__**__
Sudah beberapa minggu ini Suryana begitu gencar mendekatiku.
Aku bukan ingin menutup diri atau sok jual mahal, tapi sungguh hati dan diri tidak lah nyaman setiap berinteraksi dengannya.
Ya, ku anggap mengganggu karena dia selalu ada di hadapanku.
Di saat menjemur pakaian, saat belanja di warung Tante Gaby, pulang dari pabrik, pas lagi beli cilok malem minggu kemaren juga dia nongol.
Bener-bener bikin gudek!
Eh, gedek maksudnya.
Gesturnya, cara bicara serta tatapannya membuat ku semakin risih.
Bukannya ingin berprasangka buruk kepada orang lain, akan tetapi waspada itu perlu.
Apalagi bagi kaum perempuan yang jauh dari keluarga, bukankah kita sudah seharusnya bisa menjaga diri, menjaga hati juga kehormatan.
Apalagi di zaman ini, pergaulan yang semakin bebas dan tak terkendali, sehingga norma dan adab tidak lagi penting.
(Ya di pabrik, ya di kosan, ada aja pengganggunya. Nggak bisa apa ya gue tenang?) keluhku cuma bisa didalam hati.
(Bisa cepet ubanan deh gue kalo begini)
Sekali lagi ku hembuskan nafasku dengan kasar, guna menepis semua isi dalam pikiran absurd ku.
Didalam kamar kosan, ada yang girang banget kayaknya.
"Yeaayy...yeeaayy...!"
"Pulang...pulang...,pulang.. pulang! "
Celoteh si lakbet sambil jejingkrakan.
(Dasar bocil)
Aku cuma bisa mesem sambil geleng-geleng kepala liat kelakuannya yang tengil.
"Abis gajian pulang,ketemu sama mimi sama abah."
"Juga soang-soangku yang cantik,"
celotehnya lagi tapi kini di iringi dengan uged-uged pinggulnya.
Ia masih bernyanyi riang dengan lirik karangan bebasnya, sembari packing barang-barang yang akan di bawa.
(Dasar lakbet nggak bisa kalo nggak berisik emang)
Sumi cuma bisa ngikik aja liat kelakuan koplak sahabatnya itu.
"Aku dirumahnya bude lagi dong ya? "
"Ah males banget deh aku. " keluhnya dengan lesu
"Seandainya aku iso mudik setiap bulan,koyo kalian,"ucapnya dengan tatapan nanar nya ke arahku.
"Kakak nggak pulang kok."
"Pulangnya minggu depan aja,"
kataku dengan tersenyum
Seketika wajah Sumi kembali ceria.
"Soalnya Pok Saroh nyuruh Kakak maen kerumahnya. "
"Kayaknya si ada yang mau diomongin, lagian kakak juga udah lama nggak silaturahmi kerumahnya sepupu kakak itu"
"Tumben Kak? "tanya Nur dengan kening yang sedikit berkerut.
"Mau ada acara kayaknya,denger-denger sih sepupu kakak ada yang mau lamaran."
Aku menjawab sambil memasukkan keripik pisang ke dalam mulutku.
"Kakak nggak nginep kok makanya ini cuma bawa dompet, pelembab sama hape doang."
kataku lagi di seling aksi mengemil ku.
"Yaudah ikut aje sono Sum, daripada di rumah bude lu. "
"Apa lu mau ikut gue aja, tar kita maen ama soang, "
Si lakbet ngasih saran tapi sambil cekikikan entah apa yang ada di pikiran nya itu.
"Ndak ah, nanti aku di sosor ki piye?"
Sum bergidik membayangkan dikejar-kejar soang.
"Aku ikut Kakak ae yo? "
rayunya sedikit merajuk kepadaku.
(Kenapa dia nggak maen aja kerumah bude nya ya?
Yaudah lah, aku nggak mau kepo)
"Boleh dong, kebetulan malah. Kakak jadi ada temennya. Soalnya iseng tau kalo di kamar sendirian. "
Jelas ku, sambil bergidik membayangkan ada jurig berwujud manusia yang suka gangguin jones. "
~°°°°~
Jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga dapat ditempuh dengan angkutan umum.
Dua puluh menit waktu yang kami butuhkan untuk sampai ketempat tujuan.
Kami pun turun setelah supir angkot itu memberhentikan kendaraan beroda empat tersebut. Setelah kami membayar seketika itu pula angkot itu berlalu.
Berada di persimpangan jalan,pandanganku pun mengedar ke kanan dan kiri.
"Kenapa kak, kok kayak bingung gitu? "
Sumi bertanya sambil memegang tanganku, kepalanya ikut celingukan kanan-kiri.
" Jangan bilang kalo kita nyasar kak, atau jangan-jangan kita salah turun"
"Salah turun sih nggak Sum, cuma gue lupa yang mana gang nya ini. Aku pun menggaruk kepala ku yang terlapisi kerudung segiempat lebar berwarna peach.
"Kakak ki piye, kok iso lali rumah saudara sendiri? "
protes nya sembari memutar bola matanya malas.
"Abis udah lama sih nggak kemari, udah banyak bangunan baru, udah rame gitu, " ucapku membela diri.
" Tu,ada anak-anak muda yang lagi nongkrong kak, coba tanya! "saran Sumi sembari menunjuk kearah pemuda-pemuda itu.
" Ya udah kuy kita samperin, "ajak ku sambil menggandeng tangan Sumi.
" Permisi Bang,"
sapaku ramah dengan seulas senyum tipis.
