__**__
"Mbak...!"
"Mbak...! "
Teriak seseorang terdengar dari belakangku.
Ku tetap meneruskan langkahku karena mau cepat-cepat sampai kosan.
Lagipula aku juga tidak yakin kalau aku yang dipanggil laki-laki itu.
" Mbak...! "sapa pria itu
Tiba-tiba dia sudah mensejajari langkahku, aku pun menoleh, dan menghentikan jalanku.
" Maaf, abang nya manggil saya? "
Tanyaku sambil menunjuk jariku ke depan hidungku, hanya ingin memastikan kalau memang laki-laki ini tidak salah orang.
wajar saja aku tidak punya teman laki-laki disini.
"Iya dong,saya manggil mbaknya,"
"O, Iya, Assalamu alaikum...!"
Salam nya santun, dengan senyum tersungging tentunya.
"Ehm,i...iya Waalaikum salam!"
jawabku agak gugup, karena laki-laki itu terus saja tersenyum, membuatku agak risih.
" Ada perlu apa ya abang manggil saya?"tanyaku heran sambil memperhatikan gestur laki-laki di hadapanku ini. Usianya kisaran 30 tahunan.
"Eh, em, saya cuma mau kenalan aja sama mbaknya, boleh kan?"
"Nama saya Suryana. "
Sambil menyodorkan tangan kanannya dan seulas senyum yang tak lepas sedari tadi.
"Ah, ya boleh,"
"Saya Fatimah."
Ku balas sodoran tangannya dan segera menariknya dengan cepat sebelum pria ini menggenggamnya.
"Makasi ya,udah boleh kenalan."
"O, iya, asal kamu tau kita itu tetanggaan lhoo"
ucapnya antusias.
"Ah ,yang bener bang?"tanyaku sambil memicingkan mata memastikan ucapan pria ini.
"Kok saya baru liat?"
" Saya udah empat bulan ngekost disitu."
Agak kaget sebenernya dalam hati, karena selama ngekost belum pernah kenalan secara formal seperti ini.
Paling sekedar sapa dan basa-basi saja, itu pun kalau secara tak sengaja berpapasan di tangga atau balkon tempat kami menjemur pakaian.
"Ya bener dong mbak,kemaren pintu mbak saya ketuk-ketuk, tapi gak di bukain,"
jawabnya dengan helaan nafas.
Aku berjengit kaget sambil istighfar dalam hati. Bertanya untuk apa dia mengetuk pintu kamarku padahal kita belom saling kenal, dan seketika perasaan tidak nyaman itu muncul lagi.
"Saya cuma mau ngasih oleh-oleh kok buat Mbak sama temen-temennya, soalnya saya baru balik dari garut. "
"Saya bagi buat tetangga satu lantai aja kok."
Dia buru-buru meneruskan penjelasannya karena melihat aura keheranan dari wajahku, mungkin.
"Oh, Terimakasih!"
" Maaf saat itu saya lagi capek banget baru sampe juga jadi ketiduran. "
Aku menjawabnya dengan senyum canggung. Entah kenapa aku sungguh tak nyaman tatapan pria ini seperti menelisik dan entah apa arti tatapannya yang tajam itu.
Aku ingin secepatnya pergi dari hadapannya.
Badan yang lelah hati yang kesal ditambah ada saja gangguan di jalan pulang.
Ck,aku benar-benar tidak suka di pandangi secara intens seperti ini.
"Maaf Bang, saya duluan ya, mau cepet-cepet istirahat."
Pamitku undur diri sambil sedikit menundukkan kepala.
" Eh, yaudah kita bareng aja ya,kan tujuannya sama."
"Hehe,gapapa kan Mbak?"
" Anggep aja saya lagi ngawal Mbaknya,"
ucap pria itu dengan cengiran nya yang bikin aku tambah sebel.
Itu pernyataan atau pertanyaan sebenarnya. Tanpa seizin ku ia berjalan mengiringiku sampai ke kosan.
Pria ini bener-bener bawel ngalahin Nur si lakbet.
Kepala ku yang sudah ringan karena es kelapa tadi kembali berdenyut sekarang.
Dia terus saja mengoceh sampai kami naik ke atas tangga.
Semua hal di ceritakan nya(padahal aku nggak nanya) tentang pekerjaannya, tempat kerjanya, teman sekamarnya bahkan statusnya, padahal aku tidak perlu tau dan tak mau tau juga.
" Saya anter sampe depan kamar ya Mbak?" tawarnya
" Eh, ga usah Bang, gak perlu juga,"
"Saya biasanya juga gak ada yang anter kan udah apal juga arah kekamar saya, tu udah keliatan juga pintu nya dari sini."
