah berobat
27
Membawa ayah ke klinik
28
Masih di klinik
29
Oh namanya Rojali
30
Numpang neduh
31
Jadi nyamuk
32
Menu andalan rakyat jelata
33
Tantangan dari Rojali
34
Sepenggal kisah Ojol Ganteng
35
Anak Ayah
36
Perlawanan Fatimah
37
Jambret apes
38
Mas Aji maen ke kosan
39
Terancam
40
Lima tahun yang lalu
41
Apa yang terjadi sama Rojali?
42
Ketemuan, kebetulan,
43
Belajar gombal
44
Abang ojek ganteng
45
Adek manis galak juga
46
Modus yang berakhir malu.
47
Mendadak mellow
48
Cicak versus Kecoa
49
Beruang jonggol
50
Rubah kecil
51
Rayuan sang sepupu
52
Persekongkolan Tina
53
Jebakan Om Willy
54
Si Tua Bangka Bau Tanah
55
Bukan gadis lemah
56
Akhir dari si rubah
57
Pertolongan datang
58
Pelepasan luka di bawah hujan
59
Niat Rojali
60
Kerinduan terpendam
61
Menjemput di toko roti
62
Ngajak ngelenong
63
Drama tidak semanis kenyataan
64
Meleleh tapi bukan es krim
65
Pesan dari Ayah
66
Menjalankan misi
67
Bertemu Mama dan Jihan
68
Penyesalan sang Ibu.
69
Pengorbanan demi sebuah pertemuan.
70
Luapan rindu
71
Ada yang kangen
72
Ketemu Abi Fatih
73
Nasehat Abi Fatih
74
Bara dalam sekam
75
Adiguna Brotoseno
76
Manusia zaman cretasius
77
Pekerjaan baru,lebih seru
78
Abang otewe...
79
Penyamaran terungkap
80
Sang putra kebanggaan
81
Anak yang di buang
82
Terseponaaaa...akuu...
83
BUKAN UPDET!!
84
Calon mantu dateng
85
Lamaran euy,
86
Calon mertua ketemu calon mantu...
87
PANSUS(panitia khusus )
88
Pacar jagoan
89
Aksi palang pintu
90
Bro apa Bos???
91
Baru gladi resik bang...
92
SAH..SAH...SAAHH!!!
93
Visual gaes...
94
Ciee..ciee..,ada yang baper
95
Candu yang bikin sakau
96
Balada kecoa ngesot
97
Mencuri ciuman sang putri tidur
98
Pelukan teletubies
99
Suratan takdir yang indah
100
Rumah siapa?
101
Bertahanlah,Mama...
102
Kemarahan Rojali
103
Kenyataan
104
Pak,jangan ngamuk Pak!
105
Penyesalan berbuah taubat
106
Hidayah di balik musibah
107
Suatu sore yang indah
108
Kehidupan kelam(antara dendam,harta tahta dan wanita)
109
Masa lalu(masa penuh kegelapan)
110
Sesaknya penyesalan(Habis tak bersisa)
111
Hijrah(kehidupan baru)
112
Menuju nirwana bersamamu
113
Ternyata, di dunia ada surga(21+)
114
Ampun bang jago!(21+)
115
Akhir yang bahagia(hikmah di balik ujian)
116
Kebahagiaan Rojali dan Fatimah( calon orang tua)
117
Pengumuman
118
Bonchap: Perjuangan Jihad( Melahirkan)
119
Bukan updet( Promo novel baru)
120
Pengumuman Novel Baru.
121
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!