" Eh iya ada apa ya Neng, "jawab salah satu dari mereka yang seketika berdiri dan menghampiri kami.
" Mau numpang tanya alamat Bang, "kataku lagi
sambil menoleh ke Sumi.
"Wiihhh, boleh banget dong Neng," jawabnya santai,sedangkan beberapa pemuda lainnya menatap kami satu persatu sambil berbisik-bisik dengan teman di sampingnya.
"Emang dari mana mau kemana emang Neng botoh?"
" Mau nyari siapa gerangan? "
pemuda itu mengajukan serentetan pertanyaan padaku sambil nyengir pula.
"Em, ini lho Bang,"
"Abang kenal Pok Saroh nggak,yang suaminya tukang bangunan namanya Bang Udin "
"Saya lupa gangnya yang mana, yang ini atau yang seberang sana? " tanyaku sambil menunjuk ke arah seberang jalan.
"Oh tau Neng, udah bener ini gang nya, nah si Eneng nya tinggal lurus aje entar belok noh pas udah sampe mesjid Neng. "
Ujar pemuda itu sambil menunjukkan jarinya mengarahkan ku.
"Oh,gitu. "
"Masjidnya udah bagus ya Bang, jadi saya nggak ngeh. " kataku sambil nyengir.
"Kalo gitu, kita permisi dulu,makasih ya Bang." pamit ku sambil tersenyum tipis dan menundukkan kepala.
"Oh iya Neng, silahkan, apa perlu Abang anter?" "Hehe," tawar pemuda itu sambil cengengesan dan di sambut sorak kan teman-temannya.
"Whuuu..!
"Modus lu pang... !
"Hahaha...hahaha...!" tawa mereka serempak.
Aku pun beranjak sambil menggandeng tangan Sumi.
Sampailah kami di depan rumah kontrakan sederhana berjejer kesamping sebanyak enam pintu.
Kayaknya rumah Pok Saroh yang paling pinggir.
"ASSALAMU ALAIKUM!"
Ku ucap salam sambil sesekali mengetuk pintu.
"Kok sepi yo Ka, koyo nda ada orangnya? "
Sumi mulai berspekulasi sendiri.
"Ya ada lah Sum, kan si mpok yang nyuruh gue dateng masa dia nya nggak ada, lagi di kamar mandi mungkin jadi nggak denger. "
Aku pun mencoba mengira-ngira.
Baru tanganku terangkat untuk mengetuk pintu lagi, ada suara memanggil dari arah belakang kami.
"Fatimah!"
ternyata Pok Saroh yang memanggilku.
"Ya ampun kemana aja si lu kagak pernah nengokin mpok lu di mari?"
Aku meraih tangannya dan menciumnya takzim, begitu juga Sumi.
"Maaf Pok, kan Fatimah kerja sekarang," jawabku sambil nyengir.
"Belagu banget dah ah yang udah kerja,
sampe lupa maen! "
tiba-tiba keponakanku nongol dari dalem.
"Ishh,songong ya ini anak,bukannya salim ketemu cici nya malah nyemprot! "
ku tarik kuping keponakan perempuanku yang usia nya sekitar 15tahun, anaknya Pok Saroh yang pertama.
"Ihh, Cici sakit!
" Mak!Cici ni baru nongol aja udah nyiksa Siti," "Adunya sambil mencebikkan bibir dan mengusap telingannya yang ku jewer .
" Ck, cengeng banget ya ni anak udah gede juga, salim dulu sini sama Cici sama temen Cici juga"perintahku pada Siti sambil mengarahkan tanganku kedepan hidungnya.
Sambil manyun tapi nurut juga di cium tangan Cicinya.
"Anak pinter, udah gede ya sekarang udah perawan ting ting! "
"Ati-ati lhoo kudu bisa jaga diri,sekolah yang bener, kasian emak sama bapak tu yang udah kerja keras ngumpulin duit, " nasehatku tulus untuk keponakanku.
Karena ku lihat dia sudah tumbuh jadi anak gadis sekarang, tinggi semampai dan berwajah manis.
Dengan rambut panjang di gerai kelihatan lebih dewasa dari usianya, kalau kata orang betawi itu namanya"bongsor".
"Nih buat jajan ,bagi adek nya ya jangan di makan sendiri tu duit," kataku sambil meyerahkan beberapa lembar uang 5 ribuan ke tangan gadis remaja itu.
Dan disambut dengan wajah sumringahnya Siti.
"Makaci yaa Ciciku yang cantik dan baik, hihihi,"pujinya sambil cekikikan.
" Bye!"
"Aku mau beli pulsa dulu ah, buat nelpon pacar aku. "
Teriaknya sambil ngacir keluar.
(Ya ampun anak sekarang umur segitu udah tau pacar, kalah ni Cicinya.) Ucapku dalam hati.
"Ya udah, ajak masuk tu temen nya, kita ngobrol di dalem aja sambil ngopi."
Pok Saroh pun berjalan sambil menggamit tanganku.
Mengajak masuk kedalam kontrakannya yang walaupun sederhana dan kecil tapi bisa dibilang rapih dan nyaman.
🍃oke sampe sini dulu yaa gaes....
plis respon remahan rengginang ini dengan like dan komennya yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Sinar_Tiata
kembali hadir...like dan komen
2022-01-06
1
Camut gemoy
aku mampir lagi mak😊
2022-01-06
1
SoVay
masih ngikut alur cerita..
2021-11-29
1