Tolak ku sehalus mungkin jangan sampai dia tersinggung kan.
"Yaudah deh kalo gak mau di anter, saya liatin aja dari sini. " tawarnya lagi dengan senyum yang penuh arti, entah artinya apa.
(Kenapa ya hari ini aku harus menghadapi dua pria menyebalkan, ada ya cowok nggak tau malu kayak mereka?
Yang satu suka ngegampangin cewek, merendahkan.
Yang barusan sok kenal sok deket. Astagfirullah, sabar...sabar...! )
"Fiiuhhh...!"
ku hembuskan nafas perlahan mencoba menghela rasa tidak nyaman di hati karena menyimpan benci itu sungguh tidak enak dan merepotkan.
Ibaratnya kita sedang membawa kantong-kantong sampah yang bau dan kotor setiap saat, menjijikkan bukan?
Ku hempaskan tubuhku di atas kasur lantai yang tipis, setelah cuci muka di kamar mandi depan kamar tadi.
(Kenapa si tu anak dua belom balik juga?
Apa belom kelar juga tu masalahnya?
Semoga mereka berdua nggak kebawa masalah pencurian skin care itu. )
Aku bermonolog dalam hati karena aku sungguh nggak nyaman kalau di kamar sendirian kayak gini, perasaanku juga was-was terus.
(Ayah, Ummi doakan Kakak disini ya,sebenernya kaka gak betah jauh dari kalian! "Huuh" baru aja kemaren pulang aku udah kangen rumah lagi aja)
Baru saja aku merasa sedikit rilex, tiba-tiba...
"Tok.tok..tok..! "
Terdengar ketukkan di pintu.
Ya Allah... ,apa cowok itu yang ketuk pintu.
Ku sambar jilbab instan ku, kebetulan aku belum ganti baju, masih pake baju panjang yang tadi ku pake kerja.
"Hai Mbak, nih...! "
Cengir pria itu sambil menyodorkan bungkusan plastik ke hadapanku.
Aku pun melangkah keluar pintu berdiri sejajar di hadapannya tetap menjaga jarak tentunya.
Pintu kamar ku tutup.
Kami berada diluar kamar.
"Apa ya ini?"
"Saya baru aja mau istirahat, " protes ku sengaja menunjukkan bahwa ia menganggu.
"Maaf deh, cuma mau ngasih ini aja kok, pasti kamu laper kan pulang kerja,oleh-oleh yang kemaren udah abis jadi aku beliin roti bakar aja deh sebagai gantinya."
Dia menyerahkan bungkusan itu sembari tertawa kecil dengan tatapannya yang tak pernah lepas dari wajahku.
"Maaf lho,bukannya saya nolak rezeky, tapi Abang gak usah repot begini, saya udah nitip makanan kok sama temen, kebetulan mereka sebentar lagi pulang. "
"Mending buat Abang sama temen sekamarnya aja yaa,"
"Sekali lagi terimakasih dan saya mohon maaf belom bisa nerima pemberian Abang, "tolak ku secara halus seraya mendorong kantong itu kearahnya.
"Ya gak apa-apa Mbak, gak repot kok, "
"Kan bisa disimpen,rotinya bisa dimakan bareng temen-temen Mbaknya juga,"
"Soalnya temen saya itu,baru berangkat tadi, jadi pulangnya malem dia kena shift dua. "
Jelasnya sambil mendorong kantong plastik itu kehadapan ku lagi.
"Jadi saya cuma sendirian, mana enak makan sendirian mbak. "
keluhnya dengan rupa lesu yang di buat-buat.
(Ahh, bagaimana aku menghadapi orang ini?
Nur, Sumi tolong... cepatlah pulanggggg!)
(Inget pesan mamak jangan menerima apapun dari orang asing!)
🌾membaca 1000 kata kadang hanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit, tapi kalau menulis..... 😫
aku membutuhkan waktu kurang lebih dua sampai tiga jam😅
🌾Ide itu sudah kumpul di otak minimalis ini ,tapi ketika menuangkannya ke dalam tulisan, seketika kata-kata itu hanya tercekat di hypotalamus🤣
🌾maaf atas ke gajean ku ini🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
💎Blue Sapphire💎
bismillah.
saya ijin baca.
maaf kalau lupa ngelike.kebiasaan klo udh baca jd keasyikan 😁
2022-07-17
1
Jeng Anna
Lhahh mending bisa ketuang jadi tulisan mak, kalo aku mah ngendep di lobus frontalis 😄😄😄
2022-04-24
2
vheindie19
mampir lagi, masih nyicil😁
2022-01-04